Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENYAKIT SIROSIS HEPATIS

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medical Bedah I

Dosen Pembimbing
Popy Siti Aisyah,S.Kep.,Ners.,M.Kep

Oleh:

Fikri Rizki Fadlurrahman

Nim : 40201940549

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH
BANDUNG
2019
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENYAKIT SIROSIS HEPATIS

A. Definisi
Sirosis hepatis adalah suatu keadaan patologis yang
menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatik yang berlangsung
progresif. Kerusakan sel-sel hati ini akan berlanjut menjadi gangguan dari
susunan hepar
dan peningkatan vaskularisasi yang menyebabkan
terjadinya varises atau pelebaran pembuluh darah di
daerah gaster maupun esophagus.

B. Etiologi
Sirosis hepatis dapat disebabkan oleh banyak hal. Penyebabnya
antara lain adalah penyakit infeksi, penyakit keturunan dan metabolik,
obat-obatan dan toksin. Di Negara barat penyebab terbanyak sirosis
hepatis adalah konsumsi alkohol, sedangkan di Indonesia terutama
disebabkan oleh virus hepatitis B maupun C (Dita 2017).
Ada tiga tipe sirosis hepatis:
1. Sirosis Laennec (disebut juga sirosis alkoholik), portal, dan sirosis
gizi), dimana jaringan parut secara khas mengelilingi daerah portla.
Sering disebabkan oleh alkoholis kronis.
2. Sirosis pascanekrotik, dimana terdapat pita jaringan parut yang lebar
sebagai akibat lanjut dari hepatis akut yang terjadi sebelumnnya.
3. Sirosis biliaris, dimana pembentukan jaringan parut terjadi dalam hati
di sekitar saluran empedu. Terjadi akibat obstruksi bilier yang kronis
dan infeksi (kolangitis).
Sirosis hepatis menurut Childpugh juga digunakan sebagai dasar
diagnosis sirosis hepatis :
a. Derajat 1 merupakan derajat kerusakan minimal, dimana disebutkan
oleh Tarigan (1996) bahwa pada derajat ini merupakan derajat
kompensasi sempurna, sehingga kadang-kadang sulit menegakkan
diagnosis sirosis hepatis.
b. Derajat 2 Pada proses lanjutan dari kompensasi sempurna mungkin
bisa ditegakkan diagnosis dengan bantuan pemeriksaan klinis yang
cermat, laboratorium biokimia/serologi marker, dan pemeriksaan
penunjang lainnya. Pada derajat ini,penegakan diagnosis sirosis
hepatis terdiri atas pemeriksaan fisik, laboratorium, USG.
C. Tanda dan Gejala
Suharyono Soebandiri memformulasikan bahwa 5 dari 7 tanda di
bawah ini sudah dapat menegakkan diagnosis sirosis Hepatis
dekompensata:
Tanda :
- Asites
- Splenomegali
- Perdarahan varises (hematemesis)
- Kadar albumin yang rendah
- Spider Nevi
- Erythema Palmaris
- Vena collateral.
Gejala :
a. Keluhan pasien
- Pruritis.
- Urin berwarna gelap.
- Ukuran lingkar pinggang meningkat.
- Turunnya selera makan dan turunnya berat badan.
- Ikterus (kuning pada kulit dan mata) muncul belakangan.
b. Tanda klasik
- Telapak tangan merah.
- Pelebaran pembnuluh darah.
- Ginekomastia bukan tanda spesifik.
- Peningkatan waktu protombin adalah tanda yang lebih khas.
D. Patomekanisme
Multifaktor
- Malnutrisi
- Kolestasis kronik
- Toksik/infeksi
- Metabolik:DM
- Alkohol
- Hepatitis virus B dan C

Sirosis hepatis

Kelainan jaringan parenkim Fungsi hati terganggu Resiko gangguan fungsi hati Inflamasi
hati akut
kronis Nyeri

Hipertensi portal Ansietas Gangguan Gangguan metabolisme Gangguan metabolisme


metabolisme bilirubin protein zat besi
Varises esovagus
Bilirubin tak Asam amino relatif Gangguan asam folat
terkonjugasi (albumin, globulin)

Gangguan sintesis
Ikterik Feses pucat urin gelap
vitamin k

Gangguan citra tubuh


Perdarahan gastrointestinal: Peningkatan tekanan Penumpukan garam Faktor pembekuan
hematemesis melena hidrostatik, peningkatan empedu dibawah darah terganggu,
permeabilitas vaskuler kulit sintesis terganggu
Pruritas
Hipokalemia, anemia
Filtasi cairan keruang ketiga
Resiko
Kerusakan integritas kulit
perdarahan
Asites dan edema perifer

Kelebihan volume cairan Ekspansi paru terganggu Penurunan produksi sel


Kelemahan
darah merah/anemia

Ketidakefektifan pola Intoleransi


nafas Sintesis vit A,B
Alkalosis Ketidakefektifan perfusi aktivitas complek, B12 melalui
jaringan perifer
hati menurun
Metabolik ensefalopati
Gangguan metabolisme
Koma Gangguan vitamin
pembentukan
empedu
Kematian Ketidakmampuan koping Peningkatan peristaltik
keluarga usus Lemak tidak dapat
diemulsikan dan tidak dapat
di serap usus halus
Diare

Ketidakseimbangan
Resiko
nutrisi kurang dari
ketidakseimbangan
kebutuhan tubuh
elektrolit
E. Komplikasi
Komplikasi utama dari sirosis meliputi
- Ascites
- Spontaneous bacterial peritonitis (SBP)
- Encephalopathy hepatic
- Hipertensi portal
- Perdarahan variceal
- Sindrom hepatorenal
- Peritonitis bakterial spontan
- Karsinoma hepatoselular.
F. Prosedur Diagnostik
- Peningkatan kadar ammonia darah (akibat dari metabolism protein)
- Peningkatan bilirubin serum (disebabkan oleh kerusakan
metabolism bilirubin
- Peningkatan alkalin fosfat serum, ALT, dan AST (akibat dari
destruksi jaringan hepar)
- SGOT,SGPT,LDH (meningkat)
- Biopsy,hepar dan ultrasonografi
- Esfagoskopi (varises) dengan belum esofagografi
- Urinalisis menunjukan biliribunia
G. Penatalaksanaan Medis
- Dicurigai sebagai sirosis tingkat B dan C dengan asites
- Gambaran klinis mungkin tidak ada dan leukosit tetap normal
- Protein asites biasanya <1 g/dl
- Biasanya monomicrobialdan bakteri gram-negative
- Mulai pemberian antibiotic jika asites >250mm polymorphs
- 50% mengalami kematian dan 69% sembuh dalam 1 tahun
- Pengobatan SBP dengan memberikan Cephalosporins Generasi III
(cefotaxime), secara parental selama lima hari, atau qinolon secara
oral.mengingat akan rekurennya tinggi maka untuk profilaxis dapat
diberikan norfloxacin (400mg/hari) selama 2-3 minggu
H. Penatalaksaan Diet
Supportif :
- Istirahat yang cukup
- Pengaturan makanan yang cukup dan seimbang, misalnya:cukup
kalori,,protein 1gr/kgBB/hari dan vitamin
- Pengobatan berdasarkan etiologi, misalnya pada sirosis hati akibat
infeksi virus hepatitis C dapat dicoba dengan interferon
I. Rencana asuhan keperawatan pada kasus sirosis hepatis
No Diagnosa Tujuan Perawatan Intervensi Keperawatan Rasional
Keperawatan (NOC) (NIC)

1 Nyeri akut Dilakukan tindakan 1. Lakukan 1. Membantu


dalam 3 hari sehingga pengkajian nyeri mengevalusi
nyeri akut dapat secara derajat
teratasi dengan kriteria komprehensif ketidaknya
hasil: termasuk lokasi, manan dan
Mampu mengontrol karakteristik, terjadinya
nyeri, mampu durasi, frekuensi, komplikasi
menggunakan teknik kualitas dan 2. Respon non
nonfarmakologi untuk factor presipitasi verbal
mengurangi nyeri 2. Observasi membantu
1. Mampu nonverbal dari mengevalua
mengenali ketidaknyamana si derajat
nyeri (skala, n nyeri dan
intensitas,freku 3. Tingkatkan perubahann
ensi dan tanda istirahat ya
nyeri) 4. Berikan 3. Dengan
2. Menyatakan analgetik untuk istirahat
rasa nyaman mengurangi dapat untuk
setelah nyeri nyeri menurunkan
berkurang derajat nyeri
4. menurunkan
nyeri dan
meningkatk
an
kenyamanan
2 Intoleransi Dilakukan tindakan 1. Bantu klien 1. Untuk
aktivitas dalam 3 hari sehingga untuk melatih
intoleransi aktivitas mengidentifikasi aktivitas
dapat teratasi dengan aktivitas yang fisik klien
kriteria hasil: mampu 2. Membantu
1. Tanda-tanda dilakukan klien dalam
vital normal 2. Bantu untuk melakukan
2. Berpartsipasi mendapatkan aktivitas
dalam aktifitas alat bantuan mandiri
fisik tanpa seperti kursi 3. Aktivitas
disetai roda,krek yang ringan
peningkatan 3. Bantu untuk dapat
tekanan mengidentikasi mencegah
darah,nadi, dan aktivitas yang di peningkatan
RR sukai kerja
3. Mampu jantung dan
berpindah mengurangi
dengan atau kelelahan
tanpa bantuan
alat

3 Ketidakefektifan Dilakukan tindakan 1. Monitor adanya 1. Mengetahui


perfusi jaringan dalam 3 hari sehingga tromboplebitis adanya
perifer ketidakeektifan perfusi 2. Monitor peradangan
jarngan perifer dapat kemampuan bab pada
teratasi dengan kriteria 3. Kolaborasi pembuluh
hasil: pemberian darah
a. Tidak ada analgetik 2. Mengetahui
ortostatik kemampuan
hipertensi klien
b. Tekanan 3. Pemberian
systole diastole obat yang
dalan rentan tepat dapat
normal mempercep
c. Tidak ada at
peningkatan kesembuhan
tekanan klien
intracranial
(tidak lebih
dari 15mmHg)

4 Ketidakseimban Dilakukan tindakan 1. Monitor jumlanh 1.Mengidentifik


gan nutrisi dalam 3 hari sehingga nutrisi dan kalori asi kebutuhan
kurang dari Ketidakseimbangan 2. Anjurkan pasien alori pasien
kebutuhan tubuh nutrisi kurang dari untuk terhadap
kebutuhan tubuh dapat meningkatkan nutrisi yang
teratasi dengan kriteria protein dan diberikan,serta
hasil: nutrisi mengurangi
1. Mampu 3. Yakinkan diet kelelahan
mengidentifika yang dimakan yang pasien
si kebutuhan mengandung alami
nutrisi tinggi serat 2.nutrisi yang
2. Tidak ada untuk mencegah diberikan,serta
tanda-tanda konstipasi mengurangi
malnutrisi 4. Berikan kelelahan
3. Berat badan makanan yang yang pasien
ideal sesuai sudah alami
tinggi badan terpilih(sudah di 3.untuk
konsultasikan mencegah
dengan ahligizi) terjadinya
konstipasi
4.nutrisi yang
adekuat dapat
meningkatkan
status
kesehatan
Daftar Pustaka
1. Nanda (2015).Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis Nanda Nic-Noc.Yogyakarta:mediaction
2. Budhiarta (2017). Penatalaksanaan dan edukasi pasien sirosis hati
dengan varises esofagus di RSUP Sanglah Denpasar tahun 2014.Jurnal
volume 8 No 1
3. Lovena Dkk (2017). Karakteristik Pasien Sirosis Hepatis di RSUP Dr.
M. Djamil Padang.Jurnal kesehatan andalas volume 6 no.1
4. Elfatma Dkk (2017).Gambaran Derajat Varises Esophagus
Berdasarkan Beratnya Sirosis Hepatis.Jurnal kesehatan andalas
volume 6 no.2.

Anda mungkin juga menyukai