Anda di halaman 1dari 6

PENATALAKSANAAN

DEMAM DENGUE
Nomor:
SOP No.Revisi:
Tgl.Terbit:
Halaman: 1/6

UPT Puskesmas Rawat dr.Jhoni Effensyah


InapSukaraja NIP.119831027 201101 1 002

1. Pengertian Demam berdarah dengue adalah infeksi yang disebabkan oleh virus
dengue.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam penanganan demam
dengue dan demam berdarah
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Sukaraja nomor …
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/Menkes/514/2015

5. Prosedur Anamnesis (Subjective)


1. Demam tinggi, mendadak, terus menerus selama 2 – 7 hari.
2. Manifestasi perdarahan, seperti: bintik-bintik merah di kulit,
mimisan, gusi berdarah, muntah berdarah, atau buang air besar
berdarah.
3. Gejala nyeri kepala, mialgia, artralgia, nyeri retroorbital.
4. Gejala gastrointestinal, seperti: mual, muntah, nyeri perut
(biasanya di ulu hati atau di bawah tulang iga)
5. Kadang disertai juga dengan gejala lokal, seperti: nyeri menelan,
batuk, pilek.
6. Pada kondisi syok, anak merasa lemah, gelisah, atau mengalami
penurunan kesadaran.
7. Pada bayi, demam yang tinggi dapat menimbulkan kejang.

Faktor Risiko
1. Sanitasi lingkungan yang kurang baik, misalnya: timbunan
sampah, timbunan barang bekas, genangan air yang seringkali
disertai di tempat tinggal pasien sehari-hari.
2. Adanya jentik nyamuk Aedes aegypti pada genangan air di tempat
tinggal pasien sehari-hari.
3. Adanya penderita demam berdarah dengue (DBD) di sekitar
pasien.

Hasil Pemeriksaan Fisik dan penunjang sederhana (Objective)


Pemeriksaan Fisik
Tanda patognomonik untuk demam dengue
1. Suhu > 37,5 derajat celcius
2. Ptekie, ekimosis, purpura
3. Perdarahan mukosa
4. Rumple Leed (+)

Tanda Patognomonis untuk demam berdarah dengue


1. Suhu > 37,5 derajat celcius
2. Ptekie, ekimosis, purpura
3. Perdarahan mukosa
4. Rumple Leed (+)
5. Hepatomegali
6. Splenomegali
7. Untuk mengetahui terjadi kebocoran plasma, diperiksa tanda-tanda
efusi pleura dan asites.
8. Hematemesis atau melena
PENATALAKSANAAN
DEMAM DENGUE
Nomor:
SOP No.Revisi:
Tgl.Terbit:
Halaman: /6

UPT Puskesmas Rawat dr.Jhoni Effensyah


Inap Sukaraja NIP.119831027 201101 1 002

Pemeriksaan Penunjang :
1. Darah perifer lengkap, yang menunjukkan:
a. Trombositopenia (≤ 150.000/μL).
b. Kebocoran plasma yang ditandai dengan:
 peningkatan hematokrit (Ht) ≥ 3x Hb
 Ditemukan adanya efusi pleura, asites
 Hipoalbuminemia, hipoproteinemia
c. Leukopenia < 4000/μL.
2. Serologi Dengue, yaitu IgM dan IgG anti-Dengue, yang titernya dapat
terdeteksi setelah hari ke-5 demam.

Penegakan Diagnosis (Assessment)


Diagnosis Klinis Demam Dengue
1. Demam 2–7 hari yang timbul mendadak, tinggi, terus-menerus,
bifasik.
2. Adanya manifestasi perdarahan baik yang spontan seperti petekie,
purpura, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis dan
atau melena; maupun berupa uji tourniquet positif.
3. Nyeri kepala, mialgia, artralgia, nyeri retroorbital.
4. Adanya kasus DBD baik di lingkungan sekolah, rumah atau di
sekitar rumah.
5. Leukopenia < 4.000/mm3
6. Trombositopenia < 100.000/mm3
Apabila ditemukan gejala demam ditambah dengan adanya dua atau lebih
tanda dan gejala lain, diagnosis klinis demam dengue dapat ditegakkan.

Diagnosis Klinis Demam Berdarah Dengue


1. Demam 2–7 hari yang timbul mendadak, tinggi, terus-menerus
(kontinua)
2. Adanya manifestasi perdarahan baik yang spontan seperti petekie,
purpura, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis dan
atau melena; maupun berupa uji Tourniquette yang positif
3. Sakit kepala, mialgia, artralgia, nyeri retroorbital
4. Adanya kasus demam berdarah dengue baik di lingkungan
sekolah, rumah atau di sekitar rumah
a. Hepatomegali
b. Adanya kebocoran plasma yang ditandai dengan salah satu:
 Peningkatan nilai hematokrit, >20% dari pemeriksaan
awal atau dari data populasi menurut umur
 Ditemukan adanya efusi pleura, asites
 Hipoalbuminemia, hipoproteinemia
c. Trombositopenia <100.000/mm3
Adanya demam seperti di atas disertai dengan 2 atau lebih manifestasi
klinis, ditambah bukti perembesan plasma dan trombositopenia cukup
untuk menegakkan diagnosis Demam Berdarah Dengue.

Tanda bahaya (warning signs) untuk mengantisipasi kemungkinan


terjadinya syok pada penderita Demam Berdarah Dengue.
PENATALAKSANAAN
TB PARU
Nomor:
SOP No.Revisi:
Tgl.Terbit:
Halaman: /6

UPT dr.Jhoni Effensyah


PuskesmasRawatInapSukar NIP.119831027 201101 1 002
aja

Diagnosis Banding
1. Demam karena infeksi virus (influenza , chikungunya, dan lain-lain)
2. Idiopathic thrombocytopenic purpura
3. Demam tifoid

Komplikasi
Dengue Shock Syndrome (DSS), ensefalopati, gagal ginjal, gagal hati

Penatalaksanaan komprehensif (Plan)


1. Pasien demam dengue ataupun DBD bisa dilakukan
perawatan dirumah dengan syarat
a. DBD non-syok (tanpa kegagalan sirkulasi) dengan penurunan
trombosit masih diatas ≥ 100.000 dan keadaan umum anak baik
b.Bila anak dapat minum dengan adekuat.
c. Bila keluarga mampu melakukan perawatan di rumah dengan
adekuat.
d.Bila perlu kontrol keesokan paginya ke Puskesmas untuk dicek
ulang Hb, Ht dan trombosit
2. Penatalaksanaan di Puskesmas

Alur penanganan pasien dengan demam dengue/demam berdarah


PENATALAKSANAAN
DEMAM DENGUE
Nomor:
SOP No.Revisi:
Tgl.Terbit:
Halaman: /6

UPT Puskesmas Rawat dr.Jhoni Effensyah


Inap Sukaraja NIP.119831027 201101 1 002

Demam berdarah dengue (DBD) tanpa syok


1. Bila pasien dapat minum
a. Berikan anak banyak minum
 Dosis larutan per oral: 1 – 2 liter/hari atau 1 sendok
makan tiap 5 menit.
 Jenis larutan per oral: air putih, teh manis, oralit, jus buah,
air sirup, atau susu.
b. Berikan cairan intravena (infus) sesuai dengan kebutuhan
untuk dehidrasi sedang. Berikan hanya larutan kristaloid
isotonik, seperti Ringer Laktat (RL) atau Ringer Asetat (RA),
dengan dosis sesuai berat badan sebagai berikut:
 Berat badan < 15 kg : 7 ml/kgBB/jam
 Berat badan 15 – 40 kg : 5 ml/kgBB/jam
 Berat badan > 40 kg : 3 ml/kgBB/jam
2. Bila tidak dapat minum, berikan cairan infus kristaloid isotonik sesuai
kebutuhan untuk dehidrasi sedang sesuai dengan dosis yang telah
dijelaskan di atas.
3. Lakukan pemantauan: tanda vital dan diuresis setiap jam,
laboratorium (DPL) per 4-6 jam.
a. Bila terjadi penurunan hematokrit dan perbaikan klinis,
turunkan jumlah cairan secara bertahap sampai keadaan klinis
stabil.
b. Bila terjadi perburukan klinis, lakukan penatalaksanaan DBD
dengan syok.
c. Bila anak demam, berikan antipiretik (Parasetamol 10 – 15
mg/kgBB/kali) per oral. Hindari Ibuprofen dan Asetosal.
d. Pengobatan suportif lain sesuai indikasi.

Demam berdarah dengue (DBD) dengan syok


1. Kondisi ini merupakan gawat darurat dan mengharuskan rujukan segera
ke RS.
2. Penatalaksanaan awal:
a. Berikan oksigen 2 – 4 liter/menit melalui kanul hidung atau
sungkup muka.
b. Pasang akses intravena sambil melakukan pungsi vena untuk
pemeriksaan DL.
c. Berikan infus larutan kristaloid (RL atau RA) 20 ml/kgBB
secepatnya.
d. Lakukan pemantauan klinis (tanda vital, perfusi perifer, dan
diuresis) setiap 30 menit.
e. Jika setelah pemberian cairan inisial tidak terjadi perbaikan klinis,
ulangi pemberian infus larutan kristaloid 20 ml/kgBB secepatnya
(maksimal 30 menit) atau pertimbangkan pemberian larutan koloid
10 – 20 ml/kgBB/jam (maksimal 30 ml/kgBB/24 jam).
f. Jika nilai Ht dan Hb menurun namun tidak terjadi perbaikan klinis,
pertimbangkan terjadinya perdarahan tersembunyi. Segera rujuk
untuk dilakukan transfusi darah.
g. Jika terdapat perbaikan klinis, kurangi jumlah cairan hingga 10
ml/kgBB/jam dalam 2 – 4 jam. Secara bertahap diturunkan tiap 4 –
6 jam sesuai kondisi klinis dan laboratorium.
h. Dalam banyak kasus, cairan intravena dapat dihentikan setelah 36
– 48 jam. Hindari pemberian cairan secara berlebihan.
PENATALAKSANAAN
TB PARU
Nomor:
SOP No.Revisi:
Tgl.Terbit:
Halaman: /6

UPT dr.Jhoni Effensyah


PuskesmasRawatInapSukar NIP.119831027 201101 1 002
aja

3. Pengobatan suportif lain sesuai indikasi.

Rencana Tindak Lanjut


Demam berdarah dengue (DBD) tanpa syok
1. Pemantauan klinis (tanda vital, perfusi perifer, diuresis) dilakukan
setiap satu jam.
2. Pemantauan laboratorium (Ht, Hb, trombosit) dilakukan setiap 4-6
jam, minimal 1 kali setiap hari.
3. Pemantauan cairan yang masuk dan keluar.

Demam berdarah dengue (DBD) dengan syok


Dokter di fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama merujuk pasien ke
RS jika kondisi pasien stabil.
Konseling dan Edukasi
1. Penjelasan mengenai diagnosis, komplikasi, prognosis, dan
rencana tatalaksana.
2. Penjelasan mengenai tanda-tanda bahaya (warning signs) yang
perlu diwaspadai dan kapan harus segera ke layanan kesehatan.
3. Penjelasan mengenai jumlah cairan yang dibutuhkan oleh anak.
4. Penjelasan mengenai diet nutrisi yang perlu diberikan.
5. Penjelasan mengenai cara minum obat.
6. Penjelasan mengenai faktor risiko dan cara-cara pencegahan yang
berkaitan dengan perbaikan higiene personal, perbaikan sanitasi
lingkungan, terutama metode 4M plus seminggu sekali, yang
terdiri atas:
 Menguras wadah air, seperti bak mandi, tempayan, ember, vas
bunga, tempat minum burung, dan penampung air kulkas agar
telur dan jentik Aedes aegypti mati.
 Menutup rapat semua wadah air agar nyamuk Aedes aegypti
tidak dapat masuk dan bertelur.
 Mengubur atau memusnahkan semua barang bekas yang
dapat menampung air hujan agar tidak menjadi sarang dan
tempat bertelur nyamuk Aedes aegypti.
 Memantau semua wadah air yang dapat menjadi tempat
nyamuk Aedes aegypti berkembang biak.
 Tidak menggantung baju, menghindari gigitan nyamuk,
membubuhkan bubuk abate, dan memelihara ikan.

Kriteria Rujukan
1. Terjadi perdarahan masif (hematemesis, melena).
2. Dengan pemberian cairan kristaloid sampai dosis 15 ml/kg/jam
kondisi belum membaik.
3. Terjadi komplikasi atau keadaan klinis yang tidak lazim, seperti
kejang, penurunan kesadaran, dan lainnya.
4. DBD dengan syok (setelah stabil)

Prognosis
Prognosis jika tanpa komplikasi umumnya dubia ad bonam, karena hal ini
tergantung dari derajat beratnya penyakit.
PENATALAKSANAAN
DEMAM DENGUE
Nomor:
SOP No.Revisi:
Tgl.Terbit:
Halaman: /6

UPT Puskesmas Rawat dr.Jhoni Effensyah


Inap Sukaraja NIP.119831027 201101 1 002

6.Diagram alir

7.Hal-hal yang harus 1. Demam sudah turun sering kali dikira sudah sembuh oleh keluarga
diperhatikan padahal itu adalah kondisi kritis biasanya demam hari ke 4 – 5
2. Sulit mengakses intravena untuk pasien anak dan DBD dengan shock
8.Unit terkait Poli Umum
Laboratorium
Rawat inap
UGD
MTBS
KIA
Kesling
9.Dokumen terkait
10.Rekaman Historis
Perubahan
No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.mulai
diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai