Anda di halaman 1dari 5

NEFROTIK SYNDROME

A. Pengertian Nefrotik Syndrom


Sindrom nefrotik adalah keadaan klinis yang disebabkan oleh peningkatan
permeabilitas glomerulus terhadap protein, yang mengakibatkan kehilangan protein
urinaris yang massif (keluar lebih dari 3,5 gram setiap hari/ 173 m luas permukaan
tubuh) dengan karakteristik proteinuria, hipoalbuminemia (kurang dari 3,5 gr/dl),
hiperlipidemia atau hiperkolestrolemia, disertai atau tidak disertai edema.
B. Etiologi
Menurut Ngastiyah, 2005 umumnya etiologi dibagi menjadi 3, yaitu:
1. Sindrom nefrotik bawaan
Diturunkan sebagai resesif autosomal atau karena reaksi maternofetal.
Gejalanya adalah edema pada masa neonatus. Sindrom nefrotik jenis ini resisten
terhadap semua pengobatan. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah
pencangkokan ginjal pada masa neonatus namun tidak berhasil. Prognosis buruk dan
biasanya penderita meninggal dalam bulan-bulan pertama kehidupannya.
2. Sindroma Nefrotik Primer (idiopatik):
Sekitar 90 % nefrosis pada anak dan penyebabnya belum diketahui,
berdasarkan histopatologi yang tampak pada biopsi ginjal dengan pemeriksaan
mikroskop biasa dan mikroskop elektron. Diduga ada hubungan dengan genetik,
imunologik, dan alergi.
3. Penyebab Sekunder :
a.

Malaria kuartana / parasit lain

b.

Penyakit kolagen seperti lupus eritemosus desiminata, purpura anafilaktoid

c.

Glomerulonefritis akut / glomerulonefritis kronis, trombosis vena renalis.

d.

Bahan kimia seperti trimetadion, paradion, penisilamin, garam emas, sengatan


lebah, air raksa

e.

Amiloidosis, penyakit sel sabit, hiperprolinemia, nefritis membrano


proliferatif, hipokomplementamik

4. Penyebab Lain :
a. Post Glomerulonephritis :
- Proliferatif : akut, subakut, kronis
- Noduler
b. Penyakit Metabolik :

Glomeruloskelerosis diabetik yang difusif

Amylodosis
- Multiple Myeloma

c. Penyakit Kolagen :
-

SLE

PAN

Dermatomysitis

d. Penyakit Darah :
-

Sckle Cell Anemia

Pericarditis

Trombosis Vena Renalis

CHF

Tricuspidalis Insufisiensi

e. Intoksikasi :
-

Diuretika Hg Organik

Hg, Bi, Au

f. Obat-obatan ;
-

Obat pereda nyeri menyerupai aspirin

Heroin intravena

Senyawa emas

penisilamin

g. Penyakit Infeksi :
-

Lues, malaria, thypoid, herpes zooster

TBC, jejune ileitis tonika

h. Penyakit Mekanis ;

i.

Thrombosis vena renalis

Stenosis arteri renalis

Pada kehamilan dan transplantasi

C. Patofisiologi
Sekunder

Kelainan Bawaan

Idiopatik

Sindroma Nefrotik
Hipovolemia
Hipovolemia
Sekresi ADH

Premeabilitas Glomerulus
Hiperlipidemia

Reabsorbsi Air dan Na

Hilangnya Protein Plasma


Proteinuria

Diare

Ketidakseimbangan
Nutrisi <
KebutuhanTubuh

Hipoproteinemia
Hipoalbumin
Pelepasan Renin

Tekanan Osmotik Plasma


Respon Imun

Vasokontriksi Pada Darah

Suplai O2 ke Jaringan

Sesak

Cairan Intravaskuler pindah ke


Interstitial
Cairan Volume Plasma
Aliran Darah ke Renal

Pertahanan Sekunder
Inadekuat

Risiko Infeksi

Retensi Natrium Renal

Oedema
Kelebihan Volume Cairan

Perubahan Penampilan
Gangguan Citra Tubuh

Hipoksia Jaringan
Intoleransi Aktivitas
Kerusakan Integritas Klulit

Ketidakefektifan Pola Napas

D. Prinsip Penatalaksanaan Medis


1. Istirahat sampai edema tinggal sedikit. Batasi asupan natrium sampai kurang lebih 1
gram/hari secara praktis dengan menggunakan garam secukupnya dan menghindari
makanan yang asin. Diet protein 2-3 gram/kg BB/hari
2. Bila edema tidak berkurang dengan pembatasan garam, dapat digunakan diuretik,
biasanya furosemid 1 mg/kg BB/hari. Bergantung pada beratnya edema dan respon
pengobatan. Bila edema refrakter, dapat digunakan hididroklortiadzid (25-50
mg/hari), selama pengobatan diuretik perlu dipantau kemungkinan hipokalemi,
alkalosis metabolik, dan kehilangan caoran intravaskuler berat.
3. Pengobatan kortikosteroid yang diajukan international cooperative study of kidney
disease in children (ISKDC), sebagai berikut:
a. Selama 28 hari prednison diberikan PO dengan dosis 60 mg/hari/ luas permukaan
badan (1bp) dengan maksimum 80 mg/hari
b. Dilanjutkan dengan prednison PO selama 28 hari dengan dosis 40 mg /hari/1 bp,
setiap 3 hari dalam 1 minggu dengan dosis maksimum 60 mg/hari. Bila ada respon,
pengobatan ini dilanjutkan secara intermitten selama 4 minggu
4. Cegah infeksi. Antibiotk hanya dapat diberikan bila ada infeksi
5. Pungsi asites maupun hidrotoraks dilakukan bila ada indikasi vital

E. Prinsip Penatalaksanaan Keperawatan


1. Baringkan pasien setengah duduk, karena adanya cairan didalam rongga toraks
menyebabkan sesak napas
2. Berikan alas bantal pada kedua kakinya sampai pada tumit (bantal dileakkan
memanjang, karena jika bantal melintang maka ujung kaki akan lebih rendah dan akan
menyebabkan edema makin hebat).
3. Bila pasien seorang anak laki-laki, berikan ganjal dibawah skrotum untuk mencegah
pembengkakan skrotum karena tergantung (pernah terjadi keadaan skrotum akhirnya
pecah dan menjadi penyebab kematian pasien).
4. Perawatan kulit.
Edema masif merupakan masalah dalam perawatan kulit. Trauma terhadap kulit dengan
pemakaian kantong urin yang sering, plester atau verban harus dikurangi sampai
minimum. Kantong urin dan plester harus diangkat dengan lembut, menggunakan
pelarut dan bukan dengan cara mengelupaskan. Daerah popok harus dijaga tetap

bersih dan kering dan scrotum harus disokong dengan popok yang tidak menimbulkan
kontriksi, hindarkan menggosok kulit
5. Perawatan mata. Tidak jarang mata anak tertutup akibat edema kelopak mata dan
untuk mencegah alis mata yang melekat, mereka harus diswab dengan air hangat.
6. Perawatan spesifik meliputi: mempertahankan grafik cairan yang tepat, penimbangan
harian, pencatatan tekanan darah dan pencegahan dekubitus.
7. Mencatat intake dan output selama 24 jam
8. Dukungan bagi orang tua dan anak.
Orang tua dan anak sering kali tergangu dengan penampilan anak. Pengertian
akan perasan ini merupakan hal yang penting. Penyakit ini menimbulkan tegangan
yang berat pada keluarga dengan masa remisi, eksaserbasi dan masuk rumah sakit
secara periodik. Kondisi ini harus diterangkan pada orang tua sehingga mereka
mereka dapat mengerti perjalanan penyakit ini. Keadaan depresi dan frustasi akan
timbul pada mereka karena mengalami relaps yang memaksa perawatan di rumahn
sakit.

Anda mungkin juga menyukai