Grade III : kesadaran apatis, somnolent, keadaan umum lemah, nadi lemah,
kecil dan tidak teratur, serta tensi menurun. b) Grade IV : kesadaran koma, tanda-tanda vital : nadi tidak teraba, tensi tidak terukur, pernapasan tidak teratur, ekstremitas dingin, berkeringat, dan kulit tampak biru. 10. Sistem integumen a) Adanya petekia pada kulit, turgor kulit menurun, dan muncul keringat dingin, dan lembab. b) Kuku sianosis/tidak c) Kepala dan leher Kepala terasa nyeri, muka tampak kemerahan karena demam (flusy), mata anemis, hidung kadang mengalami perdarahan (epistaksis) pada grade II, III, IV. Pada mulut didapatkan bahwa mukosa mulut kering, terjadi perdarahan gusi dan nyeri telan. Sementara tenggorokan mengalami hiperemia pharing ( pada Grade II, III, IV). d) Dada Bentuk simetris dan kadang-kadang terasa sesak. Pada foto thorax terdapat adanya cairan yang tertimbun pada paru sebelah kanan ( efusi pleura), rales (+), Ronchi (+), yang biasanya terdapat pada grade III dan IV. e) Abdomen Mengalami nyeri tekan, Pembesaran hati (hepetomegali), asites. f) Ekstremitas. Akral dingin, serta terjadi nyeri otot, sendi, serta tulang. b. Diagnosa keperawatan Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang jelas mengenai status kesehatan atau masalah aktual atau resiko dalam rangka mengindentifikasi dan menentukan intervensi keperawatan untuk mengurangi, menghilangkan, atau mencegah, masalah kesehatan klien yang ada ada tanggung jawabnya (Tarwoto & wartonah, 2006). Diagnosa keperawatan yang muncul pada anak dengan penyakit infeksi Demam Berdarah Dengue tergantung pada data yang ditemukan. Menurut Nursalam 2005 diagnosa keperawatan yang muncul antara lain: 1. Hipertermia berhubungan dengan infeksi virus (viremia). 2. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan berpindahnya cairan intraseluler ke ekstraseluler (kebocoran plasma). 3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual muntah, anoreksia. c. Intervensi keperawatan 1. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit a. Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan hipertermi teratasi. b. Kriteria hasil: 1) suhu tubuh normal (36–370C). 2) Pasien bebas dari demam. c. Rencana tindakan : 1) Kaji saat timbulnya demam. Rasional: untuk mengidentifikasi pola demam pasien. 2) Observasi tanda vital (suhu, nadi, tensi, pernafasan) setiap 3 jam. Rasional: tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien. 2,5 liter/24 jam.±7)Anjurkan pasien untuk banyak minum Rasional: Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan tubuh meningkat sehingga perlu diimbangi dengan asupan cairan yang banyak. 3) Berikan kompres hangat. Rasional: Dengan vasodilatasi dapat meningkatkan penguapan yang mempercepat penurunan suhu tubuh. 4) Anjurkan untuk tidak memakai selimut dan pakaian yang tebal. Rasional: pakaian tipis membantu mengurangi penguapan tubuh. 5) Berikan terapi cairan intravena dan obat-obatan sesuai program dokter. Rasional: pemberian cairan sangat penting bagi pasien dengan suhu tinggi. 2. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan berpindahnya cairan intraseluler ke ekstraseluler (kebocoran plasma). a. Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam kebutuhan cairan klien seimbang. b. Kriteria hasil: 1) Tidak ada asites 2) Menunjukkan perubahan keseimbangan cairan, dibuktikan oleh haluaran urine adekuat, tanda-tanda vital stabil, membrane mukosa lembab, turgor kulit baik. c. Rencana tindakan 1) Kaji keadaan umum pasien dan tanda-tanda vital. Rasional: menetapkan data dasar pasien, untuk mengetahui penyimpangan dari keadaan normal. 2) Monitor haluaran urine dan asupan cairan klien (balance cairan). Rasional: untuk mengetahui keseimbangan cairan atara masukan dan haluaran. 3) Monitor perubahan yang menunjukkan kelebihan cairan Rasional: Mengetahui adanya kelebihan cairan pada klien. 3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual muntah, anoreksia. a. Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapakan kebutuhan nutrisi klien terpenuhi secara adekuat. b. Kriteria hasil: 1) Klien makan habis 1 porsi, tidak terjadi mual, muntah, dan anoreksia. 2) Klien mengalami kenaikan berat badan sesuai tingkat perkembangan atau BB klien stabil (tidak mengalami penurunan). c. Rencana tindakan: 1) Kaji pola kebutuhan nutrisi klien dan menimbang berat badan. Rasional: untuk mengetahui status gizi klien dan masalahnya. 2) Kaji frekuensi mual dan muntah yang dirasakan klien. Rasional: untuk menetapkan cara mengatasi mual dan muntah. 3) Berikan makanan sedikit tapi sering, usahakan dalam keadaan hangat. Rasional: mencegah mual dan muntah. 4) Catat porsi makanan yang dihabiskan klien setiap hari. Rasional: untuk mengetahui kecukupan nutrisi klien perhari. 5) Kolaborasi pemberian antiemetic dan antasisda. Rasional: mengurangi mual, muntah, dan melindungi lambung dari peningkatan asam lanbung.