Anda di halaman 1dari 15

TUGAS

KEPERAWATAN ANAK

“GLOMERULUS NEPHROTIC”

OLEH:

KELOMPOK 3

1. NI KETUT SULISTYAWATI (C1117057)


2. I DEWA GEDE AGUNG WIDIANTARA (C1117065)
3. NI PUTU MAYA KARTINI PUTRI (C1117067)
4. NI KADEK SRI SURYANINGSIH (C1117068)
5. NI PUTU EMA SULISTYA (C1117070)
6. NI RAI SUCI WIDARI (C1117071)
7. I DEWA AYU MAROKTA UTAMI DEWI (C1117073)
8. I NYOMAN ARIE SUKADI NUGRAHA (C1117074)

KELAS: IV B KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES BINA USADA BALI
2019
A. Definisi
Glomerulonefritis adalah suatu istilah umum yang dipakai untuk menjelaskan
berbagai macam penyakit ginjal yang mengalami proliferasi dan inflamasi di
glomerulus akibat suatu proses imunologis (Mery Muscari, 2005)
Glomerulo Nefritis adalah gangguan pada ginjal yang ditandai dengan
peradangan pada kapiler glomerulus yang fungsinya sebagai filtrasi cairan tubuh dan
sisa-sisa pembuangan (Cecily Lynn Betz, 2009).
Jadi, Glomerulonefritis adalah berbagai macam penyakit pada ginjal yang
mengalami proliferasi dan inflamasi di glomerulus akibat suatu proses imunologis
yang ditandai dengan peradangan pada kapiler glomerulus yang dapat mempengaruhi
fungsinya sebagai filtrasi cairan tubuh dan sisa-sisa pembuangan

B. Etiologi
Glomerulonefritis pasca infeksi, merupakan suatu komples penyakit kekebalan
yang terjadi akibat cidera kekebalan, diduga disebabkan oleh streptokokus. Saat ini
organisme lain ikut terlibat, antara lain pneumokokus dan virus.
Sebagian besar infeksi sreptokokustidak menyebabkan glomerulonefritis. Jika
terjdi, periode laten 10-14 hari terjadi antara infeksi, biasanya pada kulit (impetigo)
atau saluran pernafasan paling atas, dan awitan manifestasiklinis.
C. Manifestasi Klinis
1. Nefritis cenderung memiliki periode laten kira-kira 10 hari, dan awitan gejala 10
hari setelah infeksi awal.
2. tanda- tanda awal adalah wajah yang bengkak, edema periorbital, anoreksia, dan
urine gelap.
3. Edema ini cenderung lebih nyata pada wajah di pagi hari; kemudian menyebar ke
abdomen dan ekstrimitas di siang hari (edema sedang mungkin tidak terlihat oleh
seseorang yang tidak mengenal ank dengan baik).
4. Haluaran urine berkurang
5. Urine keruh, berwarna, seperti teh atau cola
6. Anak pucat, peka rangsangan, dan lesu.
7. Anak-anak yang lebih kecil mungkin tampak sakit, tapi jarang mengeluh.
8. Anak yang lebih besar mungkin mengeluh saakit kepala, perut tidak nyaman,
muntah, dan dysuria.
D. Patofisiologi
Glomerulonefritis adalah istilah yang dipakai untuk sekelompok penyakit
yang menyerang glomeruli ginjal (glomeruli ginjal berfungsi cairan dan sampah
tubuh). Penyakit ini ada bersifat akut dan kronis, yang kronis adalah progresifnya.
Glomerulonefritis akut adalah bentuk nefritis yang paling sering terjadi pada anak-
anak. Penyakit ini berupa inflamasi glomeruli yang umumnya terjadi setelah infeksi
salurean pernafasan atas karena streptokokus. Penyakit ini dianggap sebai penyakit
kompleks imun. Cedera glomerular terjadi karena kompleks antigen-antibodi yang
terperangkap dalam filter glomerulus. Glomeruli menjadi edema dan terinfiltrasi
leukosit polimorfonuklear, yang penyumbat lumen kapiler. kondisi ini menyebabkan
berkurang nya filtrasi plasma yang menyebabkan akumulasi air berlebihan dan terjadi
retensi natrium. Plasma resultan dan cairan intestistial menyebabakan kongesti
sirkulasi dan edema. Hipertensi berhubungan dengan glomerulonephritis.
E. Pathway

K
K
F. Pemerikasaan Penunjang
Tidak ada uji diagnostic yang khusus diindikasiakn untuk mendiagnostik
glomerulonephritis. Namun, yang berikut ini umumnya dilakukan:
1. Pemerikasaan urine proteinuria (1+ saampai 4+), hematuria; adanya sedimen,
sel darah merah, dan sel daraah putih; penurunan klirens kreatinin
2. Tes darah peningkatan nitrogen urea darah (BUN), kreatinin serum, dan asam
urat; perubahan elektrolit (asidosis metabolic; penurunan natrium dan kalsium;
penigkatan kalium, fosfor, albumim serum, dan kolesterol); anemia ringan dan
leukosittosis; peningkatan titer antibodi (antistreptolisin, antihialuronidase, atau
antideoksiribonuklease) dan laju lengkap darah (LED).
3. Biopsi ginjal dapat diindikaasikan; jika dilakukan, kemungkinan temuan adalah
meningkatnya jumlah sel dalam setiap glomerulus dan “tonjolan” subepitelial
yang mengandung immunoglobulin dan komplemen.

G. Komplikasi
Saat glomerulunefritis akut berkembang menjadi kronis, maka dapat terjadi
komplikasi berikut:
1. Fungsi ginjal yang memburuk (umunya tercermin dari manifestaasi klinis dan
temuan laboratorium).
2. Proteinuria
3. Edema
4. Hematuria
5. Anemia (manifestasi penyakit yang progrsif)
6. Ensefalopati hipertensif ( ditandai dengan sakit kepala, muntah, peka
rangsangan, konvulsi, dan koma) dapat disebabkan oleh hipertensi kronis.
7. Gagal jantung, mungkin akibat peningkatan volume darah karena retensi natrium
dan air berhubungan dangan kongesti paru.
8. penyakit ginjal tahap akhir.
H. Penatalaksanaan Medis
Glumerulonefritis tidak memiliki pengobatan kusus; jadi terapi ditujukan
terhadap gejala. Hipertensi berat dapat diobati dengan deuretik dan/atau obat
antikonvulsan. Antibiotik yang trepat dipakai untuk infeksi. Beberapa pendekatan
pengobatan untuk glomerulonephritis kronis adalah dengan glukokortikoid dan agens
imunosupresif

I. Penatalaksanaan keperawatan
1. Kaji status cairan dengan memantau asupan pengaluaran, mengukur dan
mencatan berat badan harian, dan mengamati edema.
2. Lakukan deteksi dini komplikasi dengan memantau ketat tekanan darah dan
frekuensi pernafasan.
3. Beri obat-obatan sesuai program
a. Antikonvulsan dieperlukan untuk aktifitas kejang yang terkait dengan
ensefalpati hipertensif.
b. Antibiotic digunakan untuk anak-anak yang menunjukkan tanda infeksi
streptkkus presisten.
4. Tigkatkan asupan nutrisi yang diiginkan.
a. Tingkatkan asupan kalori untuk menurunkan gangguan protein, kecuali
dibatasi. Beri pembatasa cairan, natrium, atau kalium, ika diprogramkan.
b. Pembatasan diet bergatung pada tahap dan tingkat keparahan. Biasaya, diet
yag teratur diperblehkan, tetapi atrium dibatasi. Pembatasa atrium sedang
ditujukkan utuk anak-anak dengan hipertensi dengan edema, dan makanan
kaya kalium dibatasi selama periode oliguria. Pembatasan protein hanya
untuk anak yang mengalami azotemia berat.
5. Beri anak stimulus dengan aktifitas atau permainan yang tenang.
6. Rujuk anak dan keluarga keperawat kesehatan komunitas untuk kunjungan
rumah, jika perlu, dalam upaya membantu mereka menyesuaikan diri dengan
penatalaksanaan dirumah.
7. Beri penyuluhan pada anak dan keluarga
a. Informasikan kebutuhan evaluasi medis dan kultur jaringan pada semua
keluhan sakit teggorok.
b. Diskusikan tindakan penatalaksanaan antara lain :
1) Melakukan uji urine
2) Instruksi diet dan aktifitas
3) Tindaan pencegahan infeksi
4) Tanda dan gejala komplikasi yang penting untuk diperhatikan dan
dilaporkan.
c. Jelaskan semua pengobatan.
d. Diskusikan kemungkinan kebutuhan terhadap prosedur dialisis peritoneal
atau hemodialisa jika terjadi gagal ginjal.

J. Data Subjektif dan data objektif yang mungkin muncul

Data Etiologi Masalah keperawatan


DS : Kelebihan Volume
Infeksi Penyakit
- klien mengeluh jarang Cairan b/d edema
berkemih Migrasi Sel radang ke
dalam Glomerulus
- klien mengeluh
bagian kaki terasa Pembentukan antigen-
antibodi
bengkak
DO : Enzim lisosomal merusak
membrane dasar
- klien tampak edema glomrular
- terdapat lingkaran
Eritrosit bermigrasi
mata panda
Proferasi sel A yang
- konjungtifa anemis
terakumulasi
- mata klien tampak
Menurunkan perfusi
cekung
kapiler glomerulus

Odema

Kelebihan volume
cairan

DS : Ketidakseimbangan nutrisi :
Infeksi Penyakit kurang dari kebutuhan
- klien mengeluh mual
tubuh
dan muntah Migrasi Sel radang ke
dalam Glomerulus
- klien mengeluh tidak
nafsu makan Pembentukan antigen-
DO :
antibodi
- hipoalbuminemia
- terjadi fluktuasi berat Fibrinogen dan plasma
protein lain bermigrasi
badan melalui dinding sel
- klien tampak lemah
Ketidakseimbangan
nutrisi : kurang dari
kebutuhan tubuh

DS : Intoleran aktifitas
Infeksi Penyakit
- klien mengeluh b/d
badannya lemas Migrasi Sel radang ke ketidakseimbangan
dalam Glomerulus
- pusing setelah antara suplai dan
beraktifitas Pembentukan antigen- kebutuhan oksigen
antibodi
- pasien mengeluh
badannya pegal-pegal Enzim lisosomal merusak
membrane dasar
DO : glomrular
- klien tampak terbaring
Eritrosit bermigrasi
ditempat tidur
- klien tampak Anemia

memegang kepalanya Kelelahan

Intoleransi aktifitas

K. Diagnosa Keperawatan
1. Kelebihan Volume Cairan b/d edema
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidakmampuan
mengabsorpsi nutrien
3. Intoleran aktifitas b/d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
L. Intervensi Keperawatan

N DIAGNOSA TUJUAN & INTERVENSI RASIONAL


O KEPERAWATAN KRITERIA
HASIL
1 Kelebihan volume Setelah dilakukan 1. Monitor cairan
cairan b/d edema asuhan keperawatan a. Tentukan jumlah a. Untuk
selama 3x24 jam dan jenis mengetahui
diharapkan intake/asupan seberapa jumlah
kelebihan volume cairan serta asupan cairan
cairan dapat teratasi kebiasaan yang masuk ke
dengan kriteria eliminasi dalam tubuh
hasil: b. Tentuka faktor- klien
1. Keseimbangan faktor resiko b. Untuk
cairan yang mungkin mengetahui apa
a. keseimbanga menyebabkan saja yang
n intake dan ketidakseimbanga menjadi faktor
output dalam n volume cairan resiko dalam
24 jam ketidakseimbang
dipertahanka an volume cairan
n pada skala klien dan dapat
3 (cukup c. Tentukan apakah dengan segera
terganggu) pasien mengalami mengtatasinya
ditingkatkan kehausan atau c. untuk
ke skala 5 gejala perubahan memberikan
(tidak cairan pertolongan
terganggu) d. Periksa isi ulang segera kepada
b. Turgor kulit kapiler dengan klien
dipertahanka memegang
n pada skala tangan pasien
3 (cukup pada tinggi yang d. untuk
terganggu) sama seperti mengetahui
ditingkatkan jantung dan seberapa berat
ke skala 5 menekan jari ketidakseimbang
(tidak tengah selama 5 an volume cairan
terganggu) detik, lalu klien
c. kelembaban lepaskan tekanan
membrane dan hitung waktu
mukosa sampai jari
dipertahanka kembali merah
n pada skala e. Periksa turgor
3 (cukup kulit dengan
terganggu) memegang
ditingkatkan bagian sekitar e. untuk
ke skala 5 tulang seperti mengetahui
(tidak tangan atau keefektifan
terganggu) tulang kering, turgor kulit klien
d. Edema mencubit kulit
perifer dengan lembut,
dipertahanka pegang dengan
n pada skala kedua tangan dan
3 (cukup lepaskan
terganggu) f. Monitor berat
ditingkatkan badan
ke skala 5
(tidak f. untuk
terganggu) mengetahui jika
e. Kehausan terjadi penurunan
dipertahanka g. Catat dengan berat badan yang
n pada skala akurat asupan dan signifikan
3 (cukup pengeluaran terhadap klien
terganggu) g. untuk
ditingkatkan h. Monitor mengetahui
ke skala 5 membrane apakah asupan
(tidak mukosa, turgor yang masuk dan
terganggu) kulit dan respon keluar balance
f. Bola mata haus h. untuk
cekung dan mengidentifikasi
lembek apakah klien
dipertahanka terkena
n pada skala kekurangan
3 (cukup volume cairan
terganggu) yang ringan,
ditingkatkan sedang atau berat
ke skala 5
(tidak
terganggu)
2. Ketidakseimbanga Setelah dilakukan 1. Majamen a. untuk
n nutrisi kurang asuhan keperawatan nutrisi mengetahui
dari kebutuhan 3x24 jam a. Tentukan status apakah klien
tubuh b/d diharapkan nutrisi gizi pasien dan dapat
ketidakmampuan pasien dapat kemampuan memenuhi
mengabsorpsi terpenuhi dengan untuk kebutuhan gizi
nutrien kriteria hasil: memenuhi gizi yang
1. Status nutrisi: diperlukan
Asupan makanan sebelum klien
& cairan b. Tentukan yang sakit
a. Asupan menjadi b. untuk
makanan preverensi menambah
secara oral makanan bagi nafsu makan
dipertahanka pasien klien
n pada skala c. Atur diet yang
3 (cukup diperlukan
adekuat) c. untuk
ditingkatkan d. Ciptakan memaksimalka
ke skala 5 lingkungan yang n pengobatan
(sepenuhnya optimal pada d. agar klien
adekuat) saat merasa nyaman
b. Asupan mengkonsumsi saat
cairan secara makanan mengonsumsi
oral e. Anjurkan pasien makanan
dipertahanka untuk duduk
n pada skala tegak dikursi, e. agar tidak
3 (cukup jika terjadi mual
adekuat) memungkinkan dan muntah
ditingkatkan f. Pastikan
ke skala 5 makanan
(sepenuhnya disajikan secara
f. agar klien
adekuat) menarik dan
tertarik untuk
c. Asupan pada suhu yang
memakan
cairan paling cocok
makanan yang
intavena untuk
disediakan
dipertahanka dikonsumsi
n pada skala g. Anjurkan
3 (cukup keluarga untuk
g. untuk
adekuat) membawa
meningkatkan
ditingkatkan makanan favorit
minat klien
ke skala 5 sementara
dalam
(sepenuhnya berada dirumah
memakan
adekuat) sakit
makanan yang
h. Bantu pasien
diberikan
membuka
h. untuk
kemasan
mempermudah
makanan dan
klien dalam
memotong
memakan
makanan, jika
makanan yang
diperlukan
disediakan

3. Intoleran aktifitas Setelah dilakukan 1. Terapi aktifitas


b/d asuhan keperawatan a. Pertimbangakan a. untuk
ketidakseimbang 3x24 jam kemampuan mengetahui
an antara suplai diharapkan aktifitas klien dalam apakah klien
dan kebutuhan pasien dapat perpartisipasi mampu
oksigen kembali normal melalui aktifitas melakukan
dengan kriteria spesifik aktifitas yang
hasil: diarahkan
1. Kelelahan perawat
a. Gangguan b. Bantu klien b. untuk
dengan untuk tetap meningkatkan
aktifitas focus pada focus klien
sehari-hari kekuatan dengan
dipertahank dibandingkan kekuatan yang
an pada dengan dimiliki dan
skala 3 kelemahan tidak
(sedang0 c. Bantu klien memikirkan
ditingkatkan untuk kelemahannya
ke skala 5 mengidentifikas c. agar klien mau
(tidak ada) i aktifitas yang melakukan
b. Gangguan diinginkan aktifitas yang
pada d. bantu klien telah ditentukan
rutinitas untuk d. untuk
dipertahank menjadwalkan memberikan
an pada waktu-waktu waktu luang
skala 3 yang spesifik yang lebih lama
(sedang0 terkait dengan sehingga klien
ditingkatkan aktivitas harian dapat berlatih
ke skala 5 dengan leluasa
(tidak ada) e. Bantu klien dan e. agar keluarga
c. Gangguan keluarga unutk mengetahui apa
aktifitas mengidentifikas yang membuat
fisik i kelemahan dan klien tidak
dipertahank level kelemahan ammpu untuk
an pada tertentu melakukan
skala 3 aktifitas
(sedang0
f. Instruksikan
ditingkatkan f. agar tidak
klien dan
ke skala 5 terjadi
keluarga untuk
(tidak ada) kelemahan
memepertahank
dalam jangka
an fungsi dan panjang
kesehatan
terkait peran
dalam
beraktifitas
secara fisik
g. Dorong
keterlibatan g. agar klien
dalam aktivitas terhibur dan
kelompok merasa
ataupun terapi, mengenal
jika diperlukan lingkungannya
h. Bantu dengan h. agar pergerakan
aktifitas fisik yang dilakukan
secara teratur bertahap dan
kontinu
sehingga
mempercepat
penyembuhan
klien
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, Gloria. Butcher, Howard. dkk. 2013. Nursing Interventions Classificatiopn (NIC) Edisi
Keenam

Diagnosa Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10. Jakarta : Buku Kedokteran
EGC

Lynn Betz, Cecily. 2009. Buku Saku Keperawatan Pediatri Edisi 5. Jakarta : EGC

Muscari, Mery E. 2005. Buku Keperawatan Pediatric Edisi 3. Jakarta : ECG

Nursing Outcomes Classification (NOC) Edisi Kelima.

Anda mungkin juga menyukai