Anda di halaman 1dari 9

DEMAM BERDARAH DENGUE

No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit:

Halaman :

KLINIK
PRATAMA IPDA SUKARDI, AMK.
POLRES NRP. 68110028
JEPARA
1. Pengertian Demam berdarah dengue adalah infeksi yang disebabkan oleh virus
dengue.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam melakukan tindakan dengan tepat dan benar
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Klinik Pratama Polres Jepara
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Hk.02.02/Menkes/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter
Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama

5. Prosedur Anamnesis (Subjective)


1. Demam tinggi, mendadak, terus menerus selama 2 – 7 hari.
2. Manifestasi perdarahan, seperti: bintik-bintik merah di kulit, mimisan,
gusi berdarah, muntah berdarah, atau buang air besar berdarah.
3. Gejala nyeri kepala, mialgia, artralgia, nyeri retroorbital.
4. Gejala gastrointestinal, seperti: mual, muntah, nyeri perut (biasanya di
ulu hati atau di bawah tulang iga)
5. Kadang disertai juga dengan gejala lokal, seperti: nyeri menelan,
batuk, pilek.
6. Pada kondisi syok, anak merasa lemah, gelisah, atau mengalami
penurunan kesadaran.
7. Pada bayi, demam yang tinggi dapat menimbulkan kejang.

Faktor Risiko
1. Sanitasi lingkungan yang kurang baik, misalnya: timbunan sampah,
timbunan barang bekas, genangan air yang seringkali disertai di tempat
tinggal pasien sehari-hari.
2. Adanya jentik nyamuk Aedes aegypti pada genangan air di tempat
tinggal pasien sehari-hari.
3. Adanya penderita demam berdarah dengue (DBD) di sekitar pasien.

Hasil Pemeriksaan Fisik dan penunjang sederhana (Objective)


Pemeriksaan Fisik
DEMAM BERDARAH DENGUE

No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit:

Halaman :

Tanda patognomonik untuk demam dengue


1. Suhu > 37,5 derajat celcius
2. Ptekie, ekimosis, purpura
3. Perdarahan mukosa
4. Rumple Leed (+)

Tanda Patognomonis untuk demam berdarah dengue


1. Suhu > 37,5 derajat celcius
2. Ptekie, ekimosis, purpura
3. Perdarahan mukosa
4. Rumple Leed (+)
5. Hepatomegali
6. Splenomegali
7. Untuk mengetahui terjadi kebocoran plasma, diperiksa tanda-tanda
efusi pleura dan asites.
8. Hematemesis atau melena

Pemeriksaan Penunjang :
1. Darah perifer lengkap, yang menunjukkan:
a. Trombositopenia (≤ 100.000/μL).
b. Kebocoran plasma yang ditandai dengan:
• peningkatan hematokrit (Ht) ≥ 20% dari nilai standar data populasi
menurut umur
• Ditemukan adanya efusi pleura, asites
• Hipoalbuminemia, hipoproteinemia
c. Leukopenia < 4000/μL.
2. Serologi Dengue, yaitu IgM dan IgG anti-Dengue, yang titernya dapat
terdeteksi setelah hari ke-5 demam.

Penegakan Diagnosis (Assessment)


Diagnosis Klinis Demam Dengue
1. Demam 2–7 hari yang timbul mendadak, tinggi, terus-menerus, bifasik.
2. Adanya manifestasi perdarahan baik yang spontan seperti petekie,
purpura, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis dan atau
melena; maupun berupa uji tourniquet positif.
DEMAM BERDARAH DENGUE

No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit:

Halaman :

3. Nyeri kepala, mialgia, artralgia, nyeri retroorbital.


4. Adanya kasus DBD baik di lingkungan sekolah, rumah atau di sekitar
rumah.
5. Leukopenia < 4.000/mm3
6. Trombositopenia < 100.000/mm3

Apabila ditemukan gejala demam ditambah dengan adanya dua atau lebih
tanda dan gejala lain, diagnosis klinis demam dengue dapat ditegakkan.

Diagnosis Klinis Demam Berdarah Dengue


1. Demam 2–7 hari yang timbul mendadak, tinggi, terus-menerus
(kontinua)
2. Adanya manifestasi perdarahan baik yang spontan seperti petekie,
purpura, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis dan atau
melena; maupun berupa uji Tourniquette yang positif
3. Sakit kepala, mialgia, artralgia, nyeri retroorbital
4. Adanya kasus demam berdarah dengue baik di lingkungan sekolah,
rumah atau di sekitar rumah a. Hepatomegali
b. Adanya kebocoran plasma yang ditandai dengan salah satu:
• Peningkatan nilai hematokrit, >20% dari pemeriksaan awal atau dari
data populasi menurut umur
• Ditemukan adanya efusi pleura, asites
• Hipoalbuminemia, hipoproteinemia c. Trombositopenia <100.000/mm3
Adanya demam seperti di atas disertai dengan 2 atau lebih manifestasi
klinis, ditambah bukti perembesan plasma dan trombositopenia cukup
untuk menegakkan diagnosis Demam Berdarah Dengue.

Tanda bahaya (warning signs) untuk mengantisipasi kemungkinan


terjadinya syok pada penderita Demam Berdarah Dengue.
DEMAM BERDARAH DENGUE

No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit:

Halaman :

Kriteria Diagnosis Laboratoris


Kriteria Diagnosis Laboratoris diperlukan untuk survailans epidemiologi,
terdiri atas:
Probable Dengue, apabila diagnosis klinis diperkuat oleh hasil
pemeriksaan serologi antidengue.
Confirmed Dengue, apabila diagnosis klinis diperkuat dengan deteksi
genome virus Dengue dengan pemeriksaan RT-PCR, antigen dengue
pada pemeriksaan NS1, atau apabila didapatkan serokonversi
pemeriksaan IgG dan IgM (dari negatif menjadi positif) pada
pemeriksaan serologi berpasangan.
Isolasi virus Dengue memberi nilai yang sangat kuat dalam konfirmasi
diagnosis klinis, namun karena memerlukan teknologi yang canggih dan
prosedur yang rumit pemeriksaan ini bukan merupakan pemeriksaan yang
rutin dilakukan.
Diagnosis Banding
1. Demam karena infeksi virus (influenza , chikungunya, dan lain-lain)
2. Idiopathic thrombocytopenic purpura
3. Demam tifoid

Komplikasi
Dengue Shock Syndrome (DSS), ensefalopati, gagal ginjal, gagal hati

Penatalaksanaan komprehensif (Plan)


Penatalaksanaan pada Pasien Dewasa
1. Terapi simptomatik dengan analgetik antipiretik (Parasetamol 3x500-
DEMAM BERDARAH DENGUE

No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit:

Halaman :

1000 mg).
2. Pemeliharaan volume cairan sirkulasi
- Alur penanganan pasien dengan demam dengue/demam berdarah
dengue, yaitu:pemeriksaan penunjang Lanjutan
- Pemeriksaan Kadar Trombosit dan Hematokrit secara serial

Gambar 1.7 Alur penanganan pasien dengan demam dengue/demam


berdarah

Kriteria Rujukan
1. Terjadi perdarahan masif (hematemesis, melena).
2. Dengan pemberian cairan kristaloid sampai dosis 15 ml/kg/jam kondisi
belum membaik.
3. Terjadi komplikasi atau keadaan klinis yang tidak lazim, seperti
kejang, penurunan kesadaran, dan lainnya.

Penatalaksanaan pada Pasien Anak


Demam berdarah dengue (DBD) tanpa syok
1. Bila anak dapat minum
a. Berikan anak banyak minum
• Dosis larutan per oral: 1 – 2 liter/hari atau 1 sendok makan tiap 5 menit.
• Jenis larutan per oral: air putih, teh manis, oralit, jus buah, air sirup,
DEMAM BERDARAH DENGUE

No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit:

Halaman :

atau susu.
b. Berikan cairan intravena (infus) sesuai dengan kebutuhan untuk
dehidrasi sedang. Berikan hanya larutan kristaloid isotonik, seperti
Ringer Laktat (RL) atau Ringer Asetat (RA), dengan dosis sesuai berat
badan sebagai berikut:
• Berat badan < 15 kg : 7 ml/kgBB/jam
• Berat badan 15 – 40 kg : 5 ml/kgBB/jam
• Berat badan > 40 kg : 3 ml/kgBB/jam
2. Bila anak tidak dapat minum, berikan cairan infus kristaloid isotonik
sesuai kebutuhan untuk dehidrasi sedang sesuai dengan dosis yang telah
dijelaskan di atas.
3. Lakukan pemantauan: tanda vital dan diuresis setiap jam, laboratorium
(DPL) per 4-6 jam.
a. Bila terjadi penurunan hematokrit dan perbaikan klinis, turunkan
jumlah cairan secara bertahap sampai keadaan klinis stabil.
b. Bila terjadi perburukan klinis, lakukan penatalaksanaan DBD dengan
syok.
4. Bila anak demam, berikan antipiretik (Parasetamol 10 – 15
mg/kgBB/kali) per oral. Hindari Ibuprofen dan Asetosal.
5. Pengobatan suportif lain sesuai indikasi.

Demam berdarah dengue (DBD) dengan syok


1. Kondisi ini merupakan gawat darurat dan mengharuskan rujukan
segera ke RS.
2. Penatalaksanaan awal:
a. Berikan oksigen 2 – 4 liter/menit melalui kanul hidung atau sungkup
muka.
b. Pasang akses intravena sambil melakukan pungsi vena untuk
pemeriksaan DPL.
c. Berikan infus larutan kristaloid (RL atau RA) 20 ml/kg secepatnya.
d. Lakukan pemantauan klinis (tanda vital, perfusi perifer, dan diuresis)
setiap 30 menit.
e. Jika setelah pemberian cairan inisial tidak terjadi perbaikan klinis,
ulangi pemberian infus larutan kristaloid 20 ml/kgBB secepatnya
(maksimal 30 menit) atau pertimbangkan pemberian larutan koloid 10 –
DEMAM BERDARAH DENGUE

No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit:

Halaman :

20 ml/kgBB/jam (maksimal 30 ml/kgBB/24 jam).


f. Jika nilai Ht dan Hb menurun namun tidak terjadi perbaikan klinis,
pertimbangkan terjadinya perdarahan tersembunyi. Berikan transfusi
darah bila fasilitas tersedia dan larutan koloid. Segera rujuk.
g. Jika terdapat perbaikan klinis, kurangi jumlah cairan hingga 10
ml/kgBB/jam dalam 2 – 4 jam. Secara bertahap diturunkan tiap 4 – 6 jam
sesuai kondisi klinis dan laboratorium.
h. Dalam banyak kasus, cairan intravena dapat dihentikan setelah 36 – 48
jam. Hindari pemberian cairan secara berlebihan.
3. Pengobatan suportif lain sesuai indikasi.

Rencana Tindak Lanjut


Demam berdarah dengue (DBD) tanpa syok
1. Pemantauan klinis (tanda vital, perfusi perifer, diuresis) dilakukan
setiap satu jam.
2. Pemantauan laboratorium (Ht, Hb, trombosit) dilakukan setiap 4-6 jam,
minimal 1 kali setiap hari.
3. Pemantauan cairan yang masuk dan keluar.

Demam berdarah dengue (DBD) dengan syok


Dokter di fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama merujuk pasien
ke RS jika kondisi pasien stabil.
Persyaratan perawatan di rumah
1. Persyaratan untuk pasien dan keluarga
a. DBD non-syok(tanpa kegagalan sirkulasi).
b. Bila anak dapat minum dengan adekuat.
c. Bila keluarga mampu melakukan perawatan di rumah dengan adekuat.
2. Persyaratan untuk tenaga kesehatan
a. Adanya 1 dokter dan perawat tetap yang bertanggung jawab penuh
terhadap tatalaksana pasien.
b. Semua kegiatan tatalaksana dapat dilaksanakan dengan baik di rumah.
c. Dokter dan/atau perawat mem-follow up pasien setiap 6 – 8 jam dan
setiap hari, sesuai kondisi klinis.
d. Dokter dan/atau perawat dapat berkomunikasi seara lancar dengan
keluarga pasien sepanjang masa tatalaksana.
DEMAM BERDARAH DENGUE

No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit:

Halaman :

Kriteria Rujukan
1. DBD dengan syok (terdapat kegagalan sirkulasi).
2. Bila anak tidak dapat minum dengan adekuat, asupan sulit, walaupun
tidak ada kegagalan sirkulasi.
3. Bila keluarga tidak mampu melakukan perawatan di rumah dengan
adekuat, walaupun DBD tanpa syok.
Konseling dan Edukasi
a. Penjelasan mengenai diagnosis, komplikasi, prognosis, dan rencana
tatalaksana.
b. Penjelasan mengenai tanda-tanda bahaya (warning signs) yang perlu
diwaspadai dan kapan harus segera ke layanan kesehatan.
c. Penjelasan mengenai jumlah cairan yang dibutuhkan oleh anak.
d. Penjelasan mengenai diet nutrisi yang perlu diberikan.
e. Penjelasan mengenai cara minum obat.
f. Penjelasan mengenai faktor risiko dan cara-cara pencegahan yang
berkaitan dengan perbaikan higiene personal, perbaikan sanitasi
lingkungan, terutama metode 4M plus seminggu sekali, yang terdiri atas:
1) Menguras wadah air, seperti bak mandi, tempayan, ember, vas bunga,
tempat minum burung, dan penampung air kulkas agar telur dan jentik
Aedes aegypti mati.
2) Menutup rapat semua wadah air agar nyamuk Aedes aegypti tidak
dapat masuk dan bertelur.
3) Mengubur atau memusnahkan semua barang bekas yang dapat
menampung air hujan agar tidak menjadi sarang dan tempat bertelur
nyamuk Aedes aegypti.
4) Memantau semua wadah air yang dapat menjadi tempat nyamuk Aedes
aegypti berkembang biak.
5) Tidak menggantung baju, menghindari gigitan nyamuk, membubuhkan
bubuk abate, dan memelihara ikan.

Prognosis
Prognosis jika tanpa komplikasi umumnya dubia ad bonam, karena hal
ini tergantung dari derajat beratnya penyakit.
6. Diagram Alur
DEMAM BERDARAH DENGUE

No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit:

Halaman :

7. Unit terkait Rawat Jalan

8.Rekaman
No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
Historis
diberlakukan
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai