Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN

DENGAN KASUS
SINDROM NEFROTIK

DISUSUN OLEH
SARAH TIA RENITA
NUR FADHIILA
NOFIA
Definisi

Sindroma Nefrotik adalah penyakit dengan gejala


edema, proteinuria, hipoalbuminemiadan
hiperkolesterolemia,kadang-kadang terdapat
hematuria, hipertensi, dan penurunan fungsi ginjal
(Ngastiyah, 2005).
Sindroma Nefrotik adalah keadaan klinis yang
disebabkan oleh peningkatan permeabilitas
glumerulus terhadap protein plasma yang
menimbulkan proteinuria, hipoalbumenemia,
hiperlipidemia, dan edema (Betz, Cecily dan Sowden,
Linda. 2002).
Etiologi

Sebab penyakit sindrom nefrotik yang pasti belum


diketahui, akhir-akhir ini dianggap sebagai suatu
penyakit autoimun. Jadi merupakan suatu reaksi
antigen-antibodi. Menurut Ngatisyah 2005 ada 3
etiologi yaitu:
Sindrom nefrotik bawaan
Sindrom nefrotik sekunder
Sindrom nefrotik idiopatik ( tidak diketahui
sebabnya )
Tanda dan Gejala

Oedem umum ( anasarka ), terutama jelas pada


muka dan jaringan periorbital.
Proteinuria dan albuminemia.
Hipoproteinemi dan albuminemia.
Hiperlipidemi khususnya hipercholedterolemi.
Lipid uria.
Mual, anoreksia, diare.
Patofisiologi

Kelainan yang terjadi pada sindrom nefrotik yang paling


utama adalah proteinuria sedangkan yang lain dianggap
sebagai manifestasi sekunder. Kelainan ini disebabkan
oleh karena kenaikan permeabilitas dinding kapiler
glomerulus yang sebabnya belum diketahui yang terkait
dengan hilannya muatan negative gliko protein dalam
dinding kapiler. Pada sindrom nefrotik keluarnya protein
terdiri atas campuran albumin dan protein yang
sebelumnya terjadi filtrasi protein didalam tubulus terlalu
banyak akibat dari kebocoran glomerolus dan akhirnya
diekskresikan dalam urin. (Husein A Latas, 2002 : 383).
Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium
 Urine
 Darah
Penatalaksanaan

 Diperlukan tirah baring selama masa edema parah yang menimbulkan keadaan tidak
berdaya dan selama infeksi yang interkuten. Juga dianjurkan untuk mempertahankan
tirah baring selama diuresis jika terdapat kehilangan berat badan yang cepat.
 Diit. Pada beberapa unit masukan cairan dikurangi menjadi 900 sampai 1200 ml/ hari
dan masukan natrium dibatasi menjadi 2 gram/ hari. Jika telah terjadi diuresis dan
edema menghilang, pembatasan ini dapat dihilangkan..
 Perawatan mata. Tidak jarang mata anak tertutup akibat edema kelopak mata dan untuk
mencegah alis mata yang melekat, mereka harus diswab dengan air hangat.
 Penatalaksanaan krisis hipovolemik. Anak akan mengeluh nyeri abdomen dan mungkin
juga muntah dan pingsan. Terapinya dengan memberikan infus plasma intravena.
Monitor nadi dan tekanan darah.
Komplikasi

Infeksi sekunder
Terjadi akibat kadar imunoglobulin yang rendah akibat hipoalbuminemia
Syok
Terjadi terutama pada hipoalbuminemia berat (<1gm/100ml)>
Trombosis vaskuler
Mungkin akibat gangguan sistem koagulasi sehingga terjadi peninggian
fibrinogen plasma atau faktor V, VII, VIII, dan X. Trombus lebih sering
terjadi di sistem vena apalagi bila disertai pengobatan kortikosteroid
Komplikasi lain yang bisa timbul adalah malnutrisi atau kegagalan ginjal
(Nelson. 2000. Ilmu Kesehatan Anak. EGC : Penerbit Buku Kedokteran)
 
DIAGNOSA ASUHAN KEPERAWATAN SECARA TEORI
Kelebihan volume cairan b. d. penurunan tekanan osmotic plasma.
( Wong, Donna L, 2004 : 550)
Perubahan pola nafas b.d. penurunan ekspansi paru.(Doengoes,
2000: 177)
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. anoreksia.
(Carpenito,1999: 204)
Resti infeksi b.d. menurunnya imunitas, prosedur invasif (Carpenito,
1999:204).
Intoleransi aktivitas b.d. kelelahan. (Wong, Donna L, 2004:550)
Gangguan integritas kulit b.d. immobilitas.(Wong,Donna,2004:550)
Gangguan body image b.d. perubahan penampilan. (Wong, Donna,
2004:553).
Gangguan pola eliminasi:diare b.d. mal absorbsi
KASUS

An. A (6 tahun ), JK : laki-laki, datang dibawa ibunya kerumah sakit dengan keluhan
badan anaknya bengkak-bengkak di seluruh badan terutama dibagian wajah dan
mata. Ibunya mengatakan 5 hari SMRS saat bangun tidur pagi hari mata anaknya
sembab, namun sembab berkurang di sore hari, sembab juga menyebar dibagian
perut dan esoknya pada kedua kaki, sejak 4 hari yag lalu BAK berwarna merah tua
dan sedikit. Mual muntah (-), batuk pilek(-) dan sesak nafas (-). Pada saat dikaji
terlihat terdapat luka borok pada kulit An. A. Keadaan umum pasien tampak sakit
sedang, kesadaran kompos mentis, pada pemeriksaan TTV didapatkan nadi
112x/menit, RR : 44x/menit, suhu : 36,70C, dan tekanan darah 130/80mmHg. BB=
42kg, PB 136cm. pada pemeriksaan lab darah rutin diperoleh HB : 10,9 g/dl, WBC :
5.900, trombosit : 398.000, Ht : 33%, kolesterol total 479 gr/dl, protein total 2,4
g/dl, albumin: 1,0 g/dl, globulin : 1,46 g/dl, Ureum : 31mg/dl,. Pasien anoreksia (+),
oedem priorbita (+), hipoalbuminemia (+) dan pada ektstremitas pitting edema (+)
dengan derajat II. Pada pemeriksaan urin lengkap diperoleh warna : kuning,
kejernihan :agak keruh, berat jenis : 1,005, pH 5,5, glukosa (-), bilirubin (-),darah
(+2), protein (+3) , urobilonogen (+1), leukosit (+1). Th/ medikamentosa yg
diberikan furosemid 2x30gr.
Diagnosa Keperawatan

Kelebihan volume cairan berhubungan dengan Edema ditandai dengan Ibu An.A
mengatakan badan anaknya bengkak-bengkak di seluruh badan terutama dibagian
wajah dan mata Ibunya mengatakan 5 hari SMRS saat bangun tidur pagi hari mata
anaknya sembab, namun sembab berkurang di sore hari, sembab juga menyebar
dibagian perut dan esoknya pada kedua kaki, Ureum :31mg/dl Berat jenis :
1,005,Tekanan darah 130/80mmhg Oedem priorbita (+), Nadi 112x/menit, RR :
44x/menit Pada ektstremitas pitting edema (+) dengan derajat ii Th/ Sejak 4 hari
yag lalu BAK berwarna merah tua dan sedikit Pada pemeriksaan urin lengkap
diperoleh warna : kuning, kejernihan :agak keruh, Urobilonogen (+1), Leukosit (+1)
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan Imobilisasi d.d Pada saat dikaji
terlihat terdapat luka borok pada kulit An. A Keadaan umum pasien tampak sakit
sedang
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
Asites (menekan lambung) d.d Ibunya mengatakan sembab juga menyebar
dibagian perut Pasien anoreksia (+), Hipoalbuminemia (+)Protein total 2,4
g/dl,Albumin: 1,0 g/dl Kolesterol total 479 gr/dl,
INTERVENSI DIAGNOSA I

Timbang berat badan pasien.


Awasi pemasukan dan pengeluaran cairan.

Ukur lingkar abdomen setiap hari.


Pantau tanda-tanda vital pasien.

Kurangi pemasukan cairan.

Batasi natrium dan cairan sesuai indikasi.

Kaji adanya odema


INTERVENSI DIAGNOSA II

Kaji lingkungan dan peralatan yang menyebabkan


terjadinya tekanan.
Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang
longgar.
Hindari adanya lipatan pada tempat tidur.
Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering.
Lakukan mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua
jam sekali.
Monitor integritas kulit akan adanya kemerahan.
Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada derah yang
tertekan
INTERVENSI DIAGNOSA III

Kaji status nutrisi seperti perubahan BB, pengukuran


antropometrik, nilai laboratorium (elektrolit, serum, BUN,
kreatinin, protein, transferin dan kadar besi).
Kaji pola diet dan nutrisi pasien seperti riwayat diet, makanan
kesukaan, hitung kalori.
Tingkatkan masukan protein yang mengandung nilai biologis
tinggi: telor, produk susu, daging.
Catat intake dan output makanan secara akurat.
Kaji adanya anoreksia, hipoproteinmia, diare.
Memberikan asupan makanan sedikit tapi sering.

Timbang berat badan


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai