Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (NYERI)


RSUD ULIN BANJARMASIN

Disusun Oleh:
Annisa
2014901210103

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS B
BANJARMASIN, 2021
KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (NYERI)

1. Definisi Kebutuhan Rasa Aman Nyaman Dan Definisi Nyeri


Nyeri bersifat sangat subjektif karena intensitas dan responnya pada setiap
orang berbeda-beda. Berikut ini adalah pendapat beberapa ahli tentang
pengertian nyeri :
a) Long (1996) : nyeri merupakan perasaan tidak nyaman yang subjektif dan
hanya orang yang mengalaminya yang dapat menjelaskan dan mengevaluasi
perasaan tersebut.
b) Priharjo (1992) : secara umum, nyeri merupakan perasaan tidak nyaman,
baik ringan maupun berat.
c) Mc Coffery (1979) : nyeri merupakan suatu keadaan yang memengarughi
seseorang yang keberadaannya diketahui hanya jika orang tersebut pernah
mengalaminya.
d) Arthur C. Curton (1983) : nyeri merupakan suatu mekanisme produksi bagi
tubuh, timbul ketika jaringan sedang dirusak, dan menyebabkan individu
tersebut bereaksi untuk menghilangkan rangsangan nyeri.
Kenyamanan dan rasa nyaman adalah suatu keadaaan telah terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman(suatu kepuasan
yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan(kebutuhan telah
terpenuhi), dan transenden(keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah
dan nyeri).
2. Fisiologis Kebutuhan Dasar Nyeri

3. Diagnosa Keperawatan
a) Diagnosa 1: Ntyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan
yang muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau
digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa (International
Association for the study of Pain): awitan yang tiba-tiba atau lambat dari
intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atu
diprediksi dan berangsung <6 bulan.
b) Diagnosa 2: Resiko Infeksi
Definisi: Mengalami peningkatan resiko terserang organisme patogenik.
c) Diagnosa 3: Resiko Cedera
Definisi: Beresiko mengalami cedera dsebagai akibat kondisi lingkungan
yang berinteraksi dengan sumber adaptif dan sumber deensif individual.
4. Batasan Karakteristik
a) Diagnosa 1: Nyeri Akut
 Batasan karakteristik: Perubahan selera makan, perubahan tekanan
darah, perubahan frekuensi jantung, perubahan frekuensi pernafasan,
prilaku distraksi, mengekspresikan prilaku, sikap melindungi nyeri,
ditasi pupil dan melaporkan nyeri secara verbal.
b) Diagnosa 2: Resiko Infeksi
 Faktor-aktor resiko: Penyakit kronis (DM, Obesitas), pengetahuan yang
tidak cukup untuk menghindari pemanjanan pathogen, pertahanan tubuh
primer yang tidak adekuat, ketidakadekuatan pertahanan sekunder,
vaksinasi tidak adekuat, pemajanan terhadap patoen, lingkungan
meningkat (wabah), prosedur invasive dan malnutrisi.
c) Diagnosa 3: Resiko Cedera
 Actor-faktor resiko: Eksternal (biologis, zat kimia, manusia, cara
pembedahan/transfor, nutrisi), internal (profl darah yang abnormal,
disfungsi biokimia, usia perkembangan, disfungsi efektor, disfungsi
integrati dll).
5. Faktor yang Berhubungan/Etiologi
a) Nyeri Akut
Faktor yang berhubungan: Agen cedera (biologis, zat kimia, fisik,
fisiologis)
b) Resiko Infeksi : -
c) Resiko Cedera: -
6. NOC NIC
Diagnosa 1: Nyeri Akut
a) Tujuan dan Kriteria hasil
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama .......x24
jam, diharapakan nyeri berkurang.
Kriteria hasil:
1) Tingkat Kenyamanan : Tingkat persepsi positif terhadap
kemudahan fisik dan psikologis
2) Pengendalian diri : Tindakan individu untuk mengendalikan
nyeri
3) Tingkat nyeri : Keparahan nyeri yang dapat diamati atau
dilaporkan
b) Intervensi keperawatan dan Rasional
1) Intervensi: Manajemen Nyeri
Rasional: Meringankan atau mengurangi nyeri sampai pada
tingkat kenyamanan yang dapat diterima oleh pasien.
2) Intervensi: Pemberian analgesik
Rasional: Menggunakan agens-agens farmakologi untuk
mengurangi atau menghilangkan nyeri.
3) Intervensi: Manajemen medikasi
Rasional: Memfasilitasi penggunaan obat resep atau obat bebas
secara aman dan efektif.
Diagnosa 2: Risiko Infeksi
a) Tujuan dan Kriteria hasil
Tujuan: Pasien dapat menunjukkan penurunan infeksi.
Kriteria hasil: pasien menunjukkan tidak ada tanda-tanda infeksi.
b) Intervensi keperawatan dan rasional
1) Intervensi: Kaji adanya tanda-tanda peradangan seperti adanya
demam, bengkak, kemerahan, hangat dan kelemahan fungsi
pada area pemasangan alat invasif.
Rasional: tubuh berespons terhadap adanya infeksi melalui
adanya tanda demam, bengkak, kemerahan, hangat, dan
kelemahan fungsi organ.
2) Intervensi: observasi tanda vital setiap 4 jam
Rasional: perubahan tanda vital, seperti adanya demam,
peningkatan nadi merupakan salah satu indikasi adanya infeksi.
3) Intervensi: Lakukan perawatan luka, alat invasif secara aseptik
dan antiseptik.
Rasional: luka merupakan sarana yang paling mudah masuknya
kuman dari luar maupun dari dalam, perawatan luka yang baik
dapat mencegah infeksi pada luka.
4) Intervensi: lakukan cuci tangan/ hand higene sebelum dan
sesudah kontak dengan pasien.
Rasional: cuci tangan dapat memotong rantai infeksi.
5) Intervensi: kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian
antibiotik.
Rasional: antibiotik dapat membunuh kuman pathogen
penyebab penyakit.
Diagnosa 3: Risiko Cedera
a) Tujuan dan Kriteria hasil
Tujuan: cedera tidak terjadi dan pasien menunjukkan perilaku
pencegahan terjadinya cedera.
Kriteria hasil: pasien menyatakan berkurangnya episode jatuh dan
rasa takut terhadap bahaya jatuh.
b) Intervensi keperawatan dan rasional
1. Intervensi: kaji dan identifikasi faktor risiko cedera yang
mungkin terjadi pada pasien.
Rasional: banyak faktor yang mempengaruhi cedera, seperti
kedaan pasien dan lingkungan.
2. Intervensi: kaji kemampuan pasien dalam menggunakan alat
bantu jalan seperti kruk, tripot, dan lain-lain.
Rasional: ketidakmampuan menggunakan alat bantu jalan,
pasien dapat terpeleset dan jatuh.
3. Intervensi: latih pasien menggunakan alat bantu jalan dengan
benar dapat mencegah terjadinya jatuh.
Rasional: kemampuan menggunakan alat bantu jalan dengan
benar dapat mencegah terjadinya jatuh.
4. Intervensi: bantu pasien dalam melakukan aktivitas dan
mobilisasi.
Rasional: membantu mencegah trauma.

7. Daftar Pustaka
H.Alimul, A. Aziz. 2011. Pengantar Konsep Dasar Manusia 1. Jakarta:
Salemba Medika
Haswita dan Reni Sulistyowati..2017.Kebutuhan Dasar Manusia untuk
Mahasiswa Keperawatan dan Kebidanan. Jakarta Timur: CV Trans Info
Media
Koziar, (2010). FundalmentalOf Nursing Concepts and Process7. Jakarta:
EGC.
NANDA Internasional 2018-2020, Diagnosis Keperawatan Definisi dan
Klasifikasi,Penerbit: EGC
Saputra, Lyndon. 2013.Catatan Ringkas Kebutuhan Dasar Manusia.
Tangerang Selatan: Binarupa Aksara Publisher
Tamsuri A. 2010. Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.

Banjarmasin, April 2021

Preseptor Klinik Ners Muda

(Helda Iriani, Ns., M.Kep) ( Annisa )

Anda mungkin juga menyukai