Anda di halaman 1dari 38

PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT DAN
MENGEMBANGKAN
KEMAMPUAN PERSONAL

CHRISTIAN KEVIN 30140118001


GRESYELA PAULINA 30140118002
LIDYA DENIATI 30140118007
SELESTINA WELERUBUN 30140118015
DAVID LEONARD 30140118018
KONSEP PROMOSI
KESEHATAN
Definisi/pengertian yang
Green dan Kreuter (2005) menyatakan dikemukakan Green ini dapat dilihat
bahwa “Promosi kesehatan adalah sebagai operasionalisasi dari
kombinasi upaya-upaya pendidikan, definisi WHO (hasil Ottawa Charter)
kebijakan (politik), peraturan, dan yang lebih bersifat konseptual. Di
organisasi untuk mendukung kegiatan- dalam rumusan pengertian diatas
kegiatan dan kondisi-kondisi hidup terlihat dengan jelas aktivitas-
yang menguntungkan kesehatan aktivitas yang harus dilakukan
individu, kelompok, atau komunitas”. dalam kerangka “promosi
kesehatan”.

Sedangkan Kementerian/Departemen Kesehatan Republik Indonesia


merumuskan pengertian promosi kesehatan sebagai berikut: “Upaya
untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengendalikan
faktor-faktor kesehatan melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri,
serta mengembangkan kegiatan yang bersumberdaya masyarakat,
sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik
yang berwawasan kesehatan.” Hal tersebut tertuang dalam
Keputusan Menteri Kesehatan No. 1114/Menkes/SK/VIII/2005.
CONT……
Dikenalkannya konsep pemasaran ke dalam bidang sosial, khususnya
kesehatan (dikenal dengan istilah pemasaran sosial), bersamaan dengan
digunakannya istilah promosi secara luas oleh media publik dan massa untuk
menggambarkan aktifitas kampanye komunikasi dalam memasarkan produk,
menghasilkan pemahaman yang lain dari “promosi kesehatan”.

Di dalam konsep pemasaran, dikenal istilah adonan pemasaran (marketing mix) yang
disebut sebagai 4P, yaitu :

 Product (produk yang ditawarkan),


 Prize (harga yang dipatok agar sesuai dengan konsumen sasaran),
 Place (tempat barang dipasok dan dijual, serta tempat dimana aktivitas
pengkomunikasian/ kampanye produk dilakukan)
 Promotion (berbagai kegiatan untuk mengkampanyekan produk).

Pengertian P yang keempat dari 4P ini merasuk amat luas ke dalam masyarakat,
termasuk kalangan kesehatan, sehingga begitu membicarakan “promosi kesehatan”
maka yang diingat adalah promosi dalam bentuk aktivitas kampanye komunikasi.
Padahal aktivitas promosi dalam pemasaran merupakan (dan untuk selanjutnya kita sebut
sebagai) “promosi produk”, BUKAN promosi kesehatan sebagai satu konsep yang utuh.
Latar belakang dari lahirnya konsep baru promosi kesehatan
adalah kenyataan bahwa upaya-upaya “health education”
atau pendidikan (penyuluhan) kesehatan tidak dengan serta
merta atau tidak dengan mudah membuat individu ataupun
masyarakat berperilaku yang menguntungkan kesehatan,
karena pendidikan kesehatan bertujuan untuk menghasilkan
perilaku yang menguntungkan kesehatan, dan perilaku itu
bersifat sukarela (Green, 1996, Green, 2000; Naidoo and
Wills, 2000: 84), tidak memaksa (French di dalam Naidoo and
Wills, 2000:84)
PRINSIP PROMOSI
KESEHATAN
Terdapat 4 prinsip di dalam pemberdayaan masyarakat yang
kemudian dipakai guna bisa mensukseskan program
pemberdayaan tersebut, adapun prinsip tersebut diantaranya
(Najiati, dkk 2005:54)

1. Prinsip Kesetaraan
2. Prinsip Partisipasi
3. Prinsip Keswadayaan Atau Kemandirian
4. Prinsip Berkelanjutan
PRINSIP
KESETARAA
N

Prinsip yang paling utama dan yang wajib dipegang di dalam


proses pemberdayaan masyarakat ini adalah adanya
kesetaraan/kesejajaran kedudukan diantara masyarakat itu
dengan lembaga, yang kemudian melaksanakan beberapa
program pemberdayaan masyarakat, baik itu laki-laki atau
juga perempuan. Dinamika yang dibangun ini merupakan
ketertarikan kesetaraan di dalam pengembangan mekanisme
dari pengalaman, pengetahuan serta juga keahlian antara
satu sama lainnya. Masing-masing itu kemudian saling
mengakui kelebihan serta kekurangan sehingga kemudian
terjadi proses saling belajar.
PRINSIP
PARTISIPASI

Program pemberdayaan yang dapat atau bisa menstimulasi


kemandirian masyarakat ialah program yang sifatnya
partisipasif, dilakukan, diawasi, terencana, serta dievaluasi
oleh masyarakat. Namun untuk sampai ke tingkat tersebut
kemudian memerlukan waktu serta juga proses
pendampingan yang mengikutsertakan pendamping, yang
kemudian memiliki komitmen tinggi pada pemberdayaan
masyarakat.
PRINSIP KESWADAYAAN ATAU
KEMANDIRIAN

Prinsip ini kemudian menghargai serta juga mengutamakan


kemampuan masyarakat itu dibanding bantuan dari pihak lain. Konsep
memandang orang miskin yakni sebagai objek yang tak mempunyai
suatu kemampuan (the save not), melainkan dengan sebagai subjek
yang pasti memiliki kemampuan sedikit.

Mereka mempunyai kemampuan di dalam menambung pengetahuan


yang mendalam mengenai masalah usahanya, tahu tentang kondisi
geografisnya, memiliki tenaga kerja serta kemauan dan juga memiliki
norma bermasyarakat yang telah atau sudah lama dipatuhi.
Seluruhnya itu harus digali serta menjadi modal dasar di dalam
proses pemberdayaan. Bantuan dari pihak lain ini sifatnya materiil
yang kemudian harus dilihat sebagai penunjang, sehingga pemberian
bantuan tersebut tak membuat lemahnya tingkat keswadayaan.
PRINSIP
BERKELANJUTAN

Program pemberdayaan tersebut juga harus dirancang agar


dapat berkelanjutan, meskipun pada awalnya peran
pendamping itu lebih dominan dari masyarakat sendiri.
Namun dengan perlahan serta pasti, peran pendamping
tersebut kemudian akan semakin berkurang. Serta pada
akhirnya hilang disebabkan karna masyarakat sudah mampu
untuk mengelola aktivitasnya sendiri.
STRATEGI-STRATEGI PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
Pemberdayaan masyarakat pada hakikatnya upaya
pemberian kekuasan dan kemampuan kepada
masyarakat terutama kaum marjinal. Perlu diketahui
bahwa pelaksanaan pemberdayaan masyarakat memiliki
beberapa unsur

Unsur-unsur pemberdayaan masyarakat menurut Suhendra (2006: 87) antara


lain:
1. Kemauan politik yang mendukung
2. Suasana kondusif untuk mengembangkan potensi secara menyeluruh
3. Motivasi
4. Potensi masyarakat
5. Peluang yang tersedia
6. Kerelaan mengalihkan wewenang,
7. Perlindungan
8. Kesadaran

Strategi pemberdayaan masyarakat merupakan cara, metode yang digunakan


untuk mempermudah pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat agar
tercapai tujuan yang telah ditetapkan.
CONT….

Menurut Suharto (2010: 66) strategi pemberdayaan


masyarakat dapat dilakukan melalui tiga aras atau matra:
1. Aras mikro
2. Aras mezzo
3. Aras Makro
Aras Mikro
Pemberdayaan dilakukan terhdap klien secara individu melalui bimbinangan,
konseling, stress management, crisis intervention. Tujuan utamanya adalah
membimbing atau melatih klien dalam

Aras Mezzo
Pemberdayaan dilakukan terhadap sekelompok klien. Pemberdayaan dilakukan
dengan mengguanakan kelompok sebagai media intervens. Pendidikan dan
pelatihan, dinamika kelompok, biasanya digunakan sebagai strategi dalam
meningkatkan kesadaran pengetahuan, keterampilan dan sikap klien agar memiliki
kemampuan

Aras Makro
Pendekatan ini di sebut juga sebagai strategi sistem besar (large-system strategy), karena
sasaran perubahan diarahkan pada sistem lingkungan yang lebih luas. Perumusan
kebijakan, perencanaan sosial, kampanye, aksi sosial, lobbying, pengorganisasian
masyarakat, manajemen politik adalah beberapa strategi dalam pendekatan ini.Strategi
sistem besar memandang klien sebagai orang yang memiliki kompetensi untuk
memahami situasi-situasi mereka sendiri, dan untuk memiliki serta menentukan strategi
yang tepat untuk bertindak.
CONT….

Berdasarkan pendapat Sunyoto Usman (2003 : 40-47 ) ada beberapa strategi yang dapat
menjadi pertimbangan untuk dipilih dan kemudian diterapkan dalam pemberdayaan
masyarakat, yaitu menciptakan iklim, memperkuat daya, dan melindungi.

Dalam upaya memberdayakan masyarakat dapat dilihat dari tiga sisi, yaitu :
1. Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat
berkembang (enabling). Disini titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap
manusia memiliki potensi atau daya yang dapat dikembangkan.
2. Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat (empowering), upaya yang
amat pokok adalah peningkatan taraf pendidikan, dan derajat kesehatan, serta
akses ke dalam sumber- sumber kemajuan ekonomi seperti modal, lapangan
kerja, dan pasar.
3. Memberdayakan mengandung pula arti melindungi. Dalam proses pemberdayaan,
harus dicegah yang lemah menjadi bertambah lemah.
PERENCANAAN
PROMOSI KESEHATAN
Perencanaan promosi kesehatan adalah suatu fase dimana secara
rinci direncanakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang
muncul, sedangkan implementasi adalah suatu waktu dimana
perencanaan dilaksanakan. Kesalahan-kesalahan sewaktu membuat
perencanaan akan terlihat selama proses implementasi, demikian
juga halnya dengan kekuatan dan kelemahan yang muncul selama
periode implementasi merupakan refleksi dari proses perencanaan.

Fase evaluasi adalah suatu masa dimana dilakukan pengukuran


hasil dari promosi kesehatan. Pada fase ini juga dilihat apakah
perencanaan dan implementasi yang telah dilakukan
dilanjutkan.Selain itu evaluasi diperlukan untuk pemantauan dari
promosi kesehatan dan sebagi alat bantu untuk membuat
perencanaan selanjutnya.
LANGKAH-LANGKAH
PROMOSI KESEHATAN
1. Diagnosa Masalah
Diagnosa sosial adalah proses penentuan persepsi masyarakat terhadap
kebutuhannya atau terhadap kualitas hidupnya dan aspirasi masyarakat untuk
meningkatkan kualita hidupnya melalui partisipasi dan penerapan berbagai informasi
yang didesain sebelumnya.

2. Menetapkan Prioritas Masalah


Langkah yang harus ditempuh untuk menetapkan prioritas masalah kesehatan adalah:
Menentukan status kesehatan masyarakat
Menentukan pola pelayanan kesehatan masyarakat yang ada
Menentukan hubungan antara status kesehatan dengan pelayanan kesehatan di
masyarakat.
Menentukan determinan maslah kesehatan masyarakat meliputi tingkat pendidikan,
umur, jenis kelamin, ras, letak geografis, kebiasaan/perilaku dan kepercayaan yang
dianut.
CONT….

Dalam menentukan prioritas masalah kita harus


mempertimbangkan beberapa faktor seperti:

Berat masalah dan akibat yang ditimbulkannya


Pertimbangan politis
Sumber daya yang ada di masyarakat.
MENGEMBANGKAN
KOMPONEN PROMOSI
KESEHATAN

1. Menentukan tujuan promosi kesehatan


2. Menentukan sasaran promosi kesehatan
3. Menentukan isi promosi kesehatan
4. Menentukan metode yang akan digunakan
5. Menentukan media yang akan digunakan
6. Menentukan rencana evaluasi
7. Menyusun jadwal pelaksanaan
MENENTUKAN TUJUAN
PROMOSI KESEHATAN
Agar tujuan promosi kesehatan dapat dicapai dan dijalankan
sesuai dengan apa yang diinginkan, maka tujuan harus
dibuat dengan persyaratan sebagai berikut:
 Specific
 Measurable
 Appropriate
 Reasonable
 Time bound
MENENTUKAN SASARAN PROMOSI
KESEHATAN

Sasaran promosi kesehatan dan sasaran


pendidikan kesehatn tidak selalu sama, oleh
sebab itu kita harus menetapkan sasaran
langsung dan sasaran tidak langsung. Didalam
promosi kesehatan yang dimaksud adalah
kelompok sasaran yaitu individu, kelompok
maupun keduanya.
MENENTUKAN ISI
PROMOSI KESEHATAN

Isi promosi kesehatan harus dibuat sesederhana mungkin


sehingga mudah dipahami oleh sasaran. Bila perlu isi pesan
dibuat dengan menggunakan gambar dan bahasa setempat
sehingga sasaran merasa bahwa pesan tersebut memang
benar-benar ditujuakn untuknya sebagai akibatnya sasaran
mau melaksanakan isi pesan tersebut.
MENENTUKAN METODE
YANG AKAN DIGUNAKAN
Menentukan metode dalampromosi kesehatan harus
dipertimbangkan tentang aspek yan akan dicapia. Bila
mencakup aspek pengetahuan maka dapat dilkukan dengan
cara penyuluhan langsung, pemasagan poster, spanduk,
penyebaran leflet.
Untuk aspek sikap maka kit aperlu memberikan contoh
konkret yang dapat menggugah emosi, perasaan dan sikap
sasaran. Bila untuk kemampuan ketrampilan tertentu maka
sasaran harus diberi kesempatan untuk mencoba
ketrampilan tersebut.
MENENTUKAN MEDIA
YANG AKAN DIGUNAKAN
Teori pendidikan mengatakan bahwa belajar yang paling
mudah adalah dengan mnggunakan media, oleh karena itu
hampir semua program pendidikan kesehatan selalu
menggunakan berbagai media.Media yang dipilih harus
tergantung pada sasarannya, tingkat pendidikannya, aspek
yang ingin dicapai, metode digunakan dan sumber data
yang ada.
MENENTUKAN
RENCANA EVALUASI
Disini baru dijabarkan tentang kapan evaluasi
akan dilaksanakan,
dimana akan dilaksanakan, kelompok sasaran yang mana akan
dievaluasi dan siapa yang akan melaksanakan evaluasi tersebut.

MENYUSUN JADWAL
PELAKSANAAN
• Merupakan penjabaran dari waktu tempat
dan pelaksanaan yang biasanya dsajikan
dalam bentuk gan chart.
PELAKSANAAN
PROMOSI KESEHATAN
Memperhatikan strategi promosi kesehatan tersebut di atas,
maka dapat dikatakan bahwa terdapat dua kategori
pelaksana promosi kesehatan, yaitu :
1. Setiap petugas kesehatan
2. Petugas khusus promosi kesehatan (disebut penyuluh
kesehatan masyarakat).
Setiap Petugas Kesehatan
Setiap petugas kesehatan yang melayani pasien dan
ataupun individu sehat (misalnya dokter, perawat, bidan,
tenaga gizi,petugas laboratorium dan lain-lain) wajib
melaksanakan promosi kesehatan.

Setiap Petugas Kesehatan


• Petugas khusus promosi kesehatan diharapkan dapat membantu
para petugas kesehatan lain dalam melaksanakan pemberdayaan,
yaitu dengan menyediakan alat bantu/alat peraga atau media
komunikasi guna memudahkan petugas kesehatan dalam
melaksanakan pemberdayaan. Menyelenggarakan bina suasana
baik secara mandiri atau melalui kemitraan dengan pihak-pihak lain.
MONITORING PROMOSI
KESEHATAN
Monitoring atau pemantauan merupakan upaya supervisi dan reviewe
kegiatan yang dilaksanakan secara sistematis oleh pengelola program
untuk melihat apakah pelaksanaan program sudah sesuai dengan yang
direncanakan. Pemantauan seringkali disebut juga evaluasi proses.

Tujuan Monitoring
1. Seawal mungkin bisa menemukan dan memperbaiki masalah
dalam pelaksanaan program, misalnya:
2. Bagiamana strategi yang tidak berfungsi
3. Mekanisme program mana yang tidak sesuai
4. Apakah program sudah berjalan sesuai rencana
5. Apakah ada masalah baru dalam pelaksanaannya
Tahap-tahap Monitoring
1. Logistik yang diperlukan dalam pelaksanaan program
2. Hasil antara.
3. Perilaku yang diharapkan.
4. Perbaikan kesehatan.

Manfaat Monitoring
5. Manajemen
Pemantauan akan memberikan informasi tentang proses dan cakupan program
kepada pimpinan program serta memberikan umpan balik pelaksanaan program.

2. Evaluasi
Pemantauan yang tepat dan baik dapat mentafsirkan hasil akhir program secara
akurat.

3. Citra
Pemantauan yang dilakukan dengan baik memberikan kesan bahwa pemimpin
program sangat peduli terhadap sumber dana dan daya yang diper!ukan.
Apa yang dipantau

1. Input
Materi
Distribusi
Media
Jangkauan target
Kegiatan program
Sumber daya

2. Output=hasil antara.
Apakah sasaran menerima pesan/materi.
Apakah sasaran memanfaatkan bahan.
Apakah sasaran merasakan manfaat bahan.

3. Outcome = hasil intervensi Hasil intervensi berupa Perubahan perilaku.


Bagaimana Cara Pemantauan
Kunjungan rumah dan diskusi dengan anggota rumah tangga .
Wawancara mendalam.
Fokus group diskusi.
Observasi
Angket.
Artikel.
Siapa yang memantau
Penanggung jawab: pimpinan program.
Pelaksana:
1. Staf provider/pelaksana program
2. Relawan yang terlatih
3. Instansi terkait.

Kapan pemantauan dilakukan


4. Selama perjalanan program.
5. Setiap tahap kegiatan.
6. Setiap bulan atau setiap 3 bulan
EVALUASI PROMOSI
KESEHATAN
Evaluasi adalah suatu proses menentukan nilai atau besarnya
sukses dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan
sebelumnya. (APHA)
Evaluasi sebagai suatu proses yang memungkinkan
administrator mengetahui hasil programnya dan berdasarkan
itu mengadakan penyesuaian-penyesuaian untuk mencapai
tujuan secara efektif. (Klineberg)

Berdasarkan definisi di atas, proses ini mencakup langkah-


langkah:
1. Memformulasikan tujuan.
2. Mengidentifikasi kriteria untuk mengukur sukses.
3. Menentukan dan menjelaskan besarnya sukses.
4. Rekomendasi untuk kegiatan program selanjutnya.
Maksud (Tujuan) penilaian
1. Untuk membantu perencanaan dimasa datang.
2. Untuk mengetahui apakah sarana dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
3. Untuk menemukan kelemahan dan kekuatan dalam pelaksanaan
program.
4. Untuk membantu menentukan strategi program.
5. Untuk motivasi.
6. Untuk mendapatkan dukungan sponsor
Siapa dan Bagaimana Penilaian
Pihak dalam (pelaksana program), melalui:
7. Pencatatan dan pelaporan.
8. Supervisi.
9. Wawancara.
10. Observasi.
Pihak luar program
11. Laporan pihak lain.
12. Angket.
Kapan dilakukan Penilaian
 Penilaian rutin
 Penilaian yang berkesinambungan, teratur dan bersamaan dengan pelaksanaan program.
 Penilaian berkala
 Penilaian yang periodik pada setiap akhir suatu bagian program misalnya pada setiap 3 bulan,
6 bulan, 1 tahun dst.
 Penilaian akhir
 Penilaian yang dilakukan pada akhir program atau beberapa waktu setelah akhir program
selesai.

Apa yang dinilai

 Input = masukan, bahan, teknologi, sarana, manajemen.


 Proses
 Pelaksanaan program promkes.
 Output
 Hasil dari program dan pemahaman/pengetahuan, peningkatan sikap dan keterampilan
 Outcome = dampak
 Dampak dari program seperti peningkatan PHBS.
 Impact
 Peningkatan status kesehatan
Langkah-langkah penilaian
1. Menentukan tujuan penilaian.
2. Menentukan bagian mana yang dinilai.
3. Menetapkan standar dan indikator.
4. Menentukan cara penilaian.
5. Melakukan pengukuran.
6. Membandingkan hasil dengan standar.
7. Menetapkan kesimpulan.

Evaluasi Pendidikan Kesehatan


Tujuan evaluasi
Untuk mengetahui apakah tujuan pendidikan kesehatan tercapai atau tidak.

Tujuan pendidikan kesehatan meliputi:


8. Aspek knowledge = pengetahuan.
9. Aspek attitude = sikap.
10. Aspek psikomotorik = ketrampilan/praktik.
Waktu evaluasi
Selama pendidikan kesehatan berlangsung
Setelah pendidikan kesehatan selesai.

Metode evaluasi
Tergantung kepada tujuan pendidikan kesehatan.
Pengetahuan: tes tulis atau lisan.
Sikap: ska!a sikap.
Psikomotor: praktik.

Indikator
Sesuai tujuan pendidikan kesehatan meliputi:
Aspek pengetahuan
Aspek sikap
Aspek ketrampilan/tindakan.
Apa yang dinilai = dimensi evaluasi
Input = masukan
Kemampuan peserta, bahan/isi/materi, metode, media,
kemampuan penyuluh.

Proses
Pelaksanaan pendidikan kesehatan.

Output
Hasil dari pendidikan kesehatan dan
pemahaman/pengetahuan, peningkatan sikap dan keterampilan.

Outcome = dampak
Dampak dari pendidikan kesehatan dan peningkatan PHBS
Hasil = Kesimpulan.

Bergantung pada tujuan pendidikan kesehatan, dikategorikan


berhasil apabila peserta pendidikan kesehatan dapat:
Memahami pesan pendidikan kesehatan.
Sikapnya baik (menerima/setuju).
Melaksanakan kegiatan sesuai pesan pendidikan kesehatan.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai