Anda di halaman 1dari 10

Ketoasidosis

Diabetikum
2002621001 Luh Dila Ayu Paramita
Definisi
Ketoasidosis diabetik (KAD) adalah keadaan
dekompensasi metabolik yang ditandai oleh hiperglikemia,
asidosis dan ketosis, terutama disebabkan oleh defisiensi
insulin absolut atau relatif. Ketoasidosis diabetik (KAD)
merupakan komplikasi akut diabetes melitus yang ditandai
dengan dehidrasi, kehilangan elektrolit dan asidosis.

Etiol
- ogi
Beberapa penyebab terjadinya KAD adalah:
Infeksi : pneumonia, infeksi traktus urinarius, dan sepsis. diketahui bahwa
jumlah sel darah putih mungkin meningkat tanpa indikasi yang mendasari
infeksi.
- Ketidakpatuhan: karena ketidakpatuhan dalam dosis
- Pengobatan: onset baru diabetes atau dosis insulin tidak adekuat
- Kardiovaskuler : infark miokardium
Patofisiologi Apabila jumlah insulin
berkurang, jumlah glukosa
Ketoasidois terjadi bila tubuh yang memasuki sel akan
sangat kekurangan insulin. berkurang juga. Disamping

0 0
Karena dipakainya jaringan itu produksi glukosa oleh
lemak untuk memenuhi hati menjadi tidak terkendali.
kebutuhan energi, maka Kedua faktor ini akan
akan terbentuk keton. menimbulkan hiperglikemi.

0 1 Faktor-faktor pemicu yang paling


umum dalam perkembangan
ketoasidosis diabetik (KAD)
3
0
Pada ketoasidosis diabetik
terjadi produksi badan keton
yang berlebihan sebagai akibat
adalah infeksi, infark miokardial, dari kekurangan insulin yang

2
trauma, ataupun kehilangan

4
secara normal akan mencegah
insulin. Semua gangguan timbulnya keadaan tersebut.
gangguan metabolik yang Badan keton bersifat asam, dan
ditemukan pada ketoasidosis bila bertumpuk dalam sirkulasi
diabetik (KAD) adalah tergolong darah, badan keton akan
konsekuensi langsung atau tidak menimbulkan asidosis metabolik
langsung dari kekurangan insulin.
Pemeriks
Gejala
aan
Pemeriksaan Laboratorium
Glukosa, Natrium, Kalium, Bikarbonat, sel darah lengkap

Klinis
1. Pernafasan cepat dan dalam ( Kussmaul )
2. Dehidrasi ( tekanan turgor kulit menurun, lidah
(CBC), Gas darah arteri (ABG), Keton, β-hidroksibutirat,
Urinalisis (UA), Osmolalitas, Fosfor, kreatinin.
Pemeriksaan Diagnostik
a. Tes toleransi Glukosa (TTG) memanjang (lebih besar dari
dan bibir kering )
200mg/dl). Biasanya tes ini dianjurkan untuk pasien yang
3. Kadang-kadang hipovolemi dan syok menunjukkan kadar glukosa meningkat dibawah kondisi
4. Bau aseton dan hawa napas tidak terlalu tercium stress.
5. Didahului oleh poliuria, polidipsi. b. Essei hemoglobin glikolisat diatas rentang normal.

6. Riwayat berhenti menyuntik insulin c. Urinalisis positif terhadap glukosa dan keton.
d. Kolesterol dan kadar trigliserida serum dapat meningkat
7. Demam, infeksi, muntah, dan nyeri perut
menandakan ketidakadekuatan kontrol glikemik dan
peningkatan propensitas pada terjadinya aterosklerosis.
Kriteria
Diagnosis
Didasarkan atas adanya “trias biokimia” yakni : hiperglikemia, ketonemia, dan asidosis.
Kriteria diagnosisnya adalah sebagai berikut :
Hiperglikemia, bila kadar glukosa darah > 11 mmol/L (> 200 mg/dL).
Asidosis, bila pH darah < 7,3.
Kadar bikarbonat < 15 mmol/L).
Derajat berat-ringannya asidosis diklasifikasikan sebagai berikut :
Ringan: bila pH darah 7,25-7,3, bikarbonat 10-15 mmol/L.
Sedang: bila pH darah 7,1-7,24, bikarbonat 5-10 mmol/L.
Berat: bila pH darah < 7,1, bikarbonat < 5 mmol/L.
Diagnosis banding KAD
KAD juga harus dibedakan dengan penyebab asidosis, sesak, dan koma yang lain
termasuk : hipoglikemia, uremia, gastroenteritis dengan asidosis metabolik, asidosis
laktat, intoksikasi salisilat, bronkopneumonia, ensefalitis, dan lesi intrakranial.
Penatalaksa
1. Terapi cairan
naan
2. Terapi insulin
3. Natrium
4.
5.
Kalium
Bikarbonat
Komplikasi
6. Fosfat
7. Magnesium 1. Nefropati diabetic
8. Hiperkloremik asidosis selama terapi 2. Retinopati diabetic
9. Penatalaksaan terhadap Infeksi yang 3. Neuropati diabetic
Menyertai 4. Kelainan jantung
10.Terapi Pencegahan terhadap Deep 5. Hipoglikemia
Vein Thrombosis (DVT) 6. Hipertensi
Pengkajian
a. Pengkajian Primer
1) Airway
Adanya sumbatan/obstruksi jalan napas oleh adanya penumpukan sekret akibat kelemahan reflek batuk. Jika
ada obstruksi maka lakukan:
a) Chin lift / jaw trust
b) Suction / hisap
c) Guedel airway
d) Intubasi trakhea dengan leher ditahan (imobilisasi) pada posisi netral.
2) Breathing
Kelemahan menelan/ batuk/ melindungi jalan napas, timbulnya pernapasan yang sulit dan / atau tak teratur,
suara nafas terdengar ronchi /aspirasi, whezing, sonor, stidor/ ngorok, ekspansi dinding dada.
3) Circulation
TD dapat normal atau meningkat , hipotensi terjadi pada tahap lanjut, takikardi, bunyi jantung normal
pada tahap dini, disritmia, kulit dan membran mukosa pucat, dingin, sianosis pada tahap lanjut
4) Disability
Menilai kesadaran dengan cepat,apakah sadar, hanya respon terhadap nyeri atau atau sama sekali tidak
sadar. Tidak dianjurkan mengukur GCS. Adapun cara yang cukup jelas dan cepat adalah
• Awake :A
• Respon bicara :V
• Respon nyeri :P
• Tidak ada respon :U
5) Eksposure
Lepaskan baju dan penutup tubuh pasien agar dapat dicari semua cidera yang mungkin ada, jika ada
kecurigan cedera leher atau tulang belakang, maka imobilisasi in line harus dikerjakan
b. Pengkajian Sekunder
2) Pemeriksan Fisik :
1) Anamnesis : b) Data Obyektif :
a) Data subyektif
• Riwayat DM 1) Aktivitas / Istirahat
• Riwayat penyakit sekarang
• Poliuria, Polidipsi 2) Sirkulasi
Datang dengan atau tanpa keluhan Poliuria,
• Berhenti menyuntik insulin 3) Integritas
Poliphagi,lemas, luka sukar sembuh atau
• Demam dan infeksi 4) Eliminasi
adanya koma atau penurunan kesadaran
• Nyeri perut, mual, mutah 5) Nutrisi/cairan
dengan sebab tidak diketahui.
• Penglihatan kabur 6) Neurosensori
• Riwayat penyakit sebelumnya
• Lemah dan sakit kepala 7) Kenyamanan/nyeri
• Riwayat penyakit keluarga
Genogram mungkin diperlukan untuk 8) Pernapasan

menguatkan diagnosis. 9) Seksualitas

• Status metabolic 10) penyuluhan/ pembelajaran


Diagnosa
Keperawatan
a. Defisit volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik akibat
hiperglikemia, pengeluaran cairan berlebihan : diare, muntah; pembatasan
intake akibat mual.
b. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan ketidakcukupan insulin, penurunan masukan oral, status
hipermetabolisme
c. Gangguan pola nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan
respirasi ditandai dengan pernafasan kusmaul.
d. Resiko infeksi berhubungan dengan kadar glukosa tinggi, penurunan
fungsi leukosit, perubahan pada sirkulasi.
e. Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energy metabolik,
perubahan kimia darah, insufisiensi insulin, peningkatan kebutuhan
energi.

Anda mungkin juga menyukai