MAKALAH
Di Susun Oleh :
Dalam penulisan makalah ini, tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak,
tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah
pengantar Dokumentasi Keperawtan ibu Yosi Maria Wijaya, S.Kep,Ners,M.S.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan, banyak kesalahan dan kekurangan dikarenakan keterbatasan pengetahuan,
pengalaman dan kemampuan penulis dalam menyelesaikan laporan ini, oleh karena itu
penulis meminta saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan di masa yang akan
datang. Dengan segala kerendahan hati, penulis berharap semoga Laporan Makalah ini dapat
memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca. akhir kata penulis
ucapkan terima kasih.
Padalarang,November 2019
BAB I
PENDAHULUAN
Harus ditulis oleh perawat tiap 24 jam, meliputi berbagai informasi tentang : Pengkajian, Tindakan
keperawatan mandiri, Tindakan keperawatan kolaboratif / instruksi dokter, Evaluasi keberhasilan tiap
tindakan keperawatan, Tindakan yg dilakukan oleh dr tetapi mempengaruhi tindakan keperawatan,
dan Kunjungan berbagai team kesehatan misalnya ; visite dokter, pekerja sosial dan lain lain.
Data : Berisi tentang data subyektif dean obyektif yang mengandung dokumentasi fokus.
Action : Merupakan tindakan keperawatan yang segera atau yang akan dilakukan berdasarkan
pengkajian / evaluasi keadaan klien.
Response: Menyediakan keadaan respon klien terhadap tindakan medis atau keperawatan.
Keperawatan gawat darurat bersifat cepat dan perlu tindakan yang tepat, serta memerlukan
pemikiran kritis tingkat tinggi. Perawat gawat darurat harus mengkaji pasien meraka dengan cepat dan
merencanakan intervensi sambil berkolaborasi dengan dokter gawat darurat. Dan harus
mengimplementasikan rencana pengobatan, mengevaluasi evektivitas pengobatan, dan merevisi
perencanaan dalam parameter waktu yang sangat sempit. Hal tersebut merupakan tantangan besar
bagi perawat, yang juga harus membuat catatan perawatan yang akurat melalui pendokumentasian.
Di lingkungan gawat darurat, hidup dan mati seseorang ditentukan dalam hitungan menit.
Sifat gawat darurat kasus memfokuskan kontribusi keperawatan pada hasil yang dicapai pasien, dan
menekankan perlunya perawat mencatat kontribusi profesional mereka.
1. Standar keperawatan
2. Rekam Medik
a. Rekam medis gawat darurat adalah catatan penting informasi pasien yang berguna untuk diagnosis
dan pengobatan
c. Rekam medis merupakan catatan legal tentang pasien. Beberapa informasi mungkin saja diperlukan
tidak dalam kaitannya dengan perjalan klinis, seperti untuk investigasi forensik yang melibatkan
pernyataan korban, mekanisme cedera, pola luka dan sebagainya.
3. Pentingnya Dokumentasi
Melakukan dokumentasi secara akurat dalam rekam medis adalah salah satu cara terbaik bagi
perawat klinis untuk membela diri dari tuntutan hukum karena kelalaian dalam pemberian perawatan
Pencatatan baik dengan computer, catatan naratif, atau lembar alur (FlowSheet) harus
menunjukkan bahwa perawat gawat darurat telah melakukan pengkajian dan komunikasi, perancanaan
dan kolaborasi, implementasi dan evaluasi perawatan yang diberikan. Serta melaporkan data-data
penting kepada dokter selama situasi serius. Catatan tersebut harus menunjukkan bahwa perawat
gawat darurat bertindak sebagai advokat pasien ketika terjadi penyimpangan standar perawatan yang
mengancam keselamatan pasien.
KASUS
Klien Sdr. A berusia 24 tahun diterima di UGD RSK Mojokerto oleh warga setempat klien
mengatakan mengalami KLL(Kecelakaan Lalu Lintas) sepeda motor dengan truk 1 jam sebelumnya
(jam 09.00 WIB). Klien mengatakan sebelumnya hendak ke kota M, lalu tiba-tioba tertabrak truk.
Didapatkan hasil TTV : Tekanan Darah 130/80 mmHg. Nadi 84 x/menit, suhu 36,5 oC , RR 24
x/menit, dan GCS e3 V5 m6 (total 14). Pada hasil pemeriksaan fisik ditemukan luka robekkan di
pelipis kiri kurang lebih 3 cm, dan pada jari kelingking tangan kanan kurang lebih 4 cm dengan
kedalaman kurang lebih 0,5 cm. Terdapat perdarahan pada luka robekkan. Terdapat bengkak
berwarna merah kebiruan pada kulit sekitar luka, klien mengatakan merasa nyeri pada bagian kepala
dan lengan dengan VAS 4 (skla 1-10).
TINJAUAN KASUS
PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Nama Klien:Sdr.A Jenis Kelamin : Laki-Laki
No.RM :020868 Pekerjaan :Swasta
Alamat : Mojokerto Agama : Islam
Umur : 24 tahun Suku/Bangsa :Jawa/Indonesia
Dx.Medis :Close Fracture Manus (D)
TTV
Tekanan darah : 130/80 mmHg Nadi : 84x/menit
Suhu : 36,5oC RR : 24 x/menit
BB : 60 kg TB : 174 cm
G-C-S : 14 (E3-V5-M6)
2. PENGKAJIAN GAWAT DARURAT
4. Hasil Rotgen
Respon nyeri
Nyeri
DO:
1. Terdapat luka
robekkan di pelipis
kiri kurang lebih 3
cm dan pafa jari
kelingking tangan
kanan kurang lebih
4 cm dengan dalam
0,5 cm
2. VAS nyeri 4 skala
(1-10)
1. Diagnosa Keperawatan
Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan
tulang (fraktur) akibat kecelakaan lalu lintas yang ditandai dengan klien mengatakan
merasa nyeri pada bagian kepala depan dan lengan kanan, terdapat luka robekkan di
pelipis kiri kurang lebih 3 cm dan pada jari kelingking kanan kurang lebih 4 cm dengan
kedalaman 0,5 cm, VAS nyeri 4 (skala 1-10).
2. Intervensi Keperawatan
Tanggal : 14 maret 2015
Diagnosa Keperawatan : gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan
terputusnya kontinuitas jaringan tulang (fraktur) akibat kecelakaan lalu lintas yang di
tandai dengan klien mengatakan merasa nyeri pada bagian kepala depan, dan lengan
kanan, terdapat luka robekkan di pelipis kiri kurang lebih 3 cm, dan pada jari kelingking
kanan kurang lebih 4 cm, dengan kadalaman kurang lebih 0,5 cm, VAS nyeri 4 skala(1-
10).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Daftar Pustaka
Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Ed.8. Jakarta: EGC.
IAI.2012. ISO: Informasi Spesialite Obat Indonesia. Vol. 47-2012 s/d 2013 ISSN 0854-4492.
Jakarta: Isfi Penerbitan.
https://irmaasusil.wordpress.com/2014/03/16/makalah-dokumentasi-keperawatan-di-unit-gawat-
darurat/