Anda di halaman 1dari 5

Diagnosa Keperawatan Pada Infeksi Saluran Reproduksi

1. Resiko tinggi infeksi infeksi b.d ulkus pada penis dan anus serta Demam subfebris.
Intervensi:
1) Pantau suhu klien
2) Berikan kompres hangat
3) Pemberian cairan sangat penting bagi pasien dengan suhu tubuh Yang tinggi. Antipiretik
untuk menurunkan panas tubuh pasien
4) Lakukan perawatan luka dengan teknik steril dapat Mengurangi Kontaminasi kuman
langsung ke area luka.
5) Mencegah meserasi dan menjaga perianal tetap kering

Implementasi :
1) Telah dipantau suhu klien
2) Memberikan kompres hangat
3) Memberikan cairan sangat penting bagi pasien dengan suhu Tubuh yang tinggi.
Antipiretik untuk menurunkan panas tubuh Pasien
4) Sudah dilakukan perawatan luka dengan teknik steril dapat Mengurangi kontaminasi
kuman langsung ke area luka.
5) Dilakukan pencegahan meserasi dan menjaga perianal tetap Kering.

Setelah dilakukan asuhan keperawat keperawatan, dengan kriteria hasil :

1) Suhu tubuh normal (36-37 C)


2) Kulit tidak panas, tidak kemerahan.
3) Keadaan luka membaik
4) Luka mengering

2. Nyeri akut b.d agen cedera biologis


Outcome : kontrol nyeri.

Intervensi: Manajemen nyeri

1) Lakukan pengkajian komprehensif yang meliputi : lokasi, Karakteristik, durasi, dan frekuensi
2) Observasi adanya petunjuk non verbal mengenai Ketidaknyamanan.
3) Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri.
4) Kolaborasi dengan tim medis lain dalam penanganan nyeri

Implementasi :
1) Telah dilakukan pengkajian Telah dilakukan pengkajian
Komprehens komprehensif yang meliputi : lokasi, karakteristik, Durasi, dan durasi, dan
frekuensi frekuensi

2) Mengobservasi adanya petunjuk asi adanya petunjuk non verbal Mengenai verbal
mengenai ketidaknyamanan.

3) Telah dijarkan prinsip-prinsip manajeme prinsip-prinsip Manajemen nyeri.


4) Sudah dikolaborasikan dengan tim medis lain dalam penanganan nyeri.

Setelah dilakukan tindakan dilakukan tindakan keperaw keperawatan Diharapkan :

1) Klien mampu mengenali kapan nyeri terjadi


2) Dapat menggambarkan faktor penyebab nyeri
3) Menggunakan tindakan pengurangan nyeri tanpa analgetik
4) Menggunakan analgetik yang digunakan

3. Gangguan integritas jaringan kulit b.d adanya ulkus pada genitalia

Intervensi :
1) Kaji kerusakan kulit yang terjadi pada klien
2) Catat ukuran atau warna, kedalam luka dan kondisi sekitar luka.
3) Lakukan perawatan luka dengan Teknik steril
4) Bersihkan area perianal dengan membersihkan feses Menggunakan air.

Implementasi

1) Telah dikaji kerusakan kulit yang terjadi pada klien Mencatat Ukuran atau warna, kedalam
luka dan kondisi sekitar luka.
2) Melakukan perawatan luka dengan Teknik steril
3) Membersihkan area perianal dengan membersihkan feses Menggunakan air.
4) Meningkatkan asupan nutrisi

Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan integritas kulit

Membaik secara optimal, dengan kriteria hasil:

1) Pertumbuhan jaringan meningkat


2) Keadaan luka membaik
3) Luka menutup

4. Kurang pengetahuan tentang penyakit dan resiko penyebaran infeksi Dan infeksi berulang.

Intervensi :
1) Mengkaji pengetahuan pada klien tujuannya untuk mengetahui seberapa banyak
pengetahuan klien tentang penyakit yang dideritanya.

2) Memberi informasi yang belum klien ketahui tentang Penyakitnya.

3) Menjelaskan kepada klien tentang bagaimana cara mencegah Terjadinya penularan


pada penyakit klien.
4) memberi penyuluhan tentang cara hidup sehat seperti intake Makanan yang baik,
keseimbangan antara aktivitas dan istirahat,Serta monitor status kesehatan dan
adanya infeksi.

5) Mengdentifikasi sumber-sumber pendunkung yang Memungkinkan untuk


mempertahankan perawatan dirumah Yang dibutuhkan

Implementasi

1) Telah dikaji pengetahuan pada klien tujuannya untuk Mengetahui seberapa mengetahui
seberapa banyak pengetahuan Klien tentang penyakit yang dideritanya.

2) Telah diberi informasi yang belum klien ketahui tentang Penyakitnya.

3) Menjelaskan kepada klien tentang bagaima bagaimana cara Mencegah terjadinya


penularan pada penyakit klien.

4) Sudah dilakukan penyuluhan tentang cara hidup sehat seperti Intake makanan yang baik,
keseimbangan antara aktivitas dan Istirahat, serta monitor status kesehatan dan adanya
infeksi.

5) Sudah diidentifikasi sumber-sumber pendungkung yang Memungkinkan untuk


mempertahankan perawatan dirumah Yang dibutuhkan.

Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan terpenuhinya Pengetahuan pasien


pasien tentang kondisi penyakit, dengan Kriteria hasil:

1) Klien mampu mengungkapkan pengertian tentang proses Infeksi, tindakan yang


dibutuhkan dengan kemungkinan Penularan.

2) Klien mengenal perubahan gaya hidup yang sehat untuk Mencegah terjadinya
penularan.

Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan merupakan proses yang berkesinambungan. Agar efektif evaluasi


didasarkan pada tujuan yang berpusat pada klien Yang diidentifikasikan saat merencanakan tahapan
asuhan keperawatan.

Perawat dapat cukup yakin bahwa perawatan yang diberikan efektif Dalam arti hasil yang
diharapkan telah terpenuhi. Setelah dilakukan Tindakan keperawatan, diharapkan tercapai tujuan
intervensi dari setiap Diagnosa keperawatan, yaitu sebagai berikut.

a. Penurunan nyeri atau nyeri hilang.


b. Fungsi kemih kembali normal.
c. Pola eliminasi tanpa infeksi ulang
d. Pigmentasi dan elastisitas kulit kembali normal.
e. Suhu tubuh dalam batas normal

Evaluasi yang diharapkan setelah mendapat intervensi keperawatan, Meliputi:

1.Terjadi peningkatan intergitas jaringan kulit.

2.Meliputisi pengetahuan tentang penyakit dan resiko Penyebaran infeksi.

3. Pasien tidak mengelami komplikasi ke organ genetalia lain.

Adapun Kesimpulan dan Saran Dari Infeksi Saluran Reproduksi ini sebagai berikut:

A.Kesimpulan

Saluran Infeksi Saluran Reproduksi (ISR) Reproduksi (ISR) Adalah masuk adalah masuk dan
berkembangbiaknya dan berkembangbiaknya Kuman penyebab infeksi kedalam saluran reproduksi.
Kuman penyebab Infeksi tersebut dapat berupa bakteri, jamur, virus dan parasit.

Infeksi Saluran Reproduksi (ISR) adalah terminology umum yang digunakan untuk tigDigunakan
untuk tiga jenis infeksi pada saluran rep a jenis infeksi pada Saluran reproduksi yaitu ISR endogen,
ISR iatrogenic atau yang berhubungan Dengan prosedur medis, penyakit menular seksual (PMS).
Penyakit menular Seksual (PMS) adalah penyakit yang cara penularannya terutama melalui
Hubungan seksual, baik secara heteroseksual maupun homoseksual. PMS juga Diartikan sebagai
penyakit kelamin yang ditularkan melalui hubungan seksual Yang menyerang sekitar alat kelamin.

B. Saran

Perlunya perhatian pendidikan terhadap para kaum remaja tentang Kesehatan reproduksi. Hal
ini sebagai salah satu menjaga kesehatan Reproduksinya dari Penyakit Menular Seksual. Penyuluhan
terpadu dari Berbagai pihak, apakah itu dari petugas kesehatan, ulama, pemuka Masyarakat
terhadap masyarakat tentang pentingnya kebersamaan dalam Menjaga kesehatan, termasuk
kesehatan reproduksinya.

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati Eni. Dkk, (2009). Asuhan Kebidanan Komunitas. Nuha Medika.Yogjakarta Djuanda
Adhi, dkk, (2007). Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Kelamin

FKUI. Jakarta
5.

Anda mungkin juga menyukai