Anda di halaman 1dari 14

A.

Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
 Anamnesa
Glomerulonefritis kronik ditandai oleh kerusakan glomerulus secara progresif
lambat akibat glomerulonefritis yang sudah berlangsung lama. Penyakit
cenderung timbul tanpa diketahui asal usulnya, dan biasanya baru ditemukan pada
stadium yang sudah lanjut, ketika gejala-gejala insufisiensi ginjal timbul. Pada
pengkajian ditemukannya klien yang mengalami glomerulonefritis kronik bersifat
incidental pada saat pemeriksaan dijumpai hipertensi atau peningkatan kadar BUN
dan kreatinin serum (Mutaqqin dan Sari, 2012).
 Identitas
Sering ditemukan pada anak umur 3-7 tahun lebih sering padapria
 Riwayat penyakit
 Sebelumnya :
Adanya riwayat infeksi streptokokus beta hemolitik dan riwayat lupus
eritematosus (penyakit autoimun lain).
 Sekarang :
Adanya keluan kencing berwarna seperti cucian daging, bengkak sekitar mata
dan seluruh tubuh, tidak nafsu makan, mual , muntah dan diare yang dialami
klien.
2. Pemeriksaan Fisik
TTV : TD : 110/90 mmHg
Nadi : 87x/menit
Suhu : 36.8 C
R : 30x/menit
 Aktivitas atau istirahat
Gejala : kelemahan (malaise)
Tanda : kelemahan otot, kehilangan tonus otot
 Sirkulasi
Tanda : hipertensi, pucat,edema.
 Eliminasi
Gejala : perubahan pola berkemih (oliguri)
Tanda : Perubahan warna urine (kuning pekat, merah)
 Makanan atau cairan
Gejala : edema, anoreksia, mual, muntah
Tanda : penurunan keluaran urine
 Pernafasan
Gejala : nafas pendek
Tanda :Takipnea, dispnea, peningkatan frekwensi, kedalaman (pernafasan
kusmaul)
 Nyeri (kenyamanan)
Gejala: nyeri pinggang, sakit kepala
Tanda: perilaku berhati-hati/distraksi, gelisah
3. Pengkajian berpola
 Pola nutrisi dan metabolik:
Suhu badan normal hanya panas hari pertama sakit. Dapat terjadi kelebihan
beban sirkulasi karena adanya retensi natrium dan air, edema pada sekitar mata
dan seluruh tubuh. Perlukaan pada kulit dapat terjadi karena uremia.
 Pola eliminasi :
 Gangguan pada glumerulus menyebakan sisa-sisa metabolisme tidak dapat
diekskresi dan terjadi penyerapan kembali air dan natrium pada tubulus yang
tidak mengalami gangguan yang menyebabkan oliguria, anuria, proteinuri,
hematuria.
 Pola Aktifitas dan latihan :
Kelemahan otot dan kehilangan tonus karena adanya hiperkalemia. Dalam
perawatan klien perlu istirahat karena adanya kelainan jantung dan dan tekanan
darah mutlak selama 2 minggu dan mobilisasi duduk dimulai bila tekanan
ddarah sudah normaal selama 1 minggu.
 Pola tidur dan istirahat :
Klien tidak dapat tidur terlentang karena sesak dan gatal karena adanya uremia.
keletihan, kelemahan malaise, kelemahan otot dan kehilangan tonus
 Kognitif & perseptual :
Peningkatan ureum darah menyebabkan kulit bersisik kasar dan rasa gatal.
Gangguan penglihatan dapat terjadi apabila terjadi ensefalopati hipertensi.
 Persepsi diri :
Klien cemas dan takut karena urinenya berwarna merah dan edema dan
perawatan yang lama.
 Hubungan peran :
Anak tidak dibesuk oleh teman – temannya karena jauh serta anak mengalami
kondisi kritis menyebabkan anak banyak diam.
 Nilai keyakinan :
Klien berdoa memohon kesembuhan kepada Tuhan.
4. Pemeriksaan Diagnostik
Hasil yang didapat Pada laboratorium :
 Hb menurun ( 8-11 )
 Ureum dan serum kreatinin meningkat.
o Ureum
Laki-laki: 8,84-24,7 mmol/24jam atau 1-2,8 mg/24jam
Wanita : 7,9-14,1 mmol/24jam atau 0,9-1,6 mg/24jam
o Serum kreatinin
Laki-laki: 55-123 mikromol/L atau 0,6-1,4 mg/dl
Wanita : 44-106 mikromol/L atau 0,5-1,2 mg/dl
 Elektrolit serum (natrium meningkat, normalnya 1100 g)
 Pada rontgen: IVP abnormalitas pada sistem penampungan (Ductus koligentes)
 Urinalisis (BJ. Urine meningkat : 1,015-1,025 , albumin Å, Eritrosit Å, leukosit Å)
 Pemeriksaan darah
o LED meningkat.
o Kadar HB menurun.
o Albumin serum menurun (++).
o Ureum & kreatinin meningkat.
o Titer anti streptolisin meningkat.

B. Analisa Data
Data Etiologi Masalah keperawatan
DS : Kelebihan volume cairan
Faktor resiko dan etiologi
- klien mengeluh jarang (D.0022)
berkemih
Reaksi implamasi pada
- klien mengeluh bagian glomerulus
kaki terasa bengkak
DO : Glomerulonefritis
- klien tampak edema
- hipernatremia Penurunan GFR
- hipoalbuminemia
Penurunan volume urine

Retensi air dan Na

Edema

Glomerulonefritis

Permeabilitas membrane
filtrasi turun

Proteinuria

Hipoalbuminemia

Tekanan onkotik membrane


sel turun

Ekstravasasi cairan ke
intertisial

Edema

Kelebihan volume cairan

DS : Defisit Nutrisi (D.0019)


Faktor resiko dan etiologi
- klien mengeluh mual
dan muntah
Reaksi implamasi pada
- klien mengeluh tidak glomerulus
nafsu makan
DO : Glomerulonefritis
- hipoalbuminemia
- terjadi fluktuasi berat Respon GIT
badan
- klien tampak lemah Fetoruremia
Peradangan mukosa saluran
pencernaan

Anoreksia

Intek nutrisi tidak adekuat

Ketidakseimbangan nutrisi :
kurang dari kebutuhan
tubuh

DS : Resiko infeksi (D.0142)


Faktor resiko dan etiologi
- klien mengeluh gatal-
gatal pada kulit
Reaksi implamasi pada
DO : glomerulus
- klien tampak edema
- hiperuremia Glomerulonefritis
- klien tampak lemah
Penurunan GFR

Penurunan volume urine

Retensi air dan Na

Edema

Retensi ureum pada darah


dn menyebar di jaringan
kulit

Gatal- gatal pada kulit

Tindakan klien untuk


mengatasi gatal pada kulit

Resiko terjadi luka pada


kulit
Resiko infeksi
No SDKI SLKI SIKI Rasional
1 Kelebihan volume cairan Keseimbangan Cairan Manajemen Hipervolemia (I.03114) 1. Merupakan indikator yang
(L.03020)
( D.0022) sensitif untuk
Setelah dilakukan tindakan Observasi
DS : menunjukkan penambahan
keperawatan 2 x 24 jam
1. Monitor frekuensi dan kekuatan
- klien mengeluh jarang cairan.
diharapkan tidak terjadi nadi
berkemih 2. Monitor frekuensi napas 2. Membandingkan
kelebihan volume cairan
3. Monitor tekanan darah
- klien mengeluh bagian dengan pengeluaran actual dan
4. Monitor berat badan
kaki terasa bengkak 5. Monitor waktu pengisian kapiler yang diantisipasi
Kriteria Hasil :
6. Monitor elastisitas atau turgor kulit
membantu dalam evaluasi
DO : 7. Monitor jumlah, warna, dan berat
 Asupan cairan jenis urin adanya kerusakan ginjal,
- klien tampak edema 8. Monitor kadar albumin dan protein
mendeteksi retensi urin.
- hipernatremia  Haluaran urin total
9. Monitor hasil pemeriksaan serum 3. Untuk mengetahui
hipoalbuminemia  Kelembapan membran (mis: osmolaritas serum,
perkembangan akumulasi
hematokrit, natrium, kalium, dan
mukosa BUN) cairan
10. Monitor intake dan output cairan
4. Apabila terdapat
 Asupan makan 11. Identifikasi tanda-tanda
hypovolemia (mis: frekuensi nadi peningkatan volume
 Edema meningkat, nadi teraba lemah,
cairan tanda-tanda vital
tekanan darah menurun, tekanan
 Dehidrasi nadi menyempit, turgor kulit akan terpengaruh.
menurun, membran mukosa kering,
5. Mempertahankan
volume urin menurun, hematokrit
 Asistes meningkat, hasil, lemah, keseimbangan cairan
konsentrasi urin meningkat, berat
untuk homeostatis.
 Konfusi badan menurun dalam waktu
singkat) 6. Natrium dibatasi untuk
 Tekanan 12. Identifikasi tanda-tanda
meminimalkan retensi
hypervolemia (mis: dispnea, edema
 Denyut nadi radial perifer, edema anasarca, JVP cairan dalam area ekstra
meningkat, CVP meningkat, refleks
vaskuler.
 Tekanan arteri rata-rata hepatojugular positif, berat badan
menurun dalam waktu singkat) 7. Odema menunjukan
 Membran mukosa 13. Identifikasi faktor risiko
adanya penimbunan cairan
ketidakseimbagnan cairan (mis:
 Mata cekung prosedur pembedahan mayor, yang berlebih.
trauma/perdarahan, luka bakar,
8. Perpindahan cairan pada
 Turgor kulit apheresis, obstruksi intestinal,
peradangan pancreas, penyakit jaringan sebagai akibat
 Berat badan ginjal dan kelenjar, disfungsi
dari retensi natrium dan
intestinal)
air.
Terapeutik 9. Mendeteksi komplikasi.
1. Atur interval waktu pemantauan Untuk membantu intervensi
sesuai dengan kondisi pasien dalam pemberian Input cairan.
2. Dokumentasikan hasil pemantauan

Edukasi

1. Jelaskan tujuan dan prosedur


pemantauan
2. Dokumentasikan hasil pemantauan
2 Defisit Nutrisi (D.0019) Status Nutrisi ( L.03030) Manajemen Nutrisi (I.03119)  Untuk mengetahui kenaikan
Setelah dilakukan tindakan tubuh klien
DS : Observasi  Untuk menimalisir asupan
keperawatan 2 x 24 jam kebutuhan cairan klien
- klien mengeluh mual diharapkan tidak terjadi  Identifikasi status nutrisi  Untuk menyeimbangkan
dan muntah  Identifikasi alergi dan intoleransi asupan kalori klien
kelebihan volume cairan  Beri kesempatan klien
makanan
- klien mengeluh tidak dengan untuk memperbarui gaya
 Identifikasi makanan yang disukai
hidup serta pola makan
nafsu makan Kriteria Hasil :  Identifikasi kebutuhan kalori dan
klien
DO : jenis nutrien
 Porsi makanan yang  Untuk mendukung
 Identifikasi perlunya penggunaan menggunakan buku harian
- hipoalbuminemia selang nasogastrik
dihabiskan dan tidak memaksa klien
- terjadi fluktuasi berat  Monitor asupan makanan memuntahkan makanan
badan  Kekuatan otot penguya  Monitor berat badan
 Monitor hasil pemeriksaan
klien tampak lemah  Kekuatan otot menelan laboratorium
 Serum albumin Terapeutik

 Verbalisasi keinginan  Lakukan oral hygiene sebelum


makan, jika perlu
untuk meningkatkan  Fasilitasi menentukan pedoman
diet (mis: piramida makanan)
nutrisi  Sajikan makanan secara menarik
dan suhu yang sesuai
 Pengetahuan tentang
 Berikan makanan tinggi serat untuk
pilihan makanan yang mencegah konstipasi
 Berikan makanan tinggi kalori dan
sehat tinggi protein
 Berikan suplemen makanan, jika
 Pengetahuan tentang
perlu
pilihan minuman yang  Hentikan pemberian makan melalui
selang nasogastik jika asupan oral
sehat dapat ditoleransi

 Pengetahuan tentang
Edukasi

asupan nutrisi yang sehat


 Ajarkan posisi duduk, jika
mampu
 Penyiapan dari  Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
penyimpanan makanan
 Kolaborasi pemberian medikasi
yang sehat
sebelum makan (mis: Pereda
 Penyiapan dari nyeri, antiemetik), jika perlu
 Kolaborasi dengan ahli gizi
penyimpanan minuman untuk menentukan jumlah kalori
dan jenis nutrien yang
yang sehat dibutuhkan, jika perlu

 Sikap terhadap

makanan/minuman sesuai

dengan tujuan kesehatan


 Perasaan cepat kenyang

 Nyeri abdomen

 Sariawan

 Rambut rontok

3. Resiko Infeksi (D.0142) Tingkat Infeksi (L.14137) Pencegahan Infeksi (I.14539)


DS : Setelah dilakukan tindakan
Observasi
- klien mengeluh gatal- keperawatan 2 x 24 jam
 Monitor tanda dan gejala infeksi lokal
gatal pada kulit diharapkan tidak terjadi
dan sistemik
kelebihan volume cairan
DO : Terapeutik
dengan
- klien tampak edema  Batasi jumlah pengunjung
Kriteria Hasil :
- hiperuremia  Berikan perawatan kulit pada area
edema
klien tampak lemah  Kebersihan tangan  Cuci tangan sebelum dan sesudah
kontak dengan pasien dan
 Kebersihan tangan lingkungan pasienPertahankan
teknik aseptic pada pasien berisiko
 Nafsu makan tinggi

 Demam Edukasi

 Jelaskan tanda dan gejala infeksi


 Kemerahan
 Ajarkan cara mencuci tangan
 Nyeri dengan benar
 Ajarkan etika batuk
 Bengkak  Ajarkan cara memeriksa kondisi
luka atau luka operasi
 Vesikel  Anjurkan meningkatkan asupan
nutrisi
 Cairan berbau busuk  Anjurkan meningkatkan asupan
cairan
 Sputum berwarna hijau
Kolaborasi
 Drainase puluren
 Kolaborasi pemberian imunisasi,
jika perlu
 Piuna

 Periode malaise

 Periode menggigil

 Kadar sel darah putih

 Kultur darah

 Kultur urine

 Kultur sputum
DAFTAR PUSAKA

Aschenbrenner, D.S., Cleveland, L.W., & Venable, S.J. (2002). Drug Therapy inNursing.
Philadelphia: Lippincot.Barkaukass, et. al (1994), Health & Physical
Assessment.Missouri : Mosby.
Black, Joice. M., & Hawk, Jane. H. (2005). Medical Surgical Nursing; clinicalmanagement
for positive outcomes. 7th Edition. Elsevier. Inc : St. Louis.
Brunner & Suddart 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta : AGC.
Corwin. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Edisi Revisi 3. Jakarta: EGC.
Guyton (2001), Human Physiology and Deseases Mechanism, 3rd – ed, (Terjemahan oleh
Petrus Andrianto, 2001). Jakarta : EGC.
Grace, Pierce A., Borley, Neil R. 2006. At a Glance Ilmu Bedah. Edisi Ketiga. Jakarta:
Erlangga.
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. 2006.Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Jilid: I. Edisi: IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam
FKUI.
Price,Sylvia A., Wilson, Lorraine M. 2002. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses – Proses
Penyakit. Volume: 2. Edisi: 6. Jakarta: ECG.

Anda mungkin juga menyukai