(DHF)
Penyakit Demam Berdarah (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) ialah penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
CIRI-CIRI NYAMUK AEDES AEGYPTI
Warna hitam dengan belang-belang putih di seluruh badannya berbadan kecil biasanya menggigit pada siang hari dan
sore hari.
Senang hinggap pada pakaian yang bergantung kelambu dan ditempat yang gelap dan lembab.
Jentik nyamuk berperan aktif di dalam bak air
Posisi jentik nyamuk tegak lurus dengan permukaan air.
Gerakan jentik nyamuk naik turun ke atas pemukaan air untuk bernafas
Kemampuan terbang kira-kira 100 meter.
Hidup dan berkembang biak di dalam rumah (bak mandi,kaleng bekas,kolam ikan,ban bekas,pot tanaman
air,tempat minuman burung)
PENULARAN
TANDA DAN GEJALA
3. Derajat III Kegagalan sirkulasi nadi cepat dan lemah, hipotensi, gelisah, kulit dingin dan lembab, sianosis (tanda dini renjatan).
4. Derajat IV Renjatan berat, syok.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan untuk menegakkan diagnostik DHF diantaranya adalah pemeriksaan
laboratorium . Pemeriksaan darah pasien DHF meliputi pemeriksaan Hemoglobin. Hematokrit. Trombosit. SGOT.
SGPT.
PENATALAKSANAAN
1. Beritahu pasien untuk minum banyak cairan dan mendapatkan banyak Istirahat.
2. Beritahu pasien untuk mengambil antipiretik untuk mengontrol suhu mereka. Anak-anak dengan dengue beresiko untuk demam kejang selama fase demam.
3. Peringatkan pasien untuk menghindari aspirin dan nonsteroid lainnya, obat anti inflamasi karena mereka meningkatkan risiko perdarahan.
4. Memantau hidrasi pasien selama fase demam
5. Mendidik pasien dan orang tua tentang tanda-tanda dehidrasi dan pantau output urine
6. Jika pasien tidak dapat mentoleransi cairan secara oral, mereka mungkin perlu cairan IV.
7. Kaji status hemodinamik dengan memeriksa denyut jantung, pengisian kapiler, nadi, tekanan darah, dan Output urine.
8. Lakukan penilaian hemodinamik, cek hematokrit awal, dan jumlah trombosit.
9. Terus memantau pasien selama terjadi penurunan suhu badan sampai yg normal.
10. Fase kritis DBD dimulai dengan penurunan suhu badan sampai yg normal dan berlangsung 24-48 jam.
PENCEGAHAN
Dengan mengendalikan vektornya yaitu nyamuk Aedes Aegypty dengan cara PSN DBD (Pemberantasan Sarang
Nyamuk Demam Berdarah Dengue)
Nyamuk Dewasa = Fogging (Insektisida)
Jentik-jentik nyamuk = Kimia, Fisik,Biologi
✓ Kimia
Dengan cara pemberian abatisasi(abate), pengasapan dan fogging.
✓ Fisik Dalam sekurang-kurangya seminggu sekali, maka cegahlah dengan cara 3 M plus :
a. “Menguras bak mandi”
b. “Menutup tempat penampungan air”
c. “Mengubur atau menyingkirkan benda-benda yang dapat digenangi air seperti ban bekas,kaleng bekas,vas bunga,penampungan air
dsb”.
d. Menggunakan obat nyamuk sebelum tidur dan sebelum bepergian
e. Mengganti air vas bunga, tempat minum burung atau tempat lainnya yang sejenis seminggu sekali.
f. Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar / rusak.
g. Menutup lubang pada potongan bambu / pohon dengan tanah
h. Menaburkan bubuk Larvasida
i. Memelihara ikan pemakan jentik di kolam/bak penampung air.
j. Memasang kawat kasa.
k. Menghindari kebiasaan menggantung pakaian dalam kamar.
l.Menggunakan kelambu.
m.Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk.
✓ Biologi
Pengendalian biologi antara lain dengan menggunakan ikan pemakan jentik (ikan adu/ikan cupang), dan bakteri (Bt.H-14) yaitu agen
yang aktif mengendalikan nyamuk
PENGOBATAN
Mata
Telinga
Mulut
Leher .
Dada
Paru-paru
Jantung
Abdomen
Kulit
Ekstermitas atas
Ekstermitas bawah
C. Diagnostik
PENUNJANG KDM
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Terdapat beberapa diagnosa keperawatan yang dapat ditemukan pada klien dengue hemoragic fever (DHF) menurut
Suriadi dan Yuliani (2010), yaitu:
a. Resiko perdarahan berlanjut berhubungan dengan trombositopenia.
b.Resiko tinggi kekurangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan peningkatan permeabelitas kapiler, pindahnya
cairan intravaskuler ke ekstravaskuler.
c.Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue (viremia).
d.Resiko pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak
adekuat akibat mual, muntah dan tidak nafsu makan.
INTERVENSI KEPERAWATAN
Resiko tinggi kekurangan cairan dan elektrolit berhubungan
Resiko perdarahan berlanjut berhubungan dengan dengan peningkatan pemreambelitas kapiler, pindahnya
trombositopnea cairan intravaskuler ke ekstravaskuler
a. Batasan karakteristik: kelambatan penyembuhan, nadi arteri lemah, a. Batasan karakteristik: Kelemahan, penurunan turgor kulit,
edema, kulit pucat saat elevasi (tidak kembali saat tungkai kembali membrane mukosa kering, peningkatan denyut nadi, penurunan
diturunkan), suhu kulit berubah, nadi lemah atau tidak teraba, Perubahan tekanan darah, penurunan tekanan nadi, konsistensi urin
tekanan darah pada ekstremitas, Perubahan karakteristik kulit (misalnya
meningkat, temperature tubuh meningkat, hematokrit meninggi
rambut, kuku, dan kelembaban)
dan kehilangan berat badan seketika (Wilkinson dan Ahern,
b. Tujuan: tidak terjadi perdarahan 3) Kriteria Hasil: 2012).
Tekanan darah dan nadi dalam rentang normal
b. Tujuan: kebutuhan cairan tubuh klien terpenuhi
Pulsasi kuat
c,. Kriteria Hasil:
Capillary refill tidak lebih dari 2 detik
Wajah klien tampak segar
Trombosit meningkat
Turgor kulit baik, jika kulit dicubit secara vertikal pada
c. Intervensi
daerah tertentu, jika normal setelah kulit dicubit akan
Monitor tanda-tanda vital dan penurunan trombosit pada klien. segera kembali,dan jika abnormal kulit kembali dengan
Kaji dan catat sirkulasi pada ekstremitas (suhu dan warna). lambat.
Anjurkan klien untuk bedrest. Output urin dalam rentang normal (600-1500 ml/24 jam)
Kolaborasi dengan monitor trombosit setiap hari.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Tindakan keperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan rencana tindakan keperawatan yang telah dibuat.
Dalam melaksanakan rencana tersebut harus diperlukan kerja sama dengan tim kesehatan yang lain, keluarga dan
klien sendiri. Hal-hal yang perlu diperhatikan:
Kebutuhan dasar klien.
Dasar dari tindakan.
Kemampuan perseorangan, keahlian atau keterampilan dalam perawatan.
EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi adalah penilaian keberhasilan rencana keperawatan dalam memenuhi kebutuhan klien.Pada klien dengan Dengue
Haemorraghic Fever (DHF) dapat dinilai hasil perawatan dengan melihat catatan perkembangan, hasil pemeriksaan klien,
melihat langsung keadaan dan keluhan klien, yang timbul sebagai masalah berat.
Evaluasi harus berdasarkan pada tujuan yang ingin dicapai. Evaluasi dapat dilihat 4 kemungkinan yang menentukan tindakan
tindakan perawatan selanjutnya antara lain :
Apakah pelayanan keperawatan sudah tercapai atau belum.
Apakah masalah yang ada telah terpecahkan/teratasi atau belum.
Apakah masalah sebagian terpecahkan/tidak dapat dipecahkan.
Apakah tindakan dilanjutkan atau perlu pengkajian ulang.