OLEH
KELOMPOK IX :
ATRISYA TANIA
YUSTIKA NORA
2B - S1 KEPERAWATAN
TAHUN 2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada pasien
SIROSIS HEPATITIS” tepat pada waktunya. Makalah ini disusun untuk melengkapi serta
memenuhi tugas kuliah Tentang SIROSIS HEPATITIS serta melatih kemampuan
mahasiswa.
Penyusun menyadari makalah ini masih belum sempurna,baik dari isi maupun
sistematika penulisannya,maka dari itu penyusun berterima kasih apabila ada kritik dan saran
yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 9
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1. Pengertian ......................................................................................................
2. Anatomi fisiologi .............................................................................................
3. Etiologi ...........................................................................................................
4. Tanda dan gejala ............................................................................................
5. Patofisiologi ....................................................................................................
6. Manifestasi klinik .............................................................................................
7. Pemeriksaan penunjang .................................................................................
8. Komplikasi ......................................................................................................
9. Penatalaksanaan ............................................................................................
A. Pengkajian .....................................................................................................
B. Diagnosa keperawatan .................................................................................
C. Intervensi keperawatan ...............................................................................
D. Implementasi keperawatan.............................................................................
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
a) Tujuan umum
Setelah dilakukan pembelajaran/seminar diharapkan mahasiswa dapat
mengetahui dan mengaplikasikan asuahan keperawatan klien sirosis hepatis
b) Tujuan khusus
A. KONSEP TEORITIS
a. PENGERTIAN
Sirosis hepatis adalah penyakit yang ditandai oleh adanya peradangan difus dan
menahun pada hati, diikuti dengan proliferasi jaringan ikat, degenerasi dan regenerasi
sel-sel hati, sehingga timbul kekacauan dalam susunan parenkim hati (Mansjoer,
FKUI, 2001).
Sirosis hati adalah penyakit hati menahun yang difus ditandai dengan adanya
pembentukan jaringan ikat disertai nodul. Biasanya dimulai dengan adanya proses
peradangan nekrosis sel hati yang luas. Pembentukan jaringan ikat dan usaha
regenerasi nodul. Distorsi arsitektur hati akan menimbulkan perubahan sirkulasi
mikro dan makro menjadi tidak teratur akibat penambahan jaringan ikat dan nodul
tersebut (Smeltzer & Bare, 2001).
Sirosis hepatis adalah penyakit hati kronis yang tidak diketahui penyebabnya dengan
pasti. Telah diketahui bahwa penyakit ini merupakan stadium akhir dari penyakit hati
kronis dan terjadinya pengerasan dari hati (Sujono, 2002).
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sirosis hati adalah
penyakit hati kronis yang ditandai oleh adanya peradangan difus pada hati, diikuti
dengan proliferasi jaringan ikat, degenerasi dan regenerasi sel hati disertai nodul dan
merupakan stadium akhir dari penyakit hati kronis dan terjadinya pengerasan dari hati
Hati adalah kelenjar terbesar dalam tubuh, berat rata-rata sekitar 1500 gr atau2% berat
badan orang dewasa normal. Hati merupakan organ lunak yang lentur danterbentuk
oleh struktur sekitarnya. Bagian bawah hati berbentuk cekung danmerupakan atap
dari ginjal kanan, lambung, penkreas, dan usus. Hati memiliki dualobus utama yaitu
kanan dan kiri. Setiap lobus terbagi menjadi struktur-strukturyang disebut sebagai
lobules, yang merupakan mikroskopis dan fungsional organ.Hati manusia memiliki
maksimal 100.000 lobulus.
Hati sangatpenting untuk mempertahankan hidup dan berperan dalam hampir setiap
fungsimetabolic tubuh, dan terutama bertangung jawab atas lebih dari 500
aktivitasberbeda.Hati adalah organ penting untuk sekresi empedu, namun juga
memiliki fungilain antara lain :
1 )Metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein setelah penyerapan dari
saluranpencernaan
2)Detoksifikasi atau degradasi zat sisa dan hormon serta obat dan senyawa
asinglainya.
3)Sintesis berbagai macam protein plasma mencakup untuk pembekuan darahdan
untuk mengangkut hormon tiroid, steroid, dan kolesterol.
4)Penyimpanan glikogen, lemak, besi, tembaga, dan banyak vitamin.
5)Pengaktifan vitamin D yang dilaksanakan oleh hati dan ginjal
6)Pengeluaran bakteri dan sel darah merah yang sudah rusak
7)Ekskresi kolesterol dan bilirubin
GAMBAR HEPAR
c. Etiologi
e. PATOFISIOLOGI
Meskipun ada beberapa faktor yang terlibat dalam etiologi sirosis, konsumsi
minuman beralkohol dianggap sebagai faktor penyebab yang utama. Sirosis terjadi
dengan frekuensi paling tinggi pada peminum minuman keras. Meskipun
defisiensi gizi dengan penurunan asupan protein turut menimbulkan kerusakan
hati pada sirosis, namun asupan alkohol yang berlebihan merupakan faktor
penyebab yang utama pada perlemakan hati dan konsekuensi yang
ditimbulkannya. Namun demikian, sirosis juga pernah terjadi pada individu yang
tidak memiliki kebiasaan minum minuman keras dan pada individu yang dietnya
normal tetapi dengan konsumsi alkohol yang tinggi (Smeltzer & Bare, 2001).
f. Manifestasi klinis
Menurut Smeltzer & Bare (2001) manifestasi klinis dari sirosis hepatis antara lain:
1. Pembesaran Hati Pada awal
perjalanan sirosis hati, hati cenderung membesar dan sel-selnya dipenuhi oleh
lemak. Hati tersebut menjadi keras dan memiliki tepi tajam yang dapat diketahui
melalui palpasi. Nyeri abdomen dapat terjadi sebagai akibat dari pembesaran hati
yang cepat dan baru saja terjadi sehingga mengakibatkan regangan pada selubung
fibrosa hati (kapsula Glissoni). Pada perjalanan penyakit yang lebih lanjut,
ukuran hati akan berkurang setelah jaringan parut menyebabkan pengerutan
jaringan hati. Apabila dapat dipalpasi, permukaan hati akan teraba berbenjol-
benjol (noduler).
2. Obstruksi Portal dan Asites Manifestasi lanjut sebagian disebabkan oleh
kegagalan fungsi hati yang kronis dan sebagian lagi oleh obstruksi sirkulasi
portal. Semua darah dari organ-organ digestif praktis akan berkumpul dalam vena
porta dan dibawa ke hati.
3. Varises Gastrointestinal Obstruksi aliran darah lewat hati yang terjadi akibat
perubahan fibrotik juga mengakibatkan pembentukan pembuluh darah
kolateral dalam sistem gastrointestinal dan pemintasan (shunting )
darah dari pembuluh portal ke dalam pembuluh darah dengan tekanan yang lebih rendah.
Sebagai akibatnya, penderita sirosis sering memperlihatkan distensi pembuluh darah
abdomen yang mencolok serta terlihat pada inspeksi abdomen (kaput medusae), dan distensi
pembuluh darah diseluruh traktus gastrointestinal. Esofagus, lambung dan rektum bagian
bawah merupakan daerah yang sering mengalami pembentukan pembuluh darah kolateral.
4. Edema Gejala lanjut lainnya pada sirosis hepatis ditimbulkan oleh gagal hati
yang kronis. Konsentrasi albumin plasma menurun sehingga menjadi
predisposisi untuk terjadinya edema. Produksi aldosteron yang berlebihan
akan menyebabkan retensi natrium serta air dan ekskresi kalium.
5. Defisiensi Vitamin dan Anemia Karena pembentukan, penggunaan dan
penyimpanan vitamin tertentu yang tidak memadai (terutama vitamin A, C dan
K), maka tanda-tanda defisiensi vitamin tersebut sering dijumpai, khususnya
sebagai fenomena hemoragik yang berkaitan dengan defisiensi vitamin K.
6. Kemunduran Mental Manifestasi klinis lainnya adalah kemunduran fungsi
mental dengan ensefalopati dan koma hepatik yang membakat. Karena itu,
pemeriksaan neurologi perlu dilakukan pada sirosis hepatis dan mencakup
perilaku umum pasien, kemampuan kognitif, orientasi terhadap waktu serta
tempat, dan pola bicara.
g. Pemeriksaan Penunjang
h. Komplikasi
i. Penatalaksanan
ASKEP TEORITIS
PENGKAJIAN
Nyeri tumpul di epigastrium, sesak napas, asites, pusing, mual, muntah, epitaksis.
b. Riwayat kesehatan masa lalu:
Pernah menderita hepatitis, memiliki penyakit bawaan seperti hemokromatis, pernah
keracunan obat-obatan, penyumbatan kantung empedu.
c. Riwayat penyakit keluarga:
Penyakit hemokromatis, atresia bilier.
Pola Nutrisi
·Pola Eliminasi
·Pola aktivitas
·Pola istirahat
.Pemeriksaan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
2. - Asupan nutrisi
ü Memberikan atau membantu
mencukupi dengan asupan makanan dan
- Asupan makanan cairan yang seimbang
dan cairan
mencukupi
Aktivitasnya:
- Asupan makanan
- Membantu pasien
dan ciran ke dalam
dengan
Gangguan mulut sesuai
menanyakan
keseimbangan kebutuhan
apakah mempunyai
nutrisi : kurang - Asupan kalori,
alergi terhadap
dari kebutuhan protein, lemak,
makanan
tubuh yang karbohidrat, vitamin,
- Memastikan pasien
berhubungan mineral, zat besi dan
memakan makanan
dengan kalsium tercukupi
yang sesuai dengan
anoreksia dan - Berat badan
kebutuhannya
gangguan meningkat
- Memberikan
saluran - Pasien
asupan kalori sesuai
pencernaan mengungkapkan
dengan kebutuhan
secara verbal telah
tubuh serta aktifitas
kembali berenergi
- Memberikan
peningkatan asupan
zat besi pada
makanan sesuai
kebutuhan
- Memberikan
peningkatan asupan
protein dan vitamin
C pada makanan
sesuai kebutuhan
3. - Warna kulit dalam
ü Memperbaiki respon terhadap
keadaan normal penggunaan energy,
- Kecepatan berjalan perpindahan tubuh, meliputi
pada kaki normal kehendak atau keinginan
- Tolaransi pada saat aktivitas biasa
naik tangga baik
4. Kekuatan baik
Aktivitasnya:
- Aktivitas dalam sehari- - Memantau masukan nutrisi
Intoleransi
hari mampu dikerjakan untuk memastikan sumber
aktivitas
- Kemampuan berkomunikasi energy yang adekuat
berhubungan
saat beraktivitas berat - Memantau pola tidur dan
dengan
bisa tercapai kuantitas tidur
kelemahan
- Memantau lokasi dari
secara umum
ketidaknyamanan/nyeri
dan penurunan
selama beraktifitas
massa otot
- Melakukan penilaian pada
jadwal istirahat
- Memantau bukti dari
kelelahan secara fisik dan
emosional
- Dukung alternative priode
aktivitas dan istirahat
4. Nyeri kronik - Mengenal faktorü Meringankan nyeri atau
berhubngan yang menyebabkan mengurangi nyreri menuju
dengan nyeri tingkat nyaman yang diterima
kerusakan - Mengurangi ukuran
hati /gangguan dan frekuensi nyeri oleh klien
fisiologi nyeri
- Dapat menggunkan
Aktivitasnya :
obat analgesic yang
- Kaji dan catat
tepat
karakteristik,
- Laporan tentang
lokasi, durasi dan
rasa nyeri
frekuensi nyeri
berkurang sesuai
- Tentukan faktor
ungkapan verbal
predisposisi dan
dari klien
presipitasi nyeri
- Melihat tanda
- Kaji efek nyeri
berbahaya untuk
terhadap gaya
memberi perawatan
hidup klien dan
kebiasaan makan
- Ajarkan klien
menggunakan
analgesic secara
mandiri (sering
narkotik) atau obat
lain sesuai
instruksi
- Gunakan metode
mengontrol nyeri
tanpa memakai
obat untuk
meningkatkan
relaksasi seperti
teknik distrasi,
imaginasi dan
relaksasi otot
progresif
- Kaji respon klien
terhadap
pengawasan nyeri
(alat ukur), dan
rujuk pada
penatalaksanaan
klinik nyeri kronis,
jika diindikasikan
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Sirosis hati adalah penyakit hati menahun yang difus ditandai dengan adanya
pembentukan jaringan ikat disertai nodul. Biasanya dimulai dengan adanya proses
peradangan nekrosis sel hati yang luas. Pembentukan jaringan ikat dan usaha
regenerasi nodul. Distorsi arsitektur hati akan menimbulkan perubahan sirkulasi
mikro dan makro menjadi tidak teratur akibat penambahan jaringan ikat dan nodul
tersebut (Smeltzer & Bare, 2001).
Sirosis hepatis adalah penyakit hati kronis yang tidak diketahui penyebabnya dengan
pasti. Telah diketahui bahwa penyakit ini merupakan stadium akhir dari penyakit hati
kronis dan terjadinya pengerasan dari hati (Sujono, 2002).
DAFTAR PUSTAKA