KANKER TULANG
Disusun Oleh:
Eko Apriyanto
PO.62.20.1.16.134
KEMENTERIAN KESEHATAN
2018
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan Kanker
Tulang ini tepat pada waktunya.
Harapan saya sebagai penyusun yaitu agar para pembaca memahami tentang
Kanker Tulang, dan saya pun mengucapkan terima kasih kepada pihak yang
telah membantu saya dalam menyusun makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga Laporan Pendahuluan Kanker Tulang ini
dapat memberikan manfaat dan wawasan terhadap para pembaca.
Hormat saya,
Eko Apriyanto
2
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR....................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... 3
1. Pengkajian ............................................................................................................ 9
2. Diagnosa Keprawatan ........................................................................................ 11
3. Intervensi ........................................................................................................... 11
4. Implementasi ...................................................................................................... 15
5. Evaluasi .............................................................................................................. 15
3
A. KONSEP DASAR PENYAKIT
1. Pengertian
Metastase bisa terjadi pada setiap tulang dan dimana saja. Biasanya (tidak
selalu) menimbulkan nyeri local. Tumor metastasik biasanya dekstruktif (lytic) dan
bisa terjadi fraktur bila tulang menjadi lemah. Kadang-kadang terlihat densitas
(terutama bila tumor primernya prostat atau payudara). Jarang terlihat pembentukan
tulang baru secara periosteal (bila dibandingkan dengan tumor primer). Yang paling
penting, hampir selalu multiple, terjadi pada tulang yang berbeda. Jarang dapat
dikenali tumor primer dari mana metastase berasal.( Tucker.1993 ). Tumor tulang
adalah pertumbuhan abnormal pada sel-sel (neoplasma) di dalam tulang yang
kemungkinannya benigna (non kanker) atau maligna (kanker). Neoplasma adalah
masa abnormal dari jaringan, yang pertumbuhannya pesat dan tidak terkoordinasi dari
pada jaringan normal dan berlangsung lama serta berlebihan setelah perhentian
stimulus yang menimbulkan perubahan tersebut
2. Etiologi
Penyebab dari tumor tulang tidak diketahui. Tumor tulang biasanya muncul pada
area yang sedang mengalami pertumbuhan yang cepat. Tetapi pada penelitian
biomolekuler lebih lanjut ditemukan beberapa mekanisme terjadinya neoplasma
tulang, yaitu melalui identifikasi mutasi genetik yang spesifik dan penyimpangan
kromosom pada tumor. Keabnormalan dari gen supresor tumor dan gen pencetus
oncogen. Tumor histogenik memiliki dua level tipe, yaitu benigna bone tumor dan
maligna bone tumor.
Menurut penelitian juga disebutkan bahwa terjadinya mutasi cromosom P53 dan Rb
juga dapat menjadi penyebab terjadinya tumor. Selain itu penyebabnya bisa karena
adanya trauma dan infeksi yang berulang misalnya Bone infarct, osteomyelitis
chronic paget disease. Faktor lingkungan berupa paparan radiasi dan zat karsinogenik
(timbal, karbon dan bahan metal lain), serta gaya hidup (perokok, alkoholik, dan
sering terpapar stress) juga merupakan factor predisposisi terjadinya tumor tulang ini.
b. Paparan radiasi
c. Beberapa kasus pada tumor tulang ganas disebabkan oleh kelainan DNA pada
tulang faktor genetik contohnya:
4
1) Retinoblastoma kelainan pada gen 13q14
2) Displasi tulang, penyakit paget, fibrous displasia, enchondromatosis, eksostosis
herediter multipl
3) L1-Fraumenisyndrome (mutasi TP 53)
Rothmund-thomson sindrom yaitu kelainan pada resesif autosomal yang berkaitan
dengan kelainan tulang kongenitaaaal, displasia rambut dan kulit, hipogonadism, dan
katarak
4) Gaya hidup yang tak sehat misalnya merokok, makanan dan minuman yang
mengandung karbon.
3. Patofisiologi
5
4. Pathway Kanker Tulang
Zat karsinogen
↓
Timbulnya sel kanker
↓
Bermetastase melalui PD
↓
Sumsum tulang
↓
Mengalami kerusakan yang luas
5. Pemeriksaan Penunjang
6
e. Pemeriksaan bone survey (foto seluruh tubuh)
Bone Survey atau pemeriksaan tulang-tulang secara radio-grafik konvensional
adalah pemeriksaan semua tulang-tulang yang paling sering dikenai lesi-lesi
metastatik yaitu skelet, foto bone survey dapat memberikan gambaran klinik yaitu:
- Lokasi lesi lebih akuran apakah daerah epifisis, metafisis, dan diafisis atau pada
organ-organ tertentu.
- Apakah tumor bersifat soliter atau multiple.
- Jenis tulang yang terkena.
- Dapat memberikan gambaran sifat-sifat tumor
6. Manifestasi Klinik
a. Nyeri tulang
Nyeri tulang adalah gejala yang paling sering didapati pada proses metastasis
ke tulang dan biasanya merupakan gejala awal yang disadari oleh pasien. Nyeri
timbul akibat peregangan periosteum dan stimulasi saraf pada endosteum oleh
tumor.Nyeri dapat hilang-timbul dan lebih terasa pada malam hari atau waktu
beristirahat.
b. Fraktur
Adanya metastasis ke tulang dapat menyebabkan struktur tulang menjadi lebih
rapuh dan beresiko untuk mengalami fraktur.Kadang-kadang fraktur timbul sebelum
gejala-gejala lainnya.Daerah yang sering mengalami fraktur yaitu tulang-tulang
panjang di ekstremitas atas dan bawah serta vertebra.
c. Penekanan medula spinalis
Ketika terjadi proses metastasis ke vertebra, maka medulla spinalis menjadi
terdesak. Pendesakan medulla spinalis tidak hanya menimbulkan nyeri tetapi juga
parese atau mati rasa pada ekstremitas, gangguan miksi, atau mati rasa disekitar
abdomen.
d. Peninggian kadar kalsium dalam darah
Hal ini disebabkan karena tingginya pelepasan cadangan kalsium dari
tulang.Peninggian kalsium dapat menyebabkan kurang nafsu makan, mual, haus,
konstipasi, kelelahan, dan bahkan gangguan kesadaran.
e. Gejala lainnya
Apabila metastasis sampai ke sum-sum tulang, gejala yang timbul sesuai
dengan tipe sel darah yang terkena.Anemia dapat terjadi apabila mengenai sel darah
merah.Apabila sel darah putih yang terkena, maka pasien dapt dengan mudah
terjangkit infeksi.Sedangkan gangguan pada platelet, dapat menyebabkan
perdarahan.
7
7. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan medis
Tujuan penatalaksanaan menghancurkan atau mengangkat jaringan ganas dengan
metode seefektip mungkin :
- Tindakan pengangkatan tumor biasanya dengan mengamputasi
- Alloperinol untuk mengontrol hiperurisemia. Outputurin harus baik(2500-
3000ml/hari) unutuk mengukur tingkat serum kalsium dan mencegah
hiperkalsium dan hiperurisemia.
- Bifosfonat
Bifosfonat berfungsi untuk menekan laju destruksi dan pembentukan tulang
yang berlebihan akibat metastasis.
- Kemoterapi dan terapi hormonal
Obat-obat kemoterapi digunakan untuk membunuh sel-sel kanker didalam
tubuh.Kemoterapi dapat diberikan per-oral maupun intravena.Terapi hormon
digunakan untuk menghambat aktivitas hormon dalam mendukung
pertumbuhan kanker.
Radioterapi
Radioterapi berguna untuk menghilangkan nyeri dan mengontrol
pertumbuhan tumor di area metastasis.
Pembedahan
Pembedahan dilakukan untuk mencegah atau untuk terapi
fraktur.Biasanya pembedahan juga dilakukan untuk mengangkat tumor.
Dalam pembedahan mungkin ditambahkan beberapa ornament untuk
mendukung struktur tulang yang telah rusak oleh metastasis.
b. Penatalaksanaan keperawatan
1. Manajemen nyeri
Teknik manajemen nyeri secara psikologik (teknik relaksasi napas dalam,
visualisasi, dan bimbingan imajinasi) dan farmakologi (pemberian analgetika).
2. Mengajarkan mekanisme koping yang efektif
Motivasi klien dan keluarga untuk mengungkapkan perasaan mereka, dan
berikan dukungan secara moril serta anjurkan keluarga untuk berkonsultasi ke
ahli psikologi atau rohaniawan.
3. Memberikan nutrisi yang adekuat
Berkurangnya nafsu makan, mual, muntah sering terjadi sebagai efek
samping kemoterapi dan radiasi, sehingga perlu diberikan nutrisi yang
adekuat.Antiemetika dan teknik relaksasi dapat mengurangi reaksi
gastrointestinal.Pemberian nutrisi parenteral dapat dilakukan sesuai dengan
indikasi dokter.
8
4. Pendidikan kesehatan
Pasien dan keluarga diberikan pendidikan kesehatan tentang
kemungkinan terjadinya komplikasi, program terapi, dan teknik perawatan
luka di rumah (Smeltzer. 2001)
1. Pengkajian
1). Data Biografi: Data biografi biasanya mencakup nama, umur, alamat, pekerjaan, No.
MR, agama dan lain-lain yang dianggap perlu.
2. Riwayat Kesehatan
a) Keluhan Utama
Jika klien mengalami manifestasi klinis tumor benigna, nyeri adalah keluhan yang
umum.Nyeri dapat mempunyai rentang dari ringan sampai moderat, seperti yang terlihat pada
kondroma, atau nyeri tak terputus yang kuat pada osteoma osteoid.Nyeri dapat disebabkan
oleh invasi tumor langsung pada jaringan lunak, menekan saraf perifer, atau disebakan karena
fraktur patologik.
Sebagai tambahan untuk mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan sifat nyeri
klien, perawat mengobservsi dan mempalpasi area yang diduga terkena.Bila tumor
menyerang ekstremitas bawah atau tulang-tulang kecil pada tangan dan kaki, pembengkakan
lokal dapat dideteksi sebagai pembesaran neoplasma.Pada beberapa kasus, atropi otot atau
spasmus otot dapat terjadi.Perawat mempalpasi tulang dan otot untuk mendeteksi perubahan
dan mengurangi nyeri.
Untuk tumor tulang ganas, data dikumpulkan serupa dengan riwayat pada tumor tulang
benigna.Sebagai tambahan perawat menanyakan apakah dia mempunyai riwayat terapi radasi
untuk pengobartan kanker.
3. Pengkajian Psikososial.
Seringkali klien dengan tumor maligna adalah dewasa muda yang produktif secara
sosial.Klien membutuhkan sistem dukungan untuk membantunya mengatasi kondisi
ini.Keluarga, orang-orang terdekat, serta profesi kesehatan merupakan komponen utama
dalam sistem dukungan.
Klien seringkali mengalami kehilangan kontrol selama kehidupannya ketika diagnosis
keganasan ditentukan. Sebagai akibatnya mereka menjadi cemas dan takut akan hasil
penyakit mereka. Koping terhadapnya meupakan tantangan berat. Klien mengalami proses
berduka, awalnya mereka menolak. Perawat perlu mengkaji tingkat kecemsan dan mengkaji
9
tingkat proses berduka yang dialami klien. Perawat juga mengidentifikasi perilaku
maladaptif, yang mengindikasikan mekanisme koping inefektif.
4. Pemeriksaan diagnostik.
Radiografi rutin dan tomografi konvensional sangat bermanfaatdalam melokalisasi dan
memvisualisasi neoplasma. Tumor benigna dikarakterisasi oleh: batas jelas, korteks intak,
dan tulang yang halus, dengan periosteal tulang yang seragam. Computed Tomografi (CT)
kurang berguna, kecuali dalam area anatomik yang kompleks seperti pada kolumna
vertebralis dan sakrum.Uji ini sangat membantu dalam mengevaluasi penyebaran ke jaringan
lunak.
Ketika diagnosis tumor benigna meragukan,.Biopsi jarum/biopsi terbuka perlu
dilakukan.Metoda pembedahan terbuka dilakukan untuk mendapatkan jumlah jaringan yang
mencukupi.Pindai tulang tidak spesifik dalam membedakan tumor tulang benigna dan
maligna, tapi memungkinkan visualsisasi yang lebih baik pada penyebarn lesi dibandingkan
dengan kebanyakan pemeriksaan radiografik.MRI mungkin membantu dalam melihat
masalah pada kolumna spinalis.
Pada tumor maligna semua prosedur diatas juga dapat digunakan.Meskipun setiap tipe tumor
mempunyai karakteristik pola radigrafik, temuan tertentu tampak serupa pada semua tumor
maligna.Tumor maligna pada umumnya mempunyai tampilan berbatas tidak jelas, perusakan
tulang, periosteal irregular pada tulang baru dan penembusan kortikal.
Lesi metastatik mungkin meningkat atau menurunkan densitas tulang, tergantung pada
jumlah aktivitas osteoblastik.CT juga berguna dalam menentukan perluasan kerusakan
jaringan lunak.Pengkajian laboratotik.Klien dengan tumor maligna umumnya menunjukkan
peningkatan serum alkalin fosfatase (ALP), mengindikasikan tubuh sedang berusaha untuk
membentuk tulang baru dengan meningkatkan aktivitas osteoblastik.
Klien dengan sarkoma Ewing atau lesi tulang metastatik sering menampakkan anemia
normositik.Sebagai tambahan lekositosis umum pada sarkoma Ewing.Pada beberapa klien
dengan metastatis tulang dari payudara, ginjal dan paru, kadar kalsium serum meningkat.
Destruksi tulang massif menstimulasi peleapsan mineral ke aliran darah.Klien dengan
sarkoma Ewing dan metastasis tulang sering mengalami peningkatan laju edap darah
(ESD/LED), mungkin berkontribusi ada inflamsi jairngan sekunder.
10
Metoda yang populer adalah sistem TNM, yang digunaakn untuk menentukan ukuran tumor,
keterlibatan nodus, dan adanya metastasis.
b. Pindai tulang. Pindai tulang sangat membantu dalam menentukan tipe tumor dan juga
memungkinkan visualisasi sebaran kanker. Pindai hampir selau dilakukan bila diduga ada
metastatis.
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi
Intervensi (NIC):
Mandiri:
1. Minta pasien untuk menilai nyeri ( 0 -10)
2. Kajidan dokumentasikan efek-efek penggunaan pengobatan jangka panjang
11
3. Pantau kepuasan paseian dengan penatalaksanaan nyeri pada interval yang
spesifik
4. Tentukan dampak pengalaman nyeri pada kualitas hidup
Edukasi:
1. Berikan informasi tentang nyeri (penyebab, berapa lama,dan antisipasi nya)
2. Ajarkan teknik non farmakologi (relaksasi, imajinasi, terapi music, distraksi,
masase, acupressure)
Kolaboratif:
1. Pertimbangkan rujukan untuk pasien, keluarga, dan orang yang penting bagi
pasien pada kelompok pendukung atau sumber-sumber lain, bila memmungkinkan
Intervensi (NIC) :
Mandiri.
1. Pantau tanda dan gejala ansietas (misalnya, tanda vital, nafsu makan, pola tidur,
dan tingkat konsentrasi)
2. Kaji dukungan yang disediakan oleh orang yang penting bagi pasien.
3. Pantau ekspresi tidak ada harapan atau tidak berdaya (misalnya, “Aku tidak
dapat”)
4. Tentukan sumber ansietas (misalnya, nyeri, malfungsi tubuh, penghinaan,
pengabaian, kegagalan, akibat negatif dari survivor).
Edukasi
1. Berikan informasi tentang penyakit dan prognosis pasien
2. Berikan kejujuran dan jawaban langsung terrhadap pertanyaan pasien tentang
proses menjelang kematian.
Kolaboratif
1. Rujuk ke perawatan rumah atau perawatan hospice, sesuai dengan kebutuhan.
2. Atur askes ke pendeta atau penasihat spiritual sesuai dengan yang diinginkan
pasien.
3. Hubungkan pasien dengan keluarga dengan kelompok pendukung yang sesuai.
12
4. Berikan pengobatan untuk mengurangi ansietas sesuai dengan kebutuhan
Intervensi (NIC):
Mandiri:
1. Kaji dan dokumentasikan respons verbal dan non verbal pasien tentang tubuh
pasien
2. Dengarkan pasien/keluarga secara aktif dan akui realitas adanya perhatian
terhadap perawatan,kemajuan dan prognosis
3. Beri dorongan pada pasien/keluarga untuk mengungkapkan perasaan dan untuk
berduka
4. Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi mekanisme koping dan kekuatan
personal dan pengakuan keterbatasan
5. Berikan perawatan dengan cara yang tidak menghakimi,pelihara privasi dan
martabat pasien
Edukasi:
1. Ajarkan orang tua tentang penting nya respons mereka terhadap perubahan
tubuh anak dan penyesuaian di kemudian hari,sesuai dengan kebutuhan
Kolaboratif:
1. Rujuk kepada layanan social untuk merencanakan perawatan dengan
pasien/keluaraga
2. Tawarkan untuk melakukan panggilan pada sumber-sumber komunitas yang
tersedia untuk pasien/keluarga.
Diagnosa 4: Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kebutuhan
metabolic tinggi
13
Tujuan: menunjukkan status gizi yang adekuat
Kriteria hasil (NOC):
Mempertahankan berat badan/pertambahan
1. Menjelaskan komponen keadekuatan diet bergizi
2. Menyatakan kengininan untuk mengikuti diet
3. Toleransi terhadap diet yang dianjurkan
4. Mempertahankan masa tubuh dan berat badan dalam batas normal
5. Nilai labolatorium(missal nya, transferrin,albumin,dan elektrolit) dalam batas
normal
6. Melaporkan keadekuatan tingkat energi
Intervensi (NIC):
Mandiri:
1. Tentukan motivasi pasien untuk mengubah kebiasan makan
2. Pantau nilai labolatorium,khusus nya transferrin,albumin,dan elektrolit
Edukasi:
1. Ajarkan metode untuk perencanaan makan
2. Ajarkan pasien/keluarga tentang makanan yang bergizi dan tidak mahal
3. Berikan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi dan bagaimana
memenuhinya
Kolaboratif:
1. Diskusikan dengan ahli gizi dalam menentukan kebutuhan protein untuk pasien
dengan ketidakadekuatan asupan protein atau kehilangan protein (missal,pasien
dengan anoreksia nervosa atau penyakit glomerular/dialysis peritoneal)
2. Diskusikan dengan dokter kebutuhan stimulasi nafsu makan,makanan
pelengkap,pemberian makanan melalui selang,atau nutrisi parenteral,total agar asupan
kalori yang adekuat dapat dipertahankan
3. Rujuk ke dokter untuk menentukan penyebab perubahan nutrisi
4. Rujuk ke program gizi di komunitas yang tepat,jika pasien tidak dapat membeli
atau menyiapkan makanan yang adekuat
14
Intervensi (NIC):
Mandiri:
1. Pantau pernyataan pasien tentang penghargaan diri
2. Tentukan rasa percaya diri pasien dalam penilaian diri
3. Pantau frekuensi pengungkapan diri yang negative
Edukasi:
1. Berikan informasi tentang pentingnya konseling dan ketersedian sumber-
sumber di komunitas
2. Ajarkan keterampilan untuk bersikap positif melalui bermain peran,contoh
peran,diskusi dan sebagai nya
Kolaboratif:
1. Temukan bantuan sumber-sumber dari rumah sakit (misalnya, pekerja
sosial,spesialis psikiatrik klinis, dan pelayanan agama) jika diperlukan
4. Implementasi
5. Evaluasi
Sebagai tahap akhir dari proses keperawatan adalah evaluasi yang ditulis dalam
catatan perkembangan yang berfungsi untuk mendemonstrasikan keadaan klien, baik berupa
kemajuan maupun kemundurannya dilihat dari masalah yang ada.
1. Nyeri
a. Pasien mampu mengontrol nyeri
b. Melakukan teknik manajemen nyeri,
c. Patuh dalam pemakaian obat yang diresepkan
15
d. Tidak mengalami nyeri atau mengalami pengurangan nyeri saat istirahat, selama
menjalankan aktifitas hidup sehari-hari
2. Memperlihatkan pola penyelesaian masalah yang efektif.
a. Mengemukakan perasaanya dengan kata-kata
b. Mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki pasien
c. Keluarga mampu membuat keputusan tentang pengobatan pasien
3. Memperlihatkan konsep diri yang positif
a. Memperlihatkan kepercayaan diri pada kemampuan yang dimiliki pasien
b. Memperlihatkan penerimaan perubahan citra diri
4. Masukan nutrisi yang adekuat
a. Mengalami peningkatan berat badan
b. Menghabiskan makanan satu porsi setiap makan
c. Tidak ada tanda – tanda kekurangan nutrisi
5. Mengungkapkan penerimaan diri secara verbal:
a. Memperlihatkan konsep diri yang positif
b. Memperlihatkan kepercayaan diri pada kemampuan yang dimiliki pasien
c. Memperlihatkan penerimaan perubahan citra diri
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Tucker,Susan Martin (1993). Standar Perawatan Pasien, Edisi V, Vol 3. Jakarta. EGC
2. Smeltzer Suzanne, C (1997). Buku Ajar Medikal Bedah, Brunner & Suddart.Edisi
8.Vol 3. Jakarta. EGC
3. Price Sylvia,A (1994),Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jilid 2
.Edisi 4. Jakarta. EGC
4. Wijaya Andra Saferi, Putri Yessie Mariza, 2013. Keperawatan Medikal Bedah 2
(Keperawatan Dewasa). Yokyakarta: Nuha Medika
5. Wilkinson Judith M, 2007. Buku saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC
6. Otto, Shirley E.2003.Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi.Jakarta :EGC.
7. Muttaqin, Arif. Ns. S.kep, 2000. Buku Ajar Asuhan Keperawatan dengan Klien
gangguan system muskuluskeletal. Jakarta:EGC
17