Anda di halaman 1dari 3

BAB 2 PEMBAHASAN

A. Penerapan komunikasi pada dewasa dan lansia


1. Permasalahan dan Perkembangan Komunikasi orang Dewasa
Erikson (1985) dalam Stuart dan Sundeen (1998) menjelaskan bahwa pada orang dewasa terjadi
perkembangan psikososial, yaitu intimasi versus isolasi. Orang dewasa sudah mempunyai sikap-sikap
tertentu, pengetahuan tertentu, bahkan tidak jarang sikap itu sudah sangat lama menetap dalam dirinya
sehingga tidak mudah untuk mengubahnya. Pengetahuan yang selama ini dianggapnya benar dan
bermanfaat belum tentu mudah digantikan dengan pengetahuan baru jika kebetulan tidak sejalan
dengan yang lama. Orang dewasa bukan seperti gelas kosong yang dapat diisikan sesuatu. Oleh karena
itu, dikatakan bahwa kepada orang dewasa tidak dapat diajarkan sesuatu yang baru untuk mengubah
tingkah lakunya dengan cepat. Orang dewasa,kalau ia sendiri yang ingin belajar hal baru, dia akan
terdorong mengambil langkah untuk mencapai sesuatu yang baru itu.

Pada tahap ini, orang dewasa mampu belajar membagi perasaan cinta kasih, minat, dan permasalahan
dengan orang lain. Pada masa ini, orang dewasa mempunyai cara-cara tersendiri dalam berkomunikasi
dengan orang lain. Cara-cara spesifik yang biasa mereka lakukan adalah terkait dengan pengetahuan,
pengalaman, sikap, kemapanan, harga diri, dan aktualisasi dirinya.

2. Sikap Komunikasi pada orang Dewasa


Berdasarkan perkembangan komunikasi pada orang dewasa dan permasalahan yang terjadi, agar
tercapai komunikasi yang efektif, terutama dalam melaksanakan pelayanan keperawatan, perlu
ditunjukkan dan diterapkan sikap-sikap terapeutik.

Bagaimana sikap komunikasi yang diterapkan pada orang dewasa?

Dalam berkomunikasi dengan dewasa sampai lansia, diperlukan pengetahuan tentang sikap-sikap yang
khas. Berikut sikap-sikap psikologis spesifik pada orangdewasa terhadap komunikasinya.a. Orang
dewasa/lansia melakukan komunikasi berdasarkan pengetahuan/pengalamannya sendiri. Sikap perawat:

Menggunakan motivasi untuk mencari pengetahuan sendiri sesuai yang diinginkan. Tidak perlu
mengajari, tetapi cukup memberikan motivasi untuk menggantikan perilaku yang kurang tepat. b.
Berkomunikasi pada orang dewasa/lansia harus melibatkan perasaan dan pikiran.Sikap perawat:

Gunakan perasaan dan pikiran orang dewasa/lansia sebagai kekuatan untuk merubah perilakunya.

c. Komunikasi adalah hasil kerja sama antara manusia yang saling memberi pengalaman serta saling
mengungkapkan reaksi dan tanggapannya mengenai suatu masalah.

Sikap perawat:
Bekerja sama dengan orang dewasa/lansia untuk menyelesaikan masalah. Memberikan
kesempatan pada lansia untuk mengungkapkan pengalaman dan memberi tanggapan sendiri
terhadap pengalaman tersebut.

3. Suasana Komunikasi pada Orang Dewasa dan Lansia


Di samping sikap, kita juga harus memperhatikan atau mampu menciptakan suasana yang dapat
mendorong efektivitas komunikasi pada kelompok usia dewasa ataupun lansia. Upayakan penciptaan
suasana komunikasi yang dapat mencapai tujuan yang diinginkan.

a. Suasana hormat menghormati

Orang dewasa dan lansia akan mampu berkomunikasi dengan baik apabila pendapat pribadinya
dihormati, ia lebih senang kalau ia boleh turut berpikir dan mengemukakan pikirannya.b. Suasana
saling menghargai

Segala pendapat, perasaan, pikiran, gagasan, dan sistem nilai yang dianut perlu dihargai. Meremehkan
dan menyampingkan harga diri mereka akan dapat menjadi kendala dalam jalannya komunikasi.c.
Suasana saling percaya

Saling memercayai bahwa apa yang disampaikan itu benar adanya akan dapat membawa hasil yang
diharapkan. Jangan melakukan penyangkalan pada apa yang dikomunikasikan oleh orang dewasa atau
lansia, karena mereka akan tidak percaya dengan Anda dan mengakibatkan tujuan komunikasi tidak
tercapai.d. Suasana saling terbuka

Keterbukaan dalam komunikasi sangat diperlukan, baik bagi orang dewasa maupun lansia. Maksud
terbuka adalah terbuka untuk mengungkapkan diri dan terbuka untuk mendengarkan orang lain. Hanya
dalam suasana keterbukaan segala alternatif dapat tergali.

Komunikasi verbal dan nonverbal adalah bentuk komunikasi yang harus saling mendukung satu sama
lain. Seperti halnya komunikasi pada anak-anak, perilaku nonverbal sama pentingnya pada orang
dewasa dan juga lansia. Ekspresi wajah, gerakan tubuh, dan nada suara memberi tanda tentang status
emosional dari orang dewasa dan lansia.

Orang dewasa yang sakit dan dirawat di rumah sakit bisa merasa tidak berdaya, tidak aman, dan tidak
mampu ketika dikelilingi oleh tokoh-tokoh yang berwenang. Status kemandirian mereka telah berubah
menjadi status ketika orang lain yang memutuskan kapan mereka makan dan kapan mereka tidur. Ini
merupakan pengalaman yang mengancam dirinya ketika orang dewasa tidak berdaya dan cemas dan ini
dapat terungkap dalam bentuk kemarahan dan agresi.

Dengan dilakukan komunikasi yang sesuai dengan konteks pasien sebagai orang dewasa oleh para
profesional, pasien dewasa akan mampu menunjukkan perilaku yang adaptif dan mampu mencapai
penerimaan terhadap masalahnya.4. Teknik Komunikasi pada Orang Dewasa dan
Penerapannya
Penggunaan teknik-teknik komunikasi secara umum telah Anda pelajari pada BabI tentang konsep dasar
komunikasi. Ketika Anda berkomunikasi, mulai pada tingkat usia bayi-anak sampai dewasa dan lansia
teknik tersebut harus digunakan secara kombinasi. Akan tetapi, secara khusus, Anda harus menguasai
teknik-teknik yang membedakan pada kelompok usia tertentu yang disesuaikan dengan karakteristik
perkembangannya.

Berikut ini teknik komunikasi yang secara khusus yang harus Anda terapkan saat berkomunikasi dengan
orang dewasa.a. Penyampaian pesan langsung kepada penerima tanpa perantara. Dengan
penyampaian langsung, klien akan lebih mudah untuk menerima penjelasan yang disampaikan.
Penggunaan telepon atau media komunikasi lain, misalnya tulisan akan dapat menimbulkan salah
persepsi karena tidak ada feedback untuk mengevaluasi secara langsung.b. Saling memengaruhi dan
dipengaruhi, maksudnya komunikasi antara perawat dan pasien dewasa harus ada keseimbangan dan
tidak boleh ada yang mendominasi. Perawat jangan selalu mendominasi peran sehingga klien
ditempatkan dalam keadaan yang selalu patuh. Teknik ini menekankan pada hubungan saling
membantu a (helping-relationship). c. Melakukan komunikasi secara timbal balik secara langsung,
maksudnya komunikasi timbal balik dapat meminimalkan kemungkinan terjadinya salah persepsi.
Hubungan dan komunikasi secara timbal balik ini menunjukkan pentingnya arti hubungan perawat-
klien.d. Komunikasi secara berkesinambungan, tidak statis dan bersifat dinamis.

Anda mungkin juga menyukai