Anda di halaman 1dari 23

Asuhan Keperawatan Pada Anak

Dengan Gangguan Kebutuhan Cairan


Dan Elektrolit: Pada Sistem Vaskuler
ASKEP PADA ANAK DENGAN DBD
Ns. Nurmukaromatis Saleha, M.Kep
Tujuan
• Mahasiswa mampu memahami konsep askep
pada anak dengan DBD
• Mahasiswa mampu melakukan pengkajian askep
pada anak dengan DBD
• Mahasiswa mampu mebuat rencana, melakukan
implementasi dan evaluasi askep pada anak
dengan DBD
DHF
DEGUE HAEMORRAGIK FEVER
DBD----DEMAM BEDARAH DENGUE
PENGERTIAN
• Deman berdarah dengue atau dengue
haemorrhagic fever adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus dengue yang masuk
ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk
Aedes Aegypti (WHO, 2009)
ETIOLOGI
• Menurut Depkes (2005), penyebab DBD adalah
virus dengue, yang mana memiliki 4 serotipe
yaitu dengue-1, dengue-2, dengue-3 dan dengue-
4 dan telah ditemukan di seluruh Indonesia,
serta termasuk dalam group B Arthropod
Borne Virus (Arbovirus).
• Saat ini Indonesia yang dominan adalah
dengue- 3.
nyamuk aedes aegypti menggigit
pada siang hari sekitar jam 09.00
sampai 10.00 dan sore hari sekitar
jam 14.00 sampai jam 17.00.

2-4
hari

2 hari

6-8
hari

(Depkes,
2005).
Patofisiologi Infeksi
Dengue

Virus akan berkembang biak di


retikuloendotel sel --VIREMIA

Agregasi trombosit--
-trombositopenia

Meningkatnya
permeabilitas plasma
dan kapiler

Kebocoran plasma

Timbul Syok
Tanda dan Gejala
Gejala klinis berikut ini harus ada yaitu:
1) Demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas,
berlangsung terus- menerus selama 2-7 hari.
2) Terdapat manifestasi perdarahan yang ditandai dengan:
- Uji bending positif/ rumplle leed.
- Petekie, ekimosis dan purpura.
- Perdarahan mukosa, epistaksis dan perdarahan gusi.
- Hematemisis dan atau melena.
3) Pembesaran hati
4) Syok, yang ditandai dengan nadi cepat dan lemah
sampai tak teraba, penyempitan tekanan nadi ( ≤ 20
mmHg), hipotensi sampai tidak terukur, kaki dan tangan
dingin, kulit lembab, capillary refill time memanjang ( > 2
detik) dan pasien tampak gelisah.
Gambaran klinis

Fase Fase kritis, Fase


febris pemulihan

demam pengembalian
mendadak terjadi pada cairan dari ekstravaskuler ke in
tinggi2-7hari hari 3 - 7
Gambaran klinis berdasarkan fase
meliputi:
1) Fase febris, biasanya
demam mendadak tinggi 2-7
hari, disertai muka kemerahan,
eritema kulit, nyeri seluruh tubuh,
mialgia, artralgia dan sakit kepala.
Pada beberapa kasus ditemukan
nyeri tenggorok, injeksi farings
dan konjungtiva, anoreksia, mual
dan muntah. Pada fase ini dapat
pula ditemukan tanda perdarahan
seperti ptekie, perdarahan
mukosa, walaupun jarang dapat
pula terjadi perdarahan
pervaginam dan perdarahan
gastrointestinal.
2) Fase kritis, terjadi pada hari 3 - 7 sakit dan
ditandai dengan penurunan suhu tubuh disertai
kenaikan permeabilitas kapiler dan timbulnya
kebocoran plasma yang biasanya berlangsung
selama 24 - 48 jam. Kebocoran plasma sering
didahului oleh lekopeni progresif disertai
penurunan hitung trombosit. Pada fase ini dapat
terjadi syok.
3) Fase pemulihan, bila fase kritis terlewati maka
terjadi pengembalian cairan dari ekstravaskuler
ke intravaskuler secara perlahan pada 48 - 72 jam
setelahnya. Keadaan umum penderita membaik,
nafsu makan pulih kembali, hemodinamik stabil
dan diuresis membaik.
Klasifikasi DBD
Menurut WHO (2008), derajat penyakit DBD
dapat diklasifikasikan dalam 4 derajat
dimana pada setiap derajat sudah ditemukan
trombositopenia dan hemokonsentrasi, yang
terdiri dari:

1) Derajat I: demam disertai gejala tidak


khas dan satu-satunya manifestasi
perdarahan ialah uji bendung.
2) Derajat II: seperti derajat I, disertai
perdarahan spontan di kulit dan
atau perdarahan lain.
3) Derajat III: didapatkan kegagalan sirkulasi,
yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan darah
menurun (20 mmHg atau kurang) atau
hipotensi, sianosis di sekitar mulut, kulit
dingin dan lembab dan anak tampak gelisah.
4) Derajat IV: syok berat, nadi tidak
dapat diraba dan tekanan darah tidak
teratur.
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang perlu
dilakukan meliputi:
1) Pemeriksaan trombosit, dimana
ditemukan trombositopenia (100.000/μl
atau kurang).
2) Adanya kebocoran plasma karena peningkatan
permeabilitas kapiler dengan manifestasi sebagai
berikut:
- Peningkatan hematocrit ≥ 20 % dari nilai standar.
- Peningkatan hematokrit setelah ≥ 20%
setelah mendapat terapi cairan.
- Efusi pleura/pericardial, asites, hipoproteinemia.
Dua dari kriteria gejala klinis pertama ditambah satu dari
kriteria laboratorium (atau hanya peningkatan
hematokrit) cukup untuk menegakkan diagnosis kerja
DBD.
Pemeriksaan serologi dan NS1
Apa itu IgG dan IgM dengue?
Terdeteksinya antibodi IgG dapat digunakan
untuk melihat apakah infeksi
virus dengue tersebut merupakan infeksi
primer atau sekunder. Jika hasil tes Anda
menunjukkan IgG positif
sedangkan IgM rendah atau negatif, hal ini
menandakan Anda pernah terinfeksi
virus dengue sebelumnya
• Tes demam berdarah NS1 adalah salah
satu jenis pemeriksaan yang dilakukan
untuk mendeteksi infeksi
virus dengue. NS1 merupakan singkatan dari
nonstruktural protein 1. NS1 adalah protein
yang dimiliki oleh virus dengue.
Protein ini dapat ditemukan dalam darah selama
Anda terinfeksi virus dengue.
HEMATOKRIT
Penatalaksanaan Demam Berdarah
Dengue Tanpa Syok
Penatalaksanaan disesuaikan dengan
gambaran klinis maupun fase, dan
untuk diagnosis DBD pada derajat I dan II
menunjukkan bahwa anak mengalami
DBD tanpa syok sedangkan pada derajat III
dan derajat IV maka anak mengalami DBD
disertai dengan syok.
Tatalaksana untuk anak yang dirawat di rumah
sakit meliputi:

1) Berikan anak banyak minum larutan oralit atau jus buah,


air tajin, air sirup, susu untuk mengganti cairan yang
hilang akibat kebocoran plasma, demam, muntah/diare.
2) Berikan parasetamol bila demam, jangan berikan
asetosal atau ibuprofen karena dapat merangsang
terjadinya perdarahan.
3) Berikan infus sesuai dengan dehidrasi sedang:
Berikan hanya larutan isotonic seperti
ringer laktat/asetat.
Kebutuhan cairan parenteral:
- Berat badan < 15 kg : 7 ml/kgBB/jam
- Berat badan 15-40 kg : 5 ml/kgBB/jam

- Berat badan > 40 kg : 3 ml/kgBB/jam
Tatalaksana untuk anak yang dirawat di rumah sakit meliputi:

• Pantau tanda vital dan diuresis setiap jam,


serta periksa laboratorium (hematocrit,
trombosit, leukosit dan hemoglobin) tiap
6 jam.
• Apabila terjadi penurunan hematocrit dan
klinis membaik, turunkan jumlah cairan
secara bertahap sampai keadaan stabil.
Cairan intrvena biasanya hanya memerlukan
waktu 24-48 jam sejak kebocoran pembuluh
kapiler spontan setelah pemberian cairan.
4) Apabila terjadi perburukan klinis maka
berikan tatalaksana sesuai dengan tatalaksana
syok terkompensasi.
Penatalaksanaan Demam Berdarah Dengue
Dengan Syok menurut WHO (2008), meliputi:
1) Perlakukan sebagai gawat darurat. Berikan oksigen 2-4 L/menit secara
nasal.
2) Berikan 20 ml/kg larutan kristaloid seperti ringer laktat/asetan secepatnya.
3) Jika tidak menunjukkan perbaikan klinis, ulangi pemberian kristaloid 20
ml/kgBB secepatnya (maksimal 30 menit) atau pertimbangkan
pemberian koloid 10-20 ml/kg BB/jam maksimal 30 ml/kgBB/24 jam.
4) Jika tidak ada perbaikan klinis tetapi hematocrit dan hemoglobin
menurun
pertimbangkan terjadinya perdarahan tersembunyi: berikan transfusi
darah/komponen.
5) Jika terdapat perbaikan klinis (pengisian kapiler dan perfusi perifer
mulai
membaik, tekanan darah meningkat), jumlah cairan dikurangi hingga 10
ml/kgBB dalam 2-4 jam dan secara bertahap diturunkan tiap 4-6 jam sesuai
kondisi klinis laboratorium.
6) Dalam banyak kasus, cairan intravena dapat dihentikan setelah 36-48 jam.
Perlu
diingat banyak kematian terjadi karena pemberian cairan yang terlalu
banyak dari pada pemberian yang terlalu sedikit.
EDUKASI DISCHARGE PLANNING

Anda mungkin juga menyukai