Dosen Pembimbing
Popy Siti Aisyah,S.Kep.,Ners.,M.Kep
Oleh:
Nim : 40201940549
A. Definisi
Sirosis hepatis adalah suatu keadaan patologis yang
menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatik yang berlangsung
progresif. Kerusakan sel-sel hati ini akan berlanjut menjadi gangguan dari
susunan hepar
dan peningkatan vaskularisasi yang menyebabkan
terjadinya varises atau pelebaran pembuluh darah di
daerah gaster maupun esophagus.
B. Etiologi
Sirosis hepatis dapat disebabkan oleh banyak hal. Penyebabnya
antara lain adalah penyakit infeksi, penyakit keturunan dan metabolik,
obat-obatan dan toksin. Di Negara barat penyebab terbanyak sirosis
hepatis adalah konsumsi alkohol, sedangkan di Indonesia terutama
disebabkan oleh virus hepatitis B maupun C (Dita 2017).
Ada tiga tipe sirosis hepatis:
1. Sirosis Laennec (disebut juga sirosis alkoholik), portal, dan sirosis
gizi), dimana jaringan parut secara khas mengelilingi daerah portla.
Sering disebabkan oleh alkoholis kronis.
2. Sirosis pascanekrotik, dimana terdapat pita jaringan parut yang lebar
sebagai akibat lanjut dari hepatis akut yang terjadi sebelumnnya.
3. Sirosis biliaris, dimana pembentukan jaringan parut terjadi dalam hati
di sekitar saluran empedu. Terjadi akibat obstruksi bilier yang kronis
dan infeksi (kolangitis).
Sirosis hepatis menurut Childpugh juga digunakan sebagai dasar
diagnosis sirosis hepatis :
a. Derajat 1 merupakan derajat kerusakan minimal, dimana disebutkan
oleh Tarigan (1996) bahwa pada derajat ini merupakan derajat
kompensasi sempurna, sehingga kadang-kadang sulit menegakkan
diagnosis sirosis hepatis.
b. Derajat 2 Pada proses lanjutan dari kompensasi sempurna mungkin
bisa ditegakkan diagnosis dengan bantuan pemeriksaan klinis yang
cermat, laboratorium biokimia/serologi marker, dan pemeriksaan
penunjang lainnya. Pada derajat ini,penegakan diagnosis sirosis
hepatis terdiri atas pemeriksaan fisik, laboratorium, USG.
C. Tanda dan Gejala
Suharyono Soebandiri memformulasikan bahwa 5 dari 7 tanda di
bawah ini sudah dapat menegakkan diagnosis sirosis Hepatis
dekompensata:
Tanda :
- Asites
- Splenomegali
- Perdarahan varises (hematemesis)
- Kadar albumin yang rendah
- Spider Nevi
- Erythema Palmaris
- Vena collateral.
Gejala :
a. Keluhan pasien
- Pruritis.
- Urin berwarna gelap.
- Ukuran lingkar pinggang meningkat.
- Turunnya selera makan dan turunnya berat badan.
- Ikterus (kuning pada kulit dan mata) muncul belakangan.
b. Tanda klasik
- Telapak tangan merah.
- Pelebaran pembnuluh darah.
- Ginekomastia bukan tanda spesifik.
- Peningkatan waktu protombin adalah tanda yang lebih khas.
D. Patomekanisme
Multifaktor
- Malnutrisi
- Kolestasis kronik
- Toksik/infeksi
- Metabolik:DM
- Alkohol
- Hepatitis virus B dan C
Sirosis hepatis
Kelainan jaringan parenkim Fungsi hati terganggu Resiko gangguan fungsi hati Inflamasi
hati akut
kronis Nyeri
Gangguan sintesis
Ikterik Feses pucat urin gelap
vitamin k
Ketidakseimbangan
Resiko
nutrisi kurang dari
ketidakseimbangan
kebutuhan tubuh
elektrolit
E. Komplikasi
Komplikasi utama dari sirosis meliputi
- Ascites
- Spontaneous bacterial peritonitis (SBP)
- Encephalopathy hepatic
- Hipertensi portal
- Perdarahan variceal
- Sindrom hepatorenal
- Peritonitis bakterial spontan
- Karsinoma hepatoselular.
F. Prosedur Diagnostik
- Peningkatan kadar ammonia darah (akibat dari metabolism protein)
- Peningkatan bilirubin serum (disebabkan oleh kerusakan
metabolism bilirubin
- Peningkatan alkalin fosfat serum, ALT, dan AST (akibat dari
destruksi jaringan hepar)
- SGOT,SGPT,LDH (meningkat)
- Biopsy,hepar dan ultrasonografi
- Esfagoskopi (varises) dengan belum esofagografi
- Urinalisis menunjukan biliribunia
G. Penatalaksanaan Medis
- Dicurigai sebagai sirosis tingkat B dan C dengan asites
- Gambaran klinis mungkin tidak ada dan leukosit tetap normal
- Protein asites biasanya <1 g/dl
- Biasanya monomicrobialdan bakteri gram-negative
- Mulai pemberian antibiotic jika asites >250mm polymorphs
- 50% mengalami kematian dan 69% sembuh dalam 1 tahun
- Pengobatan SBP dengan memberikan Cephalosporins Generasi III
(cefotaxime), secara parental selama lima hari, atau qinolon secara
oral.mengingat akan rekurennya tinggi maka untuk profilaxis dapat
diberikan norfloxacin (400mg/hari) selama 2-3 minggu
H. Penatalaksaan Diet
Supportif :
- Istirahat yang cukup
- Pengaturan makanan yang cukup dan seimbang, misalnya:cukup
kalori,,protein 1gr/kgBB/hari dan vitamin
- Pengobatan berdasarkan etiologi, misalnya pada sirosis hati akibat
infeksi virus hepatitis C dapat dicoba dengan interferon
I. Rencana asuhan keperawatan pada kasus sirosis hepatis
No Diagnosa Tujuan Perawatan Intervensi Keperawatan Rasional
Keperawatan (NOC) (NIC)