Anda di halaman 1dari 15

Makalah : Dokumentasi Keperawatan

Dosen : Fanny Dewi Sartika, S.Kep., Ns., M.Kes., M.Kep

KONSEP DOKUMENTASI KEPERAWATAN

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2
Syayyidah Fatimah Azzahra
Annisa Fauziah Yusri
Yaya Wijaya

AKADEMI KEPERAWATAN SYEKH YUSUF GOWA

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas anugrah, kesempatan dan pemikiran yang diberikan kepada
kami sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul ”Konsep Dokumentasi Keperawatan”
ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada bidang studi
mata kuliah Dokumentasi Keperawatan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang pendokumentasian pada keperawatan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami susun ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini dan yang akan
datang.

Sungguminasa, 01 Juli 2021

Penyusun

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR............................................................................................................................... 2

DAFTAR ISI............................................................................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.......................................................................................................................... 4

B. Rumusan Masalah.................................................................................................................... 5

C. Tujuan........................................................................................................................................ 5

BAB II PEMBAHASAN

A. Proses Dokumentasi Keperawatan............................................................................................ 6

B. Standar Dokumentasi Keperawatan........................................................................................... 7

C. Aspek Legal Serta Manajemen Resiko..................................................................................... 11

D. Menganalisa Laporan Asuhan Keperawatan........................................................................... 13

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.............................................................................................................................. 15

B. Saran........................................................................................................................................ 15

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

3
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keperawatan adalah pelayanan profesional berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, yang berbentuk
pelayanan bio, psiko, sosio, dan spiritual komprehenshif yang ditujukan kepada individu,
kelompok, dan masyarakat, baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan
manusia. Pelayanan dalam keperawatan berupa bantuan, diberikan karena orang yang memiliki
kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, dan kurangnya kemauan menuju
kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-hari. Pelayanan profesional keperawatan memiliki
cara yang menjamin tercapainya tujuan dengan optimal dan dapat dipertanggung-jawabkan
secara moral dan hukum. Metodologi yang dimaksud adalah proses keperawatan. Proses
keperawatan adalah suatu cara pemecahan masalah klien yang sistematis dan dilaksanakan
sesuai dengan kaidah atau aturan keperawatan. Oleh karena itu, proses keperawatan ini
merupakan inti dari praktik keperawatan dan sekaligus sebagai isi pokok dokumentasi dalam
keperawatan. Dengan begitu, pengelompokan dokumentasi mengikuti tahapan proses
keperawatan yaitu dari pengkajian, diagnosis, perencanaan, tindakan, sampai pada akhirnya
evaluasi keperawatan.
Dokumentasi asuhan keperawatan adalah suatu catatan yang berisi seluruh data yang dibutuhkan
untuk menentukan diagnosis keperawatan, perencanaan keperawatan, tindakan keperawatan,
dan penilaian keperawatan yang disusun secara sistematis, valid, dan dapat
dipertanggungjawabkan secara moral dan hukum. Pendokumentasian merupakan bukti legal
pelaksanaan pelayanan di rumah sakit. Kualitas pelayanan di suatu rumah sakit salah satunya
dapat dilihat dari pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan (Wang, Hailey, & Yu,
2011). Dokumentasi asuhan keperawatan dilakukan sebagai bukti tindakan keperawatan sudah
dilakukan secara profesional dan legal sehingga dapat memberikan perlindungan pada perawat
dan pasien (Iyer & Camp, 2005). Dokumentasi berguna bagi rumah sakit dalam meningkatkan
standar akreditasi, sebagai alat komunikasi antar profesi, indikator pelayanan mutu, bukti
tanggung jawab, dan tanggung gugat perawat, sumber data dan sebagai sarana penelitian.
Dokumentasi keperawatan mempunyai makna penting dalam aspek hukum, kualitas pelayanan,
komunikasi, pendidikan, penelitian, dan akreditasi. Berhubungan dengan perlindungan hukum,
dokumentasi asuhan keperawatan dapat memberi bukti yang berharga tentang kondisi pasien
dan pengobatannya dan dapat bersifat kritis dalam menentukan standar perawatan apakah
telah dipenuhi atau tidak.

4
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses dokumentasi keperawatan
2. Bagaimana standar dokumentasi keperawatan
3. Bagaimana aspek legal serta manajemen resiko
4. Bagaimana menganalisa laporan asuhan keperawatan

C. Tujuan Penulisan
1. Memenuhi tugas mata kuliah dokumentasi keperawatan
2. Membahas lebih lanjut tentang konsep pendokumentasian pada keperawatan

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Proses Dokumentasi Keperawatan


Dokumentasi keperawatan mempunyai makna penting dalam aspek hukum, kualitas
pelayanan, komunikasi, pendidikan, penelitian, dan akreditasi. Berkaitan dengan
perlindungan hukum, dokumentasi asuhan keperawatan dapat memberi bukti yang
berharga tentang kondisi pasien dan pengobatannya dan dapat bersifat kritis dalam
menentukan standar perawatan apakah telah dipenuhi atau tidak (Nursalam, 2008).
Dokumentasi Asuhan Keperawatan merupakan informasi tertulis tentang status dan
perkembangan kondisi klien serta semua kegiatan asuhan keperawatan yang dilakukan
oleh perawat (Fisbach,1991). Nursalam (2008) menyebutkan instrumen studi dokumentasi
penerapan standar asuhan keperawatan di RS menggunakan instrumen A dari DEPKES
(1995) yang meliputi standar I (Pengkajian Keperawatan), standar II (Diagnosa
Keperawatan) ,standar III (Perencanaan Keperawatan), standar IV (Intervensi
Keperawatan), standar V (Evaluasi Keperawatan), standar VI (Catatan
AsuhanKeperawatan).
Komponen dokumentasi asuhan keperawatan meliputi komponen isi dokumentasi dan
komponen dalam konsep penyusunan dokumentasi. Komponen isi dokumentasi meliputi:
pengkajian, diagnosis keperawatan, rencana keperawatan, pelaksanaan tindakan
keperawatan, evaluasi, pengesahan (tanda tangan/paraf dan nama terang perawat), dan
catatan keperawatan diisi secara lengkap dan jelas, resume keperawatan (Catatan pasien
pulang atau meninggal dunia). Standar asuhan keperawatan diberlakukan di seluruh rumah
sakit melalui Surat keputusan direktur jenderal pelayanan medik nomor:
YM.00.03.2.6.7637 tahun 1993 tentang berlakunya standar asuhan keperawatan di rumah
sakit. Standart Operating Procedure (SOP) merupakan aktivitas dari NIC (Nursing
Intervention Classification). NIC (Nursing Intervention Classification) adalah sistem
klasifikasi perawatan yang menggambarkan kegiatan yang dilakukan oleh perawat
sebagian bagian dari proses keperawatan yang berasosiasi dengan pembuatan rencana
asuhan keperawatan.
Prosedur operasional standar adalah proses standar langkah - langkah sejumlah instruksi
logis yang harus dilakukan berupa aktivitas, aliran data, dan aliran kerja. Dilihat dari

6
fungsinya, SOP berfungsi membentuk sistem kerja & aliran kerja yang teratur, sistematis,
dan dapat dipertanggung jawab kan, menggambarkan bagaimana tujuan pekerjaan
dilaksanakan sesuai dengan kebijakan dan peraturan yang berlaku, menjelaskan bagaimana
proses pelaksanaan kegiatan berlangsung; sebagai sarana tata urutan dari pelaksanaan dan
pengadministrasian pekerjaan harian sebagaimana metode yang ditetapkan, menjamin
konsistensi dan proses kerja yang sistematik, dan menetapkan hubungan timbal balik antar
satuan kerja.

B. Standar Dokumentasi Keperawatan


Standar dokumentasi adalah pernyataan tentang kualitas dan kuantitas dokumentasi
dipertimbangkan secara baik untuk memperkuat pola pencatatan dan sebagai petunjuk atau
pedoman pendokumentasian dalam tindakan keperawatan. Perawat memerlukan standar
dokumentasi sebagai petunjuk dan arah agar tidak terjadi penyimpangan dan melakukan
teknik pencatatan dengan benar.(Yustiana & Abdul,2016).standart dokumentasi sangat
penting dalam penyusunan dokumentasi asuhan keperawatan agar tidak terjadi kesalahan
dalam pemberian informasi kemajuan kesehatan klien kepada petugas kesehatan lainnya.
Setelah memberikan asuhan keperawatan kepada klien dan keluarga, dokumentasi
merupakan bagian yang tidak bisa di pisahkan, terutama dalam pencapaian mutu kualitas
pelayanan asuhan keperawatan. Setiap pelaksanaan tugas dalam keperawatan, harus ada
bukti yang tercatat dan nantinya bila ada sesuatu yang terjadi bisa ditelusuri semenjak awal
dari dokumentasi keperawatan yang telah dibuat serta dapat menjadi bukti hukum apabila
terjadi hal hal yang tidak diinginkan juga merupakan perlindungan hukum bagi perawat.
Ketika seorang perawat akan menuliskan dokumentasi yang efektif perawat harus
mengikuti kaidah kaidah sebagai berikut agar dipahami oleh petugas kesehatan lainnya:
a.Simplicity: menggunakan kata-kata dasar, sederhana dan mudah dipahami oleh petugas
kesehatan lainnya.
b.Conservatism: setiap pendokumentasian kesimpulan diagnosa keperawatan harus
akurat, didasarkan pada informasi yang terkumpul baik secara subjektif atauobjektif.
c. Ptience: mempergunakan waktu yang cukup untuk mengetahui apa yang terjadi pada
pasien dan apa yang dilakukan pasien.
d.Irrefutability: pendokumentasian harus yang jelas dan obyektif dengan penulisan yang
dapat dibaca.

7
Menurut Yustiana & Abdul tahun 2016 standar dokumentasi yang lengkap menunjukkan
tiga komponen dimana setiap komponen disertai indikator. Komponen standar
dokumentasi terdiri dari:
Standar 1 : Komunikasi
Perawat melakukan dokumentasi yang berisi informasi yang akurat, relevan dan
komprehensif mengenai kondisi klien, kebutuhan klien, intervensi keperawatan dan hasil
kesehatan klien.
Indikator Perawat
a)Memberikan tanda tangan lengkap atau inisial, dan gelar profesional dengan semua
dokumentasi.
b) Memberikan tanda tangan lengkap, dan inisial pada data base saat initialling
dokumentasi.
c)Memastikan bahwa dokumentasi tulisan tangan terbaca dan menggunakan tinta
permanen.
d) Menggunakan singkatan dan simbol yang masing-masing singkatan dan simbol
tersebut memiliki interpretasi berbedadan telah disepakati dan diterima dalam bidang
pelayanan dan profesi kesehatan.
e)Mendokumentasikan saran, perawatan atau layanan yang diberikan kepada individu
dalam kelompok, kelompok khusus, komunitas atau populasi (misalnya: sesi
pendidikankelompok).
f) Mendokumentasikan asuhan keperawatan yang diberikan teknologi informasi dan
telekomunikasi (misalnya: memberikan terapi melaluitelepon).
g) Mendokumentasikan inform consent ketika perawat memberikan pengobatan atau
intervensi tertentu dan advokasi kebijakan dokumentasi yang jelas dan prosedur yang
konsisten dengan Standar Asuhan Keperawatan (SAK).

Seorang perawat dapat memenuhi standar dokumentasi keperawatan dengan cara:


a) Memastikan dokumentasi yang merupakan catatan lengkap tentang asuhan
keperawatan tersedia dan mencerminkan semua aspek proses keperawatan,

8
termasuk penilaian, perencanaan, intervensi (independen dan kolaboratif) dan
evaluasi.
b) Mendokumentasikan informasi baik berupa data objektif maupun data subjektif.
c) Memastikan bahwa rencana perawatan jelas, terkini, relevan dan individual untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan klien.
d) Meminimalkan duplikasi informasi dalam catatankesehatan.
e) Mendokumentasikan komunikasi yang signifikan dengan anggota keluarga/orang
lain yang signifikan, pengganti pengambil keputusan dan penyedia perawatan
lainnya.
f) Memastikan bahwa data informasi perawatan klien telah disimpan dalam dokumen
hard copy sementara (seperti KARDEX, laporan shift atau buku komunikasi) serta
disimpan dalam catatan kesehatan permanen. Sebagai contoh, jika sistem
elektronik tidak tersedia, perawat harus memastikan bahwa informasi yang
disimpan dalam dokumen sementara dimasukkan dalam sistem elektronik bila telah
tersedialagi

Standar 2 : Akuntabilitas dan Kewajiban


Perawat mendokumentasikan asuhan keperawatan sesuai dengan standar profesional dan
etika, peraturan dan kebijakan yang relevan dari rumah sakit.
Indikator Perawat
a)Pendokumentasian perawatan dilakukan sesegara mungkin setelah tindakan perawatan
dilakukan.
b) Penulisan tanggal dan waktu pelaksanaan tindakan perawatan.
c)Dokumentasi di buat berdasarkan urutan kronologiskejadian.
d) Pendokumentasian tidak boleh meninggalkan baris kosong pada lembar dokumentasi
perawat harus menutup bagian yang kosong itu dengan garis yang memenuhi lembar
dokumentasi. Bilamana dokumentasi menggunakan sistem elektronik perawat harus
menahan diri sampai koreksi entri data yang keliru sambil memastikan bahwa
informasi asli tetap terlihat sesuai dengan kebijakan aturan rumah sakit.
e)Mengoreksi entri data yang keliru sambil memastikan bahwa informasi asli tetap terlihat.
f) Dilarang menghapus, mengubah atau memodifikasi dokumentasi orang lain.

9
g) Dokumen apapun yang tak terduga, kejadian tak terduga atau abnormal untuk klien,
harus di rekam berdasarkan fakta kejadian dengan berkaiatan dengan proses perawatan.

Standar 3 : Keamanan
Perawat melindungi informasi kesehatan klien dengan menjaga kerahasiaan dan
menyimpan informasi sesuai dengan prosedur yang konsisten sesuai dengan standar
profesional dan etika berdasarkan peraturan perundang-undangan yang relevan.
Indikator Perawat
a)Memastikan bahwa informasi perawatan klien yang relevan diambil dalam catatan
kesehatan klien, seperti yang didefinisikan oleh kebijakan rumah sakit.
b) Mempertahankan kerahasiaan informasi kesehatan klien, termasuk password atau
informasi yang diperlukan untuk mengakses catatan kesehatanklien.
c)Memahami dan mematuhi kebijakan, standar dan peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan kerahasiaan, privasi dan keamanan.
d) Mengakses informasi hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki kebutuhan
profesional untuk memberikan perawatan.
e)Menjaga kerahasiaan klien lain dengan menggunakan inisial atau kode ketika mengacu
pada klien lain dalam catatan kesehatan klien (misalnya, menggunakan inisial ketika
mengutip teman sekamar klien).
f) Memfasilitasi hak-hak klien untuk mengakses informasi kesehatan tentang dirinya.
g) Memeriksa dan mendapatkan salinan catatan kesehatan, seperti yang didefinisikan oleh
kebijakan rumah sakit.
h) Memperoleh persetujuan dari klienatau pengganti pengambil keputusan untuk
menggunakan dan mengungkapkan informasi kepada orang lain di luar lingkaran
perawatan, sesuai dengan peraturan yang relevan.
i) Menggunakan metode yang aman untuk mengirimkan informasi kesehatan klien
(misalnya, menggunakan garis aman untuk fax atau e-mail).
j) Mempertahankan catatan kesehatan sesuai dengan kebijakan dan peraturan organisasi
dan melakukannya sebagai bagian dari tanggungjawabperawat.
k) Memastikan penghancuran dokumen yang sudah tidak diperlukan dengan aman dan
menjaga rahasia dokumen tetap terjaga.

10
C. Aspek Legal Serta Manajemen Resiko
Dokumentasi legal yang isinya merupakan kondisi perkembangan klien biasanya
dituliskan dalam bentuk chart.chart memuat segala proses dan perkembangan klien yang
dituliskan secara akurat. Chart mempunyai dua fungsi yaitu.sebagai penyedian data
mengenai klien dan merupakan laporan yang dapat menjaga standar pelayanan.adapun
komponen komponen dari data yang legal adalalah sebagai berikut:
1.Kondisi fisik mental, dan emosional.
2.Pengkajian ,obrservasi,statuskesehatan dan hasillaboratorium.
3.Perilaku.
4.Respon terhadap stimulus ,perubahan vuisual dan pendengaran respons verbal terhadap
pertanyan ,respons terhadap lingkungan dan perubahanperilaku.
5.Asuhan keperawatanterapeutik.
6.Perawat yang rutin kontrolnyeri,terapi darah dan penggantian cairanintravena.
7.Pengawasan asuhan keperawatan.
8.Memonitor aktivitas motorik tanda tanda vital ,status neurologi, kardiovaskular cairan
dan nutrisi.
9.Respons klien terhadap terapi.
10. Keseimbangan cairan konsumsimakanan intake dan output,status sirkulasi dan
pernapasan serta edukasi dan nyeri.

Berikut ini adalah pedoman dalam membuat sebuah dokumen yang legal.
 Mengetahui tentang konteks malpraktik.
 Memberikan informasi yang akurat mengenai informasi klien seperti terapi dan
asuhankeperawatan.
 Mencerminkan keakuratan penggunaan proses keperawatan misalnya: pengkajian
keperawatan ,riwayat kesehatan klien ,rencana asuhan keperawatan dan intervensi.
 Waspada terhadap situasi tertentu, misalnya klien dengan masalah yang kompleks
ataunyang membutuhkan perawatan yangintensif.
 Dokumentasi yang legal selalu mencerminkan apa yang telah terjadinya dan yang telah
dilakukan.

11
 Dokumentasi keperawatan mencerminkan kolaborasi antara penyediaan asuhan antara
tenaga kesehatan lain dan perawat .
 Dokumentasi yang rutim selalu mencerminkan gejala dan komplain oleh klien.

Manajemen Resiko adalah untuk mengidentifikasikan resiko, mengendalikan kejadian-


kejadian, mencegah kerusakan dan mengendalikan liabilitas (huber 2000). Departemen
manajemen resiko memutuskan apakah akan menginvestigasi insiden labih lanjut. Perawat
mungkin harus menjawab pertanyaan khusus seperti apa perawat di anggap sebagai alasan
terjadinya insiden, bagaimana insiden itu dapat di cegah dan apakah ada peralatan yang
harus disesuaikan.
Perawat yang yakin mereka akan di pecat atau meraka akan dituntut harus mendapatkan
nasihat hukum bahkan jika departemen manajemen resiko memebebaskan perawat dari
tanggung jawab ,klien atau keluarga klien dapat mengajukan tuntutan. Namun penuntut
harus membuktikan bahwa insiden terjadi karena parawatan yang layak tidak dilakukan
bahkan jika standar parawatan yang baik tidak terpenuhi , penuntut harus membuktikan
bahwa insiden merupakan akibat lanhsung dari kegagalan dalam memenuhi strandar
perawatan yang baik dan bahwa insiden tersebur menyebabkan cidera fisik, emosi atau
finansial.
Manajemen sesuatu yang sering kita dengar sehari - hari, secara umum manajemen
diartikan sebagai pengaturan, dalam pelaksanaan kesehariannya manajemen diartikan
sebagai pengelolaan yang mencakup kegiatan perencanaan, anggaran, oganisasi,
pelaksanaan, controling dan evaluasi.
Manajemen yang diistilahkan secara populer dikenal dengan ´ 5 M ´ Man (manusia),
Money (dana), Material (sarana), Macine methode (cara / prosedur), dan marketing
(penjualan, pelanggan / klien). Resiko secara harfiah mengandung arti bahaya, seperti telah
dijelaskan bahwa resiko mengandung pengertian sesuatu ancaman atau dampak negatif
dari sesuatu atau dalam kata lain sesuatu ketidak setujuan antara dua orang atau keadaan
dan mengancam kepentingan dari kedua orang/keadaan tersebut.
Konflik secara harfiah mengandung arti pertentangan / perselisihan, namun pengertian /
defenisi dari konflik adalah : M arquis & Huston 1998 ´ Sebagai masalah internal dan
eksternal yang terjadi akibat perbedaan pendapat, nilai - nilai atau keyakinan antara dua

12
orang atau lebih. Littlefield 1995 ´ Sebagai suatu kejadian atau proses terjadi dari sesuatu
ketidak setujuan. Dari dari dua orang / organisasi dimana seseorang tersebut menerima
sesuatu yang mengancam kepentingannya. Sebagai suatu proses, konflik dimanifestasikan
sebagai suatu rangkaian tindakan yang dilakukan oleh dua orang atau kelompok dimana
setiap orang atau kelompok berusaha menghalangi atau mencegah kepuasan dari seseorang
.

D. Menganalisa laporan asuhan keperawatan


Dari pencarian literature, dalam analisis dalam pendokumentasian asuhan keperawatan di rumah
sakit adalah Manajemen pesanan sangat penting untuk pengaturan dan kegunaan hubungan itu
harus 'dibersihkan' sebelum serah terima terjadi. Terlalu banyak pesanan yang beredar merupakan
risiko keselamatan pasien. Tugas tambahan dapat ditambahkan ke hub oleh perawat sebagai
pengingat. Semua dokumentasi pasien dapat dimasukkan ke dalam Flowsheets (pengamatan,
keseimbangan cairan, penilaian LDA) sepanjang shift. Informasi klinis yang tidak dicatat dalam
flowsheet dan setiap perubahan pada rencana perawatan didokumentasikan sebagai catatan
kemajuan waktu nyata.
Tujuan dasar dari dokumentasi keperawatan adalah pembuatan basis data di mana file pasien
dimasukkan. File pasien disimpan karena berbagai alasan, dari mana yang paling penting adalah :
• Komunikasi di antara para profesional dari sistem kesehatan, melalui pertukaran informasi yang
menyangkut pasien.
• Pembuatan Rencana Perawatan Pasien. Setiap ilmuwan menggunakan dokumen dari file pasien
untuk menyiapkan rencana perawatan pasien tertentu.
• Kontrol organisasi kesehatan. Kontrol adalah tinjauan file pasien dengan tampilan untuk
mengonfirmasi kualitas yang disediakan.
• Penelitian Informasi, yang terkandung dalam file dapat membentuk sumber elemen yang
berharga untuk penelitian. Rencana perawatan dapat memunculkan informasi berguna tentang
perawatan banyak pasien.
• Pendidikan Mahasiswa di berbagai sekolah ilmu kesehatan sering menggunakan file pasien
sebagai alat pendidikan.
• Kompensasi Dokumentasi juga membantu dalam memperoleh kompensasi dengan mudah dari
asuransi publik dan swasta. Untuk mendapatkan kompensasi, file situasi klinis pasien harus
memiliki diagnosis yang tepat, yang harus dimasukkan dalam kelompok penyakit yang sedang
dikompensasi dan juga melaporkan bahwa perawatan yang sesuai telah diberikan.

13
• Dokumentasi hukum. Informasi dari file-file tersebut dapat membantu para profesional dari
sistem kesehatan untuk menunjukkan kebutuhan lembaga keperawatan tertentu, serta layanan
rumah sakit.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dokumentasi keperawatan dalam bentuk dokumen asuhan keperawatan merupakan
salah satu alat pembuktian atas perbuatan perawat selama menjalankan tugas
pelayanan keperawatan. Sehingga dokumentasi asuhan keperawatan menjadi hal yang
penting sebagai alat bukti tanggung jawab dan tanggung gugat dari perawat dalam
menjalankan tugasnya.

B. Saran
Demikianlah tugas penyusunan makalah ini di persembahkan. Harapan penyusunan untuk
mengembangkan potensi yang ada dengan harapan dapat bermanfaat dan bisa difahami. Kritik
dan saran sangat kami harapkan dari pembaca, khususnya dari Ibu dosen yang telah
membimbing kami dan para Mahasiswa demi kesempurnaan makalah ini. Apabila ada
kekurangan dalam penyusunan makalah ini, kami penyusun mohon maaf yang sebesar-
besarnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://www.slideshare.net/septianraha/manajemen-resiko-pada-pendokumentasian-27648075

https://osf.io/pyj7u/download/?format=pdf#:~:text=Tujuan-,Adanya%20standar%20dokumentasi
%20keperawatan%20bertujuan%20untuk%20memberikan%20pernyataan%20tentang%20kualitas,atau
%20pedoman%20dalam%20tindakan%20keperawatan.

https://osf.io/2dkzt/download/?format=pdf

https://osf.io/9hgxv/download/?format=pdf

15

Anda mungkin juga menyukai