Anda di halaman 1dari 10

SINDROM NEFROTIK BUAT TUTORIAL!!!!!!!

Sindrom nefrotik adalah kerusakan pada ginjal yang menyebabkan kadar protein di dalam
urine meningkat. Tingginya kadar protein tersebut disebabkan oleh kebocoran pada bagian ginjal
yang berfungsi menyaring darah (glomerulus).

Nefrotik sindrom adalah gangguan klinik yang ditandai dengan peningkatan protein urine
(proteinuria), edema, penurunan albumin dalam darah (hipoalbuminemia), dan kelebihan lipid
dalam darah (hiperlipidemia). Kejadian ini diakibatkan oleh kelebihan pecahan plasma protein ke
dalam urine karena peningkatan permeabilitas membran kapiler glomerulus.

ETIOLOGI NS

1. Sindrom nefrotik bawaan

Diturunkan sebagai resesif autosomal atau karena reaksi maternofetal. Resisten terhadap semua
pengobatan. Prognosis buruk dan biasanya pasien meninggal dalam bulan-bulan pertama
kehidupannya.

2. Sindrom nefrotik sekunder

Disebabkan oleh : Malaria kuartana atau parasit lainnya, Penyakit kolagen seperti lupus
eritematosus diseminata, purpura anafilaktoid, Glumerulonefritis akut atau kronik, Trombosis
vena renalis, Bahan kimia seperti trimetadion, paradion, penisilamin, garam emas, air raksa,
Amiloidosis, penyakit sel sabit, hiperprolinemia, nefritis membranoproliferatif
hipokomplementemik.

3. Sindrom nefrotik idiopatik

Tidak diketahui sebabnya atau disebut sindroma nefrotik primer. Berdasarkan histopatologis yang
tampak pada biopsi ginjal dgn pemeriksaan mikroskop biasa dan mikroskop elektron, terbagi
menjadi :

 Kelainan minimal

Pada mikroskop elektron akan tampak foot prosessus sel epitel berpadu. Dengan cara
imunofluoresensi ternyata tidak terdapat IgG pada dinding kapiler glomerulus.
 Nefropati membranosa

Semua glomerulus menunjukan penebalan dinding kapiler yang tersebar tanpa proliferasi sel.
Prognosis kurang baik.

 Glomerulonefritis proliferatif

Glomerulonefritis proliferatif esudatif difus. Terdapat proliferasi sel mesangial dan infiltrasi sel
polimorfonukleus. Pembengkanan sitoplasma endotel yang menyebabkan kapiler tersumbat,
dengan penebalan batang lobular, Terdapat prolefirasi sel mesangial yang tersebar dan penebalan
batang lobular, Dengan bulan sabit ( crescent), Didapatkan proliferasi sel mesangial dan proliferasi
sel epitel sampai kapsular dan viseral. Prognosis buruk.

 Glomerulonefritis membranoproliferatif

Proliferasi sel mesangial dan penempatan fibrin yang menyerupai membran basalis di mesangium.
Titer globulin beta-IC atau beta-IA rendah. Prognosis buruk.

 Glomerulosklerosis fokal segmental

Pada kelainan ini yang mencolok sklerosis glomerulus. Sering disertai atrofi tubulus. Prognosis
buruk.

PENYEBAB

1. Primer, berkaitan dengan berbagai penyakit ginjal, seperti:


a. Glomerulonefritis
b. Nefrotik sindrom perubahan minimal
2. Sekunder, akibat infeksi, penggunaan obat, dan penyakit sistemik lain, seperti:
a. Diabetes mellitus
b. Sistema lupus eritematosus
c. Amyloidosis
KOMPLIKASI

 Infeksi sekunder mungkin karena kadar imunoglobulin yang rendah akibat hipoalbuminemia.
 Shock hipovolemik: terjadi terutama pada hipoalbuminemia berat (< 1 gram/100ml) yang
menyebabkan hipovolemia berat sehingga menyebabkan shock.
 Trombosis vaskuler : mungkin akibat gangguan sistem koagulasi sehingga terjadi peninggian
fibrinogen plasma.
 Komplikasi yang bisa timbul adalah malnutrisi atau kegagalan ginjal.
 Trombosis vena, akibat kehilangan anti-thrombin 3, yang berfungsi untuk mencegah terjadinya
trombosis vena ini sering terjadi pada vena renalis. Tindakan yang dilakukan untuk
mengatasinya adalah dengan pemberian heparin.
 Hipovolemia
 Gagal ginjal akut akibat hipovolemia. Disamping terjadinya penumpukan cairan di dalam
jaringan, terjadi juga kehilangan cairan di dalam intravaskuler.
 Edema pulmonal, akibat kebocoran cairan, kadang-kadang masuk kedalam paru-paru yang
menyebabkan hipoksia dan dispnea.
 Perburukan pernafasan (berhubungan dengan retensi cairan)
 Kerusakan kulit
 Peritonitis (berhubungan dengan asites)
 Komplikasi tromboemboli- terombosis vena renal, trombosis vena dan arteri ekstremitas dan
trombosis arteri serebral
MANIFESTASI KLINIS

Manifestasi utama sindrom nefrotik adalah edema.

 Penurunan jumlah urin :


urine gelap, berbusa, volume urin berkurang, warna agak keruh dan berbusa, selama
beberapa minggu mungkin terdapat hemturia dan oliguri terjadi karena penurunan volume
cairan vaskuler yang menstimulli sistem renin-angio-tensin, yang mengakibatkan
disekresinya hormon anti diuretik (ADH)
 Pucat
 Hematuri
 Anoreksia dan diare disebabkan karena edema mukosa usus.
 Sakit kepala, malaise, nyeri abdomen, berat badan meningkat dan keletihan umumnya terjadi.
 Gagal tumbuh dan pelisutan otot (jangka panjang)
 Proteinuria > 3,5 gr/hr pada dewasa atau 0,05 g/kg BB/hr pada anak-anak
 Hipoalbuminemia < 30 gr/l
 Hiperlipidemia, umumnya ditemukan hiperkolesterolemia
 Hiperkoagulabilitas, yang akan meningkatkan risiko trombosis vena dan arteri
 Kenaikan berat badan secara progresif dalam beberapa hari/minggu.
 klien mudah lelah atau lethargie tapi tidak kelihatan sakit payah.
 Hipertensi (jarang terjadi) karena penurunan voulume intravaskuler yang mengakibatkan
menurunnya tekanan perfusi renal yang mengaktifkan sistem renin angiotensin yang akan
meningkatkan konstriksi pembuluh darah.
 Pembengkakan jaringan akibat penimbunan garam dan air
PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN

 Tirah baring:
Menjaga pasien dalam keadaan tirah baring selama beberapa harimungkin diperlukan
untuk meningkatkan diuresis guna mengurangi edema. Baringkan pasien setengah duduk,
karena adanya cairan di rongga thoraks akan menyebabkan sesak nafas. Berikan alas bantal
pada kedua kakinya sampai pada tumit (bantal diletakkan memanjang, karena jika bantal
melintang maka ujung kaki akan lebih rendah dan akan menyebabkan edema hebat).
 Terapi cairan:
Jika klien dirawat di rumah sakit, maka intake dan output diukur secara cermat da dicatat.
Cairan diberikan untuk mengatasi kehilangan cairan dan berat badan harian.
 Perawatan kulit.
Edema masif merupakan masalah dalam perawatan kulit. Trauma terhadap kulit dengan
pemakaian kantong urin yang sering, plester atau verban harus dikurangi sampai minimum.
Kantong urin dan plester harus diangkat dengan lembut, menggunakan pelarut dan bukan
dengan cara mengelupaskan. Daerah popok harus dijaga tetap bersih dan kering dan scrotum
harus disokong dengan popok yang tidak menimbulkan kontriksi, hindarkan menggosok kulit.
 Perawatan mata.
Tidak jarang mata anak tertutup akibat edema kelopak mata dan untuk mencegah alis mata
yang melekat, mereka harus diswab dengan air hangat.
 Penatalaksanaan krisis hipovolemik.
Anak akan mengeluh nyeri abdomen dan mungkin juga muntah dan pingsan. Terapinya
dengan memberikan infus plasma intravena. Monitor nadi dan tekanan darah.
 Pencegahan infeksi.
Anak yang mengalami sindrom nefrotik cenderung mengalami infeksi dengan
pneumokokus kendatipun infeksi virus juga merupakan hal yang menganggu pada anak dengan
steroid dan siklofosfamid.
 Perawatan spesifik meliputi:
o mempertahankan grafik cairan yang tepat,
o penimbnagan harian, pencatatan tekanan darah dan
o pencegahan dekubitus.
 Dukungan bagi orang tua dan anak.
Orang tua dan anak sering kali tergangu dengan penampilan anak. Pengertian akan perasan
ini merupakan hal yang penting. Penyakit ini menimbulkan tegangan yang berta pada keluarga
dengan masa remisi, eksaserbasi dan masuk rumah sakit secara periodik. Kondisi ini harus
diterangkan pada orang tua sehingga mereka mereka dapat mengerti perjalanan penyakit ini.
Keadaan depresi dan frustasi akan timbul pada mereka karena mengalami relaps yang
memaksa perawatan di rumahn sakit.
 Bila pasien seorang anak laki-laki, berikan ganjal dibawah skrotum untuk mencegah
pembengkakan skrotum karena tergantung (pernah terjadi keadaan skrotum akhirnya pecah
dan menjadi penyebab kematian pasien).

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa Tujuan & KH Intervensi Rasional


Kelebihan volume Tujuan : 1. Kaji masukan yang 1. Perlu untuk
cairan berhubungan relatif terhadap menentukan fungsi
dengan kehilangan Pasien tidak keluaran secara ginjal, kebutuhan
protein sekunder menunjukkan akurat. penggantian cairan
terhadap bukti-bukti 2. Timbang berat dan penurunan resiko
peningkatan akumulasi cairan badan setiap hari kelebihan cairan.
permiabilitas (pasien (ataui lebih sering 2. Mengkaji retensi
glomerulus. mendapatkan jika diindikasikan). cairan
volume cairan yang 3. Kaji perubahan 3. Untuk mengkaji
tepat) edema : ukur ascites dan karena
lingkar abdomen merupakan sisi umum
Kriteria hasil: pada umbilicus edema.
 Penurunan serta pantau edema 4. Agar tidak
edema, ascites sekitar mata. mendapatkan lebih
 Kadar protein 4. Atur masukan dari jumlah yang
darah meningkat cairan dengan dibutuhkan
 Output urine cermat. 5. Untuk
adekuat 600 – 5. Pantau infus intra mempertahankan
700 ml/hari vena masukan yang
 Tekanan darah 6. Kolaborasi : diresepkan
dan nadi dalam  Berikan 6. Kolaborasi :
batas normal. kortikosteroid  Untuk menurunkan
sesuai ketentuan. ekskresi proteinuria
 Berikan diuretik  Untuk memberikan
bila diinstruksikan. penghilangan
sementara dari
edema.
Ketidakseimbangan Tujuan : 1. Catat intake dan 1. Monitoring asupan
nutrisi kuruang dariDalam waktu 2x24 output makanan nutrisi bagi tubuh
kebutuhan jam kebutuhan secara akurat 2. Gangguan nuirisi
berhubungan nutrisi akan 2. Kaji adanya dapat terjadi secara
dengan malnutrisi terpenuhi anoreksia, perlahan.
sekunder terhadap hipoproteinemia, Diare sebagai reaksi
kehilangan protein Kriteria Hasil : diare. edema intestinal
dan penurunan Napsu makan 3. Pastikan anak mencegah status
napsu makan. baik mendapat makanan nutrisi menjadi lebih
 Tidak terjadi dengan diet yang buruk.
hipoprtoeinemia cukup. 3. Membantu
 Porsi makan 4. Beri diet yang pemenuhan nutrisi
yang bergizi anak dan
dihidangkan 5. Batasi natrium meningkatkan daya
dihabiskan selama edema dan tahan tubuh anak
 Edema dan trerapi 4. Asupan natrium dapat
ascites tidak kortikosteroid memperberat edema
ada. 6. Beri lingkungan usus yang
yang menyebabkan
menyenangkan, hilangnya nafsu
bersih, dan rileks makan anak
pada saat makan 5. Agar anak lebih
7. Beri makanan mungkin untuk
dalam porsi sedikit makan
pada awalnya dan 6. Untuk merangsang
beri makanan nafsu makan anak
dengan cara yang 7. Untuk mendorong
menarik agar anak mau makan
8. Beri makanan 8. Untuk menrangsang
spesial dan disukai nafsu makan anak
anak
Resiko tinggi Tujuan : 1. Lindungi anak dari 1. Meminimalkan
infeksi Tidak terjadi orang-orang yang masuknya organisme
berhubungan infeksi terkena infeksi dan mencegah
dengan imunitas Kriteria hasil : melalui pembatasan terjadinya infeksi
tubuh yang  Tanda-tanda pengunjung. nosokomial.
menurun. infeksi tidak ada 2. Tempatkan anak di 2. Mencegah terjadinya
 Tanda ruangan non infeksi nosokomial.
vital dalam infeksi. 3. Membatasi masuknya
batas normal 3. Cuci tangan bakteri ke dalam
 Ada perubahan sebelum dan tubuh. Deteksi dini
perilaku sesudah tindakan. adanya infeksi dapat
keluarga dalam 4. Lakukan tindakan mencegah sepsis.
melakukan invasif secara 4. Untuk meminimalkan
perawatan. aseptic pajanan pada
organisme infektif
5. Gunakan teknik 5. Untuk memutus mata
mencuci tangan rantai penyebaran
yang baik infeksi
6. Jaga agar anak tetap 6. Karena kerentanan
hangat dan kering terhadap infeksi
7. Pantau suhu. pernafasan
8. Ajari orang tua 7. Indikasi awal adanya
tentang tanda dan tanda infeksi
gejala infeksi 8. Memberi
pengetahuan dasar
tentang tanda dan
gejala infeksi
Ansietas Tujuan : 1. Validasi perasaan 1. Perasaan adalah nyata
berhubungan Kecemasan takut atau cemas. dan membantu pasien
dengan lingkungan menurun atau 2. Pertahankan untuk tebuka
perawatan yang hilang kontak dengan sehingga dapat
asing (dampak Kriteria hasil : klien. menghadapinya.
hospitalisasi).  Kooperatif pada 3. Upayakan ada 2. Memantapkan
tindakan keluarga yang hubungan,
keperawatan menunggu meningkatan ekspres
 Komunikatif 4. Anjurkan orang tua i perasaan.
pada perawat untuk 3. Dukungan yang terus
 Secara verbal membawakan menerus mengurangi
mengatakan mainan atau foto ketakutan atau
tidak takut keluarga kecemasan yang
dihadapi.
4. Meminimalkan
dampak hospitalisasi
terpisah dari anggota
keluarga.
Intoleransi aktifitas Tujuan : 1. Kaji kemampuan 1. Sebagai pengkajian
berhubungan Mampu melakukan klien melakukan awal aktivitas klien.
dengan kelelahan. aktivitas sesuai aktivitas 2. Meningkatkan
kemampuan 2. Tingkatkan tirah istirahat dan
Kriteria hasil : baring / duduk. ketenangan klien,
Terjadi 3. Ubah posisi dengan posisi telentang
peningkatan sering. meningkatkan filtrasi
mobilitas. 4. Berikan dorongan ginjal dan
untuk beraktivitas menurunkan produksi
bertahap. ADH sehingga
5. Ajarkan teknik meningkatkan
penghematan diuresis.
energi contoh 3. Pembentukan edema,
duduk, tidak nutrisi melambat,
berdiri. gangguan pemasukan
nutrisi dan imobilisasi
6. Berikan perawatan lama merupakan
diri sesuai stressor yang
kebutuhan klien. mempengaruhi
intregitas kulit.
4. Melatih kekuatan otot
sedikit demi sedikit.
5. Menurunkan
kelelahan.
6. Memenuhi kebutuhan
perawatan diri klien
selama intoleransi
aktivitas.
Gangguan body Tujuan: 1. Kaji pengetahuan 1. Memberikan
image berhubungan Tidak terjadi pasien terhadap informasi untuk
dengan perubahan gangguan boby adanya potensi memformulasikan
penampilan image kecacatan yang perencanaan.
Kriteria Hasil: berhubungan 2. Ketidakmampuan
 Menyatakan dengan untuk melihat bagian
penerimaan pembedahan dan tubuhnya yang
situasi diri, perubahan. terkena mungkin
 Memasukkan 2. Pantau kemampuan mengindikasikan
perubahan pasien untuk kesulitan dalam
konsep diri melihat perubahan koping.
tanpa harga diri bentuk dirinya. 3. Memberikan jalan
negative 3. Dorong pasien untuk
 Anak mau untuk mengekpresikan
mengungkapkan mendiskusikan dirinya.
perasaannya. perasaan mengenai 4. Meningkatkan control
 Anak tertarik perubahan diri sendiri atas
dan mampu penampilan kehilangan.
bermain 4. Diskusikan pilihan
untuk
rekontruksikan dan
cara-cara untuk
membuat
penampilan yang
kurang menjadi
menarik.
kerusakan Tujuan : 1. Berikan perawatan 1. Memberikan
integritas kulit Kulit anak tidak kulit kenyamanan pada
berhubungan menunjukkan 2. Hindari pakaian anak dan mencegah
dengan edema, adanya kerusakan ketat kerusakan kulit
penurunan integritas 3. Bersihkan dan 2. Dapat mengakibatkan
pertahanan tubuh. kemerahan atau bedaki permukaan area yang menonjol
iritasi. Kerusakan kulit beberapa kali tertekan
sehari
integritas kulit 4. Topang organ 3. Untuk mencegah
tidak terjadi edema, seperti terjadinya iritasi pada
Kriteria hasil: skrotum kulit karena gesekan
 Menunjukkan 5. Ubah posisi dengan dengan alat tenun
perilaku untuk sering ; 4. Untuk menghilangkan
mencegah pertahankan aea tekanan
kerusakan kulit. kesejajaran tubuh 5. Karena anak dengan
 Turgor kulit dengan baik edema massif selalu
bagus 6. Gunakan letargis, mudah lelah
 Edema tidak penghilang tekanan dan diam saja
ada. atau matras atau 6. Untuk mencegah
tempat tidur terjadinya ulkus
penurun tekanan
sesuai kebutuhan
Ketidakefektifan TUJUAN : pasien 1. Posisikan untuk 1. Posisi membantu
pola pernafasan menunjukkan efisiensi ventilasi memaksimalkan
berhubungan fungsi pernafasan yang maksimum ekspansi paru dan
dengan gangguan normal 2. Atur aktifitas untuk menurunkan upaya
fungsi pernafasan KRITERIA memungkinkan pernafasan
HASIL : penggunaan energy 2. Menurunkan
 Anak yang minimal, konsumsi/ kebutuhan
beristirahat dan istirahat, dan tidur. selama periode
tidur dengan 3. Hindari pakaian penurunan pernafasan
tenang yang ketat. dapat menurunkan
 Pernafasan tidak 4. Berikan oksigen beratnya gejala.
sulit tambahan yang 3. Pakaian yang terlalu
 Anak sesuai ketat dapat
pernafasan tetap menyebabkan kurang
dalam batas efisiennya ventilasi
normal 4. Untuk memperbaiki
hipoksemia yang
dapat terjadi sekunder
terhadap penurunan
ventilasi

Anda mungkin juga menyukai