Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN PASIEN Tn. S.

H DENGAN SOFT TISSUE TUMOR DI


RSUD GABRIEL MANEK SVD ATAMBUA

OLEH :

ERWIN NATA BORA

223111081

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

UNIVERSITAS CITRA BANGSA

KUPANG

2023
Konsep Dasar Soft Tissue Tumor (STT)

1. Definisi
Soft Tissue Tumor (STT) adalah benjolan atau pembengkakan yang abnormal
yang disebabkan oleh neoplasma dan non-neoplasma.
STT adalah pertumbuhan sel baru, abnormal, progresif, dimana sel selnya
tidak tumbuh seperti kanker (price, 2017). STT adalah suatu benjolan atau
pembengkakan abnormal yang disebabkan oleh pertumbuhan sel yang baru
2. Etiologi
1) Kondisi genetic
Ada bukti tertentu pembentuk gen dan mutasi gen adalah faktor
predisposisi untuk beberapa tumor jarinan lunak. Dalam daftar laporan
gen yang abnormal, bahwa gen memiliki peran penting dalam
menentukan diagnosis.
2) Radiasi
Mekanisme yang patogenik adalah munculnya mutasi gen radiasi-
induksi yang mendorong transformasi neoplastik.
3) infeksi
infeksi virus epstein-bar bagi orang yang memiliki kekebalan tubuh
yang lemah ini juga akan meningkatkan kemungkinan terkenanya STT.
4) Trauma
hubungan antara trauma dengan STT mungkin hanya kebetulan saja.
Trauma mungkin menarik perhatian medis ke pra-luka yang ada.
3. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala STT tidak spesifik. Tergantung dimana letak tumor atau
benjolan tersebut berada. awal mulanya gejala berupa adanya suatu benjolan
dibawah kulit yang tidak terasa sakit. Hanya sedikit penderita yang merasakan
sakit yang biasanya terjadi akibat perdarahan atau nekrosis dalam tumor, dan
bisa juga karena adanya penekanan pada saraf - saraf tepi.Tumor jinak
jaringan lunak biasanya tumbuh lambat, tidak cepat membesar, bila
diraba terasa lunak dan bila tumor digerakan relatif masih mudah digerakan
dari jaringan di sekitarnyadan tidak pernah menyebar ke tempat jauh. pada
tahap awal, STT biasanya tidak menimbulkan gejala karena jaringan lunak
yang relatif elastis, tumor atau benjolan tersebut dapat bertambah besar,
mendorong jaringan normal. kadang gejala pertama penderita merasa nyeri
atau bengkak.

4. Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi setelah pembedahan soft tissue tumor salah
satunya pada ganglion menimbulkan infeksi, kaku, nyeri, keloid, bau tak sedap
serta terdapat keterbatasan gerak , kerusakan serabut saraf atau pembuluh
darah (Erawati & dkk, 2018).
5. Pemeriksaan diagnostik
1) Pemeriksaan laboratorium
2) Radiologi
3) EKG dan USG
4) Pemeriksaan X-ray
5) CT scan
6) Pemeriksaan MRI
7) Pemeriksaan hispatologis

6. Penatalaksanaan Medis
a) Bedah
mungkin cara ini sangat beresiko akan tetapi, para ahli bedah mencapai
angka keberhasilan yang sangat memuaskan. Tindakan bedah ini
bertujuan untuk mengangkat tumor atau benjolan tersebut.
b) Kemoterapi
metode ini melakukan keperaatan penyakit dengan menggunakan zat
kimia untuk membunuh sel sel tumor tersebut. keperawatan ini
berfungsi untuk menghambat pertumbuhan kerja sel tumor. Pada saat
sekarang, sebagian besar penyakit yang berhubungan dengan tumor
dan kanker dirawat menggunakan cara kemoterapi ini.
c) Terapi radiasi
Terapi radiasi adalah terapi yang menggunakan radiasi yang bersumber
dari radioaktif. kadang radiasi yang diterima merupankan terapi
tunggal. Tapi terkadang dikombinasikan dengan kemoterapi dan juga
operasi pembedahan.
d) Penatalaksanaan keperawatan
a. perhatikan kebersihan luka pada pasien
b. perawatan luka pada pasien
c. pemberian obat
d. amati ada atau tidaknya komplikasi atau potensial yang akan
terjadi setelah dilakukan operasi.
DAFTAR PUSTAKA

Black, J.M. & Hawk, J.H. (2014). Medical-surgical nursing clinical


management for positive outcomes. (7th Ed). St. Louis, Missouri:
Elsevier Saunders.
Campbell, D. (2001). Music: Physician For Time to Come. Wheaton: Quest
Books. Chiang. L. (2012). The Effect Of Music and Nature Sounds On
Cancer Pain and Anxiety In Hospice Cancer Patient, Frances Payne
Bolton School of Nursing Case Western Reserve University.
(Unpublished Dissertation Paper).
Sjamsuhidajat, R, Jong, W.D. (2005). Soft Tissue Tumor dalam Buku Ajar
Ilmu Bedah, Edisi 2. Jakarta: EGC
Smeltzer (2010). Buku Ajar keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(Definisi dan Indikator Diagnostik). Jakarta selatan: DPP PPNI.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(Definisi dan Indikator Diagnostik). Jakarta selatan: DPP PPNI.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(Definisi dan Indikator Diagnostik). Jakarta selatan: DPP PPNI.
LAPORAN PRAKTEK PROFESI
DI RUANG IBS

Nama Mahasiswa : Erwin Nata Bora


NIM : 223111081
Tanggal Praktek : 15 Maret 2023

A. Idntitas Pasien
Nama inisial : Tn. S.H
Umur/ Tangal Lahir : 27 tahun
Status : Belum menikah
Jenis Kelamin : laki-laki
Agama : katolik
Dx Medis : Soft Tissue Tumor
Rencana Op : Tindakan pembedahan
Alamat : Jalan Piere Tanden

B. RIWAYAT SAKIT DAN KESEHATAN


1. Keluhan utama: Klien mengatakan merasa cemas karna baru pertama kali operasi
2. Riwayat penyakit saat ini: klien mengatakan benjolan sudah muncul sejak +/- 8 bulan
yang lalu, pasien memutuskan untuk ke rumah sakit RSUD Atambua pada tanggal 14
maret 2023, jam 09.00. setelah mendapat tindakan, pasien dianjurkan untuk
melakukan pemeriksaan USG. Setelah dilakukan pemeriksaan USG pasien di
diagnosa Soft Tissue Tumor. Dan pada tanggal 15 maret 2023 di jam 11.00 pasien
melakukan tindakan operasi soft tissue tumor.
3. Penyakit yang pernah diderita: klien mengatakan tidak ada riwayat penyakit dahulu
4. Riwaya operasi: pasien mengatakan tidak ada riwayat operasi
5. Riwaya alergi: pasien mengatakan tidak ada riwayat alergi

C. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK


 Keadaan umum: klien tampak lemah,GCS: 15, CRT<3 detik.
 Usia: 56 TB: 164 BB:51 kg
 Suhu: 36,7 C
 Denyut nadi: 80x/mnt, kuat dan teratur
 Tekanan darah: 125/70mmHg, duduk
 Frekuensi nafas: 21x/menit
B1 (Breathing)/Pernafasan:
Irama pola napas teratur, suara napas pasien vesikuler, pasien tidak sesak napas.
B2 (Blood)/Kardiovaskuler
Irama jantung S1 dan S2 normal, CRT< 3 detik tidak ada syanosis, akral teraba
hangat, tidak ada nyeri dada dan bunyi jantung normal
B3 (Brain)/persarafan dan Pengindraan
GCS: E4, V5, M6 =15, kesadaran pasien composmentis, istirahat malam ± 8 jam,
siang± 2 jam, pasien tidak mengalami gangguan tidur karna kepala sakit, pupil
isokor, pasien tidak mengalami gangguan penglihatan, bentuk telinga normal,
pasien tidak mengalami gangguan pendengaran, bentuk hidung normal dan tidak
mengalami gangguan penciuman.
B4 (Bladder)/Perkemihan
BAK ±5-6 x perhari tidak ada nyeri saat buang air kencil, jumlah urin 500 cc,
pasien tidak terpasang keteter dan tidak ada nyeri tekan
B5 (Bowel)/Pencernaan
Nafsu makan baik, porsi makan pasien baik, pasien juga minum ±800 cc/ hari,
BAB 1-2 x/ hari, Konsistensi encer, tidak berbau, warna kekuningan
B6 (Bone)/Muskuloskeletal dan Integumen
Kemampuan pergerakan sendi bebas, turgor kulit baik, tidak terdapat edema,
terdapat benjolan di bagian betis kaki kanan berdiameter +/- 2 cm
Endokrin
Tidak ada pembesaran tiroid, tidak ada hipoglikemia dan tidak ada luka gangren
Stataus psikologi
Pasien tampak cemas karena baru pertama kali operasi
D. Proses Keperawatan
1. Di Ruang Persiapan Operasi (Tahap Pre Operasi)
a. Data Fokus
 TTV. : TD: 125/70 mmHg, N: 80 x/mnt, RR: 21x/mnt, spo2: 99%
 Hasil Laboratorium.
 Pemeriksaan Diagnostik: USG
b. Analisa data
No Data Etiologi Masalah
DS: Pasien mengatakan merasa Kurang terpapar Ansietas
cemas karna baru pertama kali informasi
operasi
DO: pasien tampak gelisah
c. Diagnosa
Ansietas b/d kurang terpapar informasi ditandai dengan DS/DO

d. Intervensi dan Implementasi


Pelaksanaan (√) Tanda
Hari/Tgl Diagnosis Intervensi
Tangan

15/03/23 ansietas Reduksi Asietas  Menjelaskan kepada Erwin


 Jelasakan prosedur, pasien sensasi yang
termasuk sensasi yang mungkin dialami selama
mungkin dialami dalam tindakan operasi
 Temani pasien intuk  Menemani pasien
mengurangi kecemasan sebelum tindakan
 Latih kegiatan pengalihan pembedahan untuk
untuk mengurangi mengurangi kecemasan
ketegangan  Melatih kegiatan
 Latih teknik rileksasi pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
dengan mengajak crita
 Mengajarkan teknik
rilekasasi napas dalam
untuk mengurangi
ketegangan

e. Evaluasi
Hari/Tgl No Dx Evaluasi TTd

S: pasien mengatakan tidak teralalu mengalami cemas


O: pasien tampak paham dan mau melakukan tindakan yang
15/03/23 Ansietas di jelaskan Erwin
A: masalah teratasi
P:intervensi dihentikan

2. Di Ruang Operasi
a. Laporan Intra Operasi (Kondisi pasien saat tindakan Op dan hasil Observasi)
 Kebutuhan cairan pasien selama operasi (setiap Jam): RL 500 cc
b. Premedikasi: dukungan pisikologis
c. Medikasi : jenis tindakan spinal analis, obat bius yang digunakan Bunacan 0,5% (20mg),
pemberian analgetik: ketorolac 30 mg (IV)
d. Tim anastesi
Tim anastesi mempersiapkan pasien untuk bius
 Pastikan mesin dan peralatan operasi siap
 Pastikan BHPK sesuai jenis bius

e. Tim bedah
 Pastikan diagnosa, lokasi operasi, jenis operasi
 Pastikan isntrumen, linen, tersedia sesuai dengan jenis operasi
f. Tim anastesi membantu dokter spesialis bedah untuk membius pasien
 Lokasi operasi : kaki kanan bagian dalam (betis)
 Teknik bius: anastesi umum/ bius total
 Jam bius: 11.30
 Chek reaksi bius: setelah dibius pasien tampak tidak sadarkan diri
 Pasien tidak sadar dan tertidur
 Hemodinamik: TD: 115/70 mmHg mmHg, S: 36,6. N: 85x/menit, Spo2: 99%
g. Tim bedah
 Tim bedah melakukan langka-langka bersiapan operasi mulai dari mencuci
tangan dan memakai sarung tangan steril, menggunakan jas operasi steril,
memasang linen steril diarea operasi dan melaukan tindakan aseptik area operasi
dengan menggunakan betadin 10% dan cairan NHCL.
 Memastikan instrumen di meja mayo sesuai dengan urutan penggunaan
h. Tim out oleh time serkuler
 Konfirmasi seluruh time dokter (Dokter anastesi: Dr. Kartika, Sp, An), dokter
bedah (Dr. Decky, Sp.B), asisten bedah (Ns. …….. Penata anastesi Ns. …..).
 Konfirmasi secara verbal (nama Tn. S.H dengan diagnosa soft tissue tumor
 Prosedur tindakan: pembedahan ekstremitas bawah (kanan)
 Antisipasi kejadian kritis, langka apa yang dilakukan bila kondisi kritis atau
kejadian yang tidak diharapkan, Lamanya operasi 1 jam, kemungkinan
kehilangan darah ada risiko pendarahan: ada antisipasi persediaan darah 1 bag.
 Catatan dokter anastesi: apakah ada hal kusus yang perlu diperhatikan pada
pasien Tn. S.H dan perhatikan hemodinamik
 Catatan tim perawat: apakah peralatan sudah steril, adakah alat-alat yang perluh
diperhatikan khusus dalam masalah: alat steril ada indikator menggunakan alat
section set dengan jumlah instrumen dan kasa 10.
 Persiapan alat operasi:
 2 kom sedang
 4 buat duk klem 1 buah nailfuder
 4 buah kocher
 4 buang klem (2 klem lengkung, 2 klem lurus)
 1 buah pinset siruscis
 1 buah pincet anatomis
 1 buah gagang bisutri
 1 buah gunting benang
 1 buah gunting jaringan
 20 helai kasa
 Benang ( T-Vio No.2=1, T-Mono No.3-0=1)
 Sebelum melakukan tindakan tim melakukan Doa bersama
 Mengevaluasi dengan kasa deppers: terdapat perdarahan dalam kassa deppers
sebanyak +50cc
 Pastikan organ aman tidak ada risiko perdarahan tindakan pembedahan sesuai
dengan diagnosa pasien

i. Analisa data
No Data Etiologi Masalah
1 DO: pasien banyak Tindakan pembedahan Risiko pendarahan
mengeluarkan darah, pasien
diberi injeksi obat asam
traneksamat (obat mengentikan
pendarahan)
j. Diagnosa
Risiko perdarahan b/d tindakan pembedahan ditandai dengan data DS/DO
k. Intervensi & Implementasi
Pelaksanaan Tanda
Hari/ Tgl No Dx Intervensi (√) Tanga
n

15/03/23 Risiko Pencegahan perdarahan  monitor tanda tanda


perdarahan  monitor tanda tanda vital vital
 kolaborasi pemberian obat TD:110/80 mmHg, N:
pengontrol pendarahan 88x/m, RR:22x/m,
Spo2: 100%
 memberikan pasien
obat asam traneksamat
(obat menghentikan
pendarahan)

l. Evaluasi
Hari/Tgl No Dx Evaluasi TTd

Risiko perdarahan S: -
15/03/23 O: pasien tampak tenang, tidak mengalami
perdarahan yang berlebihan
A: masalah teratasi
P:intervensi dihentikan

3. Di Ruang RR
a. Data Fokus
Score post anastesi
 Kesadaran: 2 (sadar penuh)
 Aktivitas: 1 (2 anggota gerak ektremitas atas karna adanya nyeri bekas post op
dibagian ektremitas kanan )
 Respirasi: 2 (mampu bernapas dan batuk secara bebas)
 Sirkulasi: 2 (tensi normal 120/80 mmHg)
 Warnah kulit: 2 (normal )

b. Analisa data
No Data Etiologi Masalah
DO: Adanya nyeri di area Agen pencedera fisik Nyeri akut
ekstremitas kanan karna post op
c. Diagnosa
Myeri akut b/d sgen pencedra fisik ditandai dengan data DS/DO
d. Intervensi/Implementasi
Hari/ Tgl No Dx Intervensi Pelaksanaan (√) Ttd

15/03/23 Nyeri akut Manajemen nyeri Mengidentifikasi (P,Q,R,S,T)


 Identifikasi lokasi, P: nyeri dirasakan saat
karakteristik, durasi, bergerak
frekuensi, kualitas, Q: nyeri yang dirasakan seperti
intensitas nyeri. tertusuk
 Anjurkan Teknik R: nyeri dirasakan diareh
nonfarmakologis untuk operasi abdomen bawa
mengurangi rasa nyeri S: skala nyeri 5
 Kolaborasi pemberian T: nyeri dirasakan hilang
analgetik timbul ± 2 menit

e. Evaluasi
Hari/Tgl No Dx Evaluasi TTd

15/03/23 Nyeri akut S: klien mengatakan nyeri sedikit berkurang


O: pasien tampak meringis
A: masalah belum teratasi
P:intervensi dilanjutkan di ruangan rawat inap

Anda mungkin juga menyukai