DISUSUN OLEH
NAMA : IKA PUSPITA SARI
NPM : 018013541
SEMESTER : 5 (LIMA)
MENGETAHUI
Kami menyadari bahwa Tugas Satuan Asuhan Keperawatan “Kista Ovarium” ini masih jauh dari
kesempurnaan oleh karena itu Kami berharap agar pembimbing Lahan dan Akademik
memberikan kritik dan saran yang membangun demi Asuhan Keperawatan “Kista Ovarium”
dikemudian hari. Atas perhatian dan kerjasamanya Kami mengucapkan terima kasih.
Penyusun
LAPORAN PENDAHULUAN
CYSTOMA OVARIUM
A. Pengertian
Kista ovarium merupakan pembesaran sederhana ovarium normal, folikel de graf atau
korpusluteum atau kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan dari epithelium ovarium.
(Smelzer and Bare. 2002: 1556)
Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan/abnormal pada ovarium yang
membentuk seperti kantong. Kista ovarium secara fungsional adalah kista yang dapat bertahan
dari pengaruh hormonal dengan siklus mentsruasi. (lowdermilk, dkk. 2005: 273)
Kista adalah tumor jinak di yang paling sering ditemui. Bentuknya kistik, berisi cairan kental,
dan ada pula yang berbentuk anggur. Kista juga ada yang berisi udara, cairan, nanah, ataupun
bahan-bahan lainnya. Kista termasuk tumor jinak yang terbungkus selaput semacam jaringan.
Kumpulan Sel-sel tumor itu terpisah dengan jaringan normal di sekitarnya dan tidak dapat
menlebar ke bagian tubuh lain. itulah sebabnya tumor jinak relatif mudah diangkat
dengan jalan pembedahan, dan tidak membahayakan kesehatan penderitanya. Selain pada
ovarium kista juga dapat tumbuh di vagina dan di daerah vulva (bagian luar alat kelamin
perempuan) Kista yang tumbuh di daerah vagina, antara lain inklusi, duktus gartner,
endometriosis, dan adenosis. Sedangkan kista yang tumbuh di daerah vulva, antara lain pada
kelenjar bartholini, kelenjar sebasea serta inklusi epidermal.
B. Etiologi
Penyebab dari kista belum diketahui secara pasti tapi ada beberapa Faktor pemicunya yaitu:
1. Gaya hidup tidak Sehat misalnya :
f. Sering stress
g. Zat polutan
2. Faktor genetik
Dalam tubuh kita terdapat gen gen Yang berpotensi memicu kanker, Yaitu Yang disebut
protoonkogen, karena suatu sebab tertentu, misalnya karena makanan Yang bersifat karsinogen,
polusi, atau terpapar zat kimia tertentuatau karena radiasi, protoonkogen ini dapat berubah
menJadi onkogen, Yaitu gen pemicu kanker.
C. Tanda dan Gejala
Kebanyakan kista ovarium tidak menunjukan tanda dan gejala. Sebagian besar gejala yang
ditemukan adalah akibat pertumbuhan aktivitas hormon atau komplikasi tumor tersebut.
Kebanyakan wanita dengan kanker ovarium tidak menimbulakan gejala dalam Waktu Yang
Lama, gejala umumnya sangat Bervariasi dan tidak Spesifik
Tanda dan gejala Yang sering muncul pada kista ovarium antara lain :
a. perdarahan menstruasi yang tidak biasa. mungkin pendarahan lebih lama, mungkin
lebih pendek, atau mungkin tiak keluar darah menstruasi pada siklus biasa atau siklus
menstruasi tidak teratur
a. Gangguan haid
b. jika sudah menekan rectum mungkin terjadi konstipasi atau sering berkemih.
c. dapat terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang menyebabkan nyeri
spontan dan sakit diperut.
a. Ansites
b. Penyebaran ke omentum (lemak perut) serta oragan organ di dalam rongga perut (usus
dan hati)
Kista terdiri atas folikel-folikel praovulasi Yang telah mengalami atresia (degenerasi. Pada
wanita yang menderita ovarium polokistik, ovarium utuh dan FSH dan SH tetapi tidak terjadi
ovulasi ovum. Kadar LH lebih tinggi dari normal, sepanjang stadium folikular daur haid,
sementara kadar Lh lebih tinggi dari normal,tetapi tidak memperhatikan lonjakan
peningkata LH Yang terus menerus menimbulkan pembentukan androgen dan estrogen
oleh folikel dan kelenjar adrenal. folikel anovulasi berdegenerasi dan membentuk kista, yang
menyebabkan terjadinya ovarium polikistik. (corwin 2002)
Kista bermetastasis dengan invasi langsung struktur yang berdekatan dengan abdomen dan
pelvis dan sel -sel yang menempatkan diri pada rongga abdomen dan pelvis. penyebaran Awal
kanker ovarium dengan jalur intra peritonial dan limfatik muncul tanpa gejala atau tanda
spesifik.Gejala tidak pasti yang akan muncul seiring dengan Waktu adalah perasaan berat pada
pelvis. Sering berkemih dan disuria dan perubahan fungsi gastro intestinal, seperti rasa penuh,
mual, tidak enak pada perut, cepat kenyang dan konstipasi. pada beberapa perempuan
dapat terjadi perdarahan abnormal vagina skunder akibat hiperplasia endometrium, bila tumor
menghasilkan estrogen beberapa tumor menghasilkan testosterone dan menyebabkan virilisasi.
(Price, wilson, 2006)
Kista nonneoplastik sering ditemukan, tetapi bukan masalah serius. Kista folikel dan luteal di
ovarium sangat sering ditemukan sehingga hampir dianggap sebagai varian fisiologik. Kelainan
yang tidak berbahaya ini berasal dari folikel graaf yang tidak ruptur atau folikel yang sudah
pecah dan segera menutup kembali. Kista demikian seringn#a adalah multipel dan timbul
langsung di bawah lapisan serosa yang menutupi ovarium, biasanya kecil, dengan diameter 1-
1,5,cm dan berisi cairan serosa yang bening.mtetapi ada kalanya penimbunan cairan cukup
banyak, sampai mencapai diameter 8 hingga 5cm sehingga dapat di raba massa dan
menimbulkan nyeri panggul. jika kecil, kista ini dilapisi granulosa atau sel teka, tetapi seiring
dengan penimbunan cairan timbul tekanan yang dapat menyebabkan atropi sel tersebut. Kadang-
kadang kista ini pecah, menimbulkan perdarahan intraperitonium, dan gejala abdomen akut.
(robbins, 2007)
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Gambaran Radiologi
a. USG Ultrasonik adalah gelombang suara dengan frekuensi lebih tinggi dari pada
kemampuan pendengaran telinga manusia, sehingga kita tidak bisa mendengarkan sama
sekali . Suara yang dapat didengar manusia mempunyai frekuensi antara 20+20.000 Cpd
(cicles per detik Hz) Masing-masing jaringan tubuh mempunyai impedene acustic tertentu.
dalam jaringan yang heterogen akan ditimbulkan bermacam-macam echo, disebut
d. Kista dermoid gambaran USG kista dermiod dibawah ini menunjukkan komponen yang
padat yang dikelilingi dengan kalsifikasi.
e. Kista Endometriosis Menunjukkan karakteristik yang difuse, low level echoes pada
endometrium, yang memberikan gambaran yang padat.
2. MRI Gambarnya lebih jelas memperlihatkan jaringan halus dibandingkan dengan ct stan,
serta ketelitian dalam mengidentifikasi lemak dan produk darah. Ct Stan dapat
pemberian petunjuk tentang organ asal dari massa yang ada. tidak terlalu dibutuhkan dalam
beberapa/ banyak kasus.
F. Penataksanaan
2. Saat operasi dapat didahului dengan frozen section untuk kepastian ganas dan tindakan
operasi lebih lanjut. hasil operasi harus dilakukan pemeriksaan PA sehingga kepastian
klasifikasi tumor dapat ditetapkan untuk menentukan terapi
3. 0perasi tumor ganas diharapkan debulking yaitu dengan pengambilan jaringan tumor
sebanyak mungkin sampai dalam batas aman diameter sekitar 2 cm. Setelah
mendapatkan radiasi dan kemoterapi atau dilakukan terapi kedua untk mengambil
sebanyak mungkin jaringan tumor. Kistoma ovarii diatas umur 45 thn sebaiknya
dilakukan
4. terapi profilaksis. untuk penanganan tumor nonneoblastik diambil sikap wit and see.
jika wanita yang masih ingin hamil berovulais teratur tanpa gejala dan hasil usg
menunjukkan kista yang berisis cairan maka dilakukan pemeriksaan tindakan
menunggu dan melihat dan kista ini akn memghilang 2+) bulan kemudian .
penggunaan pil kontrasepsi dapat digunakan untuk terpi kista fungsional pembedahan
dilakukan jika kista besar dan padat ,tumbuh atau tetap selama 2-3 bulan bulan siklus
haid maka dapat dihilangkan dengan pembedahan.jika tumor besar atau ada
komplikasi maka dilakukan pengangkatan ovarium disertai saluran tuba ( salpingo
ooferektom dan dilakukan pengontrolan jika terdapat keganasan aka
dilakukan histerektomi.
G. Komplikasi
2. Torsio. putaran tangkai dapat terjadi pada kista yang berukuran diameter 5cm atau
lebih. putaran tangkai menyebabkan gangguan sirkulasi meskipun gangguan ini
jarang bersifat total.
3. Kista ovarium yang besar dapat menyebabkan rasa tidak nyaman pada perut dan
dapat menekan vesika urinaria sehingga terjadi ketidakmampuan untuk
mengosongkan kandungkemih secara sempurna.
DIGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman b.d gejala terkait penyakit
2. Resiko konstipasi dengan faktor risiko tumor
3. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d faktor biologis
4. Risiko infeksi dengan faktor risiko imunosupresi
INTERVENSI KEPERAWATAN
No Dignosa keperawatan NIC NOC
1 Gangguan rasa nyaman Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji penyebab
b.d gejala terkait penyakit Keperawatan selama 3x24 jam nyeri
gangguan rasa nyaman dapat 2. monitor nyeri
teratasi dengan kriteria hasil : 3. Ajarakan tehnik
a. Klien tidak mengeluh nyeri relaksasi
b. nyeri berkurang 4. Atur posisi
nyaman dan
c. Nyeri terkontrol
5. Kaji skala nyeri
d. menunjukkan ekpresi tidak
meringis postur tubuh
rileks
e. Berpartisipasi dalam aktivitas
dan tiduristirahat dengan
tepat
hasil : konstipasi
1. Pola Bab Dalam
2. monitor tanda-
Batas Normal
tanda ruptur
2. Fases Lunak
3. Konsultasikan
3. Aliran Dan Serat
dengan dokter
Adekuat
tentang
4. Aktivitas Adekuat peningkatan
dan
4. penurunan
bising usus
3. monitor
adanya
penurunan
BB dan
gula darah
4. monitor mual
dan muntah
5. onitor turgor kulit
IMPLEMNTASI
EVALUASI
Evaluasi adalh proses berkelanjutan untuk menilai respon dan efek dari tindakan
keperawatan pada klien. Evaluasi dilaksanakan secara terus menerus,
membandingkan respon klien dengan kriteria hasil yang telah ditentukan
FORMAT PENGKAJIAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI UNIT
KEPERAWATAN MATERNITAS
1. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS
Nama pasien : Hj.S
Umur : : 48Thn
Suku bangsa : Sasak
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Alamat : Pawang Kunyit
Status kawin : Kawin
B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Keluhan Utama (alasan masuk RS) :
Klien Masuk rumah sakit pada tanggal 2 februari 2021 dan Masuk ruangan Kandungan
terlebih dahulu lalu dipindahkan keruangan nifas pada Jam 12.45 Wita Dengan Kista
Ovarium Dan mengatakan Sakit Pada Perut, dan Perutnya Membesar dari 4 Bulan lalu,
mengeluh mules sejak 1 minggu lalu, sakit kepala sebelah kanan, lemas, pusing dan Juga
mengatakan sudah tidak mestruasi sejak 7 Tahun lalu, Tidur pun sering terbangun tiba-
tiba, pada Tanggal 03 Februari 2021
Klien Akan dijadwalkan Oprasi Pengangkatan Kista Sehingga dirawat diruangan Nifas
Terlebih dahulu
C. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat Obstetri
a) Riwayat Mestruasi
- Menarche,umur : 15Thn Siklus : Teratur
- banyaknya : Tidak Terkaji Lamanya : 6Hari
- HPHT :______________ keluhan : sering disminore
Anak
Kehamilan Persalinan Komplikasi nifas Anak
ke
Umur
n Tahu penyu penyul laseras infek perdarah p
kehamila jenis Penolong jenis BB
o n lit it i si an j
n
1 199 9Bln Sponta Dukun L -
2 1 9Bln n Dukun P
3 199 9Bln Sponta Dukun L
3 n
199 Sponta
6 n
c) genogram
: Mati
: Laki-Laki
: Perempuan
: Keturunan
: Menikah
: Pasien
2. Riwayat Keluarga Berencana
Melaksanakan Kb ( ) Ya ( ) Tidak
Bila Ya Jenis Kontresepsi Apa Yang digunakan : Spiral dan Obat
Sejak Kapan Mengunakan Kontrasepsi : 20 Thn
Masalah Yang Terjadi :
3. Riwayat Kesehatan
Penyakit yang pernah dialami oleh ibu : Klien mengatakan Tidak memiliki penyakit
Terdahulu
Pengelola Yang Didapat :
Riwayat Penyakit Keluarga
Jelaskan
4. Riwayat Lingkungan
Kebersihan : Sangat Bersih
Bahaya : Tidak Berbahaya
Lainnya Sebutkan :
5. Aspek Psikososial
a. persepsi ibu setelah bersalin : Baik Dan Sudah Terbiasa
b. apakah keadaan ini menimbulkan perubahan terhadap kehidupan sehari-hari? Bila ya
bagaimana : Pertama Melahirkan Memang terjadi banyak Peruahan Terkait Kegiatan
Sehari-hari Namun sudah Terbiasa Untuk Melakukannya dulu.
c. ibu tinggal dengan siapa? Dengan Suami
d. siapa orang yang terpenting bagi ibu : Keluarga
e. sikap anggota keluarga terhadap keadaan saat ini : Keluarganya Sangat Kooperatif
Selalu menemani Ibunya
f. sikap anggota keluarga terhadap keadaan saai ini : Sabar dan selalu menemani, dan
Berharap lekas Sembuh
g. kesiapan mental menjadi ibu : Siap, Karna Tanda dan gejala Kista semakin Membuat
Perutnya Terasa Sakit
6. Kebutuhan Dasar Khusus
a) Pola Nutrisi
Frekwensi Makan : (Sebelum Masuk Rs 4-5x) (Sesudah 3x)
Nafsu Makan Jelaskan : Baik, Namun Terjadi Penurunan Frekuensi Makan.
Jenis Makanan Rumah : Sayuran Langsung Dari Kebun Nya Sendiri.
Makanan Yang Tidak Disukai / Alergi / Pantangan
b) Pola Eliminasi :
BAK :
Frekwensi : 9-11x Namun pada saat akan dilakukan Oprasi Pasien
dipasangkan Kateter
Warna : Teh
Keluhan :
BAB
Frekwensi :1x2
Warna :-
Konsistensi : Cair
Bau : Biasa
Keluhan : (Sebelum masuk Rs BAB Lancar) (Sesudah Masuk menjadi 2
hari 1x )
b. oral hygiene
frekwensi :3xhari
waktu : ( ) pagi ( ) siang ( )setelah makan
c. cuci rambut
frekwensi : 2x Sehari
shampoo () ya ( ) tidak
8. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Baik Kesadaran :Sadar
Tekanan darah :100/80 MmhG Nadi :74 x/M
Respirasi :17 x/M Suhu :36.6 o/o
Berat badan : 46 Kg Tinggi badan :______________
Kepala : bentuk Normal, Tidak ada pembengkakan ataupun Nyeri tekan
:keluhan________________________________
Mata
kelopak mata : tidak ada pembengkakan, tidak ada nyeri tekan.
gerakan mata : Aktif
konjungtiva : Sedikit pucat
sclera : Agak Kuning
akomodasi________________________________
lainnya sebut______________________________
hidung
reaksi alergi : Tidak Ada
sinus : Tidak ada nyeri tekan
lainnya sebut_______________________________
sirkulasi jantung
kecepatan denyut apical_____________________
irama____________________________________
kelainan bunyi jantung_______________________
sakit dada : Nyeri dada Paca Oprasi karna Masih melakukan Puasa
lainnya sebut______________________________
abdomen
mengecil :Tidak mengecil Namun Membesar karna adanya Kista
linea & striae : masih terlihat, Walaupun Sedikit Memudar
luka bekas operasi : Luka Oprasi pada bagian abdomen kuadran kanan bawah
dengan panjang 12CM
TFU : Tidak Terkaji
Lain Sebutkan :
Genitourinary
Perineum : Tidak ada Luka Robek pada perineum Klien
Vesica urinaria : Terpasang Kateter pada Klien Sehari Sebelum Oprasi
Lain sebutkan____________________________
ekstemitas (integumen / muskuloskeletal)
Turgor kulit : Elastis Kembali dalam 3 detik
Warna kulit : Sawo Matang, Tidak ada Warna Kebiruan pada
tubuh pasien
Kontraktur ekstremitas : Tidak ada Kelainan
Kesulitan pergerakan : Sebelum Dioprasi Ibu Dapat Bergerak bebas
terkadang Merasakan Nyeri pada bagian Perutnya, namun setelah Dilakukan
Oprasi Klien mengalami kesulitan untuk Bergerak karna Merasakan Nyeri
pada Luka Oprasi, bahkan sampai menangis dan meringgis
Lain sebutkan_____________________________
data penunjang
1. laboratorium
- Urine Rutin ( Carik Celup)
a. Warna :Kuning Jernih
b. Darah : Neg
c. Leukosit : Neg
d. Nitrit : Neg
e. Benda Keton : Neg
f. Bilirubin : Neg
g. Urobilinogen : Neg
h. Glukosa : Neg
i. Protein : Neg
j. Bj : 1.010
k. Ph : 7.0
- Rapid Antibody IgG /IgM
- Anti Covid19
a. IgG :Non Reaktif
b. IgG : Non Reaktif
2. USG : Positif Kista Ovarium
3. rontgen____________________________________
4. terapi yang didapat___________________________
data tambahan
________________________________________________________
Mataram,……………………………2021
pemeriksa,
(Ika Puspita
Sari)
Patway
Kista ovarium adalah pertumbuhan sel Yang berlebihan/abnormal
pada ovarium Yang membentuk seperti kantong
Pembesaran Ovarium
Luka Pasca
Operasi
Syaraf
Sensorik
Diskontinuitas jaringan
Pergerakan
terhambat Nyeri b/d luka Port d’Entri Nyeri
Pasca Operasi
Dibantu
Rasa Sakit Resiko
Infeksi
Intoleransi
Aktifitas Tidak
nyaman
Sulit Tidur
DO :
1. Klien Terlihat Meringgis dan Operasi Pembedahan
Mengeluh Sakit pada Luka
pasca Operasi dan Dadanya
2. PQRST :
DO :
1. Terdapat luka pada bagian Kanan Bakteri, Virus Parasit
bawah perut
2. Luka dengan panjang 12cm
3. Luka telah diberikan perban. Resiko Infeksi luka
pasca Operasi
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan Pola Tidur
2. Intoleransi Aktivitas
3. Nyeri berhubungan dengan pasca operasi
4. Resiko Infeksi luka pasca Operasi
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
3. Terapi Musik
Edukasi
Edukasi
1. Anjurkan tirah Baring
2. Anjurkan untuk melakukan
aktivitas secara bertahap
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan ahli giz tentang
asupan Makanan
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian anagetik
jika perlu
04/feb Resiko Infeksi Setelah dilakukan Observasi
2021 luka pasca 1. Pemantauan Tanda-tanda vital
tindakan keperawatan
Operasi 2. Periksa kesiapan Dan kemampuan
selama 3×24 jam menerima informasi
3. Pemantauan elektrolit
diharapkan Resiko
4. Pemantauan nutrisi
Infeksi luka pasca
Terapeutik
Operasi berkurang atau
1. Pencegahan luka tekan
hilang dengan kriteria 2. Pengaturan posisi
3. Perawatan luka
hasil:
4. Dukungan perawatan diri: mandi
1. Kontrol Resiko
Edukasi
infeksi menurun
1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
2. Status imun local dan sistematik
2. Anjurkan untuk mengikuti
meningkat
tindakan pencegahan sesuai
3. Status nutris baik kondisi
3. Anjurkan untuk membatasi
untuk mempercepat
pengunjung
Proses 4. Ajarkan cara untuk merawat luka
5. Edukasi kebersihan Luka
penyembuhan
Colaborasi
1. Pemberian obat
2. Pemberian obat intravena
3. Pemberian obat oral
4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Tgl Diagnosa Implementasi Evaluasi
Keperawatan
02/Feb/202 Gangguan Observasi S:
1 Pola Tidur 1. Menjalin Hubungan Saling 1. Klien mengatakan akan
percaya dengan Klien mengikuti anjuran untuk
2. Mengkaji Tanda-Tanda tidur teratur sesuai
Vital dengan yang dijelaskan
3. Identifikasi pola Aktivitas 2. Keluarga Klien
dan tidur mengatakan paham
mengenai apa yang sudah
4. Mengidentifikasi faktor dijelaskan
penganggu tidur 3. Keluarga mengatakan
(Fisik/psikologis) pasien nyaman Untuk
tidur karna Ruangan
Terapeutik sangat bersih
4. Keluarga mengatakan
4. Melakukan Modifikasi tidak akan memberikan
lingkungan pencahayaan, Minuman dan makanan
kebisingan, suhu, matras yang dapat menghambat
dan tempat tidur klien untuk Tidur seperti
kopi
Edukasi O:
1. Klien nampak Nyaman
4. Menjelaskan pentingnya untuk beristirahat dan
tidur waktu sakit Kepada Tidur dirumah sakit
Klien dan Keluarganya 2. Tanda-tanda Vital
TD: 100/80 MmHg
5. Menganjurkan untuk
S : 36.6 o/o
menepati kebiasaan tidur
Rr : 17x/Menit
teratur
N : 74x/m
6. Mengurkan utuk tidak A: Masalah Teratasi
mengonsumsi makanan Sebagian
dan minuman yang P : Intervensi Dilanjutkan
menganggu Pola tidur 1. Kaji TTV
Klien 2. Identifikasi pola Aktivitas
dan tidur
3. Identifikasi faktor
penganggu tidur
(Fisik/psikologis)
A: Masalah Teratasi
sepenuhnya
P : Hentikan Intervensi