Anda di halaman 1dari 6

Demam Berdarah Dengue (DBD)

No. Dokumen :UKP.146.4/2016


No. Revisi :00
SOP
Tanggal Terbit :20/06/2016
Halaman :1/6

dr. Hj. MARIATHY JASSIN, M.Kes


NIP. 19600712 198911 2 001

Demam berdarah atau demam berdarah dengue (DBD) adalah infeksi yang
1. Pengertian
disebabkan oleh virus dengue.

Sebagai acuan penatalaksanaan demam berdarah dengue dan mencegah


2. Tujuan terjadinya komplikasi untuk semua pasien yang menderita demam berdarah
dengue yang datang di Unit Pelayanan Umum Puskemas Kassi Kassi

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas tentang Standar Layanan Klinis di Puskesmas Kassi-Kassi

Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer,


4. Referensi
Edisi Revisi Tahun 2014

Alat : alat tulis menulis, stetoskop, penlight/senter


5. Prosedur
Bahan : rekam medis
6. Langkah-Langkah a. Perawat melakukan kajian awal
b. Perawat meletakkan buku rekam medis ke meja dokter
c. Dokter melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik
Anamnesis (Subjective)
1. Demam tinggi, mendadak, terus menerus selama 2 – 7 hari.
2. Manifestasi perdarahan, seperti: bintik-bintik merah di kulit, mimisan,
gusi berdarah, muntah berdarah, atau buang air besar berdarah.
3. Gejala nyeri kepala, mialgia, artralgia, nyeri retroorbital.
4. Gejala gastrointestinal, seperti: mual, muntah, nyeri perut (biasanya di
ulu hati atau di bawah tulang iga)
5. Kadang disertai juga dengan gejala lokal, seperti: nyeri menelan, batuk,
pilek.
6. Pada kondisi syok, anak merasa lemah, gelisah, atau mengalami
penurunan kesadaran.
7. Pada bayi, demam yang tinggi dapat menimbulkan kejang.
Pemeriksaan fisik (Objective)
Tanda patognomonik untuk demam dengue
1. Suhu > 37,5 derajat celcius
2. Ptekie, ekimosis, purpura
3. Perdarahan mukosa
4. Rumple Leed (+)
5. Hepatomegali
6. Splenomegali
7. Untuk mengetahui terjadi kebocoran plasma, diperiksa tanda-tanda efusi
pleura dan asites.
8. Hematemesis atau melena.
Pemeriksaan Penunjang
1. Darah perifer lengkap, yang menunjukkan:
a. Trombositopenia (≤ 100.000/µL).
b. Kebocoran plasma yang ditandai dengan:
 peningkatan hematokrit (Ht) ≥ 20% dari nilai standar data
populasi menurut umur
 Ditemukan adanya efusi pleura, asites
 Hipoalbuminemia, hipoproteinemia
c. Leukopenia < 4000/µL.
2. Serologi Dengue, yaitu IgM dan IgG anti-Dengue, yang titernya dapat
terdeteksi setelah hari ke-5 demam.
d. Dokter mencatat hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik diform Rekam Medis.
e. Dokter menegakkan diagnose
Penegakan diagnosis (Assessment)
Diagnosis Klinis Demam Dengue
1. Demam 2–7 hari yang timbul mendadak, tinggi, terus-menerus, bifasik.
2. Adanya manifestasi perdarahan baik yang spontan seperti petekie,
purpura, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis dan atau
melena; maupun berupa uji tourniquet positif.
3. Nyeri kepala, mialgia, artralgia, nyeri retroorbital.
4. Adanya kasus DBD baik di lingkungan sekolah, rumah atau di sekitar
rumah.
5. Leukopenia <4.000/ mm³
6. Trombositopenia <100.000/mm³
Apabila ditemukan gejala demam ditambah dengan adanya dua atau lebih
tanda dan gejala lain, diagnosis klinis demam dengue dapat ditegakkan.
Diagnosis Klinis Demam Berdarah Dengue
1. Demam 2–7 hari yang timbul mendadak, tinggi, terus-menerus (kontinua)
2. Adanya manifestasi perdarahan baik yang spontan seperti petekie,
purpura, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis dan atau
melena; maupun berupa uji Tourniquette yang positif
3. Sakit kepala, mialgia, artralgia, nyeri retroorbital
Halaman 2/6
4. Adanya kasus demam berdarah dengue baik di lingkungan sekolah,
rumah atau di sekitar rumah
a. Hepatomegali
b. Adanya kebocoran plasma yang ditandai dengan salah satu:
 Peningkatan nilai hematokrit, >20% dari pemeriksaan awal atau
dari data populasi menurut umur
 Ditemukan adanya efusi pleura, asites
 Hipoalbuminemia, hipoproteinemia
c. Trombositopenia’
Adanya demam seperti di atas disertai dengan 2 atau lebih manifestasi
klinis, ditambah bukti perembesan plasma dan trombositopenia cukup
untuk menegakkan diagnosis Demam Berdarah Dengue. Tanda bahaya
(warning signs) untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya syok pada
penderita Demam Berdarah Dengue.
Diagnosis Banding
1. Demam karena infeksi virus ( influenza , chikungunya, dan lain-lain)
2. Idiopathic thrombocytopenic purpura
3. Demam tifoid
Komplikasi
Dengue Shock Syndrome (DSS), ensefalopati, gagal ginjal, gagal hati
f. Dokter menulis terapi pada rekam medis
Penatalaksanaan (Plan)
Penatalaksanaan pada Pasien Dewasa
1. Terapi simptomatik dengan analgetik antipiretik (Parasetamol 3 x 500-
1000 mg).
2. Pemeliharaan volume cairan sirkulasi
- Alur penanganan pasien dengan demam dengue/demam berdarah
dengue, yaitu: pemeriksaan penunjang Lanjutan
- Pemeriksaan Kadar Trombosit dan Hematokrit secara serial’
Penatalaksanaan pada Pasien Anak
Demam berdarah dengue (DBD) tanpa syok
1. Bila anak dapat minum
a. Berikan anak banyak minum
 Dosis larutan per oral: 1 – 2 liter/hari atau 1 sendok makan tiap 5
menit.
 Jenis larutan per oral: air putih, teh manis, oralit, jus buah, air
sirup, atau susu.
b. Berikan cairan intravena (infus) sesuai dengan kebutuhan untuk
dehidrasi sedang. Berikan hanya larutan kristaloid isotonik,
Halamanseperti
3/6
Ringer Laktat (RL) atau Ringer Asetat (RA), dengan dosis sesuai
berat badan sebagai berikut:
 Berat badan < 15 kg : 7 ml/kgBB/jam
 Berat badan 15 – 40 kg : 5 ml/kgBB/jam
 Berat badan > 40 kg : 3 ml/kgBB/jam
2. Bila anak tidak dapat minum, berikan cairan infus kristaloid isotonik
sesuai kebutuhan untuk dehidrasi sedang sesuai dengan dosis yang telah
dijelaskan di atas.
3. Lakukan pemantauan: tanda vital dan diuresis setiap jam, laboratorium
(DPL) per 4-6 jam.
a. Bila terjadi penurunan hematokrit dan perbaikan klinis, turunkan
jumlah cairan secara bertahap sampai keadaan klinis stabil.
b. Bila terjadi perburukan klinis, lakukan penatalaksanaan DBD dengan
syok.
4. Bila anak demam, berikan antipiretik (Parasetamol 10 – 15 mg/kgBB/kali)
per oral. Hindari Ibuprofen dan Asetosal.
5. Pengobatan suportif lain sesuai indikasi.
Demam berdarah dengue (DBD) dengan syok
1. Kondisi ini merupakan gawat darurat dan mengharuskan rujukan segera
ke RS.
2. Penatalaksanaan awal:
a. Berikan oksigen 2 – 4 liter/menit melalui kanul hidung atau sungkup
muka.
b. Pasang akses intravena sambil melakukan pungsi vena untuk
pemeriksaan DPL.
c. Berikan infus larutan kristaloid (RL atau RA) 20 ml/kg secepatnya.
d. Lakukan pemantauan klinis (tanda vital, perfusi perifer, dan diuresis)
setiap 30 menit.
e. Jika setelah pemberian cairan inisial tidak terjadi perbaikan klinis,
ulangi pemberian infus larutan kristaloid 20 ml/kgBB secepatnya
(maksimal 30 menit) atau pertimbangkan pemberian larutan koloid 10
– 20 ml/kgBB/jam (maksimal 30 ml/kgBB/24 jam).
f. Jika nilai Ht dan Hb menurun namun tidak terjadi perbaikan klinis,
pertimbangkan terjadinya perdarahan tersembunyi. Berikan transfusi
darah bila fasilitas tersedia dan larutan koloid. Segera rujuk.
g. Jika terdapat perbaikan klinis, kurangi jumlah cairan hingga 10
ml/kgBB/jam dalam 2 – 4 jam. Secara bertahap diturunkan tiap 4 – 6
jam sesuai kondisi klinis dan laboratorium.
h. Dalam banyak kasus, cairan intravena dapat dihentikan setelah 36 –
Halaman 4/6
48 jam. Hindari pemberian cairan secara berlebihan.
3. Pengobatan suportif lain sesuai indikasi.
g. Dokter melakukan rujukan jika :
1. Terjadi perdarahan massif (hematemesis, melena).
2. Dengan pemberian cairan kristaloid sampai dosis 15mg/kg/jam kondisi
belum membaik.
3. Terjadi komplikasi atau keadaan klinis yang tidak lazim, seperti kejang,
penurunan kesadaran, dan lainnya.
h. Dokter member nasehat kepada pasien tentang :
a. Penjelasan mengenai diagnosis, komplikasi, prognosis, dan rencana
tatalaksana.
b. Penjelasan mengenai tanda-tanda bahaya (warning signs) yang perlu
diwaspadai dan kapan harus segera ke layanan kesehatan.
c. Penjelasan mengenai jumlah cairan yang dibutuhkan oleh anak.
d. Penjelasan mengenai diet nutrisi yang perlu diberikan.
e. Penjelasan mengenai cara minum obat.
f. Penjelasan mengenai faktor risiko dan cara-cara pencegahan yang
berkaitan dengan perbaikan higiene personal, perbaikan sanitasi
lingkungan, terutama metode 4M plus seminggu sekali, yang terdiri atas:
a. Menguras wadah air, seperti bak mandi, tempayan, ember, vas
bunga, tempat minum burung, dan penampung air kulkas agar telur
dan jentik Aedes aegypti mati.
b. Menutup rapat semua wadah air agar nyamuk Aedes aegypti tidak
dapat masuk dan bertelur.
c. Mengubur atau memusnahkan semua barang bekas yang dapat
menampung air hujan agar tidak menjadi sarang dan tempat bertelur
nyamuk Aedes aegypti.
d. Memantau semua wadah air yang dapat menjadi tempat nyamuk
Aedes aegypti berkembang biak.
e. Tidak menggantung baju, menghindari gigitan nyamuk,
membubuhkan bubuk abate, dan memelihara ikan.
i. Dokter menyerahkan blanko resep kepada pasien
j. Dokter mencatat terapi demam berdarah dengue di form rekam medis
k. Dokter menyerahkan form rekam medis kepada perawat
l. Perawat memasukkan data ke dalam Sisfomas dan PCare

Halaman 5/6
7. Bagan Alir

8. Hal-hal yang perlu


Keadaan umum pasien
diperhatikan
- Poli Umum
- Poli Lansia
9. Unit terkait
- Laboratorium
- Apotik

- Rekam medis
- Form Pem. Laboratorium
10. Dokumen terkait - Form Resep
- Form Rujukan
- Buku Register Rujukan

Tanggal dimulai
11. Rekaman historis No Yang diubah Isi Perubahan
berlakukan
perubahan

Halaman 6/6

Anda mungkin juga menyukai