Pasca Operasi
Kelompok 4
Cindyana Putri Sinta ( C2018028 )
Dela Nuvita Sari ( C2018029 )
Devi Gustina Adi.P ( C2018030 )
Dewi Utari ( C2018031 )
Deya Inawijaya ( C2018032 )
Dian Okviana Putri ( C2018033 )
Dian Prasetya ( C2018034 )
Dini Ika Mawarni ( C201835 )
Definisi
Tahap post operatif merupakan tahap Tahap pasca operatif dimulai dengan
2014).
Ruang Lingkup Pasca Operasi
Pada fase ini fokus pengkajian meliputi efek agen anestesi dan memantau fungsi vital serta
penyembuhan pasien dan melakukan penyuluhan, perawatan tindak lanjut dan rujukan yang
penting untuk penyembuhan dan rehabilitasi serta pemulangan ke rumah (Maryunani Anik,
2014).
Tahapan Pasca Operasi
Pemulihan segera Penulihan berlanjut
Pengkajian
a. Anamnesa
Identitas pasien seperti nama pasien, tanggal lahir,
jenis kelamin, alamat rumah, No. RM. Sedangkan
penanggung jawab (orang tua, keluarga terdekat)
seperti namanya, pendidikan terakhir, jenis
kelamin, No. HP.
B. Riwayat Kesehatan
Riwayat Penyakit Sekarang, Riwayat Penyakit Dahulu, Riwayat
Penyakit Keluarga. Bisa menggunakan PQRST yaitu :
1) P (Provokes) : Penyebab timbulnya nyeri.
2) Q (Quality) : Rasanya nyeri seperti ditekan, ditusuk atau
diremasremas.
3) R (Region) : Lokasi nyeri berada di bagian tubuh mana.
4) S (Saverity) : Skala nyeri.
5) T (Time) : Nyeri dirasakan sering atau tidak.
C. Pemeriksaan Fisik
Dalam pemeriksaan fisik ini menggunakan pengkajian 6 B yaitu :
1) B 1 : Breating (Pernafasan)
Untuk mengukur Pola napas, bunyi napas, bentuk dada simetris atau
tidak, ada atau tidak gerakan cuping hidung, ada atau tidak Cyanosis.
2) B 2 : Bleeding (Kardiovaskuler/Sirkulasi)
Untuk mengetahui Bunyi Jantung, Irama Jantung, Nadi, Tekanan
Darah.
3) B 3 : Brain (Persyarafan/Neurologik)
Untuk mengukur nilai GCS, Kesadaran.
Lanjutan…
4) B 4 : Bladder (Perkemihan)
Terpasang kateter urine atau tidak, urine (jumlah, warna), ada atau
tidak distensi kandung kemih.
5) B 5 : Bowel (Pencernaan)
Rongga mulut ada lesi atau tidak, adanya dehidrasi atau tidak. Bising
usus.
6) B 6 : Bone (Muskuloskeletal)
Warna kulit, suhu, integritas kulit, adanya lesi atau decubitus atau
tidak.
D. Pemeriksaan diagnostik
1) Pemeriksaan radiografi
2) Urinalisa
3) Lab seperti kimia darah, darah lengkap, urine.
4) Terapi Bedah
Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri Akut berhubungan dengan agen injuri fisik.
b. Resiko Infeksi berhubungan dengan prosedur invasif.
c. Ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini.
d. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi.
(NANDA, 2015)
Intervensi Keperawatan
A. Nyeri Akut berhubungan dengan angen injury fisik.
Kriteria Hasil :
1) Mampu mengontrol nyeri
2) Rasa nyeri berkurang
3) Mampu mengenal nyeri
Intervensi :
1) Kaji Skala Nyeri
2) Observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan.
3) Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengkaji pengalaman nyeri.
4) Ajarkan pasien pengobatan non farmakologi.
5) Kolaborasikan pemberian analgetik.
B. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif.
● Kriteria Hasil :
1) Bebas dari tanda-tanda infeksi.
2) Mampu mencegah timbulnya infeksi.
3) Jumlah leukosit dalam jumlah normal.
4) Menunjukkan perilaku hidup sehat.
● Intervensi :
1) Monitor kerentanan terhadap infeksi.
2) Inspeksi kondisi luka atau insisi bedah.
3) Berikan perawatan luka.
4) Jika ada tanda-tanda infeksi kolaborasikan dengan dokter.
C. Ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini.
● Kriteria Hasil :
1) Mampu mengontrol cemas
2) Vital sign dalam batas normal
● Intervensi :
1) Identifikasi tingkat kecemasan
2) Motivasi pasien untuk mengungkapkan perasaannya
3) Motivasi keluarga untuk meneani
4) Gunakan pendekatan yang menenangkan
D. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi.
● Kriteria Hasil :
1) Mengetahui makan-makanan yang boleh dikonsumsi.
2) Mengetahui tujuan dari diet yang dianjurkan.
● Intervensi :
1) Kaji pengetahuan diet yang dianjurkan.
2) Berikan penyuluhan diet pada pasien post operasi.
(NIC, 2015)
KESIMPULAN