Disusun oleh
Aofa Abdillah P17420313004
Aqifah Muna P17420313006
Atika Nurul Karomah P17420313007
Annisa Resiana P17420313050
Arif Alama P17420313051
Bagus Alwibowo P17420313052
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN PEKALONGAN
TAHUN 2014
LEMBAR PENGESAHAN
Disetujui oleh :
PEMBIMBING AKADEMIK PEMBIMBING KLINIK
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, Sang Maha Pencipta dan Pengatur Alam Semesta, berkat
Ridho Nya, kami akhirnya mampu menyelesaikan tugas makalah seminar yang
klinik keperawatan. Dalam penyusunan laporan penelitian ini tidak sedikit kesulitan
dan hambatan yang kami alami, namun berkat dukungan, dorongan dan semangat dari
orang terdekat, sehingga kami mampu menyelesaikannya. Oleh karena itu, pada
2. Ibu Yurotul Mahfudah AMK selaku CI di ruang Sekar Jagad RSUD Bendan
4. Dan semua teman seangkatan yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Akhirnya saya berharap semoga Allah memberikan balasan yang setimpal kepada
mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 1
C. Ruang Lingkup 1
D. Sistematika 1
BAB II TINJAUAN TEORI 2
A. Definisi 2
B. Etiologi 2
C. Tanda dan gejala 2
D. Patofisiologi 3
E. Komplikasi 3
F. Penatalaksanaan 4
G. Konsep dasar asuhan keperawatan 4
BAB III TINJAUAN KASUS 7
A. Pengkajian 7
B. Diagnosa Keperawatan 15
C. Rencana Keperawatan 17
D. Tindakan Keperawatan 19
E. Evaluasi 25
BAB IV PEMBAHASAN 26
BAB V PENUTUP 27
A. Kesimpulan 27
B. Saran 27
DAFTAR PUSTAKA 28
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Soft Tissue Tumor (STT) atau tumor jaringan lunak merupakan salah satu kasus yang
jarang dijumpai di rumah sakit. Dari sekian banyak klien bedah di RSUD Bendan
Pekalongan ruang sekarjagad, hanya ditemukan satu klien kasus Soft Tissue Tumor ini.
Maka dari itu kami mengangkat kasus ini untuk dibahas secara detail.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penyusunan laporan ini adalah untuk mengupas dan membahas
tentang asuhan keperawatan pada klien post operasi Soft Tissue Tumor (STT).
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penyusunan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas
keperawatan klinik Keperawatan Medikal Bedah II.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pada laporan Soft Tissue Tumor ini adalah Ruang Sekarjagad kelas II
di RSUD Bendan Pekalongan.
D. Sistematika
Sistematika pada laporan kasus ini diantaranya adalah sebagai berikut. BAB I berisi
pendahuluan yang meliputi : latar belakang, tujuan, ruang lingkup, dan sistematika.
Kemudian pada BAB II berisi tinjauan teori meliputi : pengkajian, diagnose yang
mungkin muncul, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan, dan evaluasi.
Untuk BAB III berisi tinjauan kasus yang meliputi langkah- langkah dalam asuhan
keperawatan antara lain : pengkajian, diagnose keperawatan, intervensi keperawatan,
implementasi keperawatan, dan evaluasi. BAB IV berisi pembahasan. Dan yang
terakhiir adalah BAB V penutup yang berisi simpulan dan saran.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Soft Tissue Tumor (STT) adalah benjolan atau pembengkakan abnormal yang
disebabkan oleh neoplasma dan nonneoplasma. (Brunner and Suddart. 2001)
Soft Tissue Tumor (STT) adalah pertumbuhan sel baru, abnormal, progresif,
dimana sel-selnya tidak tumbuh seperti kanker. (Price, Sylvia Anderson. 1995)
Kesimpulannya, Soft Tissue Tumor (STT) adalah suatu benjolan atau
pembengkakan abnormal yang disebabkan pertumbuhan sel baru.
B. Etiologi
1. Kondisi genetik
Ada bukti tertentu pembentukan gen dan mutasi gen adalah faktor predisposisi untuk
beberapa tumor jaringan lunak, dalam daftar laporan gen yang abnormal, bahwa gen
memiliki peran penting dalam diagnosis.
2. Radiasi
Mekanisme yang patogenic adalah munculnya mutasi gen radiasi-induksi yang
mendorong transformasi neoplastic.
3. Lingkungan carcinogens
Sebuah asosiasi antara eksposur ke berbagai carcinogens dan setelah itu dilaporkan
meningkatnya insiden tumor jaringan lunak.
4. Infeksi
Infeksi virus Epstein-Barr dalam orang yang kekebalannya lemah juga akan
meningkatkan kemungkinan tumor pembangunan jaringan lunak.
5. Trauma
Hubungan antara trauma dan Soft Tissue Tumors nampaknya kebetulan. Trauma
mungkin menarik perhatian medis ke pra-luka yang ada.
D. Patofisiologi
Pada umumnya tumor-tumor jaringan lunak Soft Tissue Tumors (STT) adalah
proliferasi masenkimal yang terjadi di jaringan nonepitelial ekstraskeletal tubuh.
Dapat timbul di tempat di mana saja, meskipun kira-kira 40% terjadi di ekstermitas
bawah, terutama daerah paha, 20% di ekstermitas atas, 10% di kepala dan leher, dan
30% di badan.
PATHWAYS
E. Komplikasi
Pada kasus Soft Tissue Tumor (STT) yang ditangani menggunakan prosedur
pembedahan komplikasi yang dapat muncul adalah :
1. Prosedur pembedahan tersebut merupakan trauma jaringan lunak
2. Efek anestesi bisa menyebabkan komplikasi sampai dengan kematian
F. Penatalaksanaan
1. Bedah adalah yang paling umum untuk perawatan jaringan lunak tumor. Jika
memungkinkan, dokter akan menghapus kanker dan margin yang aman dari jaringan
sehat di sekitarnya. Penting untuk mendapatkan margin yang aman dari jaringan yang
sehat disekitarnya
2. Terapi radiasi dapat digunakan untuk operasi baik sebelum atau setelah shrink
Tumors operasi apapun untuk membunuh sel kanker yang mungkin tertinggal.
3. Kemoterapi dapat digunakan dengan terapi radiasi, baik sebelum atau sesudah operasi
untuk mencoba bersembunyi di setiap tumor atau membunuh sel kanker yang tersisa.
A. PENGKAJIAN
Ruang/RS : SEKAR JAGAD / RSUD BENDAN
No Register : D52562
Tanggal Masuk : 23 November 2014
Tanggal Pengkajian : 24 November 2014. Jam 13.00
Diagnosa Medis : Soft Tissue Tumor (STT)
I. Identitas
a. Identitas klien
Nama : Ny. Q
Umur : 65 Th
Agama : Islam
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Banyu Urip, Pekalongan.
b. Identitas penangguang jawab
Nama : Tn. B
Umur : 34 Th
Pekerjaan : Wiraswasta
Hubungan dg klien : Jawa/Indonesia
Alamat : Banyu Urip, Pekalongan.
c. Eliminasi
BAB
Sebelum sakit
Frekuensi : 2 hari sekali
Konsistensi : Lunak
Bau : Khas
Keluhan : Tidak ada
Selama sakit
Frekuensi : 2 hari sekali
Konsistensi : Lunak
Bau : Khas
Keluhan : Tidak ada
BAK
Sebelum sakit
Frekuensi : 4 6 x sehari
Bau : Khas
Keluhan : Tidak ada
Selama sakit
Frekuensi : 5 6 x sehari
Bau : Khas
Keluhan : Tidak ada
d. Aktivitas
Sebelum sakit
Duduk : Mandiri
Berdiri : Mandiri
Toileting : Mandiri
Personal Hygiene : Mandiri
Selama sakit
Duduk : di bantu orang lain
Berdiri : di bantu orang lain
Toileting : di bantu orang lain
Personal Hygiene : di bantu orang lain
Masalah keperawatan : *Perubahan pola aktivitas berhubungan dengan luka post
operasi*
f. Persepsi/kognitif
Tingkat kesadaran klien composmentis, klien tidak memiliki keluhan ingatan (pikun
ataupun amnesia). Klien tidak menggalami gangguan dalam berbicara. Klien
merasakan nyeri
P : luka post op. soft tissue tumor
Q : Nyeri tusuk
R : Paha sebelah kiri bagian posterior
S : Skala 6 (nyeri sedang)
T : Sewaktu-waktu
Masalah keperawatan : nyeri berhubungan dengan luka post operasi
g. Persepsi diri
Klien mengatakan dirinya seorang hamba Allah yang sedang terkena cobaan dan akan
selalu sabar dalam menghadapi. Klien mengharapkan kesembuhan dan ber doa agar
tidak terjadi masalah seperti ini lagi. Klien merasa cemas saat akan dilakukan tindakan
pembedahan, namun setelah dilakukan tindakan pembedahan rasa cemas klien hilang.
Masalah keperawatan : * tidak ada *
h. Hubungan sosial
Orang terdekat anak dan keluarga, Hubungan klien dengan keluarga dan masyarakat
baik. Yang membantu/merawat klien seusai dari rumah sakit adalah keluarga
terdekatnya. Tidak ada hambatan yang berhubungan dengan orang lain.
Masalah keperawatan : * tidak ada *
i. Seksualitas/rproduksi
Klien berjenis kelamin perempuan, sudah menikah dan memiliki 4 orang anak. Klien
sudah dalam masa menopause.
Masalah keperawatan : * tidak ada *
j. Mekanisme koping
Klien mengatasi stress yang dialaminya dengan cara tabah berserah diri dan lebih
mendekatkan diri pada sang Maha pencipta.
Masalah keperawatan : * tidak ada *
k. Spriritual
Klien beragama islam, dan selalu menjalankan perintah agama dengan baik. Klien
sering membantu sesama umat.
Masalah keperawatan : * tidak ada *
c. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan tanggal : 23 November 2014
d. Terapi
Terapi yang diberikan pada tanggal 24 November 2014
Infus Ringer Laktat 20 tpm
Infus Natrium Clorida 20 tpm
Injeksi Ceftriaxone 1 x 1 gram
Injeksi Ketorolac 3 x 1 ampul
Oral Astranex 3 x 500 mg
Oral Vitamin K 1 x 1 tablet
Oral Vitamin C 1 x 1 tablet
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama Klien : Ny. Q
Ruang/No Reg :Sekar Jagad / D52562
Diagnosa Medis :Post Operasi Soft Tissue Tumor
N Problem/ Diagnosa
Tanggal Data Fokus Etiologi
o Masalah Keperawatan
1. 24 Nov 2014 Ds. Nyeri Terputus- Nyeri b.d
Klien mengata-kan nya konti- terputusnya
nyeri di paha nuitas jari- kontinuitas
P : luka post op. ngan jaringan luka
Q : nyeri tekan post operasi
R : Paha kiri
S : Skala nyeri 6
T : sewaktu -waktu
Do.
Klien tampak lemas
2. 24 Nov 2014 Ds. Resiko Luka post Resiko tinggi
Klien menga-takan Infeksi operasi infeksi b.d
ada luka post luka post
operasi di pahanya. operasi
Do.
Luka post operasi.
Di pahanya ter-
pasang drainase
3. 24 Nov 2014 Ds. Ganggu- luka post Gangguan
Klien menga-takan an pola operasi pola aktivitas
tidak dapat aktivitas berhubungan
melakukan aktivi- dengan luka
tas secara bebas post operasi
Do.
Aktivitasnya di
bantu orang lain
C. RENCANA KEPERAWATAN
Nama Klien : Ny. Q
Ruang/No Reg : Sekar Jagad / D52562
Diagnosa Medis : Post Operasi Soft Tissue Tumor
N Diagnosa Tujuan dan Kriteria
Tanggal Intervensi Paraf
o Keperawatan hasil
1. 24 Nov 2014 Nyeri b.d Setelah dilakukan tin-1. Atur posisi
terputusnya dakan keperawatan nyaman
kontinuitas selama 3 x 24 jam2. Ajarkan teknik
jaringan luka diharapkan masalah relaksasi
post operasi nyeri dapat teratasi3. Pantau TTV
dengan kriteria : 4. Memberi-kan
Ds. Klien mengata-kan obat analgetik
nyerinya ter-kontrol
Do.
P : posisi semi fowler
Q : nyeri tekan ringan
R : paha kiri
S : skala nyeri 2
T : Hilang
2. 24 Nov 2014 Resiko tinggi Setelah dilakukan tin-1. Atur posisi
infeksi b.d dakan keperawatan nyaman
luka post selama 3 x 24 jam2. Lakukan
operasi diharapkan resiko tindakan
tinggi infeksi dapat medikasi
diminimalkan dengan3. Pantau TTV
kriteria : 4. Memberi-kan
obat analgetik
Ds.
Klien mengata-kan
lukanya membaik.
Klien mengatakan
tidak merasa nyeri
pada area luka post op
Do.
Luka tampak bersih
Luka tampak kering
Tidak ada pembeng-
kakan
Do.
Aktivitasnya di bantu
orang lain
D. TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama Klien : Ny. Q
Ruang/No Reg :Sekar Jagad / D52562
Diagnosa Medis :Post Operasi Soft Tissue Tumor
Tindakan
Tanggal Jam Dx Respon Klien Paraf
Keperawatan
26 Nov 2014 10.00 1,2,3 Mengatur posisi Ds.
semi fowler Klien mengatakan
nyaman
Do.
Klien tampak tenang
Ds.
1,2 Mengukur teka- Klien kooperatif
nan darah klien, Do.
dan mengobser- TD : 150/90 mmHg
vasi cairan yang Jumlah cairan yang
keluar dari luka masuk ke penampungan
post. Operasi drainase sebanyak 25 cc
Ds.
Klien kooperatif
Do.
1,2 Melakukan tinda- Tidak ada syok
kan pemberian Tidak ada alergi pada
obat : obat
Injeksi
Ceftriaxone
1x1gr
Ketorolac 3 x 1
amp
Oral
Vitamin K 1 x 1
tablet
Vitamin C 1 x 1 Ds.
tablet Adanya nyeri post op
Do.
3 Observasi P: Paha sebelah kiri
keluhan utama bekas luka pembedahan
Q: Nyeri tusuk
R: Paha sebelah kiri
S: Skala 6 (nyeri
sedang)
T: Sewaktu-waktu
Ds.
Klien kooperatif
Do.
Klien dapat berge-rak
3 Ajarkan ROM perlahan
aktif dan pasif Pergerakan kurang
bebas
Ds.
1,2 Mengukur teka- Klien kooperatif
nan darah klien, Do.
dan mengobser- TD : 140/90 mmHg
vasi cairan yang Jumlah cairan yang
keluar dari luka masuk ke penampungan
post. Operasi drainase sebanyak 15 cc
Ds.
Klien kooperatif
Ds.
Klien kooperatif
Do.
Klien dapat berge-rak
3 Ajarkan ROM perlahan
aktif dan pasif Pergerakan lebih bebas
Ds.
1,2 Mengukur teka- Klien kooperatif
nan darah klien, Do.
dan mengobser- TD : 130/80 mmHg
vasi cairan yang Jumlah cairan yang
keluar dari luka masuk ke penampungan
post. Operasi drainase sebanyak 5 cc
Ds.
Klien kooperatif
Do.
1,2 Melakukan tinda- Tidak ada syok
kan pemberian Tidak ada alergi pada
obat : obat
Injeksi
Ceftriaxone
1x1gr
Oral
Vitamin K 1x1
tablet
Vitamin C 1x1 Ds.
tablet Klien kooperatif
Do.
2 Melakukan tinda- Luka kering
kan medikasi Tidak terdapat pus
luka post operasi Tidak ada tanda infeksi
Ds.
Adanya nyeri post op
Do.
P: Paha sebelah kiri
3 Observasi bekas luka pembedahan
keluhan utama Q: Nyeri tusuk
R: Paha sebelah kiri
S: Skala 3 (nyeri
ringan)
T: Sewaktu-waktu
Ds.
Klien kooperatif
Do.
Dapat beraktivitas
secara mandiri
3 Ajarkan ROM
aktif dan pasif
E. EVALUASI
Nama Klien : Ny. Q
Ruang/No Reg :Sekar Jagad / D52562
Diagnosa Medis :Post Operasi Soft Tissue Tumor
No Tanggal Jam Dx Evaluasi Paraf
1. 28 Nov 2014 11.00 1 S : klien mengatakan nyerinya sudah ber -
kurang dan terkontrol.
O : - TD = 130/80
- Skala nyeri 3
- Jumlah yang keluar dari luka post operasi
5 cc
- Klien tampak tenang
A : masalah teratasi
P : pertahankan intervensi
11.30 2 S : klien mengatakan sudah lebih tenang
O : - TD = 130/80
- Jumlah yang keluar dari luka post operasi
5 cc
- Klien tampak tenang
A : masalah teratasi
P : pertahankan intervensi
12.00 3 S : klien mengatakan sudah dapat berakti-
vitas secara mandiri
O : - Dapat duduk sendiri
- Tidak ketergantungan dengan orang lain
A : masalah teratasi
P : pertahankan intervensi
BAB IV
PEMBAHASAN
Di dalam tinjauan teori terdapat lima diagnosa keperawatan tetapi pada tinjauan
kasus penyusun hanya mencantumkan dua diagnosa hal tersebut dikarenakan :
Pada diagnosa cemas behubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakitnya,
penyusun tidak mencantumkan hal tersebut dikarenakan klien sudah pernah
mengalami hal serupa tiga tahun yang lalu, dan sudah melakukan operasi untuk
menagani STT. Hal tersebut menjadikan mental klien lebih kuat dan klien sudah
benar-benar paham dengan penyakitnya tersebut untuk itu klien tidak merasa cemas.
Pada diagnosa gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan post operasi,
penyusun tidak mencantumkan diagnosa tersebut dikarenakan pada saat pengkajian
klien tidak ada keluhan mengenai perfusi jaringan.
Pada intervensi dengan diagnosa resiko tinggi infeksi, terdapat tindakan medikasi
pada perencanaan. Akan tetapi pada saat pelaksanaan dari rencana keperawatan yang
telah dibuat tindakan ini hanya dilakukan hari ketiga. Seharusnya tindakan medikasi
dilakukan selama 3 x 24 jam. Hal ini dikarenakan pada klien post operasi jika
dilakukan tindakan medikasi secara langsung, dapat memperlambat proses
pemulihan/pengeringan luka operasi.
Pada tinjauan teori terdapat beberapa rencana keperawatan salah satunya adalah
kolaborasi dengan pemberian analgetik, pada tinjauan kasus di dalam rencana
keperawatan penyusun tidak mengkolaborasi namun penyusun hanya mengikuti advis
dari dokter untuk memberikan analgetik. Hal tersebut dibuktikan dengan
tercantumnya injeksi ketorolac (analgetik) dalam kolom terapi.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pengkajian tinjauan kasus di atas, didapatkan 3 diagnosa keperawatan,
antara laian nyeri dan resiko infeksi. Pada tinjauan teori terdapat 5 diagnosa, namun
pada tinjauan kasus hanya muncul 3 diagnosa.
Rencana dan tindakan keperawatan berupa tindakan individu dan kolaborasi
dengan dokter sebagai berikut : mengatur posisi semi fowler, mengajarkan teknik nafas
dalam dan pengalihan perhatian, mengukur tekanan darah dan cairan yang keluar,
melakukan medikasi, melakukan tindakan pemberian obat, mengkaji keluhan ,dan
latihan ROM,
Dengan hasil catatan perkembangan terakhir semua masalah teratasi.
B. Saran
1. Pada tinjauan teori medikasi dilakukan selama 3 x 24 jam, namun pada tinjauan kasus,
medikasi hanya dilakukan pada hari ketiga saja. Hal tersebut di karenakan luka post
operasi belum kering. Apabila medikasi dilakukan pada hari pertama maka akan
memungkinkan resiko pada luka jahitan tidak tertutup secara sempurna. Untuk itu
medikasi dilakukan pada saat luka sudah mengering.
2. Dalam rangka mengurangi resiko tinggi infeksi, klien diharapkan untuk dapat
menjaga kebersihan tubuhnya (personal hygiene).
DAFTAR PUSTAKA
: EGC
EGC
Salemba Medika
Jakarta : EGC
1.2
Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui lebih dalam mengenai tumor jaringan lunak atau tumor soft tissuemelalui definisi, angka
kejadian, etilogi, klasifikasi menurut tempat asalnya tumor, gambaranklinik, pemeriksaan penunjang,
diagnosis, pencegahan dan pengobatan.
1.3
Manfaat Penulisan
1.
Agar dapat mendiagnosis dini adanya gejala dan gambaran klinis dari tumor jaringanlunak
2.
Agar dapat mencegah maupun memberi terapi yang cepat dan tepat
3.
Agar dapat mencegah timbulnya komplikasi lebih lanjut menuju ke arah tumor ganas
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Benjolan pada seseorang tidak selalu berkonotasi jelek, tetapi jika benjolan itu terdapat pada
bagian tubuh yang tak semestinya, tentu harus diwaspadai, mungkin itu merupakan pertanda awal
terjadinya kanker tulang.
Metastasis suatu kanker atau karsinoma adalah penyebaran sel-sel kanker keluar dari tempat
asalnya ( primary site ) ke tempat lain atau bagian tubuh yang lain. Sel-sel kanker dapat keluar dari
suatu tumor primer yang ganas, dan kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya melalui peredaran
darah ataupun aliran limfe.Metastasis juga dapat terjadi melalui penyebaran langsung.Apabila sel
kanker melalui aliran limfe, maka sel-sel tersebut dapat terperangkap di dalam kelenjar limfe,
biasanya yang terdekat dengan lokasi primernya.Apabila sel berjalan melalui peredaran darah, maka
sel-sel tersebut dapat menyebar ke seluruh tubuh, mulai tumbuh, dan membentuk tumor baru.
Proses ini disebut metastasis. Tulang adalah salah satu organ target yang paling sering menjadi
tempat metastasis.
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengaplikasikan ilmu yang sudah didapat secara nyata dalam
memberikan asuhan keperawatan dengan kanker tulang secara komprehensif.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melaksanakan pengkajian menyeluruh pada pasien kanker tulang.
b. Mampu menganalisa dan menentukan masalah keperawatan pada pasien kanker tulang.
c. Mampu melakukan intervensi dan implementasi untuk mengatasi masalah keperawatan yang timbul
pada pasien kanker tulang.
d. Mampu mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan pada pasien dengan kanker
tulang.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Etiologi
Beberapa tumor ganas yang sering bermetastasis ke tulang antara lain :
3. Klasifikasi
Keganasan tulang primer diklasifikasikan secara histologis berdasarkan jenis sel atau jaringan
yang mendasarinya.Tipe tersebut termasuk tulang, kartilago, jaringan fibrosa, retikuloendotelial dan
vaskular.
Secara umum, kanker tulang dibagi menjadi 2 macam yakni kanker tulang sekunder dan
kanker tulang primer. Kanker tulang sekunder adalah kanker tulang yang disebabkan oleh sel-sel
kanker yang berasal dari organ lain dan menyebar ke tulang lainnya. Umumnya kanker tulang
sekunder terjadi akibat komplikasi dari kanker sebelumnya seperti kanker paru-paru yang menyebar
ke tulang kemudian berkembang menjadi kanker tulang.
Beberapa jenis penyakit kanker dapat menyebabkan sel-sel kanker menyebar pada tulang-
tulang rawan dan rentan terhadap serangan sel kanker dari kanker yang sebelumnya ada pada
tubuh, jenis kanker yang paling umum dan menyebarkan sel-sel kankernya pada tulang seperti
kanker paru-paru, kanker payudara dan kanker prostat.
Sedangkan kanker tulang primer adalah kanker yang disebabkan oleh sel-sel kanker yang
berasal dari tulang itu sendiri atau tempat dimana tumbuhnya sel kanker pada tulang.
4. Patofisiologi
Proses metastasis ke tulang terjadi dalam 3 mekanisme dasar, antara lain :
Sel-sel tumor juga dapat mensekresikan substansi-substansi kimia yang dapat menyebabkan
pembentukan tulang yang tak terkendali. Proses ini disebut osteoblastik atau osteosklerotik. Contoh
proses ini yaitu metastase ke tulang oleh kanker prostate. Kedua jenis kelainan ini dapat
menimbulkan rasa sakit dan lebih lemah dibandingkan tulang yang normal sehingga menjadi lebih
mudah patah.
Zat karsinogen
Bermetastase melalui PD
Sumsum tulang
Pembelahan sel Oksigenasi sel kurang pengetahuan tindakan operasi
yang abnormal
Gangguan Nutrisi
Nyeri Akut
6. Manifestasi Klinik
a. Nyeri tulang
Nyeri tulang adalah gejala yang paling sering didapati pada proses metastasis ke tulang dan
biasanya merupakan gejala awal yang disadari oleh pasien. Nyeri timbul akibat peregangan
periosteum dan stimulasi saraf pada endosteum oleh tumor.Nyeri dapat hilang-timbul dan lebih
terasa pada malam hari atau waktu beristirahat.
b. Fraktur
Adanya metastasis ke tulang dapat menyebabkan struktur tulang menjadi lebih rapuh dan beresiko
untuk mengalami fraktur.Kadang-kadang fraktur timbul sebelum gejala-gejala lainnya.Daerah yang
sering mengalami fraktur yaitu tulang-tulang panjang di ekstremitas atas dan bawah serta vertebra.
e. Gejala lainnya
Apabila metastasis sampai ke sum-sum tulang, gejala yang timbul sesuai dengan tipe sel darah
yang terkena.Anemia dapat terjadi apabila mengenai sel darah merah.Apabila sel darah putih yang
terkena, maka pasien dapt dengan mudah terjangkit infeksi.Sedangkan gangguan pada platelet,
dapat menyebabkan perdarahan.
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Foto tulang konvensional
Foto tulang konvensional digunakan untuk menentukan karakter metastasis ke tulang.
b. Gambaran CT-Scan
CT scan digunakan untuk mengevaluasi abnormalitas pada tulang yang susah atau tidak dapat
ditemukan dengan X-Ray dan untuk menentukan luasnya tumor atau keterlibatan jaringan 7.
c. MRI
Banyak pendapat yang mengatakan bahwa penggunaan MRI untuk mendeteksi suatu metastasis
lebih sensitif daripada penggunaan skintiscanning.
Pada pemeriksaan MRI didapatkan modul yang soliter atau lebih (kebanyakan/lebih sering
soliter),lesi multipel dengan metastasis ke aksis dari pada rangkaian.
- Lokasi lesi lebih akuran apakah daerah epifisis, metafisis, dan diafisis atau pada organ-organ tertentu.
- Apakah tumor bersifat soliter atau multiple.
- Jenis tulang yang terkena.
- Dapat memberikan gambaran sifat-sifat tumor
8. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan medis
Tujuan penatalaksanaan menghancurkan atau mengangkat jaringan ganas dengan metode
seefektip mungkin :
Radioterapi
Radioterapi berguna untuk menghilangkan nyeri dan mengontrol pertumbuhan tumor di area
metastasis.
Pembedahan
Pembedahan dilakukan untuk mencegah atau untuk terapi fraktur.Biasanya pembedahan juga
dilakukan untuk mengangkat tumor. Dalam pembedahan mungkin ditambahkan beberapa ornament
untuk mendukung struktur tulang yang telah rusak oleh metastasis.
b. Penatalaksanaan keperawatan
1. Manajemen nyeri
Teknik manajemen nyeri secara psikologik (teknik relaksasi napas dalam, visualisasi, dan
bimbingan imajinasi ) dan farmakologi ( pemberian analgetika ).
4. Pendidikan kesehatan
Pasien dan keluarga diberikan pendidikan kesehatan tentang kemungkinan terjadinya
komplikasi, program terapi, dan teknik perawatan luka di rumah.
(Smeltzer. 2001)
ANALISA DATA
DO :
- pembengkakan di atas
tulang dan persendian.
- Adanya peleberan vena.
- keletihan
- anorexia
- kurang pengetahuan
DO :
- lemah
- moblisasi terbatas
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
- Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi
- Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status hipermetabolik berkenaan dengan
kanker.
- Koping tidak efektif berhubungan dengan rasa takut tentang ketidaktahuan, persepsi tentang proses
penyakit, dan sistem pendukung tidak adekuat.
- Gangguan harga diri berhubungan dengan hilangnya bagian tubuh
3. INTERVENSI
Berikan lingkungan
yang nyaman, dan
aktivitas hiburan
( misalnya : musik,
televisi ).
3. meningkatkan
relaksasi yang dapat
3. Ajarkan teknik menurunkan rasa nyeri
manajemen nyeri klien
seperti teknik
relaksasi napas dalam,
visualisasi, dan
bimbingan imajinasi.
Kolaborasi :
4. Berikan analgesik
4. mengurangi nyeri dan
sesuai kebutuhan
untuk nyeri. spasme otot
3. Memenuhi kebutuhan
metabolik jaringan.
Asupan cairan adekuat
3. Berikan diet TKTP
untuk menghilangkan
dan asupan cairan
produk sisa.
adekuat.
4. membantu
mengidentifikasi
derajat malnutrisi
Kolaborasi :
1) Pantau hasil
pemeriksaan
laboratorium sesuai
indikasi.
3. Pertahankan kontak
sering dengan pasien
3. Memberikan
dan bicara dengan keyakinan bahwa
menyentuh pasien. pasien tidak sendiri
atau ditolak.
4. Berikan informasi
akurat, konsisten
mengenai prognosis.
4. Dapat menurunkan
ansietas dan
memungkinkan pasien
membuat ke-putusan
atau pilihan sesuai
realita.
KH :
2. Motivasi pasien dan
Mulai keluarga untuk
2. Membantu dalam
mengembangkan mengungkapkan
pemecahan masalah
mekanisme koping perasaan tentang efek
untuk menghadapi kanker atau
masalah secara pengobatan.
efektif.
3.
Pertahankan kontak
mata selama interaksi
dengan pasien dan
3.
keluarga dan bicara Menunjukkan rasa
dengan menyentuh empati dan menjaga
pasien. hubungan saling
percaya dengan pasien
dan keluarga.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Metastase bisa terjadi pada setiap tulang dan dimana saja.Biasanya (tidak selalu) menimbulkan
nyeri local.Tumor metastasik biasanya dekstruktif (lytic) dan bisa terjadi fraktur bila tulang menjadi
lemah.Kadang-kadang terlihat densitas (terutama bila tumor primernya prostat atau payudara).
Metastasis suatu kanker atau karsinoma adalah penyebaran sel-sel kanker keluar dari tempat
asalnya ( primary site ) ke tempat lain atau bagian tubuh yang lain. Sel-sel kanker dapat keluar dari
suatu tumor primer yang ganas, dan kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya melalui peredaran
darah ataupun aliran limfe.
B. SARAN
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Asuhan Keperaatan Kanker tulang(Metastasis) ini masih
jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian
sangat saya perlukan guna kesempurnaan laporan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Tucker,Susan Martin (1993). Standar Perawatan Pasien, Edisi V, Vol 3. Jakarta. EGCDonges
Marilynn, E. (1993). Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Jakarta. EGC
Smeltzer Suzanne, C (1997). Buku Ajar Medikal Bedah, Brunner & Suddart.Edisi 8.Vol 3.
Jakarta. EGC
Price Sylvia,A (1994),Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jilid 2 .Edisi 4. Jakarta.
EGC
Tuesday, 3 February 2015
ASKEP CA TULANG
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Benjolan pada seseorang tidak selalu berkonotasi jelek, tetapi jika benjolan itu terdapat pada
bagian tubuh yang tak semestinya, tentu harus diwaspadai, mungkin itu merupakan pertanda awal
terjadinya kanker tulang.
Metastasis suatu kanker atau karsinoma adalah penyebaran sel-sel kanker keluar dari tempat
asalnya ( primary site ) ke tempat lain atau bagian tubuh yang lain. Sel-sel kanker dapat keluar dari
suatu tumor primer yang ganas, dan kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya melalui peredaran
darah ataupun aliran limfe.Metastasis juga dapat terjadi melalui penyebaran langsung.Apabila sel
kanker melalui aliran limfe, maka sel-sel tersebut dapat terperangkap di dalam kelenjar limfe,
biasanya yang terdekat dengan lokasi primernya.Apabila sel berjalan melalui peredaran darah, maka
sel-sel tersebut dapat menyebar ke seluruh tubuh, mulai tumbuh, dan membentuk tumor baru.
Proses ini disebut metastasis. Tulang adalah salah satu organ target yang paling sering menjadi
tempat metastasis.
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengaplikasikan ilmu yang sudah didapat secara nyata dalam
memberikan asuhan keperawatan dengan kanker tulang secara komprehensif.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melaksanakan pengkajian menyeluruh pada pasien kanker tulang.
b. Mampu menganalisa dan menentukan masalah keperawatan pada pasien kanker tulang.
c. Mampu melakukan intervensi dan implementasi untuk mengatasi masalah keperawatan yang timbul
pada pasien kanker tulang.
d. Mampu mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan pada pasien dengan kanker
tulang.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Etiologi
Beberapa tumor ganas yang sering bermetastasis ke tulang antara lain :
3. Klasifikasi
Keganasan tulang primer diklasifikasikan secara histologis berdasarkan jenis sel atau jaringan
yang mendasarinya.Tipe tersebut termasuk tulang, kartilago, jaringan fibrosa, retikuloendotelial dan
vaskular.
Secara umum, kanker tulang dibagi menjadi 2 macam yakni kanker tulang sekunder dan
kanker tulang primer. Kanker tulang sekunder adalah kanker tulang yang disebabkan oleh sel-sel
kanker yang berasal dari organ lain dan menyebar ke tulang lainnya. Umumnya kanker tulang
sekunder terjadi akibat komplikasi dari kanker sebelumnya seperti kanker paru-paru yang menyebar
ke tulang kemudian berkembang menjadi kanker tulang.
Beberapa jenis penyakit kanker dapat menyebabkan sel-sel kanker menyebar pada tulang-
tulang rawan dan rentan terhadap serangan sel kanker dari kanker yang sebelumnya ada pada
tubuh, jenis kanker yang paling umum dan menyebarkan sel-sel kankernya pada tulang seperti
kanker paru-paru, kanker payudara dan kanker prostat.
Sedangkan kanker tulang primer adalah kanker yang disebabkan oleh sel-sel kanker yang
berasal dari tulang itu sendiri atau tempat dimana tumbuhnya sel kanker pada tulang.
4. Patofisiologi
Proses metastasis ke tulang terjadi dalam 3 mekanisme dasar, antara lain :
Sel-sel tumor juga dapat mensekresikan substansi-substansi kimia yang dapat menyebabkan
pembentukan tulang yang tak terkendali. Proses ini disebut osteoblastik atau osteosklerotik. Contoh
proses ini yaitu metastase ke tulang oleh kanker prostate. Kedua jenis kelainan ini dapat
menimbulkan rasa sakit dan lebih lemah dibandingkan tulang yang normal sehingga menjadi lebih
mudah patah.
Zat karsinogen
Bermetastase melalui PD
Sumsum tulang
Pembelahan sel Oksigenasi sel kurang pengetahuan tindakan operasi
yang abnormal
Gangguan Nutrisi
Nyeri Akut
6. Manifestasi Klinik
a. Nyeri tulang
Nyeri tulang adalah gejala yang paling sering didapati pada proses metastasis ke tulang dan
biasanya merupakan gejala awal yang disadari oleh pasien. Nyeri timbul akibat peregangan
periosteum dan stimulasi saraf pada endosteum oleh tumor.Nyeri dapat hilang-timbul dan lebih
terasa pada malam hari atau waktu beristirahat.
b. Fraktur
Adanya metastasis ke tulang dapat menyebabkan struktur tulang menjadi lebih rapuh dan beresiko
untuk mengalami fraktur.Kadang-kadang fraktur timbul sebelum gejala-gejala lainnya.Daerah yang
sering mengalami fraktur yaitu tulang-tulang panjang di ekstremitas atas dan bawah serta vertebra.
e. Gejala lainnya
Apabila metastasis sampai ke sum-sum tulang, gejala yang timbul sesuai dengan tipe sel darah
yang terkena.Anemia dapat terjadi apabila mengenai sel darah merah.Apabila sel darah putih yang
terkena, maka pasien dapt dengan mudah terjangkit infeksi.Sedangkan gangguan pada platelet,
dapat menyebabkan perdarahan.
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Foto tulang konvensional
Foto tulang konvensional digunakan untuk menentukan karakter metastasis ke tulang.
b. Gambaran CT-Scan
CT scan digunakan untuk mengevaluasi abnormalitas pada tulang yang susah atau tidak dapat
ditemukan dengan X-Ray dan untuk menentukan luasnya tumor atau keterlibatan jaringan 7.
c. MRI
Banyak pendapat yang mengatakan bahwa penggunaan MRI untuk mendeteksi suatu metastasis
lebih sensitif daripada penggunaan skintiscanning.
Pada pemeriksaan MRI didapatkan modul yang soliter atau lebih (kebanyakan/lebih sering
soliter),lesi multipel dengan metastasis ke aksis dari pada rangkaian.
- Lokasi lesi lebih akuran apakah daerah epifisis, metafisis, dan diafisis atau pada organ-organ tertentu.
- Apakah tumor bersifat soliter atau multiple.
- Jenis tulang yang terkena.
- Dapat memberikan gambaran sifat-sifat tumor
8. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan medis
Tujuan penatalaksanaan menghancurkan atau mengangkat jaringan ganas dengan metode
seefektip mungkin :
Radioterapi
Radioterapi berguna untuk menghilangkan nyeri dan mengontrol pertumbuhan tumor di area
metastasis.
Pembedahan
Pembedahan dilakukan untuk mencegah atau untuk terapi fraktur.Biasanya pembedahan juga
dilakukan untuk mengangkat tumor. Dalam pembedahan mungkin ditambahkan beberapa ornament
untuk mendukung struktur tulang yang telah rusak oleh metastasis.
b. Penatalaksanaan keperawatan
1. Manajemen nyeri
Teknik manajemen nyeri secara psikologik (teknik relaksasi napas dalam, visualisasi, dan
bimbingan imajinasi ) dan farmakologi ( pemberian analgetika ).
4. Pendidikan kesehatan
Pasien dan keluarga diberikan pendidikan kesehatan tentang kemungkinan terjadinya
komplikasi, program terapi, dan teknik perawatan luka di rumah.
(Smeltzer. 2001)
ANALISA DATA
DO :
- pembengkakan di atas
tulang dan persendian.
- Adanya peleberan vena.
- keletihan
- anorexia
- kurang pengetahuan
DO :
- lemah
- moblisasi terbatas
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
- Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi
- Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status hipermetabolik berkenaan dengan
kanker.
- Koping tidak efektif berhubungan dengan rasa takut tentang ketidaktahuan, persepsi tentang proses
penyakit, dan sistem pendukung tidak adekuat.
- Gangguan harga diri berhubungan dengan hilangnya bagian tubuh
3. INTERVENSI
Berikan lingkungan
yang nyaman, dan
aktivitas hiburan
( misalnya : musik,
televisi ).
3. meningkatkan
relaksasi yang dapat
3. Ajarkan teknik menurunkan rasa nyeri
manajemen nyeri klien
seperti teknik
relaksasi napas dalam,
visualisasi, dan
bimbingan imajinasi.
Kolaborasi :
4. Berikan analgesik
4. mengurangi nyeri dan
sesuai kebutuhan
untuk nyeri. spasme otot
3. Memenuhi kebutuhan
metabolik jaringan.
Asupan cairan adekuat
3. Berikan diet TKTP
untuk menghilangkan
dan asupan cairan
produk sisa.
adekuat.
4. membantu
mengidentifikasi
derajat malnutrisi
Kolaborasi :
1) Pantau hasil
pemeriksaan
laboratorium sesuai
indikasi.
3. Pertahankan kontak
sering dengan pasien
3. Memberikan
dan bicara dengan keyakinan bahwa
menyentuh pasien. pasien tidak sendiri
atau ditolak.
4. Berikan informasi
akurat, konsisten
mengenai prognosis.
4. Dapat menurunkan
ansietas dan
memungkinkan pasien
membuat ke-putusan
atau pilihan sesuai
realita.
KH :
2. Motivasi pasien dan
Mulai keluarga untuk
2. Membantu dalam
mengembangkan mengungkapkan
pemecahan masalah
mekanisme koping perasaan tentang efek
untuk menghadapi kanker atau
masalah secara pengobatan.
efektif.
3.
Pertahankan kontak
mata selama interaksi
dengan pasien dan
3.
keluarga dan bicara Menunjukkan rasa
dengan menyentuh empati dan menjaga
pasien. hubungan saling
percaya dengan pasien
dan keluarga.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Metastase bisa terjadi pada setiap tulang dan dimana saja.Biasanya (tidak selalu) menimbulkan
nyeri local.Tumor metastasik biasanya dekstruktif (lytic) dan bisa terjadi fraktur bila tulang menjadi
lemah.Kadang-kadang terlihat densitas (terutama bila tumor primernya prostat atau payudara).
Metastasis suatu kanker atau karsinoma adalah penyebaran sel-sel kanker keluar dari tempat
asalnya ( primary site ) ke tempat lain atau bagian tubuh yang lain. Sel-sel kanker dapat keluar dari
suatu tumor primer yang ganas, dan kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya melalui peredaran
darah ataupun aliran limfe.
B. SARAN
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Asuhan Keperaatan Kanker tulang(Metastasis) ini masih
jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian
sangat saya perlukan guna kesempurnaan laporan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Tucker,Susan Martin (1993). Standar Perawatan Pasien, Edisi V, Vol 3. Jakarta. EGCDonges
Marilynn, E. (1993). Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Jakarta. EGC
Smeltzer Suzanne, C (1997). Buku Ajar Medikal Bedah, Brunner & Suddart.Edisi 8.Vol 3.
Jakarta. EGC
Price Sylvia,A (1994),Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jilid 2 .Edisi 4. Jakarta.
EGC
Tuesday, 3 February 2015
ASKEP CA TULANG
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Benjolan pada seseorang tidak selalu berkonotasi jelek, tetapi jika benjolan itu terdapat pada
bagian tubuh yang tak semestinya, tentu harus diwaspadai, mungkin itu merupakan pertanda awal
terjadinya kanker tulang.
Metastasis suatu kanker atau karsinoma adalah penyebaran sel-sel kanker keluar dari tempat
asalnya ( primary site ) ke tempat lain atau bagian tubuh yang lain. Sel-sel kanker dapat keluar dari
suatu tumor primer yang ganas, dan kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya melalui peredaran
darah ataupun aliran limfe.Metastasis juga dapat terjadi melalui penyebaran langsung.Apabila sel
kanker melalui aliran limfe, maka sel-sel tersebut dapat terperangkap di dalam kelenjar limfe,
biasanya yang terdekat dengan lokasi primernya.Apabila sel berjalan melalui peredaran darah, maka
sel-sel tersebut dapat menyebar ke seluruh tubuh, mulai tumbuh, dan membentuk tumor baru.
Proses ini disebut metastasis. Tulang adalah salah satu organ target yang paling sering menjadi
tempat metastasis.
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengaplikasikan ilmu yang sudah didapat secara nyata dalam
memberikan asuhan keperawatan dengan kanker tulang secara komprehensif.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melaksanakan pengkajian menyeluruh pada pasien kanker tulang.
b. Mampu menganalisa dan menentukan masalah keperawatan pada pasien kanker tulang.
c. Mampu melakukan intervensi dan implementasi untuk mengatasi masalah keperawatan yang timbul
pada pasien kanker tulang.
d. Mampu mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan pada pasien dengan kanker
tulang.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Etiologi
Beberapa tumor ganas yang sering bermetastasis ke tulang antara lain :
3. Klasifikasi
Keganasan tulang primer diklasifikasikan secara histologis berdasarkan jenis sel atau jaringan
yang mendasarinya.Tipe tersebut termasuk tulang, kartilago, jaringan fibrosa, retikuloendotelial dan
vaskular.
Secara umum, kanker tulang dibagi menjadi 2 macam yakni kanker tulang sekunder dan
kanker tulang primer. Kanker tulang sekunder adalah kanker tulang yang disebabkan oleh sel-sel
kanker yang berasal dari organ lain dan menyebar ke tulang lainnya. Umumnya kanker tulang
sekunder terjadi akibat komplikasi dari kanker sebelumnya seperti kanker paru-paru yang menyebar
ke tulang kemudian berkembang menjadi kanker tulang.
Beberapa jenis penyakit kanker dapat menyebabkan sel-sel kanker menyebar pada tulang-
tulang rawan dan rentan terhadap serangan sel kanker dari kanker yang sebelumnya ada pada
tubuh, jenis kanker yang paling umum dan menyebarkan sel-sel kankernya pada tulang seperti
kanker paru-paru, kanker payudara dan kanker prostat.
Sedangkan kanker tulang primer adalah kanker yang disebabkan oleh sel-sel kanker yang
berasal dari tulang itu sendiri atau tempat dimana tumbuhnya sel kanker pada tulang.
4. Patofisiologi
Proses metastasis ke tulang terjadi dalam 3 mekanisme dasar, antara lain :
Sel-sel tumor juga dapat mensekresikan substansi-substansi kimia yang dapat menyebabkan
pembentukan tulang yang tak terkendali. Proses ini disebut osteoblastik atau osteosklerotik. Contoh
proses ini yaitu metastase ke tulang oleh kanker prostate. Kedua jenis kelainan ini dapat
menimbulkan rasa sakit dan lebih lemah dibandingkan tulang yang normal sehingga menjadi lebih
mudah patah.
Zat karsinogen
Bermetastase melalui PD
Sumsum tulang
Pembelahan sel Oksigenasi sel kurang pengetahuan tindakan operasi
yang abnormal
Gangguan Nutrisi
Nyeri Akut
6. Manifestasi Klinik
a. Nyeri tulang
Nyeri tulang adalah gejala yang paling sering didapati pada proses metastasis ke tulang dan
biasanya merupakan gejala awal yang disadari oleh pasien. Nyeri timbul akibat peregangan
periosteum dan stimulasi saraf pada endosteum oleh tumor.Nyeri dapat hilang-timbul dan lebih
terasa pada malam hari atau waktu beristirahat.
b. Fraktur
Adanya metastasis ke tulang dapat menyebabkan struktur tulang menjadi lebih rapuh dan beresiko
untuk mengalami fraktur.Kadang-kadang fraktur timbul sebelum gejala-gejala lainnya.Daerah yang
sering mengalami fraktur yaitu tulang-tulang panjang di ekstremitas atas dan bawah serta vertebra.
e. Gejala lainnya
Apabila metastasis sampai ke sum-sum tulang, gejala yang timbul sesuai dengan tipe sel darah
yang terkena.Anemia dapat terjadi apabila mengenai sel darah merah.Apabila sel darah putih yang
terkena, maka pasien dapt dengan mudah terjangkit infeksi.Sedangkan gangguan pada platelet,
dapat menyebabkan perdarahan.
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Foto tulang konvensional
Foto tulang konvensional digunakan untuk menentukan karakter metastasis ke tulang.
b. Gambaran CT-Scan
CT scan digunakan untuk mengevaluasi abnormalitas pada tulang yang susah atau tidak dapat
ditemukan dengan X-Ray dan untuk menentukan luasnya tumor atau keterlibatan jaringan 7.
c. MRI
Banyak pendapat yang mengatakan bahwa penggunaan MRI untuk mendeteksi suatu metastasis
lebih sensitif daripada penggunaan skintiscanning.
Pada pemeriksaan MRI didapatkan modul yang soliter atau lebih (kebanyakan/lebih sering
soliter),lesi multipel dengan metastasis ke aksis dari pada rangkaian.
- Lokasi lesi lebih akuran apakah daerah epifisis, metafisis, dan diafisis atau pada organ-organ tertentu.
- Apakah tumor bersifat soliter atau multiple.
- Jenis tulang yang terkena.
- Dapat memberikan gambaran sifat-sifat tumor
8. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan medis
Tujuan penatalaksanaan menghancurkan atau mengangkat jaringan ganas dengan metode
seefektip mungkin :
Radioterapi
Radioterapi berguna untuk menghilangkan nyeri dan mengontrol pertumbuhan tumor di area
metastasis.
Pembedahan
Pembedahan dilakukan untuk mencegah atau untuk terapi fraktur.Biasanya pembedahan juga
dilakukan untuk mengangkat tumor. Dalam pembedahan mungkin ditambahkan beberapa ornament
untuk mendukung struktur tulang yang telah rusak oleh metastasis.
b. Penatalaksanaan keperawatan
1. Manajemen nyeri
Teknik manajemen nyeri secara psikologik (teknik relaksasi napas dalam, visualisasi, dan
bimbingan imajinasi ) dan farmakologi ( pemberian analgetika ).
4. Pendidikan kesehatan
Pasien dan keluarga diberikan pendidikan kesehatan tentang kemungkinan terjadinya
komplikasi, program terapi, dan teknik perawatan luka di rumah.
(Smeltzer. 2001)
ANALISA DATA
DO :
- pembengkakan di atas
tulang dan persendian.
- Adanya peleberan vena.
- keletihan
- anorexia
- kurang pengetahuan
DO :
- lemah
- moblisasi terbatas
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
- Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi
- Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status hipermetabolik berkenaan dengan
kanker.
- Koping tidak efektif berhubungan dengan rasa takut tentang ketidaktahuan, persepsi tentang proses
penyakit, dan sistem pendukung tidak adekuat.
- Gangguan harga diri berhubungan dengan hilangnya bagian tubuh
3. INTERVENSI
Berikan lingkungan
yang nyaman, dan
aktivitas hiburan
( misalnya : musik,
televisi ).
3. meningkatkan
relaksasi yang dapat
3. Ajarkan teknik menurunkan rasa nyeri
manajemen nyeri klien
seperti teknik
relaksasi napas dalam,
visualisasi, dan
bimbingan imajinasi.
Kolaborasi :
4. Berikan analgesik
4. mengurangi nyeri dan
sesuai kebutuhan
untuk nyeri. spasme otot
3. Memenuhi kebutuhan
metabolik jaringan.
Asupan cairan adekuat
3. Berikan diet TKTP
untuk menghilangkan
dan asupan cairan
produk sisa.
adekuat.
4. membantu
mengidentifikasi
derajat malnutrisi
Kolaborasi :
1) Pantau hasil
pemeriksaan
laboratorium sesuai
indikasi.
3. Pertahankan kontak
sering dengan pasien
3. Memberikan
dan bicara dengan keyakinan bahwa
menyentuh pasien. pasien tidak sendiri
atau ditolak.
4. Berikan informasi
akurat, konsisten
mengenai prognosis.
4. Dapat menurunkan
ansietas dan
memungkinkan pasien
membuat ke-putusan
atau pilihan sesuai
realita.
KH :
2. Motivasi pasien dan
Mulai keluarga untuk
2. Membantu dalam
mengembangkan mengungkapkan
pemecahan masalah
mekanisme koping perasaan tentang efek
untuk menghadapi kanker atau
masalah secara pengobatan.
efektif.
3.
Pertahankan kontak
mata selama interaksi
dengan pasien dan
3.
keluarga dan bicara Menunjukkan rasa
dengan menyentuh empati dan menjaga
pasien. hubungan saling
percaya dengan pasien
dan keluarga.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Metastase bisa terjadi pada setiap tulang dan dimana saja.Biasanya (tidak selalu) menimbulkan
nyeri local.Tumor metastasik biasanya dekstruktif (lytic) dan bisa terjadi fraktur bila tulang menjadi
lemah.Kadang-kadang terlihat densitas (terutama bila tumor primernya prostat atau payudara).
Metastasis suatu kanker atau karsinoma adalah penyebaran sel-sel kanker keluar dari tempat
asalnya ( primary site ) ke tempat lain atau bagian tubuh yang lain. Sel-sel kanker dapat keluar dari
suatu tumor primer yang ganas, dan kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya melalui peredaran
darah ataupun aliran limfe.
B. SARAN
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Asuhan Keperaatan Kanker tulang(Metastasis) ini masih
jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian
sangat saya perlukan guna kesempurnaan laporan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Tucker,Susan Martin (1993). Standar Perawatan Pasien, Edisi V, Vol 3. Jakarta. EGCDonges
Marilynn, E. (1993). Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Jakarta. EGC
Smeltzer Suzanne, C (1997). Buku Ajar Medikal Bedah, Brunner & Suddart.Edisi 8.Vol 3.
Jakarta. EGC
Price Sylvia,A (1994),Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jilid 2 .Edisi 4. Jakarta.
EGC