“ATRESIA ANI”
OLEH :
A. DEFINISI
Atresia Ani adalah suatu kelainan kongenital tanpa anus atau dengan anus tidak
sempurna, termasuk Agenesis ani, Agenesis rekti dan Atresia rekti. Insiden 1 : 5000 kelahiran
yang dapat muncul sebagai penyakit.
Atresia ani atau anus imperforadis adalah suatu keadaan dimana lubang anus tidak
berlubang. Menurut istilah kedokteran atresia ani adalah suatu keadaan tidak adanya atau
tertutupnya lubang badan yang normal.
Atresia ani adalah cacat yang terjadi dalam perkembangan janin.
B. ETIOLOGI
Atrisia ani ini diakibatkan oleh ketidak normalan perkembangan janin dalam rahim
selama kehamilan, kelainan ini karena tidak berfungsinya secara penuh saluran anus dan akan
menjadi kelainan bawaan. dikatakan kelainan bahwa karena kelainan ini terjadi pada bayi
yang didapat segera setelah bayi lahir. pada bayi baru lahir kejadiannya sekitar 1:5000
kelahiran bayi hidup.
Etiologi secara pasti atresia ani belum diketahui. Namun terdapat beberapa faktor
yang dapat menyebabkan atresia ani, antara lain:
a. Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan daerah dubur sehingga bayi lahir tanpa
lubang dubur.
b. Kegagalan pertumbuhan saat bayi dalam kandungan berusia 12 minggu atau 3 bulan.
c. Adanya gangguan atau berhentinya perkembangan embriologik didaerah usus, rectum
bagian distal serta traktus urogenitalis, yang terjadi antara minggu ke empat sampai ke
enam usia kehamilan .
d. Terjadinya omfalokel dan gastoskizis disebabkan karena adanya kegagalan organ dalam
untuk kembali ke rongga abdomen.
C. TANDA DAN GEJALA
a. Mekonium (tinja pertama pada bayi baru lahir) tidak keluar dalam waktu 24-48
jam setelah lahir
b. Tinja keluar dari vagina atau uretra
c. Perut kembung
d. Bila menyusui bayi akan muntah
Kelainan Kongenital
Gangguan Pertumbuhan
Fusi
Pembentukan anus dari
tonjolan embrionik
ATRESIA ANI
Mikroorganisme masuk ke
Reabsorbsi sisa Peningkatan Tekanan
saluran kemih
metabolisme Intra abdominal
Dysuria
Keracunan
Operasi Anoplasti
Gang. Eliminasi Urine
Mual, Muntah
Resiko Infeksi
E. KLASIFIKASI
Tipe Atresia Ani secara umum ada 4 , yaitu :
Tipe 1 : Terdapat penyempitan pada sebelah proksimal sehingga dari luar tampak
anus normal
Tipe 2 : Terdapat selaput/membran dekat dengan lubang anus
Tipe 3 : Ujung rektum berakhir buntu, sehingga dari luar jelas tidak terlihat anus
Tipe 4 :Ujung rektum buntu, tetapi terdapat lekukan ke dalam dari anus, sehingga dari
anus tampak normal
F. KOMPLIKASI
a. Obstruksi intestinal atau tersumbatnya saluran pencernaan
b. Bowel ineontinence atau konstipasi
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Inkontinensia Defekasi
Nyeri Akut
Mual, Muntah
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Inkontinensia defekasi berhubungan dengan abnormalitas sfingter rektal
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan mencerna makanan
C. INTERVENSI
Intrevensi
N
Dx.KEP Tindakan TTD
O Tujuan dan NOC Rasional
Keperawatan/NIC
1. Inkontinensia defekasi b.d 1. Instruksikan a) Untuk mengetahui
Setelah dialakukan tindakan
abnormalitas sfingter rektal keluarga untuk bentuk fisik feses
keperawatan selama 3x24
mencatat yang keluar
jam diharapkan
pengeluaran b) Mencegah terjainya
pengeluaran defekasi
feses resiko infeksi
terkontrol dengan kriteria
2. Jaga c) Mengetahui
hasil:
kebersiahan perkembangan
Defekasi lunak,
baju dan tempat defekasi
feses berbentuk
tidur
dipertahankan pada
3. Evaluasi status
skala 3 ditingkatkan
BAB secara
ke skala 4
rutin
2. Nyeri akut b.d agen cedera Setelah dialakukan tindakan 1. Observasi reaksi a) Untuk mengetahui
fisik keperawatan selama 3x24 nonverbal dari bagian mana yang
jam diharapkan nyeri akut ketidaknyamana nyeri
dapat berkurang dengan n klien b) Dengan dukungan
kriteria hasil: 2. Bantu klien dan orang tua di sekitar
Klien tampak keluarga untuk klien bisa
mencari dan mengurangi nyeri
nyaman dan tenang menemukan c) Lingkungan yang
dipertahan pada dukungan nyaman dapat
skala 3 di tingkatkan 3. Kontor mengurangi rasa
ke skala 4 lingkungan yang nyeri
dapat d) Analgesik dapat
memengaruhi mengurangi nyeri
nyeri
4. Kolaborai
dengan dokter
terkait
pemberian
analgesik
3. Ketidakseimbangan nutrisi Setelah dialakukan tindakan 1. Monitor mual a) Mengetahui berapa
kurang dari kebutuhan keperawatan selama 3x24 dan muntah output yang keluar
tubuh b.d ketidak mampuan jam diharapkan kebutuhan 2. Kaji kemampuan b) Memberikan
mencerna makanan nutrisi klien terpenuhi klien untuk makanan sesuai
dengan kriteria hasil: mendapatkan kemampuan (oral
Mampu nutrisi yang di atau NGT)
mengidentifikasi butuhkan c) Mengetahui status
kebutuhan nutrisi 3. Monitior status gizi dan
dipertahankan pada gizi meminimalisir
skala 3 di 4. Kolaborasi malnutrisi
tingkatakan ke skala dengan dokter d) Terkait
4 pemasangan NGT
Tidak ada tanda-
tanda malnutrisi
dipertahakan pada
skala 3 di tingkatkan
ke skala 4
DAFTAR PUSTAKA