Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN PENDAHULUAN SINDROM NEFROTIK

A. Definisi/Deskripsi Penyakit
Sindrom nefrotik merupakan gangguan klinis ditandai oleh peningkatan protein dalam
urin secara bermakna, penurunan albumin dalam darah (hipoalbuminemia), edema, dan
serum kolestrol yang tinggi dan lipoprotein densitas rendah (hiperlipidemia). Kadang-
kadang terdapat hematuria, dan penurunan fungsi ginjal. Insiden tertinggi pada anak
usia 3-4 tahun, rasio laki-laki dibanding dengan perempuan adalah 2:12 (Donna, 2006).

B. Pathway

Idiopatik Etiologi & klasifikasi :


Primer Sekunder
1. Kongenital
2. Primer/idiopatik (diduga
Glumeronefritis autoimun)
1. DM
3. Sekunder (mengikuti penyakit
2. SLE
sistemik) (Konsensus IDAI,
3. Amyloidosis 2012).

Nefrotik sindrom Manifestasi Klinis:


Edema, Hematuria,
Resiko tinggi infeksi Proteinuria, hypoalbuminemia,
Perubahan permeabilitas glomerulus heperkoleterolemia, anemia
defisiensi besi dan hipertensi
(Ngastiyah, 2005 dalam
↓ sistem imun Proterin terfiltrasi bersama urine Perawatan anak sakit Ed.2)
(proteinuria)

Merangsang sintesis LDL di hati


Hilangnya protein plasma Komplikasi :
Infeksi, hypovolemia, Hilangnya
Mengangkut kolesterol dalam darah protein dalam urine. (Suriadi &
Hipoalbuminemia Yulianni R, 2006 dalam asuhan
keperawatan pada anak)
Hiperlipidemia
↓ tekanan osmotik plasma
Kelebihan volume cairan
Resiko tinggi kerusakan Cairan intravaskuler
integritas kulit
berpindah ke
Gangguan citra tubuh interstitial

edema ↓ vol intravaskular

Hipovolemia Resiko kehilangan cairan


Peritone Genitali
Paru Mata
al a
Sekresi renin
Asites Efusi Bengkak
pleura periorbital
↑ renin angiotensin Vasokontriksi
Menekan
gaster
Pelepasan ADH ↑ aldosteron Hipertensi

Persepsi kenyang
Reabsorbsi Na dan air Ganggun perfusi jaringan

Anoreksia ↓ produksi urine (oliguria) ↑ volume plasma

Perubahan nutrisi

1
Diagnosa Keperawatan: Ggn. Perfusi jaringan b.d Kelebihan volume cairan b.d
Kelebihan volume cairan hipovolemia Disfungsi ginjal
Gangguan perfusi jaringan NOC: Setelah dilakukannya NOC :Setelah dilakukan
Nutrisi, kurang dari kebutuhan intervensi 1x6 jam klien mampu: intervensi 1x6 jam klien mampu
tubuh Menunjukkan keseimbangan Memahami batasan cairan dan
Resiko tinggi kerusakan cairan diet
integritas kulit Menunjukkan status sirkulasi Tidak ada gangguan
Resiko tinggi infeksi NIC: keseimbangan cairan
Resiko kehilangan cairan Manajemen cairan NIC:
/kurangnya volume cairan Manajemen hipovolemia Manajemen cairan
(intravaskular) Manajemen eliminas urin
Pemantauan cairan
Manajemen hipervolemia

Nutrisi kurang dari kebutuhan Resiko tinggi kerusakan


tubuh b.d hilang nafsu makan integritas kulit
(presepsi kenyang) NOC: Menunjukkan integritas Resiko tinggi infeksi
NOC: jaringan:kulit dan membran NOC:
Setelah 1x6 jam pasien mampu: mukosa Terbebas dari tanda dan gejala
Menoleransi diet yang dilakukan NIC: Asuhan tirah baring & infeksi
Memiliki nilai laboratorium Survealis kulit Mengindikasikan status
misalkan (albumin) dalam batas gastrointestinal, pernapasan,
normal genitourinaria, dan imun dalam
Keinginan untuk makan ketika batas normal
sedang sakit Resiko kekurangan volume Melaporkan tanda atau gejala
NIC: cairan infeksi serta mengikuti prosedur
Manajemen nutrisi NOC: skrining dan pemantauan
Terapi nutrisi Menunjukkan keseimbangan NIC:
Pemantauan nutrisi volume cairan Skrining kesehatan
Membantu pasien untuk makan Hidrasi Perlindungan infeksi
Pemantauan cairan NIC:
Manajemen cairan Manajemen cairan
Pantau cairan
Manajemen hipovolemia

C. Pemeriksaan Penunjang
Jenis Nilai Normal Manfaat
Pemeriksaan
Protein Urine Negatif Protein dalam urine menandakan ikut terbuangnya
protein melalui urine
Albumin serum 3,5-5,5 g/dl Albumin menurun karena protein terbuang
melalui urin, hal ini dapat menyebabkan edema,
dan melihat perlu atau tidaknya transfusi albumin
Pemeriksaan darah Dalam batas Normal Pasien dengan SN cenederung akan mengalami
lengkap hiperlipidemia
USG Renal Tidak ada kelainan, tidak ada tanda- Glumerulonefritis sebagai penyebab primer SN
tanda glumerulonephritis kronik
Biopsi Ginjal Tidak ada keganasan Mengatahui keadaan ginjal

D. Penatalaksanaan
1. Istirahat hingga edema menurun
2. Diet tinggi protein
3. Pencegahan infeksi
4. Deuritik
2
5. Kortikosteroid.
6. Antibiotik
7. Pungsi asites
Ngastiyah, (2005).

E. Daftar Pustaka
NANDA Internasional, Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-2017. EGC
Ngastiayah. 2005. Perawatan Anak Sakit Ed 2. Jakarta: EGC
Nursing Intervention Classification (NIC) 6th edition. 2013. Elsevier
Nursing Outcomes Classification (NOC) 5th edition. 2013. Elsevier
Surjadi dan Rita Yuliani. 2006. Asuhan Keperawatan Pada Anak Edisi 2. Jakarta: Sugeng
Seto
Trihono PP, Alatas H, Tambunan T, Pardede SO. (2012). Konsensus Tatalaksana Sindrom
Nefrotik Idiopatik Pada Anak, Ed 2. Unit Kerja Koordinasi Nefrologi Ikatan Dokter
Anak Indonesia. Jakarta. Badan Penerbit IDAI.
Wong, Donna L. 2006. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Edisi 6. Jakarta : EGC
https://www.researchgate.net/profile/Fauna_Herawati/publication/303523819_Pedoman_In
terpretasi_Data_Klinik/links/5746c1db08ae298602fa0bb4/Pedoman-Interpretasi-
Data-Klinik.pdf

Banjarmasin, Juli 2018

Ners Muda

(Azmi Elenda, S.Kep)


Preseptor Klinik

(................................................)

Anda mungkin juga menyukai