Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Peran perawat adalah menjaga pasien mempertahankan kondisi terbaiknya terhadap
masalah kesehatan yang menimpa dirinya (Florence Nigthingale dalam bukunya What it
is and What it is not).
Perawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan yang di dasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk
pelayanan bio-psiko-sosio-spritual yang komprehensif serta di tujukan kepada individu,
keluarga, dan masyarakat baik sakit maupun sehat yg mencakup seluruh siklus kehdpan
manusia (Lokakarya keperawatan Nasional 1986).
Keperawatan sebagai bagian intergral dari pelayanan kesehatan, ikut menentukan
menentukan mutu dari pelayanan kesehatan. Tenaga keperawatan secara keseluruhan
jumlahnya mendominasi tenaga kesehatan yang ada, dimana keperawatan memberikan
konstribusi yang unik terhadap bentuk pelayanan kesehatan sebagai satu kesatuan yang
relatif, berkelanjutan, koordinatif dan advokatif. Keperawatan sebagai suatu profesi
menekankan kepada bentuk pelayanan professional yang sesuai dengan standart dengan
memperhatikan kaidah etik dan moral sehingga pelayanan yang diberikan dapat diterima
oleh masyarakat dengan baik.
Perawat dalam menjalankan peran dan tanggungjawabnya sangat dituntut memiliki
pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang baik yang dapat menunjang tindak prilaku
profesionalnya . Pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang baik akan dapat diperoleh
dalam lingkungan perguruan tinggi yang memiliki komitmen yang kuat untuk mencetak
perawat yang profesional.
Dekade ini begitu banyak perguruan tinggi keperawatan yang berdiri dengan
mekanisme yang ada. Perguruan tinggi ini tentunya memiliki andil dalam pembangunan
bangsa utamanya dunia keperawatan untuk mencetak sumber daya keperawatan yang
profesional, dan itu patut kita acungi jempol atas segala upayanya. Namun disatu sisi
bahwa dengan maraknya perguruan tinggi keperawatan tersebut.

B. TUJUAN
1. Mengidentifikasi trend dalam keperawatan medikal di Indonesia
2. Mengidentifikasi isu dalam keperawatan medikal di Indonesia
3. Mengetahui implikasi trend dan isu keperawatan medikal terhadap perawat di
Indonesia.
C. MANFAAT
Meningkatkan pemahaman perawat terhadap perkembangan trend dan isu
keperawatan medikal bedah di Indonesia.

BAB II
ISI
A. ISU KEPERAWATAN
Telenursing akan berkaitan dengan isu aspek legal, peraturan etik dan kerahasiaan
pasien sama seperti telehealth secara keseluruhan. Di banyak negara, dan di beberapa
negara bagian di Amerika Serikat khususnya praktek telenursing dilarang (perawat yang
online sebagai koordinator harus memiliki lisensi di setiap resindesi negara bagian dan
pasien yang menerima telecare harus bersifat lokal) guna menghindari malpraktek perawat
antar negara bagian. Isu legal aspek seperti akontabilitas dan malprakatek, dsb dalam
kaitan telenursing masih dalam perdebatan dan sulit pemecahannya.
Dalam memberikan asuhan keperawatan secara jarak jauh maka diperlukan kebijakan
umum kesehatan (terintegrasi) yang mengatur praktek, SOP/standar operasi prosedur, etik
dan profesionalisme, keamanan, kerahasiaan pasien dan jaminan informasi yang diberikan.
Kegiatan telenursing mesti terintegrasi dengan startegi dan kebijakan pengembangan
praktek keperawatan, penyediaan pelayanan asuhan keperawatan, dan sistem pendidikan
dan pelatihan keperawatan yang menggunakan model informasi kesehatan/berbasis
internet.
Perawat memiliki komitmen menyeluruh tentang perlunya mempertahankan privasi
dan kerahasiaan pasien sesuai kode etik keperawatan. Beberapa hal terkait dengan isu ini,
yang secara fundamental mesti dilakukan dalam penerapan tehnologi dalam bidang
kesehatan dalam merawat pasien adalah :
1. Jaminan kerahasiaan dan jaminan pelayanan dari informasi kesehatan yang diberikan
harus tetap terjaga
2. Pasien yang mendapatkan intervensi melalui telehealth harus diinformasikan potensial
resiko (seperti keterbatasan jaminan kerahasiaan informasi, melalui internet atau
telepon) dan keuntungannya
3. Diseminasi data pasien seperti identifikasi pasien (suara, gambar) dapat dikontrol
dengan membuat informed consent (pernyataan persetujuan) lewat email
4. Individu yang menyalahgunakan kerahasiaan, keamanan dan peraturan dan penyalah
gunaan informasi dapat dikenakan hukuman/legal aspek.
Setelah tahun 2000, dunia khususnya bangsa Indonesia memasuki era globalisasi,
pada tahun 2003 era dimulainya pasar bebas ASEAN dimana banyak tenaga professional
keluar dan masuk ke dalam negeri. Pada masa itu mulai terjadi suatu masa
transisi/pergeseran pola kehidupan masyarakat dimana pola kehidupan masyarakat
tradisional berubah menjadi masyarakat yang maju. Keadaan itu menyebabkan berbagai

macam dampak pada aspek kehidupan masyarakat khususnya aspek kesehatan baik yang
berupa masalah urbanisaasi, pencemaran, kecelakaan, disamping meningkatnya angka
kejadian penyakit klasik yang berhubungan dengan infeksi, kurang gizi, dan kurangnya
pemukiman sehat bagi penduduk. Pergeseran pola nilai dalam keluarga dan umur harapan
hidup yang meningkat juga menimbulkan masalah kesehatan yang berkaitan dengan
kelompok lanjut usia serta penyakit degeneratif.
Pada masyarakat yang menuju ke arah moderen, terjadi peningkatan kesempatan
untuk meningkatkan pendidikan yang lebih tinggi, peningkatan pendapatan dan
meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap hukum dan menjadikan masyarakat lebih
kritis. Kondisi itu berpengaruh kepada pelayanan kesehatan dimana masyarakat yang kritis
menghendaki pelayanan yang bermutu dan diberikan oleh tenaga yang profesional.
Keadaan ini memberikan implikasi bahwa tenaga kesehatan khususnya keperawatan dapat
memenuhi

standart

global

internasional

dalam

memberikan

pelayanan

kesehatan/keperawatan, memiliki kemampuan professional, kemampuan intelektual dan


teknik serta peka terhadap aspek social budaya, memiliki wawasan yang luas dan
menguasi perkembangan Iptek.
Namun demikian upaya untuk mewujudkan perawat yang professional di Indonesia
masih belum menggembirakan, banyak factor yang dapat menyebabkan masih rendahnya
peran perawat professional, diantaranya:
1. Keterlambatan pengakuan body of knowledge profesi keperawatan. Tahun 1985
pendidikan S1 keperawatan pertama kali dibuka di UI, sedangkan di negara barat pada
tahun 1869.
2. Keterlambatan pengembangan pendidikan perawat professional.
3. Keterlambatan system pelayanan keperawatan ( standart, bentuk praktik keperawatan,
lisensi)

B. TREND KEPERAWATAN DAN IMPLIKASINYA DI INDONESIA


Perkembangan trend keperawatan di Indonesia terjadi dalam berbagai bidang yang
meliputi:
a. Telenursing (Pelayanan Asuhan Keperawatan Jarak Jauh)
Menurut Martono, telenursing (pelayanan asuhan keperawatan jarak jauh) adalah
upaya penggunaan tehnologi informasi dalam memberikan pelayanan keperawatan
dalam bagian pelayanan kesehatan dimana ada jarak secara fisik yang jauh antara
perawat dan pasien, atau antara beberapa perawat. Keuntungan dari teknologi ini yaitu
mengurangi biaya kesehatan, jangkauan tanpa batas akan layanan kesehatan,

mengurangi kunjungan dan masa hari rawat, meningkatkan pelayanan pasien sakit
kronis, mengembangkan model pendidikan keperawatan berbasis multimedia (Britton,
Keehner, Still & Walden 1999).
Tetapi sistem ini justru akan mengurangi intensitas interaksi antara perawat dan
klien dalam menjalin hubungan terapieutik sehingga konsep perawatan secara holistik
akan sedikit tersentuh oleh ners. Sistem ini baru diterapkan dibeberapa rumah sakit di
Indonesia, seperti di Rumah Sakit Internasional. Hal ini disebabkan karena kurang
meratanya penguasaan teknik informasi oleh tenaga keperawatan serta sarana prasarana
yang masih belum memadai.
b. Bagaimana aplikasi dan keuntungan telenursing
Aplikasi telenursing tersedia di rumah, rumah sakit, melalui telenursing centre dan
melalui unit mobile. Telepon triage dan home care saat ini merupakan aplikasi yang
tumbuh yang paling cepat. Perawat home care menggunakan sistem yang memberikan
ijin untuk melakukan monitoring parameter fisiologi di rumah, seperti tekanan darah,
glukosa darah, pernapasan, dan menimbang berat badan, via internet. Melalui sistem
video interaktif, pasien menghubungi perawat bertugas dan menyusun suatu konsultasi
melalui video untuk menunjukkan permasalahan yang dihadapi; sebagai contoh,
bagaimana cara mengganti balutan luka, memberi suntikan hormon insulin atau
mendiskusikan peningkatan nafas pendek (sesak nafas). Hal ini sangat membantu orang
dewasa dan anak-anak dengan kondisi-kondisi kronis dan macam-macam penyakit
yang melemahkan, terutama sekali mereka yang mempunyai cardiopulmonary diseases.
Telenursing membantu pasien dan keluarganya untuk berpartisipasi aktif dalam
perawatan, terutama sekali untuk self management pada penyakit kronis. Hal itu
memungkinkan perawat untuk menyediakan informasi secara akurat dan tepat waktu
dan memberikan dukungan secara langsung (online). Kesinambungan pelayanan
ditingkatkan dengan memberi kesempatan kontak yang sering antara penyedia
pelayanan

kesehatan

dan

pasien

dan

keluarga-keluarga

merek

Telenursing saat ini semakin berkembang pesat di banyak negara, terkait dengan
beberapa faktor seperti mahalnya biaya pelayanan kesehatan, banyak kasus penyakit
kronik dan lansia, sulitnya mendapatkan pelayanan kesehatan di daerah terpencil, rural,
dan daerah yang penyebaran pelayanan kesehatan belum merata. Dan keuntungannya,
telenursing dapat menjadi jalan keluar kurangnya jumlah perawat (terutama di negara
maju), mengurangi jarak tempuh, menghemat waktu tempuh menuju pelayanan
kesehatan, mengurangi jumlah hari rawat dan jumlah pasien di RS, serta menghambat
infeksi nosokomial.

Telenursing dapat mengurangi biaya perawatan, mengurangi hari rawat di RS,


peningkatan jumlah cakupan pelayanan keperawatan dalam jumlah yang lebih luas dan
merata, dan meningkatkan mutu pelayanan perawatan di rumah (home care). Aplikasi
telenursing di Denmark pada perawat yang bekerja di poliklinik (OPD outpatient)
yang mempertahankan kontak dengan pasien melalui telepon, maka jumlah kunjungan
ke RS, dan hari rawat berkurang setengahnya. Di Islandia, dengan penduduk yang
terpencar, pelayanan asuhan keperawatan berbasis telepon dapat mensuport ibu yang
kelelahan dan stress merawat bayinya. Dan beberapa program telenursing dapat
membantu mengurangi hipertensi pada ibu bersalin dengan eklamsia. Bahkan di
Irlandia utara telenursing untuk perawatan luka diabetik telah menjadi alternatif
pelayanan keperawatan untuk pasien penderita diabetik ulcer.
Aplikasi telenursing juga dapat diterapkan dalam model hotline/call centre yang
dikelola organisasi keperawatan, untuk melakukan triage pasien, dengan memberikan
informasi dan konseling dalam mengatur kunjungan RS dan mengurangi kedatangan
pasien di ruang gawat darurat. Telenursing juga dapat digunakan dalam aktifitas
penyuluhan kesehatan, telekonsultasi keperawatan, pemeriksaan hasil lab dan uji
diagnostik, dan membantu dokter dalam mengimplementasikan protokol penanganan
medis.
Telenursing melalui telepon triage dan home care merupakan bentuk aplikasi yang
berkembang pesat saat ini. Dalam perawatan pasien di rumah, maka perawat dapat
memonitor tanda-tanda vital pasien seperti tekanan darah, gula darah, berat badan, peak
flow pernapasan pasien melalui internet. Dengan melakukan video conference, pasien
dapat berkonsultasi dalam perawatan luka, injeksi insulin dan penatalaksanaan sesak
napas.
Pada akhirnya telenursing dapat meningkatkan partisipasi aktif pasien dan
keluarga, terutama dalam manajemen pribadi penyakit kronik. Dapat memberikan
pelayanan akurat, cepat dan dukungan online, perawatan yang berkelanjutan dan kontak
antara perawat dan pasien yang tidak terbatas.
Menurut Britton, Keehner, Still & Walden 1999 ada beberapa keuntungan
telenursing adalah yaitu :
1. Efektif dan efisiensi dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapat
mengurangi kunjungan ke pelayanan kesehatan (dokter praktek, ruang gawat
2.

darurat, RS dan nursing home)


Dengan sumber daya minimal dapat meningkatkan cakupan dan jangkauan

3.

pelayanan keperawatan tanpa batas geografis


Telenursing dapat mengurangi jumlah kunjungan dan masa hari rawat di RS

4.

Dapat meningkatkan pelayanan untuk pasien kronis, tanpa memerlukan biaya dan

5.

meningkatkan pemanfaatan tehnologi


Dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan keperawatan (model distance
learning) dan perkembangan riset keperawatan berbasis informatika kesehatan.
Telenursing dapat pula digunakan dalam pembelajaran di kampus, video
conference, pembelajaran online dan multimedia distance learning. Ketrampilan
klinik keperawatan dapat dipelajari dan dipraktekkan melalui model simulasi lewat

secara interaktif.
c. Keuntungan
Telenursing dapat mengurangi biaya perawatan, mengurangi hari rawat di RS,
peningkatan jumlah cakupan pelayanan keperawatan dalam jumlah yang lebih luas dan
merata, dan meningkatkan mutu pelayanan perawatan di rumah (home care).

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
a. Trend Keperawatan Medikal dan Dampaknya di Indonesia.
Beberapa trend yang terjadi dalam Keperawatan di Indonesia, diantaranya adalah:
telenursing, Prinsip Moisture Balance dalam Perawatan Luka, Pencegahan HIV-AIDS
pada Remaja dengan Peer Group, Program sertifikasi perawat keahlian khusus,
Hospice Home Care, One Day Care, Klinik HIV, Klinik Rawat Luka, Berdirinya
organisasi profesi keperawatan kekhususan, Pengembangan Evidence Based Nursing
Practice di Lingkungan Rumah Sakit dalam Lingkup Keperawatan. Disadari bahwa
semua trend tersebut belum seutuhnya diterapkan dalam pelayanan keperawatan di
seluruh Indonesia.
b. Isu dalam Keperawatan Medikal dan Dampaknya di Indonesia
Beberapa isue yang berkembang dalam Keperawatan Medikal di Indonesia,
antara lain: Pemakaian tap water (air keran) dan betadine yang diencerkan pada luka,
Belum ada dokumentasi keperawatan yang baku sehingga setiap institusi rumah sakit
mengunakan versi atau modelnya sendiri-sendiri, Prosedur rawat luka adalah
kewenangan dokter, Euthanasia: suatu issue kontemporer dalam keperawatan,
Pengaturan sistem tenaga kesehatan, Lulusan D3 Keperawatan lebih banyak terserap
di Rumah sakit pemerintah dibandingkan S1, dan Peran dan tanggung jawab yang
belum ditetapkan sesuai dengan jenjang pendidikan sehingga implikasi di rs antara
DIII, S1 dan Spesialis belum jelas terlihat.
B. SARAN
a. Seluruh perawat agar meningkatkan pemahamannya terhadap berbagai trend dan isu
keperawatan medikal bedah di Indonesia sehingga dapat dikembeangkan dalam
tatanan layanan keperawatan.
b. Diharapkan agar perawat bisa menindaklanjuti trend dan isu tersebut melalui kegiatan
riset sebagai dasar untuk pengembangan Evidence Based Nursing Practice di
Lingkungan

Rumah

Sakit

dalam

Lingkup

Keperawatan

Medikal

Bedah.

DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.

http://id.wikipedia.org/wiki/Keperawatan
http://abdalle.wordpress.com/2007/09/29/bagaimana-sarjana-keperawatan-kelak/
http://keperawatanadil.blogspot.com/2007/11/keperawatan-profesional.html
http://perawattegal.wordpress.com/2009/08/29/konsep-dasar-keperawatanperkembangan-konsep-dan-tren-keperawatan/

Anda mungkin juga menyukai