Disusun Oleh :
MATRIKULASI TINGKAT II
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Pencatatan proses keperawatan merupakan metode yang tepat untuk pengambilan keputusan
yang sistematis, problem solving, dan inset lebih tanjut. Dokumentasi proses keperawatan
mencakup pengkajian, identifikas masalah, perencanaan, dan tindakan. Perawat kemudian
Mengobservasi dan mengevaluasi respon klien terhadap tindakan yang diberikan, dan
mengkomunikasikan informasi tersebut kepada tenaga kesehatan lainnya.
Dokumentasi adalah suatu catatan yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti dalam persoalan
hukum. Sedangkan proses pendokumentasian adalah kegiatan mencatat atau merekam peristiwa
baik dari objek maupun pemberi jasa yang dianggap penting atau berharga
Dokumentasi keperawatan merupakan rangkaian penting dalam asuhan keperawatan.
Perkembangan keperawtan belum menunjukan arah yang signifikan tentang perlunya
pendokumentasian yang aplikatif dalam jenjang pelayanan kesenjangan antara idealisme
keperawatan dengan praktik pada lapangan masih menjadi kendala bagi terbentuknya
profesionalisme dalam keperawatan. Sehingga diperlukan inovasi baru untuk mempersempit
kesenjangan yang ada melalui berbagai kajian dan penelitian terhadap sistem dokumentasian
keperawatan yang benar-benar dapat diterapkan tanpa meninggalkan kaidah keilmuan yang ada.
Tanpa adanya dokumentasi yang jelas dan benar, kegiatan keperawatan yang telah dilakukan
oleh perawat tidak dapat dipertanggungjawabkan dalam upaya peningkatan mutu pelayanan
keperawatan dan perbaikan status klien. Dokumentasi dapat dijadikan sarana komunikasi antara
petugas kesehatan dalam rangka pemulihan kesehatan klien.
Perawat memerlukan standar dokumentasi sebagai petunjuk dan arah terhadap petunjuk terhadap
teknik pencatatan yang sistematis dan mudah diterapka, agar tercapai catatan keperawatan yang
akurat dan informasi yang bermanfaat.
1. Beberapa alasan yang menyebabkan kurang terpenuhinya standar dokumentasi keperawatan
dalam penyusunan dokumentasi keperawatan, antara lain :
Banyak kegiatan di luar tanggung jawab perawat menjadi beban dan harus menjadi
tanggungjawab perawat.
2. Sistem pencatatan yang dilaksanakan terlalu sulit dan menyita waktu
Tidak semua perawat dalam instansi keperawatan memiliki pengetahuan dan kemampuan yang
sama dalam membuat dokumen sesuai standar yang ditetapkan, sehingga merekatidak mau
membuatnya. Tenaga keperawatan yang berasal dari berasal dari berbagai jenjang pendidikan
(SPK, D3, D4, S1, dan lain-lain ) dan dari nrentang waktu lulusan yang sangat berbeda (lulusan
tahun delapan puluhan hingga dua ribuan ) tapi memiliki tugas yang cenderung sama. Perawat
lebih banyak mengerjakan pekerjaan koordinasi dan limpah wewenang. Akhir-akhir ini tanggung
jawab perawat terhadap dokumentasi sudah berkurang. Akhirnya isi dan fokus dari catatan yang
dilakukan perawat telah dimodifikasi sesuai kebutuhan, bahkan berubah keluar dari konssep
asuhan keperawatan sendiri. Oleh karena perubahan tersebut, maka perawat perlu menyusun
model dokumentasi yang baru, lebih efisien, lebih bermakna dan sesuai kebutuhan di unit
pelayanan.
1.2.Tujuan Penulisan
1.3.Metode Penulisan
Dalam pembuatan makalah ini penulis menggunakan metode perpustakaan (liberary research)
yakni pengutipan dan pengumpulan data-data pada buku dan internet yang ber kaitan dengan
pembahasan model-model dokumentasi keperawatan dan jenis model dokumentasi keperawata.
II. PEMBAHASAN
Perawat harus memberikan pendapat dan pemikiranya serta menerima pendapat dan pemikiran
perawat lain setiap kali melihat dokumentasi keperawatan. Agar pendapat dan pemikirannya
dapat di sampaikan dengan baik maka perawat harus mampu atau memiliki keterampilan menulis
dengan baik dan benar.
Tanpa menambahkan data pengkajian akhir (data obyektif dan data subyektif) untuk mendukung
kalimat tersebut maka rencana intervensi jadi tidak bermakna. Agar bermakna maka perawat
harus menuliskan data-data seperti tanda-tanda vital (nadi, respiratory, tekanan darah, dsb) dan
juga respon klien terhadap pengobatan, serta data-data pendukung dari lab maupun radiologi.
Ruang lingkup pendokumentasian pada proses keperawatan yaang spesifik dapat disimpulkan
sebagai berikut:
Perawat memerlukan stsndar asuhan keperawatan (SOP =Standard operating prosedur) guna
untuk memperkuat pola pendokumentasian dan sebagai petunjuk atau pedoman praktik
pendokumentasian dalam memberikan asuhan keperawatan .Standar dokumentasi sendiri adalah
suatau ukuran atau model yang harus dipenuhi oleh perawat baik kualitas maupun kuantitas
dokumentasi yang dipertimbangkan dengan baik dalam situasi tertentu.
Di bawah ini adalah merupakan contoh penggunaan pola standar dokumentasi keperawatan yang
efektif:
Kepatuhan terhadap aturan pendukumentasian yang ditetapkan oleh profesi atau pemerintah.
Standar profesi keperawatan dituliskan kedalam catatan kesehatan
Peraturan tentang praktik keperawatan dapat dilihat pada catatan pelayanan kesehatan
Pedoman akreditasi harus di ikuti
Jika semua aturan di ikuti secara konsisten maka catatan kesehatan akan menjadi dokumentasi
keperwatan yang baik dan dapat di pertanggung jawabkan.
Progres Note adalah salah satu cara pendokumentasian tindakan keperawatan dalam
keperawatan. Progress note berisikan perkembangan / kemajuan dari tiap-tiap masalah yang
telah dilakukan tindakan, dan disusun oleh semua anggota yang terlibat dengan
meenambahkan catatan perkembangan pada lembar yang sama.Pada metode ini,
pendokumentasian di bagi tiga:
1.Catatan perawat.
Harus ditulis oleh perawat tiap 24 jam, meliputi berbagai informasi tentang :
Pengkajian
Tindakan keperawatan mandiri
Tindakan keperawatan kolaboratif / instruksi dokter
Evaluasi keberhasilan tiap tindakan keperawatan
Tindakan yg dilakukan oleh dr tetapi mempengaruhi tindakan keperawatan
Kunjungan berbagai team kesehatan misalnya ; visite dokter, pekerja sosial dan lain lain.
Harus ditulis 24 jam, berisi tentang :TTV, pemberian obat dan balance cairan.
Memungkinkan perawat mencatat hasil observasi atau pengukuran yang dilakukan secara
berulang dan tidak perlu ditulis secara naratif termasuk data klinik klien tentang TTV, BB,
jumlah masukan dan keluaran cairan dalam 24 jam dan pemberian obat. Flowsheet yang
biasanya dipakai adalah catatan klinik, catatan keseimbangan cairan dalam 24 jam, catatan
pengobatan dan catatan harian tentang asuhan keperawatan. Flowsheet merupakan cara paling
efektif dan efisien untuk mencatat informasi. Selain itu tenaga kesehatan dapat dengan mudah
mengetahui keadaan klien hanya dengan melihat grafik yang ada di Flowsheet. Oleh karena itu
Flowsheet lebih sering digunakan di IGD, terutama data fisiologis.
Dipersiapkan ketika pasien akan dipulangkan atau dipindahkan pada tempat perawatan lain guna
perawatan lanjutan. Discharge Notes ditujukan untuk tenaga kesehatan yang akan meneruskan
homecare dan juga informasi pada klien.
a. Menggunakan bahasa yang singkat jelas dan mudah dipahami oleh klien.
b. Menjelaskan langkah – langkah prosedur tertentu misalnya cara menggunakan obat di rumah,
c. perlu diberi petunjuk tertulis.
d. Mengidentifikasi tindakan pencegahan yang perlu diikuti ketika melakukan asuhan mandiri.
e. Memberikan daftar nama dan nomor telepon tenaga kesehatan yang dapat dihubungi klien.
a. Keuntungan
focus catatan asuhan masalah keperawatan lebih menekankan pada masalah klien dan proses
penyelesaian masalah daripada tugas dokumentasi.
Pencatatan tentang kontinuitas dari asuahan keperawatan.
Evaluasi dan penyelesaiian masalah lebih jelas dicatat. Data yang disusun berdasarkan
masalah yang spesifik.
Daftar masalah merupakan checklist untuk diagnosa keperawatan dan untuk masalah klien.
Daftar masalah tersebut membantu menginggatkan perawat untuk suatu perhatian data yang
perlu diintervensi dijabarkan dalam rencara tindakan keperawatan.
b. Kerugian
kemungkinan adanya kesulitan jika daftar masalah belum dilakukan tindakan atau
timbulnya masalah yang baru.
Dapat menimbulkan kebinggungan jika setiap hal harus dalam daftar masalah.
SOAPIER dapat menimbulkan pengulangan yang tidak perlu, jika serinng adanya target
evaluasi dan tujuan perkembangan klien sangat lambat.
Perawat yang rutin mungkin diabaikan dalam pencatatan jika flowsheet untuk pencatatan
tidak tersedia.
P (dalam SOAP ) mungkin terjadi duplikasi dalam rencana tindakan keperawatan.
4. Contoh Bentuk lembar alur perawatan pasien
Hari,Tgl/Bln/Thn Pengkajian 07.00- 15.00 15.00-23.00
bingung/
disorientasi
Tidur
tidak mampu
bangun
TTV
intensitas
abnormal bunyi
Nadi
batuk/ nafas
dalam
Tidur
Pengkajian
oksigen
frekuensi miksi
diit
pengkajian warna
kanker
hangat – dingin
edema
durasi
5. Contoh ringkasan pasien pulang
CATATAN PERAWATAN
I. Nama pasien:
II. no reg:
III. hari, tanggal pulang:
IV. waktu pulang:
III.PENUTUP
KESIMPULAN :
Asuhan perawatan paripurna memerlukan data yang lengkap,objektif dan dapat
dipercaya.Pemberian Askep menyangkut pemberi jasa dan pengguna jasa
sehingga perlu di rekam dengan jelas demi kepentingan bersama.
Untuk memudahkan kerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan dan
sebagai jaminan mutu sehingga kegiatan pendokumentasian keperawatan dicatat
sistematis dalam kurun waktu tertentu secara jelas,lengkap dan objektif.
Model pendokumentasian bervariasi tergantung ketentuan institusi yang telah
disepakati.Pada dasar nya hal itu mempunyai maksud dan tujuan yang sama yaitu
mengacu pada orgensi dokumentasi sebagai sesuatu yang berharga ditinjau dari
aspek legal,keuangan,komunikasi,pendidikan,penelitian,akreditasi,dan sebagai
jaminan mutu.
SARAN
- Seorang perawat harus mampu melakukan pencatatan dengan metode yang tepat
untuk pengambilan keputusan yang sistematis.
- Perawatan harus mampu mengobservasi dan mengevaluasi respond klien terhadap
tindakan yang diberikan,dan mengomunikasikan informasi tersebut kepada tenaga
kesehatan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Suddart.2002.buku ajar keperawatan medical bedah.edisi:8, vol.3. Suzanne c.
smeltzer &Brenda G. bare. Penerbit buku kedoteran:EKG NANDA internasional
diagnose keperawatan definisi dan klarifikasi. 2009-2010. Penerbit buku
kedokteran: EKG