Anda di halaman 1dari 33

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Sang Maha Pencipta dan Pengatur Alam Semesta, berkat Ridho

Nya, kami akhirnya mampu menyelesaikan tugas makalah seminar yang berjudul

"Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Soft Tumor Tissue Di Ruang Sekar

Jagad RSUD Bendan.”

Penyusunan laporan penelitian ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas praktek klinik

keperawatan. Dalam penyusunan laporan penelitian ini tidak sedikit kesulitan dan

hambatan yang kami alami, namun berkat dukungan, dorongan dan semangat dari orang

terdekat, sehingga kami mampu menyelesaikannya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

kami mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Ns. Ta’adi S.Kep M.HKes selaku dosen pembimbing klinik.

2. Ibu Yurotul Mahfudah AMK selaku CI di ruang Sekar Jagad RSUD Bendan

3. Ibu dan ayah kami telah mendidik, mendoakan, mendampingi, sampai

membiayaiku hingga saat ini.

4. Dan semua teman seangkatan yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.

Akhirnya saya berharap semoga Allah memberikan balasan yang setimpal kepada

mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini

sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.

Pekalongan, 1 Desember 2014

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 1
C. Ruang Lingkup 1
D. Sistematika 1
BAB II TINJAUAN TEORI 2
A. Definisi 2
B. Etiologi 2
C. Tanda dan gejala 2
D. Patofisiologi 3
E. Komplikasi 3
F. Penatalaksanaan 4
G. Konsep dasar asuhan keperawatan 4
BAB III TINJAUAN KASUS 7
A. Pengkajian 7
B. Diagnosa Keperawatan 15
C. Rencana Keperawatan 17
D. Tindakan Keperawatan 19
E. Evaluasi 25
BAB IV PEMBAHASAN 26
BAB V PENUTUP 27
A. Kesimpulan 27
B. Saran 27
DAFTAR PUSTAKA 28

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Soft Tissue Tumor (STT) atau tumor jaringan lunak merupakan salah satu kasus yang
jarang dijumpai di rumah sakit. Dari sekian banyak klien bedah di RSUD Bendan
Pekalongan ruang sekarjagad, hanya ditemukan satu klien kasus Soft Tissue Tumor ini.
Maka dari itu kami mengangkat kasus ini untuk dibahas secara detail.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penyusunan laporan ini adalah untuk mengupas dan membahas
tentang asuhan keperawatan pada klien post operasi Soft Tissue Tumor (STT).
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penyusunan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas keperawatan
klinik Keperawatan Medikal Bedah II.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pada laporan Soft Tissue Tumor ini adalah Ruang Sekarjagad kelas II di
RSUD Bendan Pekalongan.

D. Sistematika
Sistematika pada laporan kasus ini diantaranya adalah sebagai berikut. BAB I berisi
pendahuluan yang meliputi : latar belakang, tujuan, ruang lingkup, dan sistematika.
Kemudian pada BAB II berisi tinjauan teori meliputi : pengkajian, diagnose yang mungkin
muncul, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan, dan evaluasi. Untuk BAB III
berisi tinjauan kasus yang meliputi langkah- langkah dalam asuhan keperawatan antara
lain : pengkajian, diagnose keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi
keperawatan, dan evaluasi. BAB IV berisi pembahasan. Dan yang terakhiir adalah BAB V
penutup yang berisi simpulan dan saran.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Soft Tissue Tumor (STT) adalah benjolan atau pembengkakan abnormal yang
disebabkan oleh neoplasma dan nonneoplasma. (Brunner and Suddart. 2001)
Soft Tissue Tumor (STT) adalah pertumbuhan sel baru, abnormal, progresif, dimana
sel-selnya tidak tumbuh seperti kanker. (Price, Sylvia Anderson. 1995)
Kesimpulannya, Soft Tissue Tumor (STT) adalah suatu benjolan atau pembengkakan
abnormal yang disebabkan pertumbuhan sel baru.

B. Etiologi
1. Kondisi genetik
Ada bukti tertentu pembentukan gen dan mutasi gen adalah faktor predisposisi untuk
beberapa tumor jaringan lunak, dalam daftar laporan gen yang abnormal, bahwa gen
memiliki peran penting dalam diagnosis.
2. Radiasi
Mekanisme yang patogenic adalah munculnya mutasi gen radiasi-induksi yang mendorong
transformasi neoplastic.
3. Lingkungan carcinogens
Sebuah asosiasi antara eksposur ke berbagai carcinogens dan setelah itu dilaporkan
meningkatnya insiden tumor jaringan lunak.
4. Infeksi
Infeksi virus Epstein-Barr dalam orang yang kekebalannya lemah juga akan meningkatkan
kemungkinan tumor pembangunan jaringan lunak.
5. Trauma
Hubungan antara trauma dan Soft Tissue Tumors nampaknya kebetulan. Trauma
mungkin menarik perhatian medis ke pra-luka yang ada.

C. Tanda dan gejala


Tanda dan gejala tumor jaringan lunak tidak spesifik, tergantung pada lokasi dimana
tumor berada, umumnya gejalanya berupa adanya suatu benjolan dibawah kulit yang
tidak terasa sakit. Hanya sedikit penderita yang mengeluh sakit, yang biasanya terjadi
akibat perdarahan atau nekrosis dalam tumor, dan bisa juga karena adanya penekanan
pada saraf-saraf tepi. Dalam tahap awal, jaringan lunak tumors biasanya tidak
menimbulkan gejala karena jaringan lunak yang relatif elastis, tumors dapat tumbuh lebih
besar, mendorong samping jaringan normal, sebelum mereka merasa atau menyebabkan
masalah. kadang gejala pertama biasanya gumpalan rasa sakit atau bengkak. dan dapat
menimbulkan gejala lainnya, seperti sakit atau rasa nyeri, karena dekat dengan menekan
saraf dan otot. Jika di daerah perut dapat menyebabkan rasa sakit abdominal umumnya
menyebabkan sembelit.

D. Patofisiologi
Pada umumnya tumor-tumor jaringan lunak Soft Tissue Tumors (STT) adalah proliferasi
masenkimal yang terjadi di jaringan nonepitelial ekstraskeletal tubuh. Dapat timbul di
tempat di mana saja, meskipun kira-kira 40% terjadi di ekstermitas bawah, terutama
daerah paha, 20% di ekstermitas atas, 10% di kepala dan leher, dan 30% di badan.

PATHWAYS

E. Komplikasi
Pada kasus Soft Tissue Tumor (STT) yang ditangani menggunakan prosedur pembedahan
komplikasi yang dapat muncul adalah :
1. Prosedur pembedahan tersebut merupakan trauma jaringan lunak
2. Efek anestesi bisa menyebabkan komplikasi sampai dengan kematian
F. Penatalaksanaan
1. Bedah adalah yang paling umum untuk perawatan jaringan lunak tumor. Jika
memungkinkan, dokter akan menghapus kanker dan margin yang aman dari jaringan
sehat di sekitarnya. Penting untuk mendapatkan margin yang aman dari jaringan yang
sehat disekitarnya
2. Terapi radiasi dapat digunakan untuk operasi baik sebelum atau setelah shrink Tumors
operasi apapun untuk membunuh sel kanker yang mungkin tertinggal.
3. Kemoterapi dapat digunakan dengan terapi radiasi, baik sebelum atau sesudah operasi
untuk mencoba bersembunyi di setiap tumor atau membunuh sel kanker yang tersisa.

Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
a. Anamnesa, mengkaji riwayat kesehatan klien. Mengkaji dengan menggunakan PQRST
b. Mengumpulkan data objektif dari klien
c. Melakukan pemeriksaan fisik
d. Melakukan pemeriksaan penunjang
2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan luka post operasi
b. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat post operasi
c. Gangguan pola aktifitas berhubungan dengan luka post operasi
d. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit
e. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan luka post operasi
3. Perencanaan
Dx 1. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan luka post operasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan masalah gangguan
perfusi jaringan teratasi.
Dengan kriteria hasil :
Ds. klien mengatakan sudah lebih membaik
Do. - Klien tampak tenang
- Klien tampak sehat
Intervensi
- Kaji TTV dan observasi keluhan utama
- Kolaborasi dalam pemberian analgetik
- Atur posisi nyaman

Dx 2. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat post operasi


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan masalah gangguan
perfusi jaringan teratasi.
Dengan kriteria hasil :
Ds. Klien mengatakan sudah tidak nyeri lagi
Do. - skala nyeri berkurang (skala 2)
- klien bisa melakukan teknik relaksasi mandiri
Intervensi
- Kaji nyeri PQRST
- Observasi keluhan utama
- Manajemen nyeri
- Atur posisi nyaman
- Kolaborasi dalam pemberian analgetik

Dx 3. Gangguan pola aktivitas berhubungan dengan luka post operasi


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien dapat
beraktivitas dengan normal lagi,
Dengan kriteria hasil :
Ds. Klien mengatakan sudah sedikit bisa berjalan
Do. - klien tampak tenang
- klien bisa berpakaian sendiri
- klien dapat berpindah sendiri
Intervensi
- Observasi keluhan utama
- Atur posisi nyaman
- Ajarkan teknik relaksasi
- Ajarkan ROM aktif dan pasif

Dx 4. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan cemas klien dapat
berkurang
Dengan kriteria hasil :
Ds. Klien mengatakan memahami tentang penyakitnya
Do. - klien tampak tenang
Intervensi
- Atur posisi nyaman
- Motivasi klien
- Berikan penkes tentang penyakit yang diderita

Dx 5. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan luka post operasi


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan resiko infeksi
pada klien dapat teratasi.
Dengan kriteria hasil :
Ds. Klien mengatakan sudah lebih baik
Do. - klien tampak tenang
Intervensi
- Atur posisi nyaman
- Observasi keluhan utama
- Lakukan tindakan medikasi
- Kolaborasi dalam pemberian antibiotic
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN
Ruang/RS : SEKAR JAGAD / RSUD BENDAN
No Register : D52562
Tanggal Masuk : 23 November 2014
Tanggal Pengkajian : 24 November 2014. Jam 13.00
Diagnosa Medis : Soft Tissue Tumor (STT)

I. Identitas
a. Identitas klien
Nama : Ny. Q
Umur : 65 Th
Agama : Islam
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Banyu Urip, Pekalongan.
b. Identitas penangguang jawab
Nama : Tn. B
Umur : 34 Th
Pekerjaan : Wiraswasta
Hubungan dg klien : Jawa/Indonesia
Alamat : Banyu Urip, Pekalongan.
II. Status kesehatan
a. Persepsi kesehatan/manajemen kesehatan
1. Alasan masuk rumah sakit
Klien mengatakan ada benjolan yang semakin membesar dipaha sebelah kiri, dan salah
satu anggota keluarganya menyarankan untuk dibawa ke rumah sakit.

2. Riwayat kesehatan sekarang


Klien datang ke RSUD Bendan pada tanggal 23 November 2014 dengan masalah adanya
benjolan di paha sebelah kiri.
3. Keluhan utama saat pengkajian
Klien mengatakan adanya luka bekas operasi
Pengkajian PQRST
P : Paha sebelah kiri bekas luka pembedahan
Q: Nyeri tusuk
R : Paha sebelah kiri
S : Skala 6 (nyeri sedang)
T : Sewaktu-waktu
4. Riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatakan di keluarganya tidak memiliki riwayat penyakit HIV, Hepatitis B, TBC
dan lainnya.
5. Riwayat kesehatan dahulu
Klien mengatakan bahwa tiga tahun yang lalu dirinya pernah menjalani operasi serupa di
RS Swasta yang ada di Pekalongan.

b. Nutrisi dan metabolik


Klien tidak memiliki diet tertentu,
Sebelum sakit
Makan
 Frekuensi : 3x sehari
 Jumlah : 1 porsi setiap makan
 Jenis makanan : nasi putih, lauk, sayur
 Keluhan : tidak ada
Minum
 Frekuensi : 7 – 8 gelas (1600 cc)
 Jenis minuman : air putih, teh.
 Keluhan : tidak ada

Selama sakit
Makan
 Frekuensi : 3x sehari
 Jumlah : 1 porsi setiap makan
 Jenis makanan : nasi putih/bubur, lauk, sayur
 Keluhan : tidak ada
Minum
 Frekuensi : 7 – 8 gelas (1600 cc)
 Jenis minuman : air putih, teh.
 Keluhan : tidak ada
Masalah keperawatan : * tidak ada *

c. Eliminasi
BAB
Sebelum sakit
 Frekuensi : 2 hari sekali
 Konsistensi : Lunak
 Bau : Khas
 Keluhan : Tidak ada
Selama sakit
 Frekuensi : 2 hari sekali
 Konsistensi : Lunak
 Bau : Khas
 Keluhan : Tidak ada
BAK
Sebelum sakit
 Frekuensi : 4 – 6 x sehari
 Bau : Khas
 Keluhan : Tidak ada
Selama sakit
 Frekuensi : 5 – 6 x sehari
 Bau : Khas
 Keluhan : Tidak ada

d. Aktivitas
Sebelum sakit
 Duduk : Mandiri
 Berdiri : Mandiri
 Toileting : Mandiri
 Personal Hygiene : Mandiri
Selama sakit
 Duduk : di bantu orang lain
 Berdiri : di bantu orang lain
 Toileting : di bantu orang lain
 Personal Hygiene : di bantu orang lain
Masalah keperawatan : *Perubahan pola aktivitas berhubungan dengan luka post operasi*

e. Kebutuhan istirahat dan tidur


Klien tidak mengalami gangguan tidur.
Sebelum sakit : klien tidur 5 – 7 jam/hari
Selama sakit : klien tidur 5 – 8 jam/hari
Masalah keperawatan : * tidak ada *

f. Persepsi/kognitif
Tingkat kesadaran klien composmentis, klien tidak memiliki keluhan ingatan (pikun
ataupun amnesia). Klien tidak menggalami gangguan dalam berbicara. Klien merasakan
nyeri
P : luka post op. soft tissue tumor
Q : Nyeri tusuk
R : Paha sebelah kiri bagian posterior
S : Skala 6 (nyeri sedang)
T : Sewaktu-waktu
Masalah keperawatan : nyeri berhubungan dengan luka post operasi

g. Persepsi diri
Klien mengatakan dirinya seorang hamba Allah yang sedang terkena cobaan dan akan
selalu sabar dalam menghadapi. Klien mengharapkan kesembuhan dan ber doa agar tidak
terjadi masalah seperti ini lagi. Klien merasa cemas saat akan dilakukan tindakan
pembedahan, namun setelah dilakukan tindakan pembedahan rasa cemas klien hilang.
Masalah keperawatan : * tidak ada *

h. Hubungan sosial
Orang terdekat anak dan keluarga, Hubungan klien dengan keluarga dan masyarakat
baik. Yang membantu/merawat klien seusai dari rumah sakit adalah keluarga
terdekatnya. Tidak ada hambatan yang berhubungan dengan orang lain.
Masalah keperawatan : * tidak ada *

i. Seksualitas/rproduksi
Klien berjenis kelamin perempuan, sudah menikah dan memiliki 4 orang anak. Klien
sudah dalam masa menopause.
Masalah keperawatan : * tidak ada *

j. Mekanisme koping
Klien mengatasi stress yang dialaminya dengan cara tabah berserah diri dan lebih
mendekatkan diri pada sang Maha pencipta.
Masalah keperawatan : * tidak ada *

k. Spriritual
Klien beragama islam, dan selalu menjalankan perintah agama dengan baik. Klien sering
membantu sesama umat.
Masalah keperawatan : * tidak ada *

III. Pemeriksaan penunjang


a. Keadaan Umum
1. Kesadaran : Composmentis
GCS : 15 , m : 6 , v : 5 , mata : 4
2. TTV
TD : 150/80 mmHg
Nadi : 82 x/menit
Suhu : 36,50C
RR : 20 x/menit
b. Pemeriksaan Fisik head to toe
1. Kepala dan Rambut
Inspeksi : bentuk kepala simetris, tidak ada lesi, rambut berwarna hitam dan
beruban.
2. Mata
Inspeksi : letak mata simetris, konjung tidak anemis, reflek pupil isokor.
3. Telinga
Inspeksi : bentuk simetris (kanan dan kiri), keadaan bersih tidak ada serumen
4. Mulut
Inspeksi : mukosa mulut lembab, tidak ada sekret di tenggorokan.
5. Leher
Inspeksi : keadaan bersih
Palpasi : tidak terjadi pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis, reflek menelan
baik.
6. Dada
a) Paru – paru
Inspeksi : nafas teratur, tidak menggunakan otot bantu nafas.
Auskultasi : suara paru vesikuler
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : sonor
b) Jantung
Inspeksi : tampak ictus cordis
Auskultasi : bunyi jantung lup dup
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
7. Abdomen
Inspeksi : simetris, tidak ada pembengkakan
Auskultasi : bising usus 3-15x per menit
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : timpani
8. Genitalia dan anus
Inspeksi : klien berjenis kelamin perempuan, tidak terpasang kateter, bersih tidak
ada lesi
9. Kulit
Inspeksi : warna kulit kuning langsat, tidak ada alergi dan lesi.
Palpasi : turgor kulit baik (kembali kurang dari 2 detik)
10. Ekstremitas atas
a) Dextra
Inspeksi : bentuk tangan kanan simetris, tidak terdapat kelainan, tepasang infus
Ringer Laktat 20 tpm
b) Sinistra
Inspeksi : bentuk tangan kiri simetris,tidak ada kelainan
11. Ekstemitas bawah
a) Dextra
Inspeksi : bentuk kaki kanan simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada kelainan,
tidak ada edema.
b) Sinistra
Inspeksi : pada bagian posterior terdapat luka post operasi sepanjang 20 cm, dengan
17 jahitan, keadaan luka bersih tanpa pus dan luka terpasang drain, pergerakan kurang
bebas .
Palpasi : nyeri tekan skala 6 area luka.

c. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan tanggal : 23 November 2014

Jenis pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal


a. Pemeriksaan darah rutin
Hemoglobin 8,5 g/dl 11,5 – 16,5
Hematokrit 26,7 % 35,0 – 47,0
Lekosit 8,01 10^3 /ul 4,0 – 10,0
Trombosit 173 10^3/ul 150 – 500
Eritrosit 2,95 10^6/ul 4,4 – 6,0

b. Index eritrosit
MCV 90,5 Fl 79,0 – 99,0
MCH 20,8 pg 27,0 – 31,0
MCHC 31,8 g/dl 33,0 – 37,0
RDW CV 16,7 % 11,5 – 14,5
RDW SD 51,3 fL 33 – 47
PDW 8,5 fL 9 – 13
MPV 8,5 fL 7,9 – 11,1
PLCR 12,1 % 15,0 – 25,0
d. Terapi
Terapi yang diberikan pada tanggal 24 November 2014
 Infus Ringer Laktat 20 tpm
 Infus Natrium Clorida 20 tpm
 Injeksi Ceftriaxone 1 x 1 gram
 Injeksi Ketorolac 3 x 1 ampul
 Oral Astranex 3 x 500 mg
 Oral Vitamin K 1 x 1 tablet
 Oral Vitamin C 1 x 1 tablet
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama Klien : Ny. Q
Ruang/No Reg :Sekar Jagad / D52562
Diagnosa Medis :Post Operasi Soft Tissue Tumor
N Problem/ Diagnosa
Tanggal Data Fokus Etiologi
o Masalah Keperawatan
1. 24 Nov 2014 Ds. Nyeri Terputus- Nyeri b.d
 Klien mengata-kan nya konti- terputusnya
nyeri di paha nuitas jari- kontinuitas
P : luka post op. ngan jaringan luka
Q : nyeri tekan post operasi
R : Paha kiri
S : Skala nyeri 6
T : sewaktu -waktu

Do.
 Klien tampak lemas
2. 24 Nov 2014 Ds. Resiko Luka post Resiko tinggi
 Klien menga-takan Infeksi operasi infeksi b.d
ada luka post luka post
operasi di pahanya. operasi

Do.
 Luka post operasi.
Di pahanya ter-
pasang drainase
3. 24 Nov 2014 Ds. Ganggu- luka post Gangguan
 Klien menga-takan an pola operasi pola aktivitas
tidak dapat aktivitas berhubungan
melakukan aktivi- dengan luka
tas secara bebas post operasi

Do.
 Aktivitasnya di
bantu orang lain
C. RENCANA KEPERAWATAN
Nama Klien : Ny. Q
Ruang/No Reg : Sekar Jagad / D52562
Diagnosa Medis : Post Operasi Soft Tissue Tumor
N Diagnosa Tujuan dan Kriteria
Tanggal Intervensi Paraf
o Keperawatan hasil
1. 24 Nov 2014 Nyeri b.d Setelah dilakukan tin-1. Atur posisi
terputusnya dakan keperawatan nyaman
kontinuitas selama 3 x 24 jam2. Ajarkan teknik
jaringan luka diharapkan masalah relaksasi
post operasi nyeri dapat teratasi3. Pantau TTV
dengan kriteria : 4. Memberi-kan
Ds. Klien mengata-kan obat analgetik
nyerinya ter-kontrol

Do.
P : posisi semi fowler
Q : nyeri tekan ringan
R : paha kiri
S : skala nyeri 2
T : Hilang
2. 24 Nov 2014 Resiko tinggi Setelah dilakukan tin-1. Atur posisi
infeksi b.d dakan keperawatan nyaman
luka post selama 3 x 24 jam2. Lakukan
operasi diharapkan resiko tindakan
tinggi infeksi dapat medikasi
diminimalkan dengan3. Pantau TTV
kriteria : 4. Memberi-kan
obat analgetik
Ds.
 Klien mengata-kan
lukanya membaik.
 Klien mengatakan
tidak merasa nyeri
pada area luka post op

Do.
 Luka tampak bersih
 Luka tampak kering
 Tidak ada pembeng-
kakan

3. 24 Nov 2014 Gangguan Setelah dilakukan tin-1. Observasi


pola aktivitas dakan keperawatan keluhan utama
berhubungan selama 3 x 24 jam2. Atur posisi
dengan luka diharapkan resiko nyaman
post operasi tinggi infeksi dapat3. Ajarkan teknik
diminimalkan dengan relaksasi
kriteria : 4. Ajarkan ROM
Ds. aktif dan pasif
 Klien mengatakan
tidak dapat melaku-
kan aktivitas secara
bebas

Do.
 Aktivitasnya di bantu
orang lain

D. TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama Klien : Ny. Q
Ruang/No Reg :Sekar Jagad / D52562
Diagnosa Medis :Post Operasi Soft Tissue Tumor
Tindakan
Tanggal Jam Dx Respon Klien Paraf
Keperawatan
26 Nov 2014 10.00 1,2,3 Mengatur posisi Ds.
semi fowler Klien mengatakan
nyaman

Do.
Klien tampak tenang

1,3 Mengajarkan tek- Ds.


nik nafas dalam, Klien mengatakan
dan mengalihkan sudah sedikit tenang
perhatian dengan Do.
mengajak ber- Klien tampak tenang
bincang  Klien dapat melakukan
teknik nafas dalam

Ds.
1,2 Mengukur teka- Klien kooperatif
nan darah klien, Do.
dan mengobser- TD : 150/90 mmHg
vasi cairan yang Jumlah cairan yang
keluar dari luka masuk ke penampungan
post. Operasi drainase sebanyak 25 cc

Ds.
 Klien kooperatif
Do.
1,2 Melakukan tinda- Tidak ada syok
kan pemberian Tidak ada alergi pada
obat : obat
Injeksi
Ceftriaxone
1x1gr
Ketorolac 3 x 1
amp

Oral
Vitamin K 1 x 1
tablet
Vitamin C 1 x 1 Ds.
tablet  Adanya nyeri post op
Do.
3 Observasi P: Paha sebelah kiri
keluhan utama bekas luka pembedahan
Q: Nyeri tusuk
R: Paha sebelah kiri
S: Skala 6 (nyeri
sedang)
T: Sewaktu-waktu

Ds.
 Klien kooperatif
Do.
 Klien dapat berge-rak
3 Ajarkan ROM perlahan
aktif dan pasif  Pergerakan kurang
bebas

27 Nov 2014 10.00 1,2,3 Mengatur posisi Ds.


semi fowler Klien mengatakan
nyaman
Do.
Klien tampak tenang

1,3 Mengajarkan tek- Ds.


nik nafas dalam, Klien mengatakan
dan mengalihkan sudah sedikit tenang
perhatian dengan Do.
mengajak ber- Klien tampak tenang
bincang  Klien dapat melakukan
teknik nafas dalam

Ds.
1,2 Mengukur teka- Klien kooperatif
nan darah klien, Do.
dan mengobser- TD : 140/90 mmHg
vasi cairan yang Jumlah cairan yang
keluar dari luka masuk ke penampungan
post. Operasi drainase sebanyak 15 cc

Ds.
 Klien kooperatif
1,2 Melakukan tinda- Do.
kan pemberian Tidak ada syok
obat :  Tidak ada alergi pada
Injeksi obat
Ceftriaxone
1x1gr
Ketorolac 3 x 1
amp

Oral
Vitamin K 1x1
tablet
Vitamin C 1x1 Ds.
tablet  Adanya nyeri post op
Do.
3 Observasi P: Paha sebelah kiri
keluhan utama bekas luka pembedahan
Q: Nyeri tusuk
R: Paha sebelah kiri
S: Skala 6 (nyeri
sedang)
T: Sewaktu-waktu

Ds.
 Klien kooperatif
Do.
 Klien dapat berge-rak
3 Ajarkan ROM perlahan
aktif dan pasif  Pergerakan lebih bebas
28 Nov 2014 10.00 1,2,3 Mengatur posisi Ds.
semi fowler Klien mengatakan
nyaman
Do.
Klien tampak tenang

1,3 Mengajarkan tek- Ds.


nik nafas dalam, Klien mengatakan
dan mengalihkan sudah sedikit tenang
perhatian dengan Do.
mengajak ber- Klien tampak tenang
bincang  Klien dapat melakukan
teknik nafas dalam

Ds.
1,2 Mengukur teka- Klien kooperatif
nan darah klien, Do.
dan mengobser- TD : 130/80 mmHg
vasi cairan yang Jumlah cairan yang
keluar dari luka masuk ke penampungan
post. Operasi drainase sebanyak 5 cc

Ds.
 Klien kooperatif
Do.
1,2 Melakukan tinda- Tidak ada syok
kan pemberian Tidak ada alergi pada
obat : obat
Injeksi
Ceftriaxone
1x1gr
Oral
Vitamin K 1x1
tablet
Vitamin C 1x1 Ds.
tablet  Klien kooperatif
Do.
2 Melakukan tinda- Luka kering
kan medikasi Tidak terdapat pus
luka post operasi  Tidak ada tanda infeksi

Ds.
 Adanya nyeri post op
Do.
P: Paha sebelah kiri
3 Observasi bekas luka pembedahan
keluhan utama Q: Nyeri tusuk
R: Paha sebelah kiri
S: Skala 3 (nyeri
ringan)
T: Sewaktu-waktu

Ds.
 Klien kooperatif
Do.
 Dapat beraktivitas
secara mandiri
3 Ajarkan ROM
aktif dan pasif
E. EVALUASI
Nama Klien : Ny. Q
Ruang/No Reg :Sekar Jagad / D52562
Diagnosa Medis :Post Operasi Soft Tissue Tumor
No Tanggal Jam Dx Evaluasi Paraf
1. 28 Nov 2014 11.00 1 S : klien mengatakan nyerinya sudah ber -
kurang dan terkontrol.
O : - TD = 130/80
- Skala nyeri 3
- Jumlah yang keluar dari luka post operasi
5 cc
- Klien tampak tenang
A : masalah teratasi
P : pertahankan intervensi
11.30 2 S : klien mengatakan sudah lebih tenang
O : - TD = 130/80
- Jumlah yang keluar dari luka post operasi
5 cc
- Klien tampak tenang
A : masalah teratasi
P : pertahankan intervensi
12.00 3 S : klien mengatakan sudah dapat berakti-
vitas secara mandiri
O : - Dapat duduk sendiri
- Tidak ketergantungan dengan orang lain
A : masalah teratasi
P : pertahankan intervensi

BAB IV
PEMBAHASAN

Di dalam tinjauan teori terdapat lima diagnosa keperawatan tetapi pada tinjauan kasus
penyusun hanya mencantumkan dua diagnosa hal tersebut dikarenakan :
Pada diagnosa cemas behubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakitnya,
penyusun tidak mencantumkan hal tersebut dikarenakan klien sudah pernah mengalami
hal serupa tiga tahun yang lalu, dan sudah melakukan operasi untuk menagani STT. Hal
tersebut menjadikan mental klien lebih kuat dan klien sudah benar-benar paham dengan
penyakitnya tersebut untuk itu klien tidak merasa cemas.
Pada diagnosa gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan post operasi, penyusun
tidak mencantumkan diagnosa tersebut dikarenakan pada saat pengkajian klien tidak ada
keluhan mengenai perfusi jaringan.
Pada intervensi dengan diagnosa resiko tinggi infeksi, terdapat tindakan medikasi pada
perencanaan. Akan tetapi pada saat pelaksanaan dari rencana keperawatan yang telah
dibuat tindakan ini hanya dilakukan hari ketiga. Seharusnya tindakan medikasi dilakukan
selama 3 x 24 jam. Hal ini dikarenakan pada klien post operasi jika dilakukan tindakan
medikasi secara langsung, dapat memperlambat proses pemulihan/pengeringan luka
operasi.
Pada tinjauan teori terdapat beberapa rencana keperawatan salah satunya adalah
kolaborasi dengan pemberian analgetik, pada tinjauan kasus di dalam rencana
keperawatan penyusun tidak mengkolaborasi namun penyusun hanya mengikuti advis
dari dokter untuk memberikan analgetik. Hal tersebut dibuktikan dengan tercantumnya
injeksi ketorolac (analgetik) dalam kolom terapi.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pengkajian tinjauan kasus di atas, didapatkan 3 diagnosa keperawatan,
antara laian nyeri dan resiko infeksi. Pada tinjauan teori terdapat 5 diagnosa, namun pada
tinjauan kasus hanya muncul 3 diagnosa.
Rencana dan tindakan keperawatan berupa tindakan individu dan kolaborasi dengan
dokter sebagai berikut : mengatur posisi semi fowler, mengajarkan teknik nafas dalam dan
pengalihan perhatian, mengukur tekanan darah dan cairan yang keluar, melakukan
medikasi, melakukan tindakan pemberian obat, mengkaji keluhan ,dan latihan ROM,
Dengan hasil catatan perkembangan terakhir semua masalah teratasi.

B. Saran
1. Pada tinjauan teori medikasi dilakukan selama 3 x 24 jam, namun pada tinjauan kasus,
medikasi hanya dilakukan pada hari ketiga saja. Hal tersebut di karenakan luka post
operasi belum kering. Apabila medikasi dilakukan pada hari pertama maka akan
memungkinkan resiko pada luka jahitan tidak tertutup secara sempurna. Untuk itu
medikasi dilakukan pada saat luka sudah mengering.
2. Dalam rangka mengurangi resiko tinggi infeksi, klien diharapkan untuk dapat menjaga
kebersihan tubuhnya (personal hygiene).

Anda mungkin juga menyukai