Anda di halaman 1dari 13

MATA KULIAH : PEROMOSI KESEHATAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN


PENYAKIT MALARIA

DI SUSUN OLEH
NAMA : LUSIYANI
NIM : PO7247319023

POLTEKKES KEMENKES PALU


PRODI DIII KEPERAWATAN
TOLITOLI
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik : Penyakit Malaria

Sasaran : Masyarakat pangi

Tempat : Balai desa

Hari/tanggal. : Kamis,25Februari2021

Jam : 9.00 - 9.30 WITA

Pelaksana : LusiYani

A. Latar Belakang
Malaria masih merupakan masalah penyakit endemik di wilayah Indonesia Timur
khususnya Nusa Tenggara Barat. Salah satu masalah yang dihadapi adalah kesulitan
mendiagnosis secara cepat dan tepat. Berdasarkan hasil evaluasi Program Pemantapan Mutu
Eksternal Laboratorium Kesehatan pada pemeriksaan mikroskopis malaria, yang dilakukan oleh
Balai Laboratorium Kesehatan Mataram, dari 19 laboratorium di NTB yang mengevaluasi
menggunakan preparat positif malaria, hanya 79% peteknik laboratorium yang dapat membaca
preparat dengan benar. Kepentingan untuk mendapatkan diagnosis yang cepat pada penderita
yang diduga menderita malaria merupakan tantangan untuk mendapatkan uji/metode
laboratorik yang tepat, cepat, sensitif, mudah dilakukan, serta ekonomis.
Peranan keendemikan (endemisitas) malaria, migrasi penduduk yang cepat, serta
berpindah-pindah (traveling) dari daerah endemis, secara tidak langsung mempengaruhi
masalah diagnostik laboratorikmaupun terapi malaria. Perubahan gambaran morfologi parasit
malaria, serta variasi galur (strain), yang kemungkinan disebabkan oleh pemakaian obat
antimalaria secara tidak tepat (irasional), membuat masalah semakin sulit terpecahkan bila
hanya mengandalkan teknik diagnosis mikroskopis. Ditambah lagi rendahnya mutu mikroskop
dan pereaksi (reagen) serta kurang terlatihnya tenaga pemeriksa, menimbulkan kendala dalam
memeriksa parasit malaria secara mikroskopis yang selama ini merupakan standar emas (gold
standard) pemeriksaan laboratoris malaria.
B. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan umum
Setelah di berikan penyuluhan di harapkan kepada masyarakat pangi mengerti dan
memahami tentang malaria.
2. Tujan khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit di harapkan masyarakat pangi mampu :
a. Menjelaskan pengertian malaria
b. Menyebutkan tanda dan gejala malaria
c. Menyebutkan apa saja penyebab dari malaria
d. Menjelaskan apa saja pencegahan untuk malaria
e. Menyebutkan apa saja pengobatan untuk penderita malaria
f. Menyebutkan apa saja komplikasi dari penyakit malaria
3. Satuan acara pembelajaran
C. POKOK BAHASAN
Malaria
b. Sub pokok bahasan
1) pengertian malaria
2) tanda dan gejala malaria
3) penyebab dari malaria
4) pencegahan untuk malaria
5) pengobatan untuk penderita malaria
6) komplikasi dari penyakit malaria
c. Sasaran atau target
Masyarakat
D. METODE
1) Ceramah,
2) diskusi/Tanya jawab
E. MEDIA ATAU ALAT
1) Leafleat, lembar balik,
2) laptop
F. WAKTU ATAU TEMPAT
1) Hari/tanggal :
2) Waktu : 09.00-9.30 WITA
3) Tempat : balaidesa
( Setting tempat)

Referensi :
Depkes RI, Pedoman Ekologi dan Aspek Perilaku Vektor, Direktorat Jenderal PPM-PL,
Departemen Kesehatan RI, Jakarta 2001.
Day 1998. Nyamuk Penular Malaria, Dalam Jurnal Data dan Informasi Kesehatan, Pusdatin,
Depkes RI, Jakarta 2003.
Nugroho, Agung. 2010. Malaria Dari Molekuler ke Klinis.Jakarta : EGC
TABEL KEGIATAN ACARA
N KEGIATAN PENYULUHAN PESERTA MEDIA WAKTU
O
1 Pembuka  Memberi  Menjawab 5 menit
an salam salam
 Memperkena  Mendengar
lkan kan
diri(moderat
or,
penyuluhan
dan
fasilitator)
 Memintamas  Memperken
yarakat alkan diri
memperkena
lkan diri
 Menjelaskan  Mendengar
TIU dan TIK kan

2 Kegiatan  Memberi  Menjawab  Infokus 20


inti salam salam  Laptop menit
 Menanyakan  Menjawab  Leaflet
pengertian pertanyaan
malaria
 Memberi kan  Mendengar
penghargaan kan
 Menjelaskan  Mendengar
tanda dan kan
gejala
malaria
 Menjelaskan  Mendengar
penyebab kan
malaria
 Menjelaskan  Mendengar
pencegahan kan
yang bisa
dilakukan
untuk
mencegah
terjadinya
malaria

 Menyebutka  Mendengar
n komplikasi kan
dari malaria
Penutup  Bertanya  Menjawab 5 menit
kepada pertanyaan
masyarakat
tentang
materi yg
telah di
sampaikan(m
alaria)
 Mendengar
 Membuat kan
kesimpulan
dari materi
yg telah di
sampaikan  Mendengar
 Mengakhiri kan
penyuluhan
 Memberi  Menjawab
salam salam

G. EVALUASI
Semua peserta penyuluhan yang hadir diharapkan dapat menjawab 4 dari 6 pertanyaan :
1. Meminta salah satu peserta menjelaskan pengertian penyakit malaria
Jawaban :
Malaria adalah penyakit infeksi menular yang menyebar melalui gigitan nyamuk. Penderita
malaria akan mengeluhkan gejala demam dan menggigil.

2. Meminta salah satu peserta menjelaskan dan menyebutkan tanda gejala malaria
Jawaban :
Gejala malaria timbul setidaknya 10-15 hari setelah digigit nyamuk. Munculnya gejala melalui
tiga tahap selama 6-12 jam, yaitu menggigil, demam dan sakit kepala, lalu mengeluarkan banyak
keringat dan lemas sebelum suhu tubuh kembali normal. Tahapan gejala malaria dapat timbul
mengikuti siklus tertentu, yaitu 3 hari sekali (tertiana) atau 4 hari sekali (kuartana).

3. Meminta salah satu peserta menjelaskan penyebab penyakit malaria


Jawaban :
Manusia dapat terkena malaria setelah digigit nyamuk yang terdapat parasit malaria di dalam
tubuh nyamuk. Gigitan nyamuk tersebut menyebabkan parasit masuk ke dalam tubuh manusia.
Parasit ini akan menetap di organ hati sebelum siap menyerang sel darah merah.

4. Meminta salah satu peserta menyebutkan pencegahan dari penyakit malaria


Jawaban :
1) Memakaikelambu
2) Menggunakanpakaianatauselimut
3) Menguras
4) Menutup
5) Mengubur
6) Memakai lotion
7) Memakaiobatnyamukatausemprot
8) Melakukan fogging

5. Meminta salah satu peserta menjelaskan pengobatan dari penyakit malaria


Jawaban :
Pengobatan malaria tergantung kepada jenis parasit dan resistensi parasit terhadap
klorokuin. Untuk suatu serangan malaria falciparum akut dengan parasit yang resisten terhadap
klorokuin, bisa diberikan kuinin atau kuinidin secara intravena. Pada malaria lainnya jarang
terjadi resistensi terhadap klorokuin, karena itu biasanya diberikan klorokuin dan primakuin.
Prinsip penangana
6. Meminta salah satu peserta menjelaskan komplikasi penyakit malaria
Jawaban :
1) Malaria cerebral (koma) yang tidak disebabkan oleh penyakit lain atau terjadi lebih dari 30
menit setelah serangan kejang dengan menurunnya kesadaran. Merupakan komplikasi
paling berbahaya yang dapat terjadi secara perlahan dalam beberapa hari atau mendadak
dalam waktu hanya 1-2 jam, sering disertai kejang.
2) Nafas serasa sesak dan berat/respiratory distress.
3) Anemia berat
4) Gagal ginjal akut, kelainan fungsi ginjal dapat terjadi karena dehidrasi (terjadi pada >50%
penderita komplikasi malaria)
5) Radang paru-paru, sering terjadi pada pasien malaria dewasa. Dapat terjadi oleh karena
kelebihan cairan dalam paru-paru.
6) Hipoglikemi : gula darah menurun< 40 ml/dl
7) Syok, disertai keringat dingin, atau perbedaan temperatur kulit-mukosa >1 ?C, kulit tidak
elastis, pucat. Pernapasan dangkal, nadi cepat dan tekanan darah turun.
8) Pendarahan spontan dari hidung, gusi dan saluran cerna
9) Kejang-kejang yang berulang lebih dari 2 kali/24 jam.
Infeksi malaria akut

LAMPIRAN MATERI
MALARIA
1. Pengertian
Malaria sejenis penyakit menular yang dalam manusia sekitar 350-500 juta orang terinfeksi
dan lebih dari 1 juta kematian setiap tahun, terutama di daerah tropis dan di Afrika di bawah
gurun Sahara. Untuk penemuannya atas penyebab malaria, seorang dokter militer Prancis
Charles Louis Alphonse Laveran diberikan Penghargaan Nobel untuk Fisiologi dan Medis pada
1907. Malaria adalah penyakit yang menyerang manusia, burung, kera dan primata lainnya,
hewan melata dan hewan pengerat, yang disebabkan oleh infeksi protozoa dari genus
Plasmodium dan mudah dikenali dari gejala meriang (panas dingin menggigil) serta demam
berkepanjangan.
Dengan munculnya program pengendalian yang didasarkan pada penggunaan residu insektisida,
penyebaran penyakit malaria telah dapat diatasi dengan cepat. Sejak tahun 1950, malaria telah
berhasil dibasmi di hampir seluruh Benua Eropa dan di daerah seperti Amerika Tengah dan
Amerika Selatan. Namun penyakit ini masih menjadi masalah besar di beberapa bagian Benua
Afrika dan Asia Tenggara. Sekitar 100 juta kasus penyakit malaria terjadi setiap tahunnya dan
sekitar 1 persen diantaranya fatal. Seperti kebanyakan penyakit tropis lainnya, malaria
merupakan penyebab utama kematian di negara berkembang. Pertumbuhan penduduk yang
cepat, migrasi, sanitasi yang buruk, serta daerah yang terlalu padat, membantu memudahkan
penyebaran penyakit tersebut.

2. Patofisiologi
Patofisiologi pada malaria belum diketahui dengan pasti. Berbagai macam teori dan
hipotesis telah dikemukakan. Perubahan patofisiologi pada malaria terutama berhubungan
dengan gangguan aliran darah setempat sebagai akibat melekatnya eritrosit yang mengandung
parasit pada endotelium kapiler. Perubahan ini cepat reversibel pada mereka yang dapat tetap
hidup (survive). Peran beberapa mediator humoral masih belum pasti, tetapi mungkin terlibat
dalam patogenesis terjadinya demam dan peradangan. Skizogoni eksoeritrositik mungkin dapat
menyebabkan reaski leukosit dan fagosit, sedangkan sporozoit dan gametosit tidak
menimbulkan perubahan patofisiologik.Daur hidup spesies malaria pada manusia yaitu:

a. Fase seksual
Fase ini terjadi di dalam tubuh manusia (Skizogoni), dan di dalam tubuh nyamuk (Sporogoni).
Setelah beberapa siklus, sebagian merozoit di dalam eritrosit dapat berkembang menjadi
bentuk- bentuk seksual jantan dan betina. Gametosit ini tidak berkembang akan mati bila tidak
di hisap oleh Anopeles betina. Di dalam lambung nyamuk terjadi penggabungan dari gametosit
jantan dan betina menjadi zigote, yang kemudian mempenetrasi dinding lambung dan
berkembang menjadi Ookista. Dalam waktu 3 minggu, sporozoit kecil yang memasuki kelenjar
ludah nyamuk (Tjay & Rahardja, 2002, hal .162-163).
Fase eritrosit dimulai dan merozoid dalam darah menyerang eritrosit membentuk tropozoid.
Proses berlanjut menjadi trofozoit- skizonmerozoit. Setelah 2- 3 generasi merozoit dibentuk,
sebagian merozoit berubah menjadi bentuk seksual. Masa antara permulaan infeksi sampai
ditemukannya parasit dalam darah tepi adalah masa prapaten, sedangkan masa tunas/ incubasi
intrinsik dimulai dari masuknya sporozoit dalam badan hospes sampai timbulnya gejala klinis
demam. (Mansjoer, 2001, hal. . 409).

b. Fase Aseksual

Terjadi di dalam hati, penularan terjadi bila nyamuk betina yang terinfeksi parasit,
menyengat manusia dan dengan ludahnya menyuntikkan “ sporozoit “ ke dalam peredaran
darah yang untuk selanjutnya bermukim di sel-sel parenchym hati (Pre-eritrositer). Parasit
tumbuh dan mengalami pembelahan (proses skizogoni dengan menghasilakn skizon) 6-9 hari
kemudian skizon masak dan melepaskan beribu-ribu merozoit. Fase di dalam hati ini di namakan
“ Pra -eritrositer primer.” Terjadi di dalam darah. Sel darah merah berada dalam sirkulasi lebih
kurang 120 hari. Sel darah mengandung hemoglobin yang dapat mengangkut 20 ml O2 dalam
100 ml darah. Eritrosit diproduksi oleh hormon eritropoitin di dalam ginjal dan hati. Sel darah di
hancurkan di limpa yang mana proses penghancuran yang di keluarkan diproses kembali untuk
mensintesa sel eritrosit yang baru dan pigmen bilirubin yang dikelurkan bersamaan dari usus
halus. Dari sebagian merozoit memasuki sel-sel darah merah dan berkembang di sini menjadi
trofozoit. Sebagian lainnya memasuki jaringan lain, antara lain limpa atau terdiam di hati dan di
sebut “ekso-eritrositer sekunder“. Dalam waktu 48 -72 jam, sel-sel darah merah pecah dan
merozoit yang di lepaskan dapat memasuki siklus di mulai kembali. Setiap saat sel darah merah
pecah, penderita merasa kedinginan dan demam, hal ini di sebabkan oleh merozoit dan protein
asing yang di pisahkan. Secara garis besar semua jenis Plasmodium memiliki siklus hidup yang
sama yaitu tetap sebagian di tubuh manusia (aseksual) dan sebagian ditubuh
nyamuk.Patofisiologi malaria adalah multifaktorial dan mungkin berhubungan dengan hal-hal
sebagai berikut :

a. Penghancuran eritrosit.
Penghancuran eritrosit ini tidak saja dengan pecahnya eritrosit yang mengandung parasit,
tetapi juga oleh fagositosis eritrosit yang mengandung parasit dan yang tidak mengandung
parasit, sehingga menyebabkan anemia dan anoksia jaringan. Dengan hemolisis intra vaskular
yang berat, dapat terjadi hemoglobinuria (blackwater fever) dan dapat mengakibatkan gagal
ginjal.

b. Mediator endotoksin-makrofag.
Pada saat skizogoni, eirtosit yang mengandung parasit memicu makrofag yang sensitif
endotoksin untuk melepaskan berbagai mediator yang berperan dalam perubahan patofisiologi
malaria. Endotoksin tidak terdapat pada parasit malaria, mungkin berasal dari rongga saluran
cerna. Parasit malaria itu sendiri dapat melepaskan faktor neksoris tumor (TNF). TNF adalah
suatu monokin , ditemukan dalam darah hewan dan manusia yang terjangkit parasit malaria.
TNF dan sitokin lain yang berhubungan, menimbulkan demam, hipoglimeia dan sindrom
penyakit pernafasan pada orang dewasa (ARDS = adult respiratory distress syndrome) dengan
sekuestrasi sel neutrofil dalam pembuluh darah paru. TNF dapat juga menghancurkan
plasmodium falciparum in vitro dan dapat meningkatkan perlekatan eritrosit yang dihinggapi
parasit pada endotelium kapiler. Konsentrasi TNF dalam serum pada anak dengan malaria
falciparum akut berhubungan langsung dengan mortalitas, hipoglikemia, hiperparasitemia dan
beratnya penyakit.

c. Sekuestrasi eritrosit yang terinfeksi.


Eritrosit yang terinfeksi plasmodium falciparum stadium lanjut dapat membentuk tonjolan-
tonjolan (knobs) pada permukaannya. Tonjolan tersebut mengandung antigen malaria dan
bereaksi dengan antibodi malaria dan berhubungan dengan afinitas eritrosit yang mengandung
plasmodium falciparum terhadap endotelium kapiler darah dalam alat dalam, sehingga
skizogoni berlangsung di sirkulasi alat dalam, bukan di sirkulasi perifer. Eritrosit yang terinfeksi,
menempel pada endotelium kapiler darah dan membentuk gumpalan (sludge) yang
membendung kapiler dalam alam-alat dalam.
Protein dan cairan merembes melalui membran kapiler yang bocor (menjadi permeabel) dan
menimbulkan anoksia dan edema jaringan. Anoksia jaringan yang cukup meluas dapat
menyebabkan kematian. Protein kaya histidin P. falciparum ditemukan pada tonjolan-tonjolan
tersebut, sekurang-kurangnya ada empat macam protein untuk sitoaherens eritrosit yang
terinfeksi plasmodium P. falciparu
3. Tanda dan gejala
a. Demam
b. Menggigil
c. arthralgia (sakit persendian)
d. muntah muntah
e. anemia
f. kejang
g.
4. Penyebab
Penyebab infeksi malaria ialah plasmodium, yang selain menginfeksi manusia juga
menginfeksi binatang seperti golongan burung, reptil, dan mamalia. Termasuk jenis plasmodium
dari family plasmodidae. Plasmodium ini pada manusia menginfeksi erotrosit (sel darah merah)
dan mengalami pembiakan aseksual di jaringan hati dan di eritrosit. Pembiakan seksual terjadi
pada tubuh nyamuk anopheles betina. Secara keseluruhan ada lebih dari 100 plasmodium yang
menginfeksi binatang pada jenis burungdan reptil dan 22 pada primata.
Parasit Malaria yang Terdapat di IndonesiaPlasmodium malaria yang sering dijumpai ialah
plasmodium vivax menyebabkan malaria tertiana (Benign malaria) dan plasmodium falciparum
yang menyebabkan malaria tropika (Malignan Malaria). Plasmodium malariae pernah juga
dijumpai tetapi sangat jarang. Plasmodium ovale pernah dilaporkan dijumpai di Irian Jaya, pulau
Timor, pulau Owi (utara Irian Jaya). (Ilmu Penyakit Dalam, 2009)

5. Pencegahan
a. Memakaikelambu
b. Menggunakanpakaianatauselimut
c. Menguras
d. Menutup
e. Mengubur
f. Memakai lotion
g. Memakaiobatnyamukatausemprot
h. Melakukan fogging

6. Pengobatan
Pengobatan malaria tergantung kepada jenis parasit dan resistensi parasit terhadap
klorokuin. Untuk suatu serangan malaria falciparum akut dengan parasit yang resisten terhadap
klorokuin, bisa diberikan kuinin atau kuinidin secara intravena. Pada malaria lainnya jarang
terjadi resistensi terhadap klorokuin, karena itu biasanya diberikan klorokuin dan primakuin.
Prinsip penanganan malaria secara umum adalah bila tanpa komplikasi diberikan peroral
artesunat kombinasi dengan amodiakuin (artesdiakuin) atau coartem atau duo-cotexcin,
sedangkan malaria dengan komplikasi diberikan artesunat 2,4 mg/kgbb pada jam ke 0 - 12 - 24 -
72 dan seterusnya sampai pasien bisa diterapi secara oral atau digunakan artemeter 3,2
mg/kgbb dilanjutkan dengan 1,6 mg/kg.

7. Komplikasi
a. Malaria cerebral (koma) yang tidak disebabkan oleh penyakit lain atau terjadi lebih dari 30 menit
setelah serangan kejang dengan menurunnya kesadaran. Merupakan komplikasi paling
berbahaya yang dapat terjadi secara perlahan dalam beberapa hari atau mendadak dalam waktu
hanya 1-2 jam, sering disertai kejang.
b. Nafas serasa sesak dan berat/respiratory distress.
c. Anemia berat
d. Gagal ginjal akut, kelainan fungsi ginjal dapat terjadi karena dehidrasi (terjadi pada >50%
penderita komplikasi malaria)
e. Radang paru-paru, sering terjadi pada pasien malaria dewasa. Dapat terjadi oleh karena
kelebihan cairan dalam paru-paru.
f. Hipoglikemi : gula darah menurun< 40 ml/dl
g. Syok, disertai keringat dingin, atau perbedaan temperatur kulit-mukosa >1 ?C, kulit tidak elastis,
pucat. Pernapasan dangkal, nadi cepat dan tekanan darah turun.
h. Pendarahan spontan dari hidung, gusi dan saluran cerna
i. Kejang-kejang yang berulang lebih dari 2 kali/24 jam.
j. Infeksi malaria akut

DAFTAR PUSTAKA

DepkesRI,PedomanEkologidanAspekPerilakuVektor,DirektoratJenderalPPM-PL,
DepartemenKesehatanRI,Jakarta2001.
Day1998.NyamukPenularMalaria,DalamJurnalDatadanInformasiKesehatan,Pusdatin,
DepkesRI,Jakarta2003.
Nugroho,Agung.2010.MalariaDariMolekulerkeKlinis.Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai