Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH DOKUMENTASI KEPERAWATAN

ASPEK LEGAL PENDOKUMENTASIAN

Dosen Pengampuh : Rosita S.Kep, Ns, M.Kes

Di Sususn Oleh :

Kelompok 1

SARDI KALU RIA RIZKI

AMALIA SHARA REZKI KURNIAWATI ASTRIT S.

TANCARO CAHYU KITAE

EGA SOFIA JAMILA

YULIANA RUSNA S. MARDINI

NOFIA WIDYA

GRASELA MAGELO DELVIN PRINADIA

MASUMPARIT

AKADEMI KEPERAWATAN JUSTITIA PALU DIII


- KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayah- Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat
diselesaikan.
Makalah ini kami susun sebagai tugas dari mata kuliah dokumentasi
keperawatan dengan judul “ aspek legal pendokumentasian ”. Akhirnya kami
sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap makalah ini, dan kami berharap semoga
makalah
ini bermanfaat bagi kami sendiri dan khususnya pesmbaca.

Palu, 21 Juni 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

ii
BAB I
PENDAHULUA
N

A. LATAR BELAKANG
Undang-undang praktik keperawatan sudah lama menjadi bahan diskusi para perawat.
PPNI pada kongres Nasional keduanya di Surabaya tahun 1980 mulai merekomendasikan
perlunya bahan-bahan perundang-undangan untuk perlindungan hukum bagi tenaga
keperawatan. Tidak adanya undang-undang perlindungan bagi perawat menyebabkan perawat
secara penuh belum dapat bertanggung jawab terhadap pelayanan yang mereka lakukan.
Tumpang tindih antara tugas dokter dan perawat masih sering terjadi dan beberapa perawat
lulusan pendidikan tinggi merasa frustasi karena tidak adanya kejelasan tentang peran, fungsi
dan kewenangannya. Hal ini juga menyebabkan semua perawat dianggap sama pengetahuan
dan ketrampilannya, tanpa memperhatikan latar belakang ilmiah yang mereka miliki.
Tanggal 12 Mei 2008 adalah Hari Keperawatan Sedunia. Di Indonesia, momentum
tersebut akan digunakan untuk mendorong berbagai pihak mengesahkan Rancangan Undang-
Undang Praktik keperawatan. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) menganggap
bahwa keberadaan Undang-Undang akan memberikan perlindungan hukum bagi masyarakat
terhadap pelayanan keperawatan dan profesi perawat. Indonesia, Laos dan Vietnam adalah
tiga Negara ASEAN yang belum memiliki Undang-Undang Praktik Keperawatan. Padahal,
Indonesia memproduksi tenaga perawat dalam jumlah besar. Hal ini mengakibatkan kita
tertinggal dari negara-negara Asia, terutama lemahnya regulasi praktik keperawatan, yang
berdampak pada sulitnya menembus globalisasi. Perawat kita sulit memasuki dan mendapat
pengakuan dari negara lain, sementara mereka akan mudah masuk ke negara kita.
Sementara negara negara ASEAN seperti Philippines, Thailand, Singapore, Malaysia,
sudah memiliki Undang Undang Praktik Keperawatan (Nursing Practice Acts) sejak puluhan
tahun yang lalu.Mereka siap untuk melindungi masyarakatnya dan lebih lebih lagi siap untuk
menghadapi globalisasi perawat asing masuk ke negaranya dan perawatnya bekerja di negara
lain. Pada makalah ini akan dibahas terkait dengan aspek legal dokumentasi keperawatan dan
aturan atau norma yang mengatur hal tersebut.

1
2

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan aturan legal dalam keperawatan?
2. Apa yang dimaksud dengan legalitas dalam keperawatan?
3. Bagaimana aturan legal dalam dokumentasi keperawatan?

C. TUJUAN MASALAH
a. Untuk mengetahui tentang legalitas dalam keperawatan
b. Untuk mengetahui aturan legal dalam dokumentasi keperawatan
c. Untuk mengetahui aturan legal dalam dokumentasi keperawatan?
BAB II
PEMBAHASA
N

A. ASPEK LEGAL DOKUMENTASI KEPERAWATAN


1. Pengertian Legalitas
Legalitas adalah tujuan utama dari dokumentasi/pencatatan keperawatan.
Beberapa aspek secara cerdik perlu dipelajari untuk mendapatkan dokumentasi yang
legal.
Aspek legal dapat didefinisikan sebagai studi kelayakan yang
mempermasalahkan keabsahan suatu tindakan ditinjau dan hukum yang berlaku di
Indonesia. Asuhan keperawatan (askep) merupakan aspek legal bagi seorang perawat
walaupun format model asuhan keperawatan di berbagai rumah sakit berbeda-beda.
Aspek legal dikaitkan dengan dokumentasi keperawatan merupakan bukti
tertulis terhadap tindakan yang sudah dilakukan sebagai bentuk asuhan keperawatan
pada pasien/keluarga/kelompok/komunitas.
Legislasi Keperawatan adalah proses pembuatan undang-undang atau
penyempurnaan perangkat hukumyang sudah ada yang mempengaruhi ilmu dan kiat
dalam praktik keperawatan (Sand,Robbles, 1981).
Pendokumentasian merupakan unsur terpenting dalam pelayanan keperawatan.
Karena melalui pendokumentasian yang lengkap dan akurat akan memberi
kemudahan bagi perawat dalam menyelesaikan masalah klien. Profesi perawat
mengemban tanggung jawab yang besar dan menuntut untuk memiliki sikap,
pengetahuan dan keterampilan yang diterapkan pada asuhan keperawatan sesuai
dengan standar dan kode etik profesi. Dimana keperawatan yang memberikan
pelayanan 24 jam terus menerus pada klien, dan menjadi satu-satunya profesi
kesehatan di rumah sakit yang banyak memberikan pelayanan kesehatan pada diri
klien (Alimul, 2002).
Dokumentasi asuhan keperawatan mempunyai aspek hukum, jaminan mutu,
komunikasi, keuangan, pendidikan, penelitian, dan akreditasi. Dokumentasi
keperawatan adalah suatu mekanisme yang digunakan untuk mengevaluasi asuhan
keperawatan yang diberikan kepada klien. Fungsi pendokumentasian keperawatan
bertanggugjawab untuk mengumpulkan data dan mengkaji status klien, menyusun
rencana asuhan keperawatan dan menentukan tujuan, mengkaji kembali dan merevisi
rencana asuhan keperawatan (Nursalam, 2011). Perawat professional dalam

3
4

menjalankan peran dan fungsinya harus mengacu pada standar profesi , standar
profesi yang berlaku mencakup beberapa aspek diantaranya standar Ilmu keperawatan
, standar akuntabilitas , standar pelaksanaan asuhan keperawatan. Pada aspek standar
akuntabilitas maka perawat dihadapkan pada tanggung jawab dan tanggung gugat
dengan demikian pendokumentasian praktik keperawatan menjadi unsur penting
dalam semua pelaksanaan aspek standar professional keperawatan (Nursalam, 2011).
Beberapa item standar akuntabilitas yang berhubungan dengan dokumentasi
praktik keperawatan antara lain :
1. Standar Akuntabilitas Profesional keperawatan (DPP PPNI tahun 1999)
a. Berfungsi sejalan dengan legislasi dan standar praktek keperawatan yang sesuai
dengan tingkat pendidikannya.
b. Menunjukan minat, empati, percaya, jujur dan hangat pada saat bertinteraksi
dengan klien.
c. Bertindak sebagai perwakilan klien dengan membantu klien memahami informasi
yang relevan.
d. Bertindak sebagai perwakilan klien dengan melindungi dan meningkatkan
hak-hak klien untuk :
1) Memperoleh informasi yang absah.
2) Menyepakati secara sadar akan asuhan keperawatan , pengobatan dan peran
sertanya dalam kegiatan penelitian.
3) Privasi dan dan kerahasiaan
4) Pengobatan yang sesuai dengan manusia sebagai individu.
5) Berpartisipasi dalam membuat keputusan yang mempengaruhi
asuhan keperawatan yang ditujukan padanya.
e. Bertanggung gugat terhadap tindakan yang dilakukan
f. Menunjukan kemampuan dalam hal pengetahuan yang mutakhir pada saat
menjalankan praktek.
g. Mencari bantuan dan bimbingan bila tidak dapat melaksanakan tugas – tugas nya
secara kompenten
h. Menghindari mempraktekkan hal hal diluar batas kemampuan
i. Bekerjasama sesama anggota profesi
j. Bekerjasama dengan anggota kesehatan lain.
k. Membuat pertimbangan dalam menjalankan rencana keperawatan yang bersifat
multidisplin yang telah disusun.
5

l. Berbagi pengetahuan dan keahlian dengan orang lain


m. Melakukan tindakan pada kondisi dimana keamanan atau kesejahteraan klien
tidak diperhatikan / terancam.
n. Melaporakan kejadian tentang praktek yang tidak benar atau kekeliruan dalam
menjalankan pelayanan keperawatan oleh tenaga lain ( bukan perawat ) kepada
yang berwenang.
o. Membantu mengembangkan kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan
asuhan klien
p. Membantu pengembangan keperawatn atau sistem pelayanan keperawatan

Dokumentasi legal yang isinya merupakan kondisi perkembangan klien biasanya


dituliskan dalam bentuk chart. chart memuat segala proses dan perkembangan klien yang
dituliskan secara akurat.

Chart mempunyai dua fungsi yaitu.sebagai penyedian data mengenai klien dan
merupakan laporan yang dapat menjaga standar pelayanan.adapun komponen komponen dari
data yang legal adalalah sebagai berikut:

1. Kondisi fisik mental.dan emosional.

2. Pengakajian ,obrservasi,status kesehatan dan hasil laboratorium.

3. Perilaku

4. Respons terhadap stimulus , perubahan vuisual dan pendengaran respons verbal


terhadap pertanyan , respons terhadap lingkungan dan perubahan perilaku.

5. Asuhan keperawatan terapeutik.

6. Perawat yang rutin kontrol nyeri, terapi darah dan penggantian cairan

intravena. 7. Pengawasan asuhan keperawatan

8. Memonitor aktivitas motorik tanda tanda vital ,status neurologi, kardiovaskular cairan
dan nutrisi

9. Respons klien terhadap terapi


6

10. Keseimbangan cairan konsumsi makanan intake dan output,status sirkulasi dan
pernapasan serta edukasi dan nyeri.

B. Aturan Legal Dalam Dokumentasi Keperawatan


Dalam melaksanakan pendokumentasian keperawatan selain harus sesuai
dengan standar dokumentasi keperwatan tentunya diperlukan aturan atau norma yang
mengatur untuk pertanggung jawaban dan tanggung – gugat. Aturan atau norma yang
mengatur tentang aspek legal dalam pendokumentasian keperawatan adalah sebagai
berikut :

a). Kode Etik Keperawatan


Kode etik keperawatan mejadi kerangka dasar bagi profesi perawat untuk
bersikap, bertindak, mengembangkan fungsi dan perannya, tanggung jawab kepada
individu, keluarga dan masyarakat, tanggung jawab terhadap tugas, tanggung jawab
terhadap profesi serta tanggung jawab kepada bangsa dan tanah air. Pasal – pasal
kode etik keperwatan yang berhubungan dengan dokumentasi keperawatan secara
implisit diatur pada :
2. Pasal 1
Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya senantiasa berpedoman pada
tanggung jawab yang bersumber dari adanya kebutuhan akan perawatan, Individu,
keluarga dan masyarakat.
3. Pasal 5
Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan nyang tinggi disertai
kejujuran profesional dalam menerapkan pengetahuan serta keterampilan
keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu, keluarga dan masyarakat.
4. Pasal 6
Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan dengan
tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh yang berwenang
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
5. Pasal 10
7

Perawat senantiasa memelihara hubungan baik antar sesama perawat dan tenaga
kesehatan lainnya, baik dalam memelihara keserasian suasana lingkungan kerja
maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara menyeluruh.

b). Undang – Undang Kesehatan


Dalam UU No. 23 tahun 1992 diatur secara garis besar tanggung jawab tenaga
kesehatan ( termasuk perawat ) yang berhubungan pendokumentasian tenaga
kesehatan. Secara implisit sebenarnya diatur pada semua pasal – pasal yang ada
namun lebih jelas diatur pada :
6. Pasal 11 ayat 2
Penyelenggaraan upaya kesehatan sebagaimana dimaksud dalam ayat ( 1 )
didukung oleh sumber daya kesehatan
7. Pasal 32 ayat 2
Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dilakukan dengan pengobatan
dan atau perawatan
8. Pasal 32 ayat 3
Pengobatan dan atau perawatan dapat dilakukan berdasarkan ilmu edokteran dan
ilmu keperwatan dan atau cara lain yang dapat dipertanggung jawabkan
9. Pasal 32 ayat 4
Pelaksanaan pengobatan dan atau perawatan berdasarkan ilmu kedokteran dan
ilmu keperawatan hanya dapat dilakukan tenaga kesehatan yang mempunyai
keahlian dan kewenangan untuk itu
10. Pasal 49
Sumber daya kesehatan merupakan semua perangkat keras dan perangkat lunak
yang diperlukan sebagai pendukung penyelenggaraan upaya kesehatan meliputi :
tenaga kesehatan, sarana kesehatan, perbekalan kesehatan, pembiayaan kesehatan,
pengelolaan kesehatan, penelitian dan pengembangan kesehatan.

11. Pasal 53 ayat 1


Tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan hukum dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya.
12. Pasal 53 ayat 2
8

Tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi


standar profesi dan menghormati hak pasien.
13. Pasal 54 ayat 1
Terhadap tenaga kesehatan yang melakukan kesalahan atau kelalaian dalam
melaksanakan profesinyadapat dikenakan tindakan disiplin.
14. Pasal 55 ayat 1
Setiap orang berhak atas ganti rugi akibat kesalahan atau kelalaian yang dilakukan
tenaga kesehatan . Dalam pasal – pasal yang disebutkan diatas, tidak ada yang
mengatur secara jelas tentang pemdokumentasian , namun pelaksanaan pasal –
pasal tersebut dan termasuk pasal – pasal tentang ketentuan pidana serta sanksi
dalam UU No.23 tahun 1992 memerlukan perangkat dokumentasi sebagai
perangkat lunak.

c). Keputusan Menteri Kesehatan : KepMenkes No. 1239 / Menkes/ SK / XI/2001


Hal – hal yang prinsip mengatur tentang aspek legal etik praktek keperawatan
dan dokumentasi keperawatan diatur dalam keputusan Menteri Kesehatan No. 1239 /
Menkes / Sk /XI/2001.
15. Pasal 8
a. Perawat dapat melaksanakan praktik keperawatan pada sarana pelayanan
kesehatan, praktik perorangan dan atau kelompok.
b. Perawat dalam melaksanakan praktik keperawatan pada sarana pelayanan
kesehatan harus memiliki SIK.
c. Perawat dalam melaksanakan praktik perorangan / berkelompok harus
memiliki SIIP.
16. Pasal 15
Perawat dalam melaksanakan praktik keperawatan berwenang untuk :
d. Melaksankan asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, penetapan
diagnosa keperawatan, perencanaan, melaksanakan tindakan keperawatan dan
evaluasi keperawatan
e. Tindakan keperawatan sebagaimana yang dimaksud pada butir a) meliputi
Intervensi keperawatan, observasi keperawatan, pendidikan dan konseling.
9

f. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan sebagai mana yang dimaksud pada


hurup a) dan b) harus sesuai dengan standar asuhan keperawatan yang
ditetapkan oleh organisasi profesi
g. Pelayanan tindakan medik hanya dapat dilakukan berdasarkan permintaan
tertulis dari dokter.

17. Pasal 16
Dalam melaksanakan kewenangan sebagaimana dimaksud pada pasal 15 perawat
berkewajiban untuk :
a. Menghormati hak pasien
b. Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani ;
c. Menyimpan rahasia sesuai dengan perundang – undangan yang berlaku
d. Memberikan informasi
e. Meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan
f. Melakukan catatan keperawatan dengan baik.
18. Pasal 23
1) Perawat dalam melaksanakan praktik perorangan sekurang – kurangnya
memenuhi persyaratan :
a. Memiliki tempat praktik yang memenuhi syarat kesehatan
b. Memiliki perlengkapan untuk tindakan asuhan keperawatan maupun
kunjungan rumah
c. Memiliki perlengkapan administrasi yang meliputi buku catatan kunjungan
,formulir catatan tindakan asuhan keperawatan serta formulir rujukan.

2) Persyaratan perlengkapan sebagai mana yang dimaksud pada ayat 1) , sesuai


dengan standar perlengkapan asuhan keperawatan yang ditetapkan organisasi
profesi. Aturan-aturan yang disebutkan diatas dalam hal dokumentasi
keperawatan ada yang dengan jelas menyebutkan dan merupakan bagian dari
tindakan yang dilakukan dan ada yang secara implisit, namun begitu
pentingnya dokumentasi tersebut tidaklah sempurna tanpa pendokumentasian.

C. Aspek Legal Pendokumentasian


Terdapat 2 tipe tindakan legal dalam keperawatan yaitu :
10

1. Tindakan sipil atau pribadi


Tindakan sipil berkaitan dengan isu antar individu
2. Tindakan kriminal
Tindakan kriminal berkaitan dengan perselisihan antara individu dan masyarakat secara
keseluruhan. Menurut hukum jika sesuatu tidak di dokumentasikan berarti pihak yang
bertanggungjawab tidak melakukan apa yang seharusnya di lakukan. Jika perawat tidak
melaksanakan atau tidak menyelesaikan suatu aktifitas atau mendokumentasikan secara tidak
benar, dia bisa dituntut melakukan malpraktik. Dokumentasi keperawatan harus dapat
diparcaya secara legal, yaitu harus memberikan laporan yang akurat mengenai perewatan yang
diterima klien. Tappen Weiss dan whitehead (2001) manyatakan bahwa dokumen dapat
dipercaya apabila hal-hal sebagai berikut :
a. Dilakukan pada periode yang sama
Perawatan dilakukan pada waktu perawatan diberikan.
b. Akurat
Laporan yang akurat ditulis mengenai apa yang dilakukan oleh perawwat dan bagian klien
berespon.
c. Jujur
Dokumentasi mencakup laporan yang jujur mangenai apa yang sebenarnya dilakukan
atau apa yang sebenarnya diamati.
d. Tepat
Apa saja yang dianggap nyaman oleh seseorang untuk dibahas di lingkungan umum
didokumentasikan.

Catatan medis klien adalah sebuah dokumentasi legal dan dapat diperliahatkam di
pengadilan sebagai bukti sering kali catatan tersebut digunakan untuk mengingatkan saksi
mengenai kejadian di seputar tuntutan karena beberapa bulan atau tahun biasanya sudah berlalu
sebelum tuntutan di bawa ke pengadilan. Efektivitas kesaksian oleh saksi dapat bergantung
pada akurasi dari catatan semacam ini. Oleh karena itu perawat perlu untuk tetap akurat dan
melengkapi catatan askep yang diberikan pada klien. Kegagalan membuat catatan yang
semestinya dapat dianggap kelalaian dan menjadi dasar Liabilitas yang merugikan. Pengkajian
dan dokumentasi yang tidak memadai atau tidak akurat dapat menghalangi diagnosis dan terapi
yang tepat dan mengakibatkan cedera pada klien.
11

Profile Sarjana Keperawatan dan Ners ini dibagi menjadi 6 antara lain :
1. Care Provider
Perawat memiliki kemampuan dalam mengarahkan, menginisiasi, dan melaksanakan
rencana asuhan keperawatan professional di klinik dan komunitas dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan dan etika profesi sebagai tuntunan
dalam melakukan praktik professional.
2. Community Leader
Perawat memiliki kesempatan untuk mendidik individu dan kelompok di komunitas
mengenai pencegahan dan pemeliharaan kesehatan (Promosi kesehatan). Peran
perawat dalam promosi kesehatan yaitu :
a. Menjadi panutan perilaku dan sikap gaya hidup sehat
b. Memfasilitasi keterlibatan klien dalam pengkajian, implementasi, dan evaluasi
tujuan kesehatan
c. Mengajarkan klien mengenai strategi perawatan diri untuk meningkatkan
kebugaran, memperbaiki nutrisi, mengatasi stress, dan meningkatkan
hubungan
d. Membantu individu, keluarga, dan komunitas untuk meningkatkan
derajat kesehatan mereka
e. Mendidik klien untuk menjadi konsumen perawatan kesehatan yang efektif
f. Membantu klien, keluarga, dan komunitas untuk mengembangkan
dan memilih pilihan promosi kesehatan
g. Memperkuat perilaku promosi kesehatan personal klien dan keluarga
h. Menganjurkan perubahan di komunitas yang meningkatkan lingkungan yang
sehat
3. Educator
Perawat juga berpartisipasi dalam aktivitas pendidikan di komunitas. Peran perawat-
pendidik, antara lain :
a. Mengidentifikasi kebutuhan belajar
b. Menentukan materi pembelajaran sesuai dengan tingkat kebutuhan (formal
dan nonformal)
c. Merancang metode pembelajaran
d. Merancang model evaluasi pembelajaran yang sesuai
e. Melaksanakan proses pembelajaran pada praktikan, praktisi dan klien
sesuai dengan karakteristik pembelajaran
f. Melakukan evaluasi sesuai dengan rancangan yang telah dibuat.
12

g. Mengorganisasikan pengelolaan pada tatanan pendidikan dan pelayanan


4. Manager
Sebagai seorang manager dan pemberi perawatan klien, perawat mengkoordinasikan
berbagai professional perawatan kesehatan dan layanan untuk membantu klien mencapai
hasil akhir yang diinginkan. Sedangkan organisasi birokratik menggunakan kontrol melalui
kebijakan, pekerjaan terstruktur, dan tindakan pembagian kategori. Organisasi lain
mendesentralisasikan kontrol dan menekankan pengarahan diri dan disiplin diri anggotanya.
Fungsi manajerial antara lain :
a. Perencanaan
1) Mengidentifikasi kesempatan di masa yang akan dating
2) Mengantisipasi dan menghindari masalah di masa yang akan dating
3) Menyusun strategi dan rangkaian tindakan
b. Pengorganisasian
1) Mengidentifikasi tugas tertentu dan menugaskannya pada individu atau tim yang
telah mendapatkan pelatihan dan memiliki keahlian untuk melaksanakannya.
2) Mengoordinasikan aktivitas untuk mencapai tujuan unit

5. Pemanduan (Leading) dan Pendelegasian


Fungsi pendelegasian adalah untuk memberikan perawatan dan
seluk-beluk hubungan antar staf, klien dan lingkungan.
Peran perawat manager antara lain :
a. Melakukan kajian situasi pada tatanan pelayanan atau pendidikan
keperawatan atau kesehatan
b. Membuat perencanaan baik strategis maupun operasional sesuai
dengan kajian situasi pada tatanan pelayanan/pendidikan
c. Mengorganisasikan pola pelayanan/pendidikan keperawatan
/ kesehatan sesuai dengan lingkupnya
d. Melakukan pengelolaan staff sesuai dengan lingkupnya
(rekrutmen sampai dengan penataan jenjang karier)
e. Memberikan pengarahan baik pada tatanan pelayanan/pendidikan
sesuai dengan prinsip-prinsip kepemimpinan, motivasi, dsb
f. Melakukan proses kontrol sesuai dengan prinsip-prinsip mutu dan
managemen resiko
13

6. Reseacher
Menurut Position Statement on Education for Participation in Nursing
Research (1994) oleh American Nurses Association (ANA), semua
perawat berbagi komitmen untuk kemajuan ilmu keperawatan. Praktik
berbasis penelitian dipandang sebagai hal penting agar asuhan
keperawatan efektif dan efisien. Menurut Polit dan Hungler (1999),
menetapkan empat alasan penelitian itu penting dalam keperawatan antara
lain:
a. Sebagai profesi
Keperawatan memerlukan penelitian untuk mengembangkan dan
memperluas ilmu pengetahuan ilmiah yang unik dan terpisah dari
disiplin lain.
b. Penelitian itu penting untuk mempertahankan tanggung gugat ilmiah
keperawatan terhadap klien, keluarga, dan masyarakat secara umum.
c. Perhatian saat ini mengenai ekonomi dan keefektifan perawatan
kesehatan menuntut keperawatan untuk mendokumentasikan melalui
penelitian bagaimana layanan keperawatan berperan pada pemberian
perawatan kesehatan.
BAB III
PENUTU
P
A. Kesimpulan
Perawat telah memberikan konstribusi besar dalam peningkatan akan digunakan
untuk mendorong berbagai pihak untuk mengesahkan Rancangan Undang-Undang Praktik
keperawatan.Tidak adanya undang-undang perlindungan bagi perawat menyebabkan perawat
secara penuh belum dapat bertanggung jawab terhadap pelayanan yang mereka lakukan.
Konsil keperawatan bertujuan untuk melindungi masyarakat, menentukan siapa yang
boleh menjadi anggota komunitas profesi (mekanisme registrasi), menjaga kualitas pelayanan
dan memberikan sangsi atas anggota profesi yang melanggar norma profesi (mekanisme
pendisiplinan). RUU Praktik Perawat selain mengatur kualifikasi dan kompetensi serta
pengakuan profesi perawat, kesejahteraan perawat, juga diharapkan dapat lebih menjamin
perlindungan kepada pemberi dan penerima layanan kesehatan di Indonesia.

B. Saran
Dalam prakteknya perawat dituntut untuk tanggap dalam memberikan asuhan
keperawatan pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam menyelesaikan masalah
kesehatan dan kompleks, memberikan tindakan keperawatan langsung, pendidikan, nasehat,
konseling, dalam rangka penyelesaian masalah keperawatan melalui pemenuhan kebutuhan
dasar manusia dalam upaya memandirikan sistem klien, memberikan pelayanan keperawatan
disarana kesehatan dan tatanan lainnya, memberikan pengobatan dan tindakan medik terbatas,
pelayanan KB, imunisasi, pertolongan persalinan normal dan menulis permintaan obat,
melaksanakan program pengobatan secara tertulis dari dokter. Untuk menunjang kegiatan
tersebut seorang perawat diharapkan terdaftar pada badan resmi baik milik pemerintah maupun
non pemerintah.
14
DAFTAR PUSTAKA

Aditama, Tjandra Yoga. 2004. Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Jakarta : UIP AlI

Alimul, A., Aziz. 2002. Pengantar Dokumentasi Proses Keperawatan, Jakarta : EGC

Haston, S.P. 2007. Analisis Data Kesehatan. Depok : Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas

Handayaningsi, 2009. Dokumentasi Keperawatan. Yogjakarta : Mitra Cendikia

Press. Nursalam. 2011. Manajemen Keperawatan.edisi 3. Jakarta : Salemba Medika.

15

Anda mungkin juga menyukai