KEPERAWATAN MATERNITAS
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POST PARTUM
Oleh Kelompok 3 :
Bahrul Ilmi (20.004)
Gunawan Hari Saputra (20.009)
Jennika Putri Cahyani (20.012)
Nur ‘Azizah Safitri (20.015)
Putri Nadiah (20.018)
Rahmadini (20.021)
Riski Afrilia Ningsih (20.024)
Rosmi Sari (20.027)
Rozi Hanifah (20.028)
Sukmala Desfitriani (20.031)
Veni Armelisa (20.034)
Zaldi Herianto (20.037)
Dosen Pengampu :
T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT yang mana atas
berkat dan pertolongan-Nya lah kami selaku penulis dapat menyelesaikan makalah
ini. Terimakasih juga kami ucapkan kepada ibu dosen pembimbing Ns. Yurida
Ellis, S.Kep yang turut serta telah membimbing sehingga bisa menyelesaikan
makalah ini sesuai waktu yang telah ditentukan.
Sholawat serta salam senantiasa kami haturkan kepada suri tauladan kita
Nabi Muhammad SAW yang selalu kita harapkan syafa’atnya di hari kiamat nanti.
Makalah ini kami buat dalam rangka untuk memperdalam pengetahuan dan
pemahaman mengenai “Konsep Asuhan Keperawatan Pada Ibu Post Partum”
dengan harapan agar pembaca bisa lebih memperdalam pengetahuan
tentang “Konsep Asuhan Keperawatan Pada Ibu Post Partum”. Makalah ini juga
dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas.
Dengan segala keterbatasan yang ada penulis telah berusaha dengan segala
daya dan upaya guna menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwasanya
makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk menyempurnakan
makalah ini. Atas kritik dan sarannya kami ucapkan terimakasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................. ii
I. PENDAHULUAN.......................................................... 1
I.1. Latar Belakang...................................................... 1
I.2. Rumusan Masalah................................................. 2
I.3. Tujuan................................................................... 2
II. PEMBAHASAN.............................................................
II.1. Pengkajian Pada Ibu Post Partum .........................
II.2. Diagnosa Keperawatan Pada Ibu Post Partum.......
II.3. Rencana Keperawatan pada Ibu Post Partum........
II.4. Implementasi Pada Ibu Post Partum.....................
II.5. Evaluasi dan Dokumentasi ...................................
II.6. Pratikum Keperawatan Pada Ibu Post Partum ......
III. PENUTUP......................................................................
III.1. Kesimpulan...........................................................
III.2. Saran......................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengkajian Pada Ibu Post Partum ?
2. Apa Diagnosa Keperawatan Pada Ibu Post Partum ?
3. Bagaimana Rencana Keperawatan Pengkajian Pada Ibu Post Partum ?
4. Bagaimana Implementasi Keperawatan Pengkajian Pada Ibu Post Partum ?
5. Bagaimana Evaluasi dan Dokumentasi Pada Ibu Post Partum ?
1.3. Tujuan
1. Bagaimana Pengkajian Pada Ibu Post Partum ?
2. Apa Diagnosa Keperawatan Pada Ibu Post Partum ?
3. Bagaimana Rencana Keperawatan Pengkajian Pada Ibu Post Partum ?
4. Bagaimana Implementasi Keperawatan Pengkajian Pada Ibu Post Partum ?
5. Bagaimana Evaluasi dan Dokumentasi Pada Ibu Post Partum ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Apakah terjadi dieresis setelah melahirkan, setelah melahirkan adakaah inkontinesia,
hilangnya control blas,Pola BAK, frekuensi dan warnah. Pola BAB, frekuensi,
konsitensi, rasaa takut BAB karena luka perineum.
11. Personal Higine
Pola mandi, kebersihan mulut dan gigi, penggunaan pembalut dan kebersihan genetalia,
pola berpakian, tata rias rambut dan wajah.
12. Aktifitas
13. Kemampuan mobilisasi beberapa saat setelah melaahirkan, kemampuan merawat diri
dan melakukan eliminasi , kemampuan bekerja dan menyusui.
14. Konsep Diri
Sikap enerimaan ibu terhadap tubuhnya, keinginan ibu menyusui, persepsi ibu tentang
tubuhnya terutama perubahan-perubahan selama kehamilan.
- Pemeriksaan Head To Toe
Pemeriksaan fisik head to toe yang dilakukan pada ibu masa post partum yaitu ;
( Aspiani, 2017 )
1. Kepala, Mengkaji bentuk kepala simetris atau tidak, kulit kepala kotor atau
berketombe, rambut apakah tampak lusuh atau kusut, apakah ada laserasi/ luka dan
apakah ada nyeri tekan.
2. Wajah, Mengkaji bentuk wajah simetris atau tidak, warna kulit apakah pucat atau
tidak, adanya edema atau tidak, apakah ada nyeri tekan.
3. Mata, Mengkaji bentuk mata simetris atau tidak, ada tidaknya gerak mata, konjungtiva
anemis atau tidak, dan mengkaji bentuk bola mata.
4. Hidung, Mengkaji bentuk hidung simetris atau tidak, ada atau tidaknya septuminasi,
adanya polip atau tidak dan bagaimana kebersihannya.
5. Telinga, Mengkaji bentuk telinga simetris atau tidak, apakah ada kelainan anatomi
pada telinga, kebersihan dan apakah ada kelainan fungsi pendengaran.
6. Mulut, Mengkaji bentuk bibir simetris atau tidak, kelembaban, jumlah gigi lengkap
atau tidak, ada tidaknya peradangan pada gusi atau caries gigi, kebersihan gigi,
kebersihan lidah dan kebersihan mulut.
7. Leher, Mengkaji ada tidaknya pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis.
8. Thorax, Mengkaji apakah bentuk nya simetris atau tidak, pergerakan otot dada saat
bernafas, ada tidaknya suara ronchi, dan bunyi jantung.
9. Payudara, Mengkaji bentuk payudara simetris atau tidak, ada tidak nya pembesaran
pada payudara, apakah puting susu menonjol atau tidak, hiperpigmentasi aerola,
kebersihan putting susu, ada tidaknya colostrum, ada nada tidaknya nyeri tekan pada
payudara.
10. Abdomen, Mengkaji ada tidaknya distensi abdomen, tinggi fundus uterus, konsistensi
serta kontraksi uterus, bagaimana dengan bising usus dan apakah ada nyeri tekan.
11. Genetalia & Anus, Mengkaji pengeluaran lochea ( jumlah, warna, bau dan
konsistensi ), adakah edema pada vulva, ada tidaknya hemoroid, serta mengkaji
4
perineum dengan tanda-tanda “ REEDA “ ( Rednes/kemerahan, Echymosis/perdarahan
bawa kulit, Edeme/bengkak, Discharge/perubahan lochea, Approximation/pertautan
jaringan.
12. Ekstremitas, Mengkaji bentuk ekstremitas atas dan bawah simetris atau tidak,
bagaimana pergerakannya, ada tidaknya edema, ada tidaknya sianosis, ada tidaknya
varises dan reflek patella
- Pemeriksaan Penunjang
Menurut Bobak ( 2005 ) dalam Wahyuningsih ( 2019 ), berupa pemeriksaan
Hemoglobin dan hematokrit serta pemeriksaan urinalis ( culture urine, darah, vaginal,
dan lochea ). Pemeriksaan Laboratorium :
1. Darah : Hemoglobin dan hematocrit 12-24 jam post partum (jika Hb ≤ 10 g%
dibutuhkan suplemen FE), eritrosit, leukosit, Trombosit.
2. Klien dengan Dower kateter diperlukan culture urine.
5
(International teknik ketidaknyamana dan meng-evaluasi
Association for the nonfarmakolo c. Gunakan teknik ketidak-efektifan
study Pain ): awitan gi untuk komu-nikasi analgesia
yang tiba-tiba atau mengurangi teraupeutik untuk b. Bahasa tubuh dapat
lambat dari nyeri, mencari mengetahui secara psikologis dan
intensitas ringan bantuan). pengalaman nyeri fisiologi dan dapat
hingga berat dengan b. Tanda-tanda pasien digunakan pada
akhir yang dapat vital dalam d. Kaji kultur yang hubungan petunjuk
diantisipasi atau batas normal mempengaruhi verbal untuk meng-
prediksi. Melaporkan respon nyeri identifikasi
Batasan karakteristik bahwa nyeri e. Evaluasi luas/beratnya masalah
: Bukti nyeri dengan berkurang pengalaman nyeri c. Memberikan keyakinan
menggunakan dengan masalalu bahwa klien tidak
standar daftar menggunakan f. Evaluasi bersama sendiri atau ditolak :
periksa nyeri untuk manajemen pasien dan memberikan respek dan
pasien yang tidak nyeri kesehatan lain pen-erimaan individu,
dapat c. Mampu tentang mengembangkan
mengungkapkannya mengenali ketidakefektifan kepercayaan
Diaphoresis nyeri (skala, control nyeri masa d. Budaya adalah suau
Dilatasi pupil intensitas, lampau cara hidup yang
Ekspresi wajah frekuensi, dan g. Bantu pasien dan dimiliki ber-sama oleh
nyeri ( misalnyamata tanda nyeri) keluarga untuk se-kelompok orang dan
kurang bercahaya d. Menyatakan mencari dan men- diwariskan dari
tampak kacau, rasa nyaman emukan dukungan generasi ke generasi
gerakan mata setelah nyeri h. Kontrol lingkungan e. Penurunan
berpencar atau tetap berkurang yang dapat mem- ansietas/takut
pada satu focus, pengaruhi nyeri meningkatkan relaksasi
meringis) Focus seperti suhu kenyamanan
menyempit ruangan,pencahaya f. Penurunan
Focus pada diri an dan kebisingan ansietas/takut
sendiri i. Kurangi faktor meningkatkan relaksasi
Keluhan tentang presipitasi nyeri ke-nyamananan
intensitas j. Pilih dan lakukan g. Penggunaan persepsi
menggunakan penangan nyeri sendiri/perilaku untuk
standar skala nyeri ( farmakologi, non meng-hilangkan nyei
Keluhan tentang farmakologi dan dapat membantu klien
karakteristik interpersonal) mengatasinya lebih
nyeri dengan k. Kaji dan tipe efektif
menggunakan sumber nyeri untuk h. Suhu ruangan normal
standar instrument menentukan dalam rentang 20 -25
nyeri Laporkan intervensi oC dengan pen-
tentang perilaku l. Kolaborasi dengan cahayaan yang cukup
dokter jika ada mem-pengaruhi
nyeri/perubahan
keluhan dan kemampuan klien
aktivitas Perubahan
tindakan nyeri untuk rileks dan tidur
posisi untuk
tidak berhasil atau istirahat secara
Perubahan
6
parameter fisiologis efektif
Perilaku distraksi i. Perubahan
Mengekspresikan berat/lamanya dapat
perilaku menghindar meng-identifikasi ke-
nyeri majuan proses
Sikap tubuh penyakit/terjadina
melindungi komplikasi
Sikap melindung j. Ada dua cara
area nyeri penanganan nyeri yaitu
Putus asa mengguna-kan
Perubahan selera farmakologi
makan dannonfarmakolog
Agen cedera k. Nyeri episiotomy
kimiawi bermakna pada fase
Agen cedera fisik post partum. Diperberat
oleh gerakan, batuk,
Agen cedera
distensi,abdomen,
biologis
mual. Membiarkan
klien rentang
ketidaknyamanan
sendiri membantu
mengidentifikasi
intervensi yang tepat
dan mengevaluasi
l. Mengontrol/mengurangi
nyeri untuk
meningkatkan istirahat
dan meningkatkan kerja
sama dengan aturan
teraupeutik
7
setelah menyusu bayi : perlekatan menghisap dan seseorang dalam
-Bayi menangis bayi yang sesuai terjaga) menyusui tergantung
pada payudara pada dan proses d. Kaji kemampuan pada pengalaman
Bayi mendekat ke - menghisap dari bayi untuk latch on masalalunya jika ada
arah payudara payudara ibu dan menghisap d. Latch on adalah
-Bayi menolak untuk secara evektif istilah yang
latching on memperoleh e. Pantau digunakan ketika bayi
Bayi tidak mampu nutrisi selama 3 keterampilan ibu mendapatkan posisi
latch on minggu pertama dalam yang tepat saat
-Bayi tidak pemberian ASI menempelkan bayi menempelkan
responsive terhadap -Kemantapan ke putting mulutnya pada putting
tindakan pemberian ASI : f. Pantau integritas ibu
kenyamanan lain - ibu : kemantapan kulit putting ibu e. Jika bayi tidak
Ketidakuatan ibu untuk g. Evaluasi menempelkan
defekasi bayi - membuat bayi pemahaman mulutnya dengan baik
Ketidakcukupan melekat dengan tentang sumbatan di payudara,
kesempatan tepat dan kelenjar air susu konsumsi ASI akan
menghisap payudara menyusui dari dan mastitis terganggu
-Ketidak cukupan payudara ibu h. Pantau f. Infeksi pada payudara
pengosongan setiap untuk kemampuan untuk yang sering
payudara setelah memperoleh mengurangi disebabkan karena
menyusui Kurang nutrisi selama 3 kongesti payudara masuknya kuman
penambahan berat minggu pertama dengan benar yang terdapat pada
badan bayi Luka pemberian ASI i. Pantau berat badan mulut dan hidung
putting yang -Pemeliharaan dan pola eliminasi bayi
menetap setelah satu pemberian ASI: bayi Brest g. Mastitis adalah
minggu pertama keberlangsungan examination infeksi pada satu atau
menyusui Tampak pemberian ASI Brest examination lebih pada saluran
ketidak-efektifan untuk Laktation supression payudara
asupan susu menyediakan j. Fasilitasi proses h. Pembengkakkan
-Tidak menghisap nutrisi bagi bayi/ bantuan interaktif payudara terjadi
payudara terus toddler. untuk membantu karena adanya
menerus -Penyapihan mempertahankan gangguan air susu dan
pemberian ASI keberhasilan meningkatkan
-Diskontinuitas proses pemberian vaskularisasi dan
progresif ASI kongesti
pemberian ASI k. Sediakan informasi i. peningkatan berat
-Pengetahuan tentang laktasi dan badan di usia dini
pemberian ASI tehnik memompa sangat penting bagi
tingkat ASI ( secara kesehatan tubuh
pemahaman yang manual,atau dalam jangka panjang
ditunjukkan dengan pompa j. keberhasilan
mengenai laktasi elektrik), cara pemberian ASI pada
dan pemberian mengumpulkan bayi sangat ditentukan
makanan bayi dan menyimpan oleh cara dan
melalui proses ASI keberhasilan
8
pemberian ASI, l. Ajarkan orang tua pemberian ASI sejak
ibu mengenali mempersiapkan, awal
isyarat lapar dari menyimpan, k. Dengan cara
bayi dengan menhangatkan, dan memompa ASI yang
segera, ibu kemungkinan tepat produksi ASI
mengindikasikan pemberian susu diharapkan akan
kepuasan formula Laktation meningkatkan
terhadap konseling kembali sehingga
pemberian ASI, m. Sediakan informasi mencukupi kebutuhan
ibu tidak tentang sehari-hari
mengalami nyeri keuntungan dan l. ASI yang akan
penekanan pada kerugian digunakan
putting, pemberian ASI secepatnya, lebih baik
mengenali tanda- n. Diskusikan metode dimasukkan ke dalam
tanda penurunan alternatif bagian lemari
suplay ASI pemberian pendingin yang tidak
makanan bayi akan membuat beku
m. ASI mengandung
antibody dalamjumlah
besar dari tubuh
seorang ibu
n. Makanan pendamping
ASI atau disebut
MPASI mulai
diberikan pada usia 6
bulan karena proses
pencernaan bayi yang
sudah mulai sempurna
9
harapan diri yang positif, komplikasi tercegah/teratasi, bebas dari infeksi, pola eliminasi
oprimal, mengungkapkan pemahaman tentang perubahan fisiologi dan kebutuhan ibu post
partum
Tonus
Pada keadaan gangguan tonus, pemijatan uterus dapat dilakukan untuk membantu memperbaiki
tonus dan menghentikan perdarahan. Selain itu, obat-obat uterotonika yang merangsang
kontraksi uterus juga dapat digunakan, seperti :
[14.42, 7/6/2022] Rahmadini: Trauma
10
Pada keadaan trauma misalnya pada laserasi jalan lahir dapat dilakukan penjahitan laserasi
secara kontinu. Sedangkan pada inversio uteri dapat dilakukan reposisi uterus.
Tissue
Pada keadaan sisa plasenta dapat dilakukan manual plasenta dengan hati-hati. Sedangkan pada
sisa bekuan darah, dapat dilakukan eksplorasi digital atau aspirasi vakum manual dan
mengeluarkan bekuan darah atau jaringan sisa.
Thrombin
Pada keadaan dengan gangguan faktor pembekuan darah dapat diberikan transfusi darah lengkap
untuk menggantikan faktor pembekuan darah dan sel darah merah. Selain itu, dapat juga
diberikan asam traneksamat untuk perdarahan post partum, dengan dosis sebesar 1 gram. Dosis
asam traneksamat dapat diulang jika perdarahan berlangsung lebih dari 30 menit.[19]
Pembedahan
Perdarahan postpartum yang tidak dapat dihentikan melalui penatalaksanaan farmakologis harus
ditangani dengan teknik pembedahan. Tindakan pembedahan yang dapat dilakukan di antaranya
adalah ligasi arteri uterina, ovarika, atau iliaka interna, serta operasi histerektomi jika perdarahan
masih tidak dapat dikontrol. [8,14]
Pada pemeriksaan lochia perlu diperhatikan bau, jumlah, warna, dan durasi. Jumlah
lochia yang sedikit atau tidak ada mungkin disebabkan oleh infeksi atau lochiometra,
sedangkan jumlah yang banyak mungkin disebabkan oleh infeksi atau terlambatnya
proses involusi. Lochia dengan warna merah yang menetap, menandakan subinvolusi
atau terdapat sisa-sisa konsepsi atau retensio plasenta dalam uterus.
Lochea
Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina
selama masa nifas. Lochea terbagi 4 tahapan:
a) Lochea rubra/merah (cruenta), cairan yang keluar berwarna merah karena
berisi darah segar, sisa-sisa selaput ketuban, set-set desidua, verniks
caseosa, lanugo, dan mekoneum selama 2 hari pasca persalinan. Inilah
lochea yang akan keluar selama 2-3 hari postpartum.
b) Lochea sanguinolenta, cairan yang keluar berwarna merah kuning berisi
darah dan lendir yang keluar pada hari ke-3 sampai hari ke-7 postpartum.
11
c) Lochea serosa, lochea ini berbentuk serum dan berwarna merah jambu
kemudian menjadi kuning cairan tidak berdarah lagi pada hari ke 7 sampai
hari ke 14 pascpersalinan. Muncul pada hari ke 8 sampai hari ke-14
postpartum.
d) Lochea alba/putih, adalah lochea yang dimulai daribhari ke 14 kemudian
makin lama makin sedikit hingga sama sekali berhenti sampai satu atau
dua minggu berikutnya.bentuknya seperti cairan putih berbentuk krim
serta terdiri dari leukosit dan sel-sel desidua.
Selain lochea diatas, ada jenis lochea yang tidak normal, (Astutik,
2015). yaitu:
1) Lochea purulenta, ini karena terjadi infeksi keluar cairan seperti nanah
berbau busuk.
2) Locheastasis, lochea tidak lancar keluarnya.
Dokter atau bidan menjelaskan secara rinci tahapan pemeriksaan yang akan
dilakukan dan meminta persetujuan Anda.
Anda akan ditempatkan di tempat tidur pemeriksa dengan posisi setengah
bersandar.
Setelah itu, dokter atau bidan akan memastikan bahwa perut Anda sedang
dalam keadaan rileks dan tidak sedang kontraksi.
Dokter atau bidan akan meraba area perut dan sekitarnya, untuk menentukan
titik pengukuran yang tepat.
Lalu, dengan menggunakan meteran yang fleksibel, dokter atau bidan akan
mengukur jarak antara rahim bagian atas hingga ke atas tulang pubis.
Meteran harus diletakkan hingga menyentuh kulit.
Pengukuran hanya dilakukan satu kali untuk menghindari bias.
Setelah itu, dokter atau bidan akan mencatat hasil pengukuran di rekam medis.
12
3. Kontraksi Rahim (Uterus)
Adapun tujuan dari perawatan luka perineum menurut Kumalasari (2015) yaitu sebagai
berikut: a. Menjaga kebersihan daerah kemaluan b. Mengurangi nyeri dan meningkatkan rasa
nyaman pada ibu c. Mencegah infeksi dari masuknya mikroorganisme ke dalam kulit dan
membrane mukosa d. Mencegah bertambahnya kerusakan jaringan e. Mempercepat
penyembuhan dan mencegah perdarahan f. Membersihkan luka dari benda asing atau debris
g. Drainase untuk memudahkan pengeluaran eksudat
13
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus yaitu Nyeri Akut berhubungan dengan
agen injuri fisik (trauma jalan lahir, dan episotomi), Kurang pengetahuan teknik menyusui
pada bayi berhubungan dengan kurangnya informasi tentang teknik menyusui pada bayi.
Intervensi yang di ambil dari (NANDA NIC NOC ) pada diagnose I Lakukan pengkajian
nyeri secara menyeluruh meliputi lokasi, durasi, kualitas, keparahan nyeri dan factor
pencetus nyeri. Ajarkan untuk teknik non varmakologi. Kendalikan factor lingkungan yang
dapat mempengaruhi respon pasien terhadaap ketidaknyamanan, misalnya suhu,
lingkungan, cahaya, kegaduhan.Kolaborasi pemberian analgetik sesuai indikasi. Pada
diagnosa II intervensi yang dilakukan Kaji tingkat pengetahuaan pasien dan keluarga. Kaji
kemampuan bayi untuk mengisap secara efektif.Intruksikan ibu dalam teknik menyusui
yang meningkatkan teknik ketrampilan dalam menyusui bayinya. Anjurkan kepada ibu
untuk melatih bayi agar dapat menghisap puting susu dengan baik. Implementasi
keperawatan dilakukan sesuai dengan aktifitas-aktiftas yang berada pada intervensi
keperawatan yang disusun mulai dari diagnosa yaitu Nyeri Akut berhubungan dengan agen
injuri fisik (trauma jalan lahir, dan episotomi), dan Kurang pengetahuan teknik menyusui
pada bayi berhubungan dengan kurangnya informasi tentang teknik menyusui pada bayi.
Evaluasi pada ibu post partum meliputi : dimulainya ikatan keluarga, berkurangnya nyeri,
terpenuhi kebutuhan psikologi, mengekspresikan harapan diri yang positif, komplikasi
tercegah/teratasi, bebas dari infeksi, pola eliminasi oprimal, mengungkapkan pemahaman
tentang perubahan fisiologi dan kebutuhan ibu post partum.
3.2. Saran
Diharapkan bagi perawat-perawat yang melakukan tindakan keperawatan maternitas pada
pasien dengan Post Partum Normal bisa lebih memperhatikan dan menekankan perawatan
secara tepat dan cepat. Bagi Paasien Agar klien mengetahui teknik-teknik perawatan post
partum sehingga tidak merugikan, dapat menjadi acuan bagi pembaca dengan responden
yang lebih besar sehingga dapat menjadi kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan
khususnya ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan asuhan keperawatan Post Partum
Normal.
14
DAFTAR PUSTAKA
Dessy, T., dkk. 2009. Perubahan Fisiologi Masa Nifas. Akademi Kebidanan Mamba‟ul „Ulum
Surakarta
Henderson C, dan jone K. 2005. Buku Ajar Konsep Kebidanan (Edisi Bahasa Indonesia). Ed.
Yulianti. Jakarta: EGC
Pusdiknekes, 2001. Panduan Pengajar Asuhan Kebidanan Fisiologi Bagi dosen Dipolma III
Kebidanan. Jakarta: pusdiknes. WHOJHPIEGO.
Vivian Nanny Lia Dewi, Tri Sunarsih, 2011. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Salemba
Medika: Jakarta
Varney H, et al.2007, Buku a Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta:
Salemba Medika (hlm: 53-57).
15