DOKUMENTASI KEPERAWATAN
Dosen pengampu:
Eti SuliyawatiS.Kep.,M.Si
H. M. Ridwan R, S,Kep.,M.Pd
Sri Yekti Widadi, M.Kep
Disusun Oleh:
1C D3 Keperawatan
STIKesKARSAHUSADAGARUT
JawaBarat2022/2023
KATAPENGANTAR
Puji dan syukur kami panjaatkan kehahirat tuhan yang maha esa karena
“DOKUMENTASI KEPERAWATAN”.
Saya sangkat berharap makalah ini dapat berguna untuk wawasan serta
terdapat kekeurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu. Saya
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang saya
telah buat dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatau yang
makalah ini
i
DAFTARISI
KATAPENGANTAR........................................................................................................i
DAFTARISI.......................................................................................................................ii
BABI PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 LatarBelakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................3
1.3 Tujuan......................................................................................................................3
BABII PEMBAHASAN....................................................................................................4
1.1Konsep Dokumentasi................................................................................................4
1.2 Sistem Informasi Kesehatan...................................................................................13
1.3 Model Pendokumentasian Asuhan Keperawatan...................................................19
1.4 Dokumentasi Dengan Model Nanda......................................................................32
1.5 Sistem Dokumentasi...............................................................................................38
1.6 Pendokumentasian Asuhan Keperawatan..............................................................46
BABIII PENUTUP...........................................................................................................62
1.1Kesimpulan.............................................................................................................62
1.2Saran......................................................................................................................62
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................63
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
dari waktu-kewaktu, karena ini berkaitan erat dengan manusia, kesehatan dan
keperawatan. Semuaitu pada awalnya hanya dilakukan dengan lisan, lalu pencatatan
fungsi dan peran dituntut untuk dapat mendokumentasikan seluruh pekerjaan yang
pasien amat diperlukan karena hukum. Dengan kata lain, melalui pencatatan
secaratertulis tindakan atau terapi yang diberikan kepada pasien, seorang perawat
harus bisadipertanggung jawab didepan hukum jika terjadi sesuatu terhadap pasien.
Sampai saat ini pendokumentasian tindakan keperawatan yang dilakukan oleh perawat
masih menggunakan kertas. Salah satu kendala yang sering menjadi keluhan pada
perawat secara langsung kepasien sering tidak didokumentasikan dengan baik pada
1
terkadangmenimbulkan rasa jenuh.
sebagai alat komunikasi tanggung jawab dan tanggung gugat, maupun disiplinilmu
2
1.2 Rumusan Masalah
1. Apaitusistemdokumentasikeperawatan?
2. Apasajatujuanstandardokumentasikeperawatan?
1.2 Tujuan
1. Mengetahuisistemdokumentasikeperawatan
2. Mengetahuitujuanstandardokumentasikeperawatan
3. Mengetahuiprinsipdokumentasikeperawatan
4. Mengetahuisistemdokumentasi keperawatan
3
BAB II
PEMBAHASAN
telah diberikan kepada klien, berguna untuk klien, perawat dan tim
kesehatan lain sebagai tangung jawab perawat dan sebagai bukti dalam
persoalan hukum.
yangberwenang.
dalam keperawatan harus ada bukti yangtercatat dan nantinya bila ada
dalam format yang telah tersedia dan dibubuhi dengan inisial dan tanda
dokumentasi keperawatan.
a) Mengetahuikemampuanperawatdalammemberikanasuhankeperawatan
b) Mengetahuimutuasuhankeperawatan
c) Meningkatkankualitasasuhankeperawatan
e) Menurunkanbiaya perawatan
f) Melindungikepentinganpasien danperawat
berkelanjutan.
n) Sebagai bukti legal dan sah untuk tanggung jawab perawat kepada klien.
6
b. Prinsip-Prinsip Dokumentasi Keperawatan
komunikasiantar profesi
7
4. Irrefutability: pendokumentasian yangjelas dan objektif.
keperawatan.
cepat.
berlaku.
aman.
8
Prinsip Keperawatan (Brivety, Legibility, dan Accuracy)
a) . Brivety (Ringkas)
bersama-sama.
pasalnya segala hal yang berkaitan dengan klien harus benar-benar sesuai
9
Selain itu, pencatatan atau dokumentasi yang paling penting lainnya
adalah dalam urusan pemberian obat oleh perawat kepada klien. Tidak boleh
1. Sebagai alat pembuktian yang sah apabila ada gugatan dari pihak
berhubungan
10
18. Membantu koordinasi asuhan keperawatan yang diberikan oleh tim
berbasis kompetensi
catatan sesuai dengan presdur dan format untuk memberikan gambaran mengenai
Dokumentasi adalah catatan yang dapat dibuktikan atau dapat menjadi bukti secara
nilai hukum yang sangat penting. Tanpa dokumentasi keperawatan maka semua
makna dalam hal tanggung jawab dan tanggung gugat. Dokumentasi keperawatan
jawabkan dan membuktikan pekerjaannya. Oleh karena itu ada berbagai aturan dan
kaidah yang harus ditaati oleh setiap perawat dalam melakukan pendokumentasian
keperawatan.
pendokumentasian keperawatan.
1. Komunikasi.
12
2. Dokumentasi keperawatan
yang tepat danmemberi kontribusi yang positif bagi pasien jika dilaksanakan
3. Standar dokumentasi
Focus. Agar dapat melakukan pekerjaan dengan baik dan sesuai dengan
b. Gabungan dari beberapa komponen yang bekerja sama untuk mencapai tujuan
13
c. Suatu tatanan dimana terjadi suatu kesatuan usaha dari berbagai unsur yang saling
tertentu.
menurut pendapat FitzGeald (1981) yang dikutif oleh Sauerborn dan Lippeveld
(2000).
banyak diterima, karena kenyataannya suatu sistem dapat terdiri dari beberapa
subsistem atau sistem bagian. Ciri yang mendasari suatu sistem adalah :
teknologi, dan sumber daya manusia yang saling berkaitan dan dikelola secara
Sebagaimana yang kita tahu, bahwa pada sekarang ini perkembangan teknologi
sistem informasi sangat cepat dan penyajian informasi yang cepat dan efisien
sistem terkomputerisasi.
Rumah sakit sebagai salah satu institusi pelayanan dalam bidang kesehatan yang
membutuhkan keberadaan suatu informasi yang akurat, handal, dan memadai untuk
Dengan adanya sistem informasi memudahkan rumah sakit dalam pengelolahan data
Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah suatu sistem pengolahan data dan
SIK yangterintegrasi, yang dapat menyediakan data secara real time yang mudah
15
diakses dan berfungsisebagai sistem pendukung pengambilan keputusan
anggaran.
bidangkesehatan.
disaggregate/ individu.
dengan menjalin kerjasama dengan Perguruan Tinggi dan lintas sektor terkait
Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah suatu sistem pengelolaan data dan
kabupaten/kota.
penyajian informasi. Di Indonesia sendiri telah ada susunan undang undang yang
menjelaskan tentang informasi yaitu menurut UUD 1945, Pasal 28; Setiap orang
dalam undang undang ini dinyatakan pula bahwa ketentuan lebih lanjutmengenai
penyusunan regulasi dan standar SIK berupa rancangan peraturan pemerintah dan
NSPK yaitu panduan rencana aksi penguatan SIK. Dalam menyusunan standar dan
regulasi SIK perlu dibentuk suatu Komite AhliSIK dan Tim Perumus SIK.
Pedoman dan Sistem Informasi Kesehatan. Komite Ahli dan Tim Perumus ini
merupakan para ahli yang berasal dari berbagai institusi/sektor yang mempunyai
kaitan dan peran dalam Sistem Informasi Kesehatan. Setelah tugasnya selesai,
sektor. Untuk itu perlu tersedia suatu Forum yang dijalankan oleh suatu Komite Ahli
untuk mengoordinasikan seluruh upaya SIK. Komite Ahli terbagi dalamtujuh divisi
yang diadaptasi dari komponen SIK, yang akan bertugas memberi rekomendasi
sektor kesehatan.
disusun suatu Rencana Aksi Penguatan atau SIK yang komprehensif dengan
sistem pelayanan kesehatan yang berorientasi pada sumber informasi. Model ini
menempatkan catatan atas dasar disiplin orang atau sumber yang mengelola
pencatatan. Dokumentasi dibuat dengan cara setiap anggota tim kesehatan membuat
melaksanakan kegiatan sendiri tanpa tergantung anggota tim kesehatan yang lain.
fisioterapi, ahli gizi, dan lain-lain. Dokter menggunakan lembar untuk mencatat
masing-masing.
19
Komponen Catatan berorientasi pada sumber terdiri dari lima komponen yaitu :
a. Keuntungan
b. Kerugian
c) Superficial pencatatan tanpa data yang jelas. Memerlukan pengkajian data dari
20
b. Model Dokumentasi POR ( Problem - Oriented – Record )
Pendekatan ini pertama kali dikenalkan oleh dr. Lawrence Weed dari Amerika
Serikat. Dalam format aslinya pendekatan berorientasi masalah ini dibuat untuk
dengan sistem ini semua petugas kesehatan mencatat observasinya dari suatu daftar
masalah.
Pengertian Model ini memusatkan data tentang klien dan didokumentasikan dan
semua data mengenai masalah yang dikumpulkan oleh dokter, perawat atau tenaga
a. Data Dasar
Data dasar berisi kumpulan dari data atau semua informasi baik subyektif
maupun obyektif yang telah dikaji dari klien ketika pertama kali masuk Rumah
1. Pengkajian keperawatan
3. Pemeriksaan fisik
berada didepan dari catatan medik. Daftar masalah ini bisa mencerminkan keadaan
pasien, masalah-masalah ini diberi nomor sehingga akan memudahkan bila perlu
dirujuk ke masalah tertentu dalam catatan klinik tersebut. Bila masalah sudah
teratasi juga diberi catatan dan diberi tanggal kapan masalah tersebut teratasi juga
diberi catatan dan diberi tanggal kapan masalah tersebut teratasi dan petugas yang
masalah ini berfungsi sebagai indeks maupun gambaran dari klien tersebut.
1. Daftar masalah berisi tentang masalah yang telah teridentifikasi dari data dasar,
masalah ditulis pertama kali oleh tenaga yang pertama bertemu dengan klien
Daftar ini berada pada bagian depan status klien dan tiap masalah diberi
masalah tersebut.
c. Daftar Awal Rencana Rencana asuhan merupakan hasil yang diharapkan tindak
dan penyuluhan untuk pasien. Setiap masalah yang ada dimaksudkan kebutuhan
akan asuhan, dilaksanakan oleh siapa, frekuensi pelaksanaan dan hasil yang
diharapkan, tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Batas waktu ditentukan
22
untuk evaluasi respon pasien terhadap intervensi maupun kemajuan terhadap
pencapaian tujuan.
1. Rencana asuhan ditulis oleh tenaga yang menyusun daftar masalah. Dokter
secara khusus, observasi yqng harus dilakukan. Jika masalah awal diagnosa
yang diperlukan oleh klien untuk beradaptasi terhadap masalah yang berkaitan
dengan kesehatan.
mengenai setiap nomor dan judul masalah yang sudah terdaftar. Catatan ini
dalam tiga bentuk, yaitu flow sheet berisi hasil observasi dan tindakan tertentu,
masalah yang telah dilakukan tindakan, dan disusun oleh semua anggota
sama.
mencatat secara naratif dari hasil atau penemuan yang menyimpang dari keadaan
normal atau standar. Komponen CBE mengintegrasikan tiga komponen kunci yaitu :
indikator pengkajian dan penemuan termasuk instruksi dokter dan bidan, grafik,
mengurangi pencatatan tentansg hal rutin secara berulang kali. Oleh karena itu
sebenarnya serta harus dilakukan oleh perawat di bangsal , walaupun ada juga
c). Formulir dokumentasi yang diletakkan ditempat tidur pasien. Format CBE
meliputi :
7. Daftar diagnose.
4. Data normal atau respon yang diharapkan tidak mengganggu informasi lain.
5. Menghemat waktu karena catatan rutin dan observasi tidak perlu dituliskan.
a). Penggunaan Format PIE tepat digunakan untuk sistem pemberian asuhan
keperawatan primer. Pada keadaan klien yang akut, perawat primer dapat
sistem tubuh dan diberi tanda PIE setiap hari. Setelah itu Perawat Associate (PA)
6. Keadaan klien sebagai pengaruh dari intervensi diidentifikasi dengan tanda “E”
Perkembangan klien, mulai dari masuk sampai pulang dapat dengan mudah
digambarkan.
keperawatan.
Pencatatan ini biasa disebut juga dengan Focus adalah suatu proses orientasi dan
klien fokus. Hal ini digunakan proses keperawatan untuk mengorganisir dokumentasi
a). Data : Berisi tentang data subyektif dean obyektif yang mengandung
dokumentasi fokus.
b). Action : Merupakan tindakan keperawatan yang segera atau yang akan dilakukan
c). Response : Menyediakan keadaan respon klien terhadap tindakan medis atau
5. Waktu lebih singkat tanpa harus menuliskan pada beberapa bagian pada
format.
2. Penggunaan Focus pada kolom tidak konsisten dengan istilah pada rencana
tindakan keperawatan
yang terlihat hanya kode saja. Kode sendiri berdasarkan standar asuhan keperawatan
akhirnya akan terlihat data dokumentasi hanya berupa kode secara lengkap
menguraikan mulai dari penyakit hingga evaluasi yang akan dicapai oleh pasien
tersebut. Sistem pengkodean ini, tidak menuntut perawat untuk melakukan aktivitas
keperawatan yang terdiri dari atom (data) konsep, masing-masing mempunyai kode
interaktif, saling berkaitan, dan proses umpan balik yang terus-menerus. Model
Sistem CCC ( mengilustrasikan hubungan antara CCC of Nursing diagnosis dan hasil
dan CCC Keperawatan dan Intervensi.Clinical Care Clasification (CCC) Sistem akan
a). Diagnosa Keperawatan terdiri 182 diagnosa keperawatan yang diambil dari 21
tetapi juga untuk mengevaluasi apakah hasil sebenarnya telah mencapai atau tidak
a). Alat Perlengkapan yang disiapkan adalah Sistem Informasi Kesehatan Elektronik,
Sistem Informasi.
dari perencanaan adalah bagaimana produk akhir akan terlihat dan bagaimana
kegiatannya meliputi
juga sebaiknya:
memastikan bahwa CND memuat enam set kode yang berfungsi seperti yang
31
1.4 Dokumentasi Dengan Model NANDA
Model pendokumentasian menurut NANDA (NIC NOC) diantaranya antaralain:
Domain 2.Nutrisi
Domain 4.Aktivitas/istirahat
32
Domain 5.Persepsi/kognisi
kognisi,dan komunikasi.
Domain 6.Persepsi-diri
Koneksi positif dan negatif atau asosiasi antara orang atau kelompok orang
Domain 8.Seksualitas
kegiatan, kebiasaan, atau institusi yang dipandang benar atau memiliki nilai
intrinsik.
Domain 11.Keamanan/perlindungan
Bebas dani bahaya, cedera fisik, atau kerusakan sistem imun; selamat dari
Domain 12.Kenyamanan
disebut sebagai taksonomi. Penting untuk memahami sedikit tentang taksonomi, dan
tertentu dalam subjek studi, profesi, dll. (English Oxtord Living Dictionary
Online2020).
Online,2020).
Taksonomi dapat dibandingkan dengan lemari arsipdi dalam satu laci (domain) kita
dalam laci tersebut, Anda mungkin memiliki folder file individu (kelas) untuk
perawatan anak, perawatan hewan, dan lain-lain. Di dalam setiap folder file (kelas),
Anda kemudian memiliki tagihan individu yang mewakili setiap jenis utang
pada tahun 1735. Carl Linnaeus awalnya mengidentifikasi tiga kingdom (hewan,
tumbuhan, dan mineral), yang kemudian dibagi ke dalam kelas, ordo, famili, genus,
dan spesies (Quammen 2007). Kita mungkin belajar tentang revisi taksonomi
biologis di kelas ilmu dasar tatanan sekolah menengah atau universitas kita.
hal yang spesifik; terminologi adalah bahasa yang digunakan dalam disiplin
pengetahuan keperawatan. Ketika kita ingin berbicara tentang cara kita menyusun
bidangpengetahuan yang signifikan dari disiplin ilmu. Oleh sebab itu, sistem
35
klasifikasi dalam perawatan kesehatan memiliki beberapa fungsi, termasuk untuk:
taksonomi juga dapat menyajikan fungsi lainnya. Hal ini misalnya dapat membantu
dan jurnal-jurnal iimiah, serta telah ditelaah oleh para praktisi danakademisi
keperawatan.
Standar ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi perawat dalam menegakkan
memberikan asuhan keperawatan yang aman, efektif dan etis. Standar ini
(SDKI) ini dalam penyusunannya telah disesuaikan dan telah dikembangkan dari
Standar Praktik Keperawatan Indonesia yang dikeluarkan oleh PPNI tahun 2005.
keperawatan.
a. Rasional
b. Kriteria Struktur
a). kepada teman sejawat dan klien untuk melakukan validasi diagnosis
keperawatan
yang terkait
37
d). adanya pencatatan yang sistematis tentang diagnosis klien.
c. Kriteria Proses
b). Komponen diagnosis keperawatan terdiri dari masalah (P), penyebab (E),
c). Bekerja sama dengan klien, dekat dengan klien, dan petugas kesehatan
d). Melakukan kaji ulang dan revisi diagnosis berdasarkan data terbaru.
d. Kriteria Hasil
Dokumentasi atau catatan tentang layanan kepada klien yang dikerjakan atau
b. Tidak perlu mempelajari cara kerja suatu alat atau benda yang digunakan untuk
mengerjakan
38
Kekurangan dokumentasi manual:
3) Sering sulit dibaca/dapat salah diartikan sehingga hanya dapat digunakan untuk
keputusan
mengobservasi langsung
d. Catatandibuatkronologis
g. Dokumentasi akurat, benar, komplit, jelas, dapat dibaca dan ditulis dengan tinta
1) Lembar pengkajian
39
lembar pengkajian
a. Sebagai wahana komunikasi antar tim keperawatan dengan tim kesehatan lain
kepada klien dan dapat digunakan sebagai bukti bagi tenaga berwenang.
berulang)
kepada klien
40
yang berbeda tidak sesuai klasifikasi rencana keperawatan yang sudah baku
terdapat hambatan yang ditemukan karena minat dalam aplikasi computer atau
elektronik.
orang lain
b. Mengubah password pada interval yang sering dan teratur (sesuai kebijakan
lembaga)
c. Memilih password yang tidak mudah diuraikan dan melakukan log off bila
41
Sistem data keperawatan yang dapat dibuat dalam bentuk elektronik, yaitu:
a. Pengkajian
c. Perencanaan keperawatan
d. Pelaksanan Keperawatan
f. Sistem pembayaran
h. Akses data dari profesi lain (dokter, farmasi, radiologi, dan lain-lain)
42
Program perangkat lunak memungkinkan perawat untuk dengan cepat
memasukkan data pengkajian spesifik sekali waktu dan informasi secara otomatis
komputer rumah sakit dengan dokumentasi keperawatan yang diisi oleh staf
perawat. Perawat dengan system yang terkomputerisasi ini dapat melakukan akses
ke laboratorium, radiologi, fisioterapi, dan disiplin yang lain, seperti ahli gizi,
keperawatan yang dibuat. Pencatatan dan pelaporan menjadi lebih akurat, lebih
lengkap, lebih menghemat waktu dan perawat akan lebih sering berada disamping
pasien.
lain:
c) Catatandapat siapsedia
Data pasien harus siap sedia untuk digunakan dan waktu yang dihabiskan untuk
ditinjau kembali oleh sejumlah orang sesuai dengan jumlah terminal computer.
43
Kerusakan data lebih sulit terjadi jika menggunakan system komputer. Program
software harus berisi cara untuk memperbaiki, seperti data masuk yang tidak
Down time adalah waktu ketika computer tidak berfungsi karena perbaikan
c. Jumlah catatan
f. Resistensi
44
Resistensi terhadap perubahan merupakan kekuatan penting yang dapat
efisiensi sistemtersebut
i. Biaya
perizinan, dan perubahan yang diperlukan agar hardware atau software tersebut
d. EMR yang dirancang dengan baik akan mendukung otonomi yang dapat
dipertanggung jawabkan.
pasien
3. Tujuan dari rencana keperawatan adalah untuk merancang suatu rencana keperawatan
masalah-masalah kesehan
hasil yang diharapkan dan intervensi keperawatan terutama yang dirancang untuk
pasien. Pengkajian pasien yang tertulis, formulasi diagnosis keperawatan dan rencana
46
keperawatan yang tertulis memberikan perawatan yang berorientasi pada tujuan dan
dan pengamatan serta pemeriksaan penunjang (misal: laboratorium, foto rongen, dan
lain-lain).
sosial-spiritual.
4. Mengkaji data subyektif dan obyektif berdasarkan keluhan pasien dan pemeriksaan
5. Mencatat data yang dikaji sesuai dengan format dan pedoman pengkajian yang baku.
data dari proses keperawatan memerlukan pengumpulan dan himpunan data yang
sistematis.
1. Untuk mengidentifikasi kebutuhan pasien yang unik dan respon pasien terhadap
beberapa sumber menjadi satu sumber yang umum sehingga pola-pola kesehatan
47
3. Untuk meyakinkan garis dasar informasi yang ada dan untuk bertindak sebagai
4. Untuk mengidentifikasikan karakteristik unik dari kondisi pasien dan Respon yang
5. Untuk mensuplai data yang cukup guna memberikan alasan akan kebutuhan
informasi yang ada tentang pasien yang dikumpulkan dari interview pasien,
riwayat kesehatan pemeriksaan fisik, dan tes laboratorium dan tes diagnostik
lainnya.
1. Tipe-tipe Pengkajian
a. Pengkajian awal pengkajian awal terjadi ketika pasien masuk dalam fasilitas
ditunjuk kepada formulir data keperawatan norsing data base form kop
kesehatan personalnya.
48
c. Pengkajian ulang data pengkajian ulang adalah item informasi yang
untuk penggunaan umum suatu agen untuk penggunaan spesifik pada unit
pada lembar yang sesuai. ini dapat dikategorikan sebagai data penguat atau
4. Kata Penguat
Data penguat adalah informasi yang diulang atau data yang sudah
49
5. Data Yang Digunakan
penjelasan.
klinis. dalam kasus yang sama alat yang digunakan tersebut disahkan oleh
keperawatan;
kesehatan.
50
E: etiologi merupakan ungkapan singkat yang menunjukkan kemungkinan
penyebab atau faktor risiko pada masalah aktual atau masalah resiko pasien.
S: Sign atau symptom (tanda dan gejala) merupakan pernyataan khusus tentang
perilaku reaksi pasien yang sesuai dengan keadaan pasien terhadap masalah
semua perawat.
pengkajian data.
keadaan seseorang.
perawatan.
karakteristik Mayor adalah elemen data yang harus selalu ada untuk suatu tabel
diagnosa yang digunakan titik karakter minor adalah elemen data yang biasanya
segera (untuk contoh, tanda dan gejala pencatatan sebelumnya atau sesudah
diagnose).
etiologi.
NANDA.
4. Merujuk pada daftar yang dapat diterima, bentuk diagnosa keperawatan untuk
52
menegakkan diagnosa keperawatan
laporan perubahan
10. Catat bahan perawatan adalah dasar untuk pertimbangan dari langkah-langkah
proses keperawatan
12. Suatu agenda atau pencatatan mungkin memerlukan untuk membuat diagnosa
keadaan klien.
53
Ada 3 modern rencana tindakan perawatan yang lagi digunakan yaitu:
1. Bentuk rencana tindakan sederhana yang mana ditulis dengan tangan dan
penting:
1. Diagnosa Keperawatan
2. Kriteria Hasil
54
Setiap diagnosa keperawatan harus mempunyai sedikitnya satu
kriteria hasil. kriteria hasil dapat di ukur dengan tujuan yang di harapkan
berdasarkan masalah klien dan bantuan yang di terima kliem adalah hasil
yang di harapkan.
pencapaian tujuan atau hasil yang diharapkan. Bagian dari pengumpulan data ini
flow sheet yang bersamaan pula menilai perkembangan pasien yang spesifik.
c. Catat tindakan atau pendidikan kesehatan kepada klien atau keluarganya setelah
d. Beri tanda tangan dan nama ielas pada tempat yang tersedia.
nama dan dosis yang sama. Kesalahan inibisa saja terjadi, terutama jika pasien
malpraktek.
Evaluasi untuk setiap diagnosa keperawatan meliputi data subyektif (S) data obyektif
(O), analisapermasalahan (A) klien berdasarkan S dan O, serta perencanaan ulang (P)
berdasarkan hasil analisa data diatas. Evaluasiini disebut juga evaluasi proses. Semua
itu dicatat pada formulir catatan perkembangan (progress note) atau CP5.
pendekatan SOAP.
evaluasi proses, yaitu evaluasi terhadap respon yang segera timbul setelah
yang baru saja diterima. Respon ini mudah didokumentasikan karena respon
70x/menit, suhu=370C
2. Evaluasi sumatif atau evaluasi hasil yaitu evaluasi respon (jangka panjang)
telah ditetapkan
58
4. Menilai apakah tujuan dalam rencana tercapai atau tidak. Jika hasil yang
realitas untukpasien, apakah pasien menganggap bahwa tujuan itu penting, dan
tercapai
d. Ada beberapa bentuk format dokumentasi yang dapat digunakan perawat untuk
1. SOAP
dievaluasi).
bentukmasalah keperawatan).
59
2. SOAPIER
diharapkan.
60
3. D. A. R.
mengatasimasalah.
61
BAB III
PENUTUPAN
1.1 Kesimpulan
Dokumentasi keperawatan merupakan bukti pencatatan dan pelaporan yang
kesehatan dengandasar komunikasi yang akurat dan lengkap secara tertulis dengan
data-data tadi akan dikelompokkan dan dianalisis untuk dapat memunculkan diagnose
1.2 Saran
baik pembaca maupun penyusun dapa tmenerapkan pembelajar anmen genaimater ini
dalamkegiatan keperawatan.
62
DAFTAR PUSTAKA
Dinarti,S.Kp, MAP, Ns. Ratna Aryani, S.Kep, Heni Nuraeni S.Kep, Ns. Reni Chairani,
T.M. Marrelli, RNc, MA, MSN. 2008. Buku Saku Dokumentasi Keperawatan (Nursing
https://adoc.pub/kebijakan-sistem-informasi-kesehatan-nasional-pusat-data-dan.html
https://sis.binus.ac.id/2019/07/05/sistem-infofrmasi-kesehatan-sik/
https://eprints.umm.ac.id/74435/3/BAB%20II.pdf
https://pustaka.uinsu.ac.id/index.php?p=show_detail&id=24091&keywords=
http://repo.poltekkes-palangkaraya.ac.id/1876/1/MODUL%201.pdf
T. Heather Herdman, PhD, RN, FNI, FAAN Shigemi Kamitsuru, PhD, RN, FNI Camila
Nursalam. 2011. Proses dan Dokumentasi Keperawatan : Konsep dan Praktik. Jakarta:
SalembaMedika
63
Abdul Ghofur, S. Kp.M.,Kes. 2013. Standar dan Modul Dokumentasi Keperawatan.
https://id.b-ok.asia/book/11765205/fd0b68
https://id.b-ok.asia/book/11765122/c100d6
Depkes R.I (1995). Instrumen Evaluasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan di Rumah
EGC. 2002
Carpenito, Lynda juall. Diagnosa keperawatan : aplikasi pada praktek klinis, edisi 6. Jakarta :
64