kosentrasi dalam darah meningkat 9(NS.Novianti,S.Kep) (hiperglikemia) 3. Terjadi proses osmosis pergerakan JUVENILE DIABETES cairan dari intraseluler ke Juvenile diabetes merupakan salah ekstraseluler dari ekstraseluler satu penyakit kronis yang sampai saat ini diekskresikan oleh ginjal belum dapat disembuhkan. Juvenile 4. Jika glukosa darah melebihi ambang Diabetes adalah penyakit yang telah ginjal (+ 180mg/dl) glukosa akan menyerang banyak anak-anak di seluruh berlebih di dalam urin (glikosuria) dunia. Juvenile diabetes disebut juga sebagai disertai dengan pemindahan air Diabetes Mellitus (DM) tipe-1. secara osmotik (poliuria) 5. Kehilangan cairan yang berlebihan Kelainan sistemik akibat terjadinya melalui urin menyebabkan rasa haus gangguan metabolisme glukosa yang yang berlebihan (polidipsia) ditandai oleh hiperglikemia kronik. Keadaan 6. Glukosa tidak mampu memasuki sel ini diakibatkan oleh kerusakan sel-β tubuh menggunakan simpanan lemak pankreas baik oleh proses autoimun maupun & protein untuk memenuhi energi idioptaik sehingga produksi insulin mekanisme lapar asupan makanan berkurang bahkan terhenti. meningkat (polifagia) EPIDEMOLOGI Periode Manifestasi Klinis Angka kejadian sekitar 1 dari setiap 1500 1. Gejala klinis DM sudah mulai anak (usia 5 tahun) & 1 setiap 350 anak muncul. (usia18 tahun). Puncaknya terjadi pada usia 2. Sudah terjadi kerusakan sel beta 5 -7 tahun. pankreas hampir 90% Gejala klinisnya berbeda dengan DM tipe 2. 3. Karena sekresi insulin sangat kurang Pada umumnya bersifat akut dengan adanya kadar glukosa darah meningkat. poliuri, polidipsi dan polifagia serta adanya Kadar glukosa darah yang melebihi kehilangan berat badan pada masa > 180mg/dl menyebabkan deuresis pertumbuhan dan perkembangan. osmotik pengeluaran cairan & elektrolit melalui urin (poliuri, PATOFISIOLOGI dehidrasi & polidipsi) 4. Karena glukosa darah tidak dapat di 1. Kerusakan sel-β pankreas baik oleh uptake ke dalam sel, penderita akan proses autoimun maupun idioptaik merasa lapar (polifagia), akan tetapi produksi insulin berkurang bahkan BB akan semakin kurus terhenti 5. Pada periode ini penderita membutuhkan insulin dari luar agar glukosa darah dapat di uptake ke Klien tampak lemas. dalam sel. Terjadi penurunan berat badan Tonus otot menurun ASUHAN KEPERAWATAN Terjadi atropi otot 1. PENGKAJIAN Kulit dan membrane mukosa tampak kering Pengkajian pada klien dengan gangguan Tampak adanya luka ganggren sistem endokrin diabetes mellitus dilakukan Tampak adanya pernapasan yang mulai dari pengumpulan data yang meliputi : cepat dan dalam biodata, keadaan umum pasien, tanda-tanda vital, riwayat kesehatan, keluhan utama, c. Keadaan Umum sifat keluhan, riwayat kesehatan masa lalu, pemeriksaan fisik, pola kegiatan sehari-hari. Meliputi kondisi seperti tingkat ketegangan/kelelahan, tingkat kesadaran a. Identitas kualitatif atau GCS dan respon verbal klien.
Merupakan identitas klien meliputi : nama, d. Tanda-tanda Vital
umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa, alamat, tanggal masuk rumah sakit, nomor Meliputi pemeriksaan: register, tanggal pengkajian dan diagnosa Tekanan darah: sebaiknya diperiksa medis. Identitas ini digunakan untuk dalam posisi yang berbeda, kaji membedakan klien satu dengan yang lain. tekanan nadi, dan kondisi patologis. Jenis kelamin, umur dan alamat dan Biasanya pada DM type 1, klien lingkungan kotor dapat mempercepat atau cenderung memiliki TD yang memperberat keadaan penyakit infeksi. meningkat/ tinggi/ hipertensi. b. Keluhan utama Pulse rate Respiratory rate Merupakan kebutuhan yang mendorong Suhu penderita untuk masuk RS. e. Pemeriksaan Fisik Ds yg mungkin timbul : Pemeriksaan fisik pada penyakit ini biasanya Klien mengeluh sering kesemutan. didapatkan : Klien mengeluh sering buang air kecil saat malam hari Inspeksi : kulit dan membrane mukosa Klien mengeluh sering merasa haus tampak kering, tampak adanya atropi otot, Klien mengeluh mengalami rasa adanya luka ganggren, tampak pernapasan lapar yang berlebihan (polifagia) cepat dan dalam, tampak adanya retinopati, kekaburan pandangan. Klien mengeluh merasa lemah Klien mengeluh pandangannya kabur Palpasi : kulit teraba kering, tonus otot menuru. Do : Auskultasi : adanya peningkatan tekanan 9) Ureum / kreatinin : mungkin meningkat darah. atau normal ( dehidrasi/ penurunan fungsi ginjal) f. Pemeriksaan penunjang 10) Amilase darah : mungkin meningkat 1) Glukosa darah : meningkat yang mengindikasikan adanya pancreatitis 200-100mg/dL akut sebagai penyebab dari DKA. 2) Aseton plasma (keton) : positif secara 11) Insulin darah : mungkin menurun / atau mencolok bahka sampai tidak ada ( pada tipe 1) atau 3) Asam lemak bebas : kadar lipid dan normal sampai tinggi ( pada tipe II) yang kolesterol meningkat mengindikasikan insufisiensi insulin/ gangguan dalam penggunaannya 4) Osmolalitas serum : meningkat tetapi (endogen/eksogen). Resisten insulin dapat biasanya kurang dari 330 mOsm/l berkembang sekunder terhadap pembentukan antibody . ( autoantibody) 5) Elektrolit : 12) Pemeriksaan fungsi tiroid : peningkatan Natrium : mungkin normal, aktivitas hormone tiroid dapat meningkatkan meningkat, atau menurun glukosa darah dan kebutuhan akan insulin. Kalium : normal atau peningkatan semu ( perpindahan seluler), 13) Urine : gula dan aseton positif : berat selanjutnya akan menurun. jenis dan osmolalitas mungkin meningkat. Fosfor : lebih sering menurun 14) Kultur dan sensitivitas : kemungkinan 6) Hemoglobin glikosilat : kadarnya adanya infeksi pada saluran kemih, infeksi meningkat 2-4 kali lipat dari normal yang pernafasan dan infeksi pada luka. mencerminkan control DM yang kurang selama 4 bulan terakhir ( lama hidup SDM) DIAGNOSA KEPERAWATAN dan karenanaya sangat bermanfaat untuk Diagnosa keperawatan yang dapat muncul membedakan DKA dengan control tidak pada pasien dengan DM type 1 meliputi: adekuat versus DKA yang berhubungan dengan insiden ( mis, ISK baru) 1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan osmotik, 7) Gas Darah Arteri : biasanya menunjukkan kehilangan gastrik berlebihan, pH rendah dan penurunan pada HCO3 masukan yang terbatas. ( asidosis metabolic) dengan kompensasi 2. Perubahan nutrisi : kurang dari alkalosis respiratorik. kebutuhan tubuh berhubungan 8) Trombosit darah : Ht mungkin meningkat dengan ketidak cukupan insulin ( dehidrasi) ; leukositosis : penurunan masukan oral, status hemokonsentrasi ;merupakan respon hipermetabolisme. terhadap stress atau infeksi. 3. Resti infeksi berhubungan dengan kadar glukosa tinggi, penurunan fungsi leukosit, perubahan sirkulasi. 4. Resti perubahan sensori perseptual berhubungan dengan perubahan kimia endogen (ketidak seimbangan glukosa/insulin dan elektrolit. 5. Ketidakberdayaan berhubungan dengan ketergantungan pada orang lain, penyakit jangka panjang. 6. Kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi. (Doengoes, 2000)