"STERILISASI"
Dosen Pembimbing :
Ns. Reta Renylda M.Kep
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini dengan judul Sterilisasi. Tugas ini dibuat
dalam rangka memenuhi salah satu tugas penulis dengan mata kuliah Manajemen Keperawatan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan, oleh sebab itu kami
akan sangat berterima kasih mendapat kritik dan saran yang diberikan oleh pembaca untuk
penyempurnaannya. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu.
Penulis
DAFTAR ISI
i
KATA PENGANTAR..................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.3 Tujuan.....................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................2
2.1 Pengertian...............................................................................................................................2
2.3 Alat-Alat.................................................................................................................................5
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................................7
3.2 Saran.......................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Lingkup bidang keperawatan memberikan asuhan keperawatan baik pada pasien yang
berisiko terinfeksi atau telah terinfeksi. Pengetahuan mengenai bagaimana terjadinya infeksi
sangat penting dikuasai untuk membatasi dan mencegah terjadinya penyebaran infeksi. Selain itu
diperlukan juga cara untuk mengurangi atau bahkan mengatasi infeksi tersebut secara
keseluruhan.
Patient safety yang sekarang sedang digalakkan oleh semua rumah sakit, dimana salah
satu tujuan patient safety yaitu untuk melindungi pasien dari penularan infeksi yang bisa saja
terjadi. Oleh sebab itu perlu tindakan untuk pencegahan infeksi.Sterilisasi yaitu tindakan
menghilangkan semua mikroorganisme (bakteri , jamur, parasit, dan virus) termasuk bakteri
endospora dari benda mati. Desinfeksi yaitu tindakan menghilangkan sebagian besar(tidak
semua) mikroorganisme penyebab penyakit dari benda mati.
1.3 Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
2. 1 Pengertian
1) Pengertian Sterilisasi
Sterilisasi banyak dilakukan dirumah sakit melalui proses fisik, kimia dan mekanik.
Setiap proses (baik fisika, kimia maupun mekanik) yang membunuh semua bentuk terutama
bentuk mikroorganisme disebut dengan sterilisasi. Adanya pertumbuhan mikroorganisme
menunjukan bahwa pertumbuhan bakteri masih berlangsung dan tidak sempurnanya proses
sterilisasi. Jika sterilisasi berlangsung sempurna, maka spora bakteri yang merupakan bentuk
paling resisten dari kehidupan mikroba, akan diluluhkan (Cappuccino,1983).
2) Pengertian Desinfeksi
Desinfeksi adalah suatu proses dalam pengolahan air yang bertujuan untuk
menginaptifasi mikroorganisme patogen seperti bakteri, virus dan protozoa. Desinfeksi dapat di
lakukan secara fisik maupun kimia. Bahan kimia yang di gunakan sebagai desinfektan pada
umumnya merupakan oksidator yang dapat bereaksi dengan bahan organik maupun anorganik
(UNESPA, 1999).
2
· Metode Pemanasan basah
Pemanasan basah adalah sterilisasi panas yang digunakan bersama-sama dengan uap air.
Pemanasan basah biasanya dilakukan didalam autoklaf atau aterilisator uap yang mudah diangkat
dengan menggunakan uap air jenuh bertekanan pada suhu 1210C selama 15 menit (Hadioetomo,
1985). Selain itu, autoklaf juga dapat diterapkan pada suhu 134oC selama 3 menit, 126oC selama
10 menit, dan 115oC selama 25 menit. Cara pemanasan basah dapat membunuh jasad renik atau
mikroorganisme terutama karena panas basah dapat menyebabkan denaturasi protein, termasuk
enzim-enzim didalam sel (Fardiaz, 1992).
Keuntungan dari pemanasan kering adalah tidak adanya uap air yang membasahi bahan
atau alat yang disterilkan, selain itu peralatan yang digunakan untuk sterilisasi uap kering lebih
murah dibandingkan uap basah (Lay dan Hastowo, 1992). Pemanasan kering sering dilakukan
dalam sterilisasi alat-alat gelas di laboratorium, dimana menggunakan oven dengan suhu 160-
1800C selama 1,5-2 jam dengan sistem udara statis (Fardiaz, 1992).
Pemanasan bertahap dilakukan bila media atau bahan kimia tahan terhadap uap 1000C
(Lay dan Hastowo, 1992). Pemanasan bertahap (tindalisasi) dilakukan dengan cara memanaskan
medium atau larutan menggunakan uap selama satu jam setiap hari untuk tiga hari berturut-turut.
Waktu inkubasi diantara dua proses pemanasan sengaja diadakan supaya spora dapat
bergerminasi menjadi sel vegetatif sehingga mudah dibunuh pada pemanasan berikutnya
(Fardiaz, 1992).
Alat-alat platina, khrome yang akan disteril dapat dilakukan melalui pembakaran secara
langsung pada nyala lampu bunzen hingga mencapai inerah padam. Hanya saja dalam proses
pembakaran langsung ini alat-alat tersebut lama kelamaan menjadi rusak. Keutungannya:
mikroorganisme akan hancur semuanya.
3
· Metode Perebusan
Perebusan adalah pemanasan didalam air mendidih atau uap air pada suhu 1000C selama
beberapa menit (Fardiaz,1992). Pada suhu ini sel vegetatif dimatikan, sedang spora belum dapat
dihilangkan (Lay dan Hastowo, 1992).
Penyaringan adalah proses sterilisasi yang dilakukan pada suhu kamar. Sterilisasi dengan
penyaringan digunakan untuk bahan yang peka terhadap panas misalnya serum, urea dan enzim
(Lay dan hastowo, 1992). Dengan cara penyaringan larutan atau suspensi dibebaskan dari semua
organisme hidup dengan cara melakukannya lewat saringan dengan ukuran pori yang sedemikian
kecilnya sehingga bakteri dan sel-sel yang lebih besar tertahan diatasnya, sedangkan filtratnya
ditampung didalam wadah yang steril (Hadioetomo,1985). Namun demikian, virus tidak dapat
terpisah dengan penyaringan semacam ini. Oleh karena itu, setelah penyaringan, medium masih
perlu dipanasi dalam autoklaf, meskipun tidak selama 15 menit dan dengan suhu 121oC.
Radiasi ionisasi adalah radiasi yang mengandung energi yang jauh lebih tinggi dari pada
sinar ultraviolet. Oleh karena itu mempunyai daya desinfektan yang lebih kuat. Salah satu contoh
radiasi ionisasi adalah sinar gamma yang dipancarkan dari kobalt-10 (Fardiaz, 1992). Radiasi
dengan sinar gama dapat menyebabkan ion bersifat hiperaktif (Lay dan Hastowo, 1992).
Sinar ultra violet dengan panjang gelombang yang pendek memiliki daya antimikrobial
yang sangat kuat. Daya kerjanya adalah absorbsi oleh asam nukleat tanpa menyebabkan
kerusakan pada permukaan sel. Kerusakan tersebut dapat diperbaiki bila disinari dengan berkas
yang mempunyai gelombang yang lebih panjang (Lay dan Hastowo, 1992).
Metode kimia
Menurut Lay dan Hastowo (1992), bahan yang menjadi rusak bila disterilkan pada suhu
yang tinggi dapat disterilkan secara kimiawi dengan menggunakan gas. Bahan kimia yang sering
digunakan antara lain :
1. Alkohol
Alkohol mengkoagulasi protein. Cairan alkohol yang umum digunakan berkonsentrasi 70-80 %
karena konsentrasi yang lebih tinggi atau lebih rendah kurang efektif.
2. Khlor
4
Gas khlor dengan air akan menghasilkan ion hipokloride yang akan mengkoagulasikan protein
sehingga membran sel rusak dan terjadi inaktivasi enzim.
3. Yodium
Yodium bereaksi dengan tyrosin, suatu asam amino dalam emzim atau protein mikroorganisme.
Antiseptik berbasis iodium tidak tepat bila digunakan pada sterilisasi alat medis atau gigi, karena
dapat meninggalkan noda.
4. Klorin
Klorin memiliki warna yang khas dan bau yang tajam. Klorin biasanya digunakan untuk
mendesinfeksi ruangan serta alat non bedah.
Fenol berfngsi untuk mempresipitasikan protein secara aktif, merusak membran sel serta
menurunkan tegangan permukaan. Selain itu, fenol juga dapat digunakan sebagai standar
pembanding untuk menentukan aktivitas suatu desinfektan.
6. Peroksida (H2O2)
Peroksida mempunyai molekul yang tidak stabil dan erfungsi untuk menginaktif enzim mikroba.
Gas Etilen Oksida berfungsi untuk mensterilkan bahan yang terbuat dari plastik.
2.3 Alat-alat
Untuk membantu proses menjait luka, menjepit kasa sewaktu menekan luka, menjepit jaringan
luka.
½ Kocker (Logam)
Spuit (plastik)
Korentang (logam)
Handscoon (Karet)
5
Untuk melindungi tangan si pemakai dari virus
Kateter (Karet)
Nedlee (Logam)
Untuk memasukan obat dalam bentuk cair ke pembuluh darah atau jaringan kulit
Untuk menggunting bagian alat tubuh yang akan diamati, seperti usus, jantung, pembuluh darah
dan sebagainya
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sterilisasi adalah suatu proses penghancuran secara lengkap semua mikroba hidup dan
spora-sporanya. Ada 5 metode umum sterilisasi, yaitu :
6
2. Sterilisasi panas kering
4. Sterilisasi gas
Sterilisasi alat keperawatan dan kedokteran dimaksudkan untuk mencegah terjadinya infeksi
nasokomial.
3.2 Saran
Diharapkan kepada pengguna alat medis terutama perawat dan dokter ketika akan
melakukan sterilisasi alat medis harus menggunakan APD (Alat Perlindungan Diri) untuk
meminimalisir rantai penularan infeksi.
Kritik dan saran dari semua pihak saya harapkan demi sempurnanya makalah tesebut.
DAFTAR PUSTAKA
http://googleweblight.com/?lite_url=http://subuhmuamar.blokspot.com//2013/04/strerilisasi-
alat.html?mpersen3D1&ei=oOe9YmoV&Ic=id-
ID&s=1&m=830&host=www.google.co.id&ts=143252921&sig=AKOVD64iNaGtalmqG_9X2p
7HdXnD_KTlug/28 November2016/pukul14.00WIB
https://ibramhakim18.wordpress.com/28November2016/pukul15.30WIB
7
www.academia.edu/28November2016/pukul19.05WIB