Kesehatan Kerja (K3)
Disusun Oleh :
Rosmi Sari
20.027
DOSEN PENGAMPU :
Ns.Julimar,S.Kep,M.Kep
Untuk rumah sakit kelas A harus memiliki fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling
sedikit 4 medik spesialis dasar, 5 spesialis penunjang medik, 12 medik spesialis lain, dan 13
medik subspesialis.
Baik sarana dan prasarana serta peralatan rumah sakit tipe A harus memenuhi standar yang
ditetapkan oleh menteri. Selain itu, peralatan radiologi dan kedokteran nuklir harus memenuhi
standar sesuai dengan ketentuan undang-undang.
Pada rumah sakit kelas A, pasien bisa menikmati layanan pelayanan medik umum, pelayanan
gawat darurat, pelayanan medik spesialis dasar, pelayanan spesialis penunjang medik, pelayanan
medik spesialis lain, pelayanan medik spesialis gigi mulut, pelayanan medik subspesialis,
pelayanan keperawatan dan kebidanan, pelayanan penunjang klinik, dan pelayanan penunjang
non klinik.
Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat, DKI
Jakarta
Rumah Sakit Umum Pusat Dr Hasan Sadikin, Bandung, Jawa Barat
Rumah Sakit Umum Daerah Dr Soetomo, Surabaya, Jawa Timur
Rumah Sakit Umum Pusat Dr Wahidin Sudirohusodo, Makassar, Sulawesi Selatan
Untuk rumah sakit kelas B, setidaknya disediakan fasilitas dan kemampuan pelayanan medik
paling sedikit 4 spesialis dasar, 4 spesialis penunjang medik, 8 spesialis lainnya, dan 2
subspesialis dasar.
Masyarakat yang mendapat rujukan ke rumah sakit kelas B bisa mendapatkan fasilitas seperti
pelayanan medik umum, pelayanan gawat darurat, pelayanan medik spesialis dasar, pelayanan
spesialis penunjang medik, pelayanan medik spesialis lain, pelayanan medik spesialis gigi mulut,
pelayanan medik subspesialis, pelayanan keperawatan dan kebidanan, pelayanan penunjang
klinik, serta pelayanan penunjang non klinik.
Rumah sakit umum kelas C lebih membatasi pelayanan mediknya, yang mana paling sedikit
menyediakan 4 medik spesialis dasar dan 4 spesialis penunjang medik.
Di sini masyarakat bisa menikmati pelayanan medik umum, gawat darurat, medik spesialis dasar,
spesialis penunjang medik, medik spesialis gigi mulut, keperawatan dan kebidanan, serta
pelayanan penunjang klinik dan non klinik.
Beberapa contoh rumah sakit umum kelas C yang tersebar di Indonesia adalah:
Pada rumah sakit umum kelas D sedikitnya tersedia 2 pelayanan medik spesialis dasar, dengan
fasilitas dan kemampuan pelayanan yang meliputi pelayanan medik umum, gawat darurat, medik
spesialis dasar, keperawatan dan kebidanan, serta pelayanan penunjang klinik dan non klinik.
Beberapa rumah sakit umum kelas D yang bisa Anda temui di antaranya:
musim semi.
musim panas.
musim gugur.
musim dingin
musim salju,musim gugur,musim semi,musim panas,musim hujan
Korosif mengacu pada apapun zat kimia yang mampu melarutkan struktur benda target. Zat ini dapat
bersifat asam, oksidator, atau basa. Saat zat ini diteteskan pada permukaan, permukaan tersebut akan
menyusut. Bahkan kerusakan ini mampu diciptakan hanya dalam beberapa menit, misalnya saat asam klorida
pekat mengenai kulit; atau bahkan perlahan-lahan seperti besi jembatan yang karatan.
Zat yang bersifat korosif umumnya adalah asam kuat, basa kuat, atau larutan asam lemah atau basa lemah yang
pekat. Terdapat zat korosif dalam berbagai wujud, seperti cair, padat, gas, kabut, atau uap.
Pengertian ergonomi
Ditilik dari asal katanya, ergonomic berasal dari bahasa Yunani ‘ergos’ dan ‘nomos’. ‘Ergos’
berarti kerja, sedangkan ‘nomos’ adalah aturan. Dengan demikian, istilah yang satu ini berbicara
tentang ‘aturan kerja’.
Adapun ergonomi adalah interaksi manusia dengan sistem, profesi, prinsip, data, dan metode
dalam rangka merancang sistem tersebut agar sesuai dengan kebutuhan, keterbatasan, serta
keterampilan manusia.
Dengan kata lain, ergonomi merupakan ilmu yang membicarakan desain untuk manusia. Secara
sederhana, istilah ini dapat diartikan sebagai sebuah upaya menyesuaikan lingkungan kerja
dengan kebutuhan pengguna atau manusianya.
Tujuan penyesuaian tersebut untuk meningkatkan produktivitas dan mengurangi rasa tidak
nyaman saat bekerja.
Prinsip Ergonomi
Prinsip ergonomi yakni suatu bimbingan dalam penerapan ergonomi di tempat kerja.
Menurut Baiduri, prinsip ergonomi yakni :