Anda di halaman 1dari 31

Konsep Asuhan Keperawatan

pada Anak dengan Gangguan


Pemenuhan Kebutuhan
Oksigenasi Patologis pada
Sistem Pencernaan dan
Metabolik Endokrin
DOSEN PENGAMPU: Ns. Yurida Ellis, S.Kep
Kelompok 1:
 ALWIN (20.002)
 ANDRI BAGUS
HARIADY (20.003)
 FADHILLAH
WARRAHMI (20.007)
 FITRI HIDAYANI
(20.008)
 NUR ‘AZIZAH SAFITRI
(20.015)
 PUTRI NINGSIH
(20.0019)
 RAHMAT HABIBI 2
Asuhan
Keperawatan
Anak dengan
KKP
Defenisi KKP

Kekurangan kalori protein (KKP) adalah defisiensi


gizi terjadi pada anak yang kurang mendapat masukan
makanan yang cukup bergizi, atau asupan kalori dan protein
kurang dalam waktu yang cukup lama (Ngastiyah, 1997).
Kurang kalori protein (KKP) adalah suatu penyakit
gangguan gizi yang dikarenakan adanya defisiensi kalori dan
protein dengan tekanan yang bervariasi pada defisiensi
protein maupun energi (Sediatoema, 1999).

4
Pengkajian
1. Pengkajian
a) Identitas pasien: Nama, alamat, umur, jemis kelamin, alamat dst. Indentitas
penanggung jawab
b) Keluhan utama
 Kwashiorkor: ibu mengatakan anaknya mengalami bengkak pada kaki dan
tangan, kondisi lemah dan tidak mau maka, BB menurun dll.
 Marasmus : ibu pasien mengatakan anaknya rewel, tidak mau makan, badan
kelihatan kurus dll.
c) Riwayat kesehatan;
 Riwayat penyakit sekarang
 Kapan keluhan mulai dirasakan
 Kejadian sudah berapa lama.
 Apakah ada penurunan BB
 Bagaimanan nafsu makan psien
 Bagaimana pola makannya
 Apakah pernah mendapat pengobatan, dimanan, oleh siapa, kapan, jenis
obatnya.

5
Next..
 Pola penyakit dahulu:
 Apakah dulu pasien dulu pernah menderita penyakit seperti sekarang.
 Riwayat penyakit keluarga
 Apakah anggota keluarga pasien pernah menderita penyakit yang
berhubungan dengan kekurangan gizi atau kurang protein.4)

 Riwayat penyakit sosial:


 Anggapan salah satu jenis makanan tertentu.
 Apakah kebutuhan pasien tepenuhi.
 Bagaimanan lingkungan tempat tinggal pasien
 Bagaimana keadaan sosial ekonomi keluarga.

 Riwayat spiritual
 Adanya kepercayaan yang melarang makanan tertentu.

6
Next..
d) Pemeriksaan Fisik
1) Inspeksi: Meliputi observasi sistemik keadaan pasien sehubungan dengan
status gizi pasien:
a. Pemampilan umum pasien menunjukkan status nutrisi atau gizi pasien
b. Pada kwashiorkor; apakah ada edema, rambut rontok, BB menurun, muka
seperti bulan.
c. Pada marasmus : badan kurus, atrofi otot, rambut kemerahan dan kusam,
tampak siannosis, perut membuncit.
2) Palpasi
a. Pada marasmus terdapat tugor kulit yang jelek.
b. Pada kwashiorkor terdapat pembesaran hati.
c. Pemeriksaan diagnostik.

7
Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
Anak dengan KKP
1) Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan inadekuatnya intake
makanan.

Intervensi:
1. Kaji status nutrisi secara kontinu, selama perawatan setiap hari.
2. Berikan makanan sedikit-sedikit dan makanan kecil tambahan yang tepat.
3. Timbang berat badan anak tiap hari.
4. Dokumentasikan masukan oral selama 24 jam, riwayat makanan, jumlah kalori dengan tepat.
5. Berikan terapi nutrisi dalam program pengobatan rumah sakit sesuai indikasi.
Rasional:
6. Memberikan kesempatan untuk mengobservasi penyimpangan dari normal.
7. Meningkatkan nafsu makan dan memampukan pasien untuk mempunyai pilihan terhadap
makanan yang dapat dinikmati.
8. Pengawasan kehilangan nutrisi dan alat pengkajian kebutuhan nutrisi.
9. Mengidentifikasi ketidakseimbangan antara perkiraan kebutuhan nutrisi dan masukan.
10. Perawatan di rumah sakit memberikan kontrol lingkungan dimana masukan makanan dapat
dipantau.

8
Next..
2) Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan inadekuatnya
asupan cairan.

Intervensi:
1. Catat karakteristik muntah, awasi tanda vital, status membran mukosa, turgor kulit.
2. Awasi masukan dan haluaran dan hubungkan dengan perubahan berat badan.
3. Awasi jumlah dan tipe masukan cairan, ukur haluaran urine dengan akurat.
4. Identifikasi rencana untuk meningkatkan atau mempertahankan keseimbangan cairan
optimal, misalnya: jadwal masukan cairan.
5. Beriakan cairan parenteral sesuai indikasi.
Rasional:
6. Sebagai indikator inadekuatan volume sirkulasi.
7. Memberikan pedoman dalam pemberian cairan.
8. Mengganti cairan untuk masukan kalori yang berdampak pada keseimbangan
elektrolit.
9. Untuk memperbaiki ketidakseimbangan cairan.
10. Untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh.

9
Implementasi

Penatalaksanaan adalah pengelolahan dan perwujudan dari rencana


keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan ( effendi 1995).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan terhadap keluarga adalah sebagai berikut (Effendy,1998)
a) Sumber daya keluarga ( keuangan )
b) Tingkah pendidikan keluarga
c) Adat istiadat yang berlaku
d) Respon dan penerimaa keluarga e. Sarana dan prasarana yang ada
pada keluarga

10
Evaluasi
Penilaian perawatan adalah mengukur keberhasilan dari rencana dan
pelaksanaan tindakan perawatan yang dilakukan dalam memahami kebutuhan
klien ( effendy,1995 ).

Ada 3 alternatif untuk menilai sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan
itu tercapai,yaitu:
 Tujuan tercapai ; jika pasien menunjukkan perubahan sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan
 Tujuan tercapai sebagian ; jika pasien menunjukkan perubahan sebagian
dari standar dan kriteria yang telah ditetapkan
 Tujuan tidak tercapai ; jika pasien tidak menunjukkan perubahan dan
kemajuan sama sekali dan bahkan timbul masalah baru (effendy,1995)

11
Asuhan
Keperawatan
Anak dengan
Thypoid
Defenisi Thypoid

Demam thypoid atau enteric fever adalah


penyakit infeksi akut yang biasanya
mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam
lebih dari satu minggu, gangguan
pada pencernaan dan gangguan keasadaran. Demam
thypoid disebabkan oleh infeksi
salmonella typhi. (Lestari Titik, 2016).

13
Pengkajian
1. Pengkajian
a) Identifikasi, sering ditemukan pada anak berumur diatas satu
tahun.
b) Keluhan utama, Berupa perasaan yang tidak enak badan, lesu,
nyeri kapala, pusing dan kurang bersemangat, serta nafsu
makan kurang (terutama selama masa inkubasi). Pada kasus
yang khas, demam berlangsung selama 3 minggu, bersifat
febris remiten, dan suhu tubuhnya tidak tinggi sekali.
c) Pemeriksaan fisik
1. Kepala Melihat kebersihan kulit kepala, distribusi rambut
merata dan warna rambut.
2. Wajah, melihat ke semetrisan kiri dan kanan.
3. Mata, terlihat sklera putih, konjuntiva merah muda, dan
reflek pupil mengecil ketika terkena sinar.
14
Next..
4. Mulut, terdapat napas yang berbau tidak sedap serta bibir kering,
dan pecah- pecah (ragaden). Lidah tertutup selaput putih kotor,
sementara ujung dan tepinya berwarna kemerahan dan jarang
disertai tremor.
5. Leher, tidak adanya distensi vena jugularis.
6. Abdomen, dapat ditemukan keadaan perut kembung. Bisa terjadi
konstipasi, atau mungkin diare atau normal.
7. Hati dan limfe membesar disertai dengan nyeri pada perabaan.
8. Ektermitas, pergerakan baik antara kiri dan kanan.
9. Integumen, akral teraba hangat dan terdapat pada punggung dan
anggota gerak dapat ditemukan reseola (bintik-bintik kemerahan
karena emboli basil dalam kapiler kulit yang dapat ditemukan
pada minggu pertama demam).

15
Diagnosa dan Intervensi Keperawatan Anak
dengan Thypoid
1) Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit.

Intervensi:
1. Kaji warna kulit
2. Monitor suhu tubuh minimal tiap 2 jam.
3. Monitor TD, N dan RR.
4. Identifikasi adanya penurunan tingkat kesadaran.
5. Tingkatkan intake cairan dan nutrisi.
6. Beri kompres hangat pada sekitar axilla dan lipatan paha.
7. Beri pakaian yang tipis dan menyerap keringat.
8. Kolaborasi Algernik

16
Next..
2) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera
fisiologis.

Intervensi:
1. Lakukakan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi.
2. Observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan.
3. Gunakan komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri
pasien.
4. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan, pencahayaan dan kebisingan.
5. Ajarkan tehnik non farmakologi.
6. Kolaborasi pemberin obat analgetik.

17
Implementasi

Implementasi adalah proses membantu pasien untuk mencapai tujuan yang


telah ditetapkan. Tahap ini dimulai setelah rencana tindakan disusun. Perawat
mengimplementasi tindakan yang telah diindentifikasi dalam rencana asuhan
keperawtan. Dimana tujuan implementasi keperawatan adalah meningkatkan
kesehatan klien, mencegah penyakit, pemulihan dan memfasilitasi koping klien
(Hutahaean Serri, 2010).
Dalam implementasi rencana tindakan keperawatan pada anak demam
typhoid adalah mengkaji keadaan klien, melibatkan keluarga dalam pemberian
kompres hangat, menganjurkan klien memakai pakaian tipis, mengobservasi
reaksi non verbal, mengkaji intake dan output klien, dan membantu keluarga
dalam memberikan asupan kepada klien.

18
Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan dan
merupakan tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa
keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaannya sudah
berhasil dicapai. Perawat mengevaluasi kemajuan pasien
terhadap tindakan keperawtan dalam mencapai tujuan dan
merevisi data dasar dan perencanaan (Hutahaean Serri,
2010). Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan
klien dalam mecapai tujuan.

19
Asuhan
Keperawatan
Anak dengan
DM Juvenil
Defenisi DM Juvenil
DM tipe 1 sering disebut Juvenile Diabetes atau Insulin
Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) dengan jumlah penderita 5 – 10%
dari seluruh penderita DM dan biasanya terjadi pada anakanak dan usia
muda.
Diabetes mellitus (DM) tipe-1 adalah DM akibat insulin tidak
cukup diproduksi oleh sel beta pankreas, sehingga terjadi hiperglikemia
(WHO, 2017).
Tipe -1 ini ditandai dengan berkurangnya sel beta pankreas
yang diperantarai oleh imun atau antibodi, sehinga sepanjang hidup
penderita ini tergantung pada insulin eksogen (Chiang JL, 2014).
Penyakit DM dapat disebabkan oleh tidak adekuatnya
produksi insulin karena penurunan fungsi pada sel - sel beta pankreas
yang dikenal dengan DM tipe 1 atau tidak efektifnya kerja insulin di
jaringan yang dikenal dengan DM 2.

21
Pengkajian
1. Pengkajian
a) Identitas Pasien meliputi : nama, umur, jenis kelamin,
agama, suku bangsa, alamat, tanggal masuk rumah sakit,
nomor register, tanggal pengkajian dan diagnosa medis.
b) Riwayat Kesehatan
 Keluhan utama Polifagi, Poliuria, Polidipsi, penurunan
berat badan, frekuensi minum dan berkemih.
 Riwayat penyakit sekarang
 Riwayat penyakit dahulu.
 Riwayat kesehatan keluarga.
 Riwayat pertumbuhan dan perkembangan.

22
Next..
c) Pemeriksaan Fisik
1. Aktivitas / istrahat. Lemah, letih, susah, bergerak / susah berjalan, kram
otot, tonus otot menurun. Tachicardi, tachipnea pada keadaan
istrahat/daya aktivitas. Letargi / disorientasi, koma.
2. Sirkulasi Adanya riwayat hipertensi : infark miokard akut, kesemutan
pada ekstremitas dan tachicardia. Perubahan tekanan darah postural :
hipertensi, nadi yang menurun / tidak ada. Disritmia, krekel : DVJ
ulkus pada kaki yang penyembuhannya lama, takikardi, perubahan
tekanan darah
3. Pernapasan Batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergangung adanya
infeksi / tidak)
4. Neurosensori Pusing / pening, gangguan penglihatan, disorientasi :
mengantuk, lifargi, stuport / koma (tahap lanjut). Sakit kepala,
kesemutan, kelemahan pada otot, parestesia, gangguan penglihatan,
gangguan memori
5. Nyeri / Kenyamanan Gejala : Abdomen yang tegang / nyeri (sedang
berat), wajah meringis dengan palpitasi : tampak sangat berhati – hati.
23
Next..
6. Keamanan Kulit kering, gatal : ulkus kulit, demam diaporesis.
7. Eliminasi Perubahan pola berkemih ( poliuria, nokturia,
anuria ), diare, Urine encer, pucat, kuning, poliuria (dapat
berkembang menjadi oliguria / anuria jika terjadi hipololemia
barat). Abdomen keras, bising usus lemah dan menurun :
hiperaktif (diare).
8. Integritas Ego Stress, ansietas
9. Makanan / Cairan Anoreksia, mual muntah, tidak mengikuti
diet, penurunan berat badan, haus, penggunaan diuretik.

24
Next..
d) Pemeriksaan Penunjang Glukosa darah : meningkat 200-
100mg/dL
 Aseton plasma (keton) : positif secara mencolok
 Asam lemak bebas : kadar lipid dan kolesterol meningkat
 Osmolalitas serum : meningkat tetapi biasanya kurang dari
330mOsm/l
 Elektrolit
 Hemoglobin glikosilat
 Gas Darah Arteri : biasanya menunjukkan pH rendah dan
penurunan pada HCO3 (asidosis metabolic) dengan kompensasi
alkalosis respiratorik.
 Trombosit darah : Ht mungkin meningkat ( dehidrasi) ;
leukositosis : hemokonsentrasi ;merupakan respon terhadap stress
atau infeksi.

25
Next..
 Ureum / kreatinin : mungkin meningkat atau normal ( dehidrasi/
penurunan fungsi ginjal) Amilase darah : mungkin meningkat yang
mengindikasikan adanya pancreatitis akut sebagai penyebab dari
DKA.
 Insulin darah : mungkin menurun / atau bahka sampai tidak ada
( pada− tipe 1) atau normal sampai tinggi ( pada tipe II) yang
mengindikasikan insufisiensi insulin/ gangguan dalam penggunaannya
(endogen/eksogen).
 Resisten insulin dapat berkembang sekunder terhadap pembentukan
antibody .( autoantibody) Pemeriksaan fungsi tiroid : peningkatan
aktivitas hormone tiroid− dapat meningkatkan glukosa darah dan
kebutuhan akan insulin.
 Urine : gula dan aseton positif : berat jenis dan osmolalitas mungkin
meningkat.
 Kultur dan sensitivitas : kemungkinan adanya infeksi pada saluran
kemih, infeksi pernafasan dan infeksi pada luka.
26
Diagnosa dan Intervensi Keperawatan Anak
dengan Thypoid
1) Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah

Intervensi:
1. Memantau kadar glukosa darah, seperti yang ditunjukkan
2. Pantau tandatanda dan gejala hiperglikemia : poliuria, polidipsia,
polifagia, lemah, kelesuan, malaise mengaburkan visi, atau sakit
kepala.
3. Menyediakan kebersihan mulut, jika perlu
4. Menginstruksikan keluarga pasien dan signifikan terhadap
pencegahan, pengenalan manajemen
5. Memberikan cairan IV sesuai kebutuhan
6. Konsultasikan dengan dokter jika tanda dan gejala hiperglikemia
menetap atau memburuk

27
Diagnosa dan Intervensi Keperawatan Anak
dengan Thypoid
2) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Intervensi:
1. Kaji adanya alergi makanan
2. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
3. Bantu pasien untuk makan
4. Edukasi mengenai nutrisi pasien dengan diet yang dijalani
5. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori
dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.

28
Implementasi

Implementasi merupakan tahap dimana rencana keperawatan


dilaksanakan sesuai dengan intervensi Tujuan dan implementasi
adalah membantu klien dalam mencapai peningkatan kesehatan
baik yang dilakukan secara mandiri maupun kolaborasi dan rujukan

29
Evaluasi
Evaluasi yang diharapkan pada pasien dengan diabetes
mellitus adalah:
1) Kondisi tubuh stabil, dan tanda-tanda vital normal
2) Berat badan dapat meningkat dengan nilai laboratorium
normal dan tidak ada tanda-tanda malnutrisi.
3) Rasa lemah dan lelah berkurang/Penurunan rasa lemah
dan lelah
4) Pasien mengutarakan pemahaman tentang kondisi, efek
prosedur dan proses pengobatan

30
SEKIAN DAN TERIMA
KASIH
31

Anda mungkin juga menyukai