Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN KASUS POST

OP DEBRIDEMENT DI RUANGAN TERATAI BEDAH


RSUD MOKOPIDOTOLITOLI

DISUSUN OLEH

NAMA: MARDIA

NIM: PO7247319024

MENGETAHUI

CIAKADEMIK CIRUANGAN

Ns. Azwar,S.Kep., M.Kep. Ns. Niluh Putu Rintho Andari Dewi,S.Kep

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU


PRODI DIII KEPERAWATAN TOLITOLI
TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Definisi Debridement
Debridement adalah prosedur pengangkatan jaringan kulit mati (nekrotik) yang terinfeksi
untuk membantu peyembuhan luka. Prosedur ini juga dilakukan untuk menghilangkan benda
asing yang mungkin masuk ke dalam jaringan kulit. (Putri,2021).
Debridement adalah proses pengangkatan jaringan avital atau jaringan mati dari suatu luka.
Jaringan avital dapat berwarna lebih pucat, coklat muda atau hitam dan dapat kering atau basah.
Debridement adalah suatu tindakan untuk membuang jaringan nekrosis,callus dan jaringan
fibrotik. Jaringan mati yang dibuang sekitar 2-3 mm dari tepi luka ke jaringan sehat ( Ayu , 2017 )
Debridement merupakan suatu tindakan eksisi yang bertujuan untuk membuang jaringan
nekrosis maupun debris yang menghalangi proses penyembuhan luka dan potensial terjadi atau
berkembangnya infeksi sehingga merupakan tindakan pemutus rantai respon inflamasi sistemik
maupun sepsis. (Chadwick,2012).
B. Etiologi
Etiologi debridement yaitu antara lain:
1. Luka insisi, terjadi karena teriris oleh instrument yangtajam
2. Luka memar, terjadi akibat benturan oleh suatu tekanan dan dikarakteristikkan oleh cedera
jaringan lunak.
3. Luka lecet, terjadi akibat pergesekan dengan benda lain biasanya dengan benda yang tidak
tajam.
4. Luka tusuk, terjadi akibat adanya benda, peluru atau pisau yang masuk kedalam kulit dengan
diameter yang kecil.
5. Luka gores, terjadi akibat benda yang tajam seperti oleh kaca ataukawat.
6. Luka tembus yaitu luka yang menembus organ tubuh biasanya pada bagian awal luka masuk
diameternya kecil tetapi pada bagian ujung biasanya lukanya akan melebar.
7. Lukabakar
8. Luka gigitan hewan biasanya disebabkan karena adanya gigitan dari hewan liar atau peliaraan.
Hewan liar biasanya menggigit adalah hewan yang ganas dan pemakan daging yaitu usaha
untuk membeladiri.
9. Luka gigitan biasanya berupa luka tusuk kecil atau luka compang camping luas yang berat
(Marhawati,2019)
C. ManifestasiKlinis
Tanda dan gejala yang dapat timbul pada pasien dengan debridement yaitu antara lain:
1. Nyeri(pain).
2. Kepucatan(paleness).
3. Kesemutan(pulselessness).
4. Lumpuh (paralysis). (Marhawati,2019).
Manifestasi klinis yang sering terjadi pada pasien post debridement yaitu meliputi:
1. Nyeri pada kaki akibat insisi pembedahan.
2. Perdarahan kecil akibat pembedahan.
3. Kelemahan.
4. Konstipasi (Tamaela,2020)
D. Patofisiologi
Luka terjadi akibat kekerasan benda tumpul, goresan, jatuh, kecelakaan sehingga kontinuitas
jaringan terputus. Pada umumya respon tubuh terhadap trauma aka terjadi proses peradangan atau
inflamasi.Reaksi peradangan akan terjadi apabila jaringan terputus. Dalam keadaan ini ada
peluang besar timbulnya infeksi yang sangat hebat. Penyebabnya cepat yang di sebabkan oleh
mikroorganisme yang biasanya tidak berbahaya. Reaksi peradaan itu sebenarnya adalah peristiwa
yang di koordinasikan dengan baik yang dinamis dan kontinyu untuk menimbulkan reaksi
peradangan maka jaringan harus hidup dan harus di mikrosekulasi fungsional. Jika jaringan yang
hidup dengan sirkulasi yang utuh terjadi pada tepinya antara jaringan mati danhidup.
Nyeri timbul karena kulit mengalami luka sehingga terjadi kerusakan jaringan sel-sel yang
membentuk zat kimia sehingga akan menurunkan ambang stimulus terhadap reseptomekano
sensitive dan hemosensitif (Correia, 2021).
F. Phatway
G. Klasifikasi
1. Debridement alami
Pada peristiwa debridement alami, jaringan mati akan memisahkan diri secara spontan dari
jaringan viable yang ada dibawahnya.
2. Debridement mekanis
Debridement mekanis meliputi penggunaan gunting bedah dan porsep untuk memisahkan dan
mengangkat eskar.
3. Debridement bedah
Debridement bedah ialah tindakan operasi dengan mengupas kulit dengan cara bertahap sampai
mengenai jaringan yang masih berdarah (Kusmiransyah, 2021).

H. Komplikasi
Komplikasi yang dapat muncul pada pasien debridement yaitu :
1. Iritasi.
2. Pendarahan.
3. Kerusakan jaringan kulit.
4. Reaksi alergi.
5. Infeksi bakteri (Putri, 2021)
I. PemeriksaanPenunjang
1. Pemeriksaan hemoglobin
2. Pemeriksaan eritrosit: Membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagia dari
sistem kekebalan tubuh
3. Masa pembekuan darah: Untuk melihat berapa lama diperlukan untuk proses pembukaan
darah karena ketika dilakukan debridement akan ada perlukaan pada sekitar luka.
(Kusmiransyah,2021).
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Biodata
a) Identitas Pasien (nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, agama, suku,
alamat, status, tanggal masuk, tanggal pengkajian, diagnose medis)
b) Identitas penanggung jawab (nama, umur, pekerjaan, alamat, hubungan dengan pasien)
2. Riwayat kesehatan
a) Keluhan utama, biasanya keluhan utama yang dirasakan pasien saat dilakukan
pengkajian. Pada pasien post debridement yaitu nyeri 5 – 6 (skala 0-10)
b) Riwayat kesehatan sekarang, data diambil saat pengkajian berisi tentang perjalanan
penyakit pasien dari sebelum dibawa ke IGD sampai dengan mendapatkan perawatan di
bangsal.
c) Riwayat kesehatan dahulu, adakah riwayat penyakit terdahulu yang pernah diderita oleh
pasien tersebut, seperti pernah menjalani operasi berapa kali,dan dirawat di RS berapa
kali.
d) Riwayat kesehatan keluarga
3. PolaFungsional
a) Pola persepsi kesehatan, adakah riwayat infeksi sebelumnya,persepsi pasien dan keluarga
mengenai pentingnya kesehatan bagi anggota keluarganya.
b) Pola nutrisi dan cairan, pola makan dan minum sehari-hari sebelum dan selama sakit,
jumlah makanan dan minuman yang dikonsumsi, jenis makanan dan minuman, waktu
berapa kali sehari, nafsu makan menurun / tidak, jenis makanan yang disukai, penurunan
berat badan.
c) Pola eliminasi, mengkaji pola BAB dan BAK sebelum dan selama sakit, mencatat
konsistensi,warna, bau, dan berapa kali sehari, konstipasi,beser.
d) Pola aktivitas dan latihan, reaksi setelah beraktivitas (muncul keringat dingin, kelelahat/
keletihan), perubahan pola nafas setelah aktifitas, kemampuan pasien dalam aktivitas
secara mandiri.
e) Pola tidur dan istirahat, berapa jam sehari, terbiasa tidur siang, gangguan selama tidur
(sering terbangun), nyenyak,nyaman.
f) Pola persepsi kognitif: konsentrasi, daya ingat, dan kemampuan mengetahui tentang
penyakitnya.
g) Pola persepsi dan konsep diri, adakah perasaan terisolasi diri atau perasaan tidak percaya
diri karena sakitnya.
h) Pola reproduksi dan seksual
i) Pola mekanisme dan koping : emosi, ketakutan terhadap penyakitnya, kecemasan yang
muncul tanpa alasan yang jelas.
j) Pola hubungan : hubungan antar keluarga harmonis, interaksi , komunikasi, cara
berkomunikasi.
k) Pola keyakinan dan spiritual : agama pasien, gangguan beribadah selama sakit, ketaatan
dalam berdo’a dan beribadah.
4. PemeriksaanFisik
a) Inspeksi
b) Palpasi
c) Perkusi
d) Auskultasi
5. Pemeriksaan diagnostik.
6. Klasifikasidata.
Analisa data. (Tamaela, 2020).
B. DiagnosaKeperawatan
Diagnosa keperawatan pada klien dengan post op debridement yaitu (NANDA-I Diagnosis
keperawatan, Tahun 2018-2020. Edisi XI)

1. Nyeri akut b.d Terputusnya kontinuitasjaringan


2. Resiko infeksi b.d prosedur invasif: luka post opdebridement.
C. Intervensi
Intervensi keperawatan pada klien dengan post op debridement yaitu (NANDA NIC. Edisi VII,
NANDA NOC. Edisi VI).
1. Nyeri akut b.d terputusnya kontinuitas
jaringan
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan nyeri dapat berkurang atau
teratasi dengan kriteria hasil:
a) Ekspresi nyeri wajah (meringis) tidakada
b) Nyeri yang dirasakanringan
c) Ketidaknyamanan tidak adaIntervensi:
a) Kaji karakteristik nyeri
R/ untuk mengetahui perkembangan nyeri yang dirasakan klien
b) Ukur TTV klien
R/ untuk mengetahui perkembangan TTV klien
c) Berikan posisinyaman
R/ agar klien tidak terlalu merasa nyeri
d) Ajarkan teknikrelaksasi
R/ agar klien merasa tenang
e) Kolaborasi pemberiantherapy
R/ untuk membantu proses penyembuhan
2. Resiko infeksi b.d efek prosedur invasive:
luka post op debridementTujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan tidak terjadi infeksi dengan
kriteria hasil:
a) Tidak ada tanda-tanda infeksiIntervensi:
a) Kaji tanda-tandainfeksi
R/ untuk mengetahui apakah ada tanda-tanda infeksi atau tidak
b) Lakukan perawatan luka
R/ agar luka tetapbersih
c) Anjurkan keluarga untuk tidak membukaverban
R/ untuk menghindari masuknya kotoran
d) Kolaborasi pemberiantherapy
R/ untuk membantu proses penyembuhan. (Tamaela, 2020)

D. Implementasi
Menurut Keliat (2012) implementasi keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan
keperawatan dengan memperhatikan dan mengutamakan masalah utama yang aktual dan
mengancam integritas klien beserta lingkungannya. Sebelum melaksanakan tindakan keperawatan
yang sudah direncanakan, perawat perlu menvalidasi apakah rencana tindakan keperawatan masih
dibutuhkan dan sesuai dengan kondisi klien pada saat ini. Hubungan saling percaya antara perawat
dengan klien merupakan dasar utama dalam pelaksanaan tindakan keperawatan.
E. Evaluasi
Evaluasi adalah membandingkan secara sistematik dan terencana tentang kesehatan klien
dengan tujuan yang telah ditetapkan dengan kenyataan yang ada pada klien,dilakukan dengan cara
bersinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Evaluasi keperawatan
merupakan tahap akhir dari rangkaian proses keperawatan yang berguna apakah tujuan dari
tindakan keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau perlu pendekatan lain.
(Dinarti & Mulyanti. Y, 2017).

DAFTAR PUSTAKA
Ayu G, ( 2017 ). Lp Debridement dengan ulkus diabetik. Palembang. Stikes
palembang

Chadwick, H, S. 2012. Debridement of diabetic foot wounds. Nursing standard/ RCN publishing.

https://id.scribd.com/document/440386505/LP-DEBRIDEMENT-FIX

Kusmiransyah, E. (2021, May 11). LP Debridement. Dipetik Desember 26, 2021, dari SCRIBD:

https://www.scribd.com/document/498297793/Lp-Debridement

Keliat, B. A. & Akemat. (2012). Keperawatan kesehatan jiwa komunitas. Jakarta


: EGC.

Marhawati. (2019, October 09). LP Debridement 1. Dipetik Desember 26, 2021, dari SCRIBD:
https://www.scribd.com/document/429463627/Lp-Debridement-1

Putri, P. (2021, May 12). Debridement. Dipetik Desember 26, 2021, dari SehatQ:
https://www.google.com/amp/s/www.sehatq.com/tindakan-medis/debridement/amp

Tamaela, R. (2020, April 12). LP Debridement. Dipetik Desember 26, 2021, dari SCRIBD:
https://www.scribd.com/document/456058163/Lp-Debridement-docx

Anda mungkin juga menyukai