A. Definisi
Debridement adalah menghilangkan jaringan mati juga membersihkan luka
dari kotoran yang berasal dari luar yang termasuk benda asing bagi tubuh. Caranya
yaitu dengan mengompres luka menggunakan cairan atau beberapa material
perwatan luka yang fungsinya utuk menyerap dan mengangkat bagian-bagian luka
yang nekrotik. (Brunner & Suddarth, 2002)
Setelah dilakukan debridement, luka harus dilakukan irigasi larutan garam
fisiolofis atau larutan lain dan dilakukan dressing atau juga disebut dengan kompres
dan dibalut sampai luka tertutup untuk mencegah resiko infeksi setelah
pembedahan. (Sjamsuhidajat, 2012)
B. Post Debridement
Definisi
Post debridement merupakan tindakan atau tahapan setelah dilakukan
pembedahan yaitu proses pemulihan.
D. Manifestasi klinis
Manifestasi klinis yang sering terjadi pada pasien post debridement yaitu :
1. Nyeri pada kaki akibat insisi pembedahan
2. Perdarahan kecil akibat pembedahan
3. Kelemahan
4. Konstipasi
E. Komplikasi
Komplikasi yang dapat muncul pada pasien post debridement yaitu :
1. Gangguan perfusi jaringan akibat penurunan aliran darah ke kaki.
a) Infeksi
Infeksi bedah merupakan penyulit pembedahan yang sering
dijumpai pada praktek sehari – hari infeksi dapat terbatas di tempat
pembedahan, luka insisi atau menyebar secara sistematik (sepsis).
Infeksi dapat terjadi 20 apabila dalam perawatan luka post debrid
ulkus tidak dilakukan secara multidisiplin, dan tidak teliti dalam
memberikan antiseptik maupun penggunaab alat medikasi.
b) Kerusakan integritas kulit akibat pembedahan
Kerusakan intergritas kulit akibat dehisiensi luka. Dehisiensi luka
merupakan luka yang terbuaka di bagaian tepi – tepi luka. Factor
penyebab terjadinya infeksi karena penutupan luka tidak rapat atau
tidak benar.
F. Perawatan pasca bedah
1. Perawatan post pembedahan
a) Memonitor tanda – tanda vital pasien, kesadaran dan input output
pasien.
b) Observasi balutan post operasi pada tungkai kaki.
c) Melakukan perawatan luka dengan prinsip steril
d) Makanan
Setelah dilakukan pembedahan pasien biasanya tidak
diperbolehkan makan terlebih dahulu. Dan setelah diperbolehkan
pasien makan sesuai diit yang telah diberikan.
2. Mobilisasi
Pasien setelah menjalani operasi biasanya diposisikan untuk bedrest
dan aktivitas di tempat tidur dengan dibantu keluarga dan perawat.
3. Pemenuhan kebutuhan eliminasi.
Untuk kebutuhan BAK diperkenankan untuk di tempat tidur
menggunakan pispot jika tidak menggunakan DC kateter dan dihitung
berapa jumlah keluarannya. Begitu juga untuk BAB dilakukan di atas
tempat tidur menggunakan pispot.
4. Proses penyembuhan luka
Menurut Sjamsuhijajat & Jong (2005) proses penyembuhan luka dibagi
beberapa fase antara lain :
a) Fase inflamasi
Fase ini dihitung dari waktu terjadinya luka sampai dengan kira-
kira hari ke lima. Sel-sel darah baru akan berkembang dan menjadi
melkaukan proses penyembuhan.
b) Fase proliferasi
Fase ini juga disebut fase fibroplasias dimana berlangsung pada
akhir fase pertama / inflamasi sampai kira-kira akhir minggu
ketiga. Pada fase ini serat akan terbentuk dan dihancurkan kembali
sebagai penyesuaian diri dengan luka dan biasanya cenderung
mengerut. Biasanya luka kemerahan dan muncul benjolan halus
yang disebut jaringan granulasi.
c) Fase penyudahan
Proses pematangan diantaranya penyerapan kembali jaringan yang
berlebih, pengerutan sesuai gravitasi, dan jaringan baru mulai
terbentuk. Waktu yang diperlukan pada fase ini bisa berbulan-
bulan bahkan bertahuntahun.
G. Kriteria Evaluasi
Kriteria evaluasi pada pasien post debridement ulkus ini diharapkan
sebagai berikut :
1. Tidak timbul nyeri selama dilakukan perawatan luka
2. Luka pada insisi tanpa infeksi
3. Tidak timbul komplikasi
4. Kriteria luka bagus
5. Pasien setelah pulang dari rumah sakit diharapkan :
a) Mengetahui tentang pengobatan/perawatan lanjutan yang harus
dijalani.
b) Mengetahui jenis diit yang harus dilakukan
c) Mengetahui jenis terapi obat/non obat yang diberikan.
2. Kerusakan integritas kulit Integritas kulit Perawatan luka dan pertahanan kulit
berhubungan dengan luka post Clien Outcome : 1. Observasi lokasi terjadinya kerusakan integritas kulit
operasi debridement 2. Kaji faktor resiko kerusakan integritas kulit
Integritas kulit utuh 3. Lakukan perawatan luka
4. Monitor status nutrisi
5. Atur posisi klien tiap 1 jam sekali
6. Pertahankan kebersihan alat tenun
3. Hambatan Mobilitas fisik Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1800. Bantuan Perawatan Diri
berhubungan dengan nyeri akut 3 x 24 jam, klien akan : Aktivitas Keperawatan:
0206. Pergerakan sendi halaman 452 , yang 1. Memonitor kemampuan klien untuk perawatan diri mandiri
dibuktikan dengan indicator sebagai berikut 2. Memonitor kebutuhan klien untuk alat-alat bantu kebersihan diri,
(4-5: deviasiasi ringan dari kisaran normal - berpakaian, berhias, toileting, dan makan.
tidak ada devisiasi dari kisaran normal). 3. Melakukan perawatan diri klien.
0300. Perawatan Diri :Aktivitas Sehari – 4. Menganjurkan keluarga untuk membantu klien jika mengalami
Hari halaman 435, dibuktikan dengan kesulitan dalam memenuhi kebutuhannya.
indicator sebagai berikut (4-5 : sedikit 0840. Pengaturan Posisi
terganggu – tidak terganggu) Aktivitas Keperawatan
Krtieria Hasil 1. Monitor kemampuan otot ekstremitas.
Terjadi peningkatan dalam aktivitas fisik 2. Monitor kemampuan klien dalam pengaturan posisi
Klien dapat melakukan aktivitas mobilisasi 3. Berikan posisi miring kiri dan miring kanan setiap 2 jam
secara mandiri 4. Ajarkan ROM pasif
Dapat melakukan ADLs tanpa bantuan. 5. Anjurkan keluarga untuk membantu klien merubah posisi
4. Resiko infeksi berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 6550 perlindungan infeksi
dengan adanya luka post selama 2x 24 jam maka diharapkan (1908) 1. Monitor tanda dan gejala infeksi
debridement deteksi resiko dengan kriteria: 2. Monitor kerentangan terhadap infeksi
190801 mengenali tanda dan gejala yang 3. Jaga penggunaan antibiotik dengan bijaksana
mengidikasikan resiko infeksi secara 4. Ajarkan anggota kluarga bagaiman cara menghindari infeksi
konsisten menunjukan 6540 Kontrol infeksi
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah kegiatan merawat pasien
2. Ganti peralatan perawatan perpasien sesuai protokol instusi
3. Pastikan penanganan aseptik dari semua saluran IV
4. Berikan terapi antibiotik yang sesuai
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth , 2002. Keperawatan Medikal Bedah edisi 8. Jakarta : EGC
Sjamsuhidajat, R. Wim de Jong , Buku Ajar Ilmu Bedah. EGC, Jakarta. 2012.
A.K. Muda, Ahmad. 2005. Kamus Lengkap Kedokteran Edisi Revisi. Jakarta :
Gitamedia Press.