Anda di halaman 1dari 8

TUGAS

"Diagnosa gastroenteritis dan kejang demam"

Disusun oleh :

Beby Tri Pratiwi (PO71200190028)

Tingkat : IIB

SEMESTER III

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
TA.2020/2021
 Diagnosa Keperawatan pada kejam demam

 Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul

1). Hipertermia berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme

2). Resiko cedera berhubungan dengan perubahan sensasi

3). Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi

Fokus intervensi dan rasional

 Hipertermia berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme.

 Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan masalah hipertermi dapat teratasi.

 Kriteria hasil : tingkat pernafasan dari 1 (sangat terganggu) menjadi 4 (sedikit terganggu),
hipertermi dari 1 (berat) menjadi 4 (ringan), sakit kepala dari 2 (banyak menggangu) menjadi 5
(tidak terganggu).

 Intervensi :

1). Pantau suhu dan TTD lainnya.

Rasional : pemantauan TTD dapat menentukan perkembangan keperawatan sepanjutnya.

2). Monitor asupan dan keluaran, sadari perubahan kehilangan cairan yang tak dirasakan.

Rasional : pemantauan asupan dan keluaran untuk mengetahui kebutuhan cairan yang
dibutuhkan sehingga pemberian cairan dapat diberikan secara tepat.

3). Tutup pasien dengam selimut atau pakaian ringan.

Rasional : kebutuhan cairan meningkat karena adanya proses penguapan.

4). Fasilitasi istirahat, pembatasan aktivitas.

Rasional : aktivitas yang berlebihan dapat meningkatkan metabolisme dan panas.

5). Pantau komplikasi yang berhubungan dengan demam serta tanda dan gejala kondisi
penyebab demam (kejang, penurunan tingkat kesadaran, dll) .

Rasional : Pemantauan yang ketat untuk menghindari terjadinya kondisi yang lebih buruk serta
dapat memberikan intervensi secara tepat dan cepat.

 Resiko cedera berhubungan dengan perubahan sensasi.


 Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan maslah resiko cidera dapat
teratasi.

 Kriteria hasil : mampu menjelaskam cara mencegah injury dari 1 (berat) ke 4 (ringan),
mampu menggunakan fasilitas kesehatan yang ada, mampu mengenali perubahan status
kesehatan, mampu memodifikasi gaya hidup untuk mencegah injury.

 Intervensi :

1). Longgarkan pakaian.

Rasional : meminimalisir rasa tidak nyaman pada pasien.

2). Balikan badan pasien ke satu sisi.

Rasional : mencegah komplikadi dekubitus.

3). Pandu gerakan klien.

Rasional : meminimalisir adanya cedera.

4). Monitor arah kepala dan mata selama kejang.

Rasional : meminimalisir resiko cedera saat kejang.

5). Tetap disisi klien saat kejang.

Rasional : melakukan pengawasan saat pasien kejang.

 Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi

 Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatandiharapkan masalah kurang pengetahuan


dapat teratasi.

 Kriteria hasil : faktor resiko dari tidak ada pengetahuan menjadi pengetahuan banyak,
proses perjalanan penyakit dari tidak ada pengetahuan menjadi banyak pengetahuan, tanda
dan gejala komplikasi penyakit dari tidak ada pengetahuan menjadi banyak pengetahuan.

 Intervensi :

1). Kaji tingkat pengetahuan dengan proses penyakit spesifik.

Rasional : mengetahui sejauh mana pengetahuan yang dimiliki keluarga dan kebenaran
informasi yang didapat.

2). Jelaskan patofisiologi penyakit dan bagaimana hubungannya dengan Anfis, sesuai
kebutuhan.
Rasional : menambah wawasan kelurga terkait faktor yang dapat menimbulka kejang
demam.

3). Jelaskan tanda dan gejala yang umum dari penyakit, sesuai kebutuhan.

Rasional : memberikan informasi kepada keluarga terkait gejala yang timbul dari kejang
demam.

4). Jelaskan mengenai proses penyakit, sesuai kebutuhan.

Rasional : memberikan informasi kepada keluarga sehingga keluarga bisa Mengambil


sikap/tindakan secara tepat.

5). Jelaskan komplikasi kronik yang mungki ada, sesuai kebutuhan.

Rasional : memberika informasi kepada keluarga apabila kejang demam tidak segera
dilakukan penanganan.

7). Edukasi mebgenai tanda gejala yang harus dilaporka kepada petugas kesehatan.

Rasional : Sebagai upaya mendidik keluarga dalam penanganan terkait kejang demam.

 Diagnosa keperawatan gastroenteritis

 Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul

1. Diare berhubungan dengan infeksi, malabsobsi, makanan, psikologis.

2. Defisit volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan output yang berlebihan.

3. Hipertermia berhubungan dengan penurunan sirkulasi sekunder dehidrasi.

4. Gangguan intergritas kulit berhubungan dengan iritasi lingkungan sekunder terhadap kelembaban.

5. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan kram abdomen sekunder akibat gastroenteritis.

6. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang perawatan.

7. Cemas pada anak/orang tua berhubungan dengan hospitalisasi dan kondisi sakit.

Fokus Intervensi dan Rasional

 Diare berhubungan dengan infeksi, malabsobsi, makanan, psikologis.

 Tujuan : eliminasi BAB kembali normal (1x sehari) setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 6x24 jam diare dapat teratasi.

 kriteria hasil : BAB 1x sehari, konsistensi lembek, BAB tidak ada lendir darah.
 Intervensi :

1). Kaji penyebab diare.

Rasional : mencari tahu penyebab diare untuk memberikan terapi.

2). Ajarkan pada pasien penggunaan obat-obatan anti diare yang tepat.

Rasional : penggunaan obat secar tepat membantu menurunkan diare.

3). Beri minum oralit setiap kali BAB.

Rasional : larutan oralit berguna untuk mengganti cairan.

4). Kolaborasi pberian antibiotik.

Rasional : mencegah diare yang disebabkan oleh infeksi.

 Defisit volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan output yang berlebihan.

 Tujuan : volume cairan seimbang setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam.

 Kriteria hasil : tidak terjadi/tidak ada tanda-tanda dehidrasi, tugor kulit baik, mukosa bibir
lembab, BAB kembali normal (1x sehari).

 Intervensi :

1). Kaji intake dan output cairan.

Rasional : menentukan derajat dehidrasi.

2). Berikan oralit /LGG tiap habis BAB .

Rasional : mengganti cairan tubuh yang keluar bersama feses.

3). Kaji tanda-tanda dehidrasi.

Rasional : mengetahui derajat dehidrasi dan mencegah syok.

4). Pertahankan cairan parental dengan elektrolit.

Rasional : pengganti bila obat oral tidak masuk.

 Hipertermia berhubungan dengan penurunan sirkulasi sekunder dehidrasi.

 Tujuan : hipertermi tidak terjadi setelah dilakukan tindakan selama 3x24 jam.

 Kriteria hasil : suhu dalam batas normal (36,3-37,4°C), tidak muntah, BAB 1x tidak ada lendir
darah, nadi 75x/i.

 Intervensi :
1). Observasi vital sign (suhu) .

Rasional: mengetahui apakah ada peningkatan atau penurunan suhu tubuh.

2). Ajarkan pada keluarga pentingnya pertahanan masukan yang adekuat.

Rasional : membantu memulihkan energi dan cegah dehidrasi.

3). Monitor intake dan output cairan.

Rasional : mengetahui pemasukan dan oengeluaran urine.

4). Pertahankan cairan parenteral dan elektrolit.

Rasional : membantu/mempertahankan masukan yang adekuat.

 Gangguan intergritas kulit berhubungan dengan iritasi lingkungan sekunder terhadap


kelembaban.

 Tujuan : gangguan integritas kulit tidak terjadi setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3x24 jam.

 Kriteria hasil : daerah anal klien tidak gatal, tidam terjadi iritasi leukosit sel normal, tugor
kulit baik, elastisitas kulit baik.

 Intervensi :

1). Pantau hidrasi kulit dan membran mukosa.

Rasional : mendeteksi adanya dehidrasi atau hidrasi berlebihan yang mempengaruhi


sirkulasi dan integritas kulit atau jaringan pada tingkat seluler.

2). Pertahankan liner.

Rasional : menurunkan iritasi dermal dan resiko kerusakan kulit.

3). Gunakan pakaian longgar.

Rasional : memudahkan bebas bergerak.

 Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan kram abdomen sekunder akibat gastroenteritis.

 Tujuan : nyeri berkurang/hilang setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam.

 Kriteria hasil : orang tua mengatakan sudah tidak rewel.

 Intervensi :

1). Kaji karateristik, intensitas dan letak nyeri.

Rasional : menentukan intervensi selanjutnya.

2). Beri kompres hangat diperut.


Rasional : memberi rasa nyaman.

3). Ubah posisi yang nyaman bagi pasien.

Rasional : membantu mengurangi nyeri.

 Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang perawatan.

 Tujuan : keluarga mengetahui tentang penyakit, perawatan dan pengobatan pada anak
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x20 menit .

 Kriteria hasil : keluarga sudah paham tentang penyakit, perawatan dan pengobatan anak.

 Intervensi :

1). Kaji tingkat pemahaman orang tua.

Rasional : mengetahui tingkat pengetahuan orang tya tentang diare.

2). Ajarkan pada orang tua tentang pentingnya kebersihan, cuci tangan untuk menghindari
kontaminasi.

Rasional : mencegah diare tambah berat dan memungkinkan tidak terulang kembali
dirumah.

3). Kelaskan tentang penyakit, perawatan dan pengobatan.

Rasional : meningkatkan pengetahuan keluarga.

4). Kolaborasi dengan ahli gizi tentang prinsip diit yang tepat.

Rasional : membantu mengurangi diare.

 Cemas pada anak/orang tua berhubungan dengan hospitalisasi dan kondisi sakit.

 Tujuan: cemas berkurang sampai dengan hilang setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 1x 20 menit .

 Kriteria hasil : orang tua tidak cemas dan tenang.

 Intervensi :

1). Gunakan komunikasi terapeutik; kontak mata,sikap tubuh, dan sentuhan.

Rasional : dapat memperkuat rasa saling percaya.

2). Jelaska setiap prosedur yang akan dilakukan pada anak dan orang tua.

Rasional : persepsi yang menyimpang dan situasi mungjun dapat memperbesar perasaan.

3). Libatkan orang tua dalam perawatan anak.

Rasional : memantapkan hubungan dan membantu orang tua untuk realisasi dan
pengobatan yang diberikan.

Anda mungkin juga menyukai