Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

GANGGUAN SISTEM GASTROINTESTINAL


ASKEP CA COLON

Oleh
Arfia Prasetyanti

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
karuniaNya, penulis dapat menyelesaikan makalah Sistem gastrointerstinal yang
berjudul ” Askep Ca Colon” tepat pada waktunya.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam pengrjaan makalah ini.
Penulis juga menyadari banyak kekurangan yang terdapat pada makalah
ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik yang membangun agar penulis
dapat berbuat lebih banyak di kemudian hari. Semoga makalah ini berguna bagi
penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Padang, 12 April 2010

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................


LAMPIRAN .................................................................................................. i
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................ 2
BAB II KONSEP DASAR TEORI
2.1 Pengertian Ca Colon ...................................................................... 3
2.2 Etiologi............................................................................................ 3
2.3 Patofisiologi.................................................................................... 4
2.4 Manifestasi klinis............................................................................ 7
2.5 Penatalaksanaan.............................................................................. 7
2.6 Komplikasi...................................................................................... 9
2.7 Asuhan Keperawatan...................................................................... 9
BAB III PEMBAHASAN KASUS ............................................................... 22
BAB IV PENUTUP
3.1 Kesimpulan ....................................................................................... 29
3.2 Saran ................................................................................................. 29
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tumor usus halus jarang terjadi, sebaliknya tumor usus besar atau
rektum relatif umum. Pada kenyataannya, kanker kolon dan rektum sekarang
adalah tipe paling umum kedua dri kanker internal di Amerika serikat. Ini
adalah penyakit budaya barat. Diperkirakan bahwa 150.000 kasus baru
kanker kolorektal di diagnosis di negara ini setiap tahunnya. Kanker kolon
menyerang individu dua kali lebih besar dibanding kan kanker rektal.
Insidensnya meningkat sesuai dengan usia (kebanyakan pada pasien yang
berusia lebih dari 55 tahun) dan makin tinggi pada individu dengan riwayat
keluarga mengalami kanker kolon, penyakit usus inflamasi kronis atau polip.
Perubahan pada persentase distribusi telah terjadi pada tahun terakhir.
Insidens kanker pada sigmoid dan area rektal telah menurun, sedangkan
insidens pada kolon asendens dan desendens meningkat.Lebih dari 156.000
orang terdiagnosa setiap tahunnya, kira-kira setengah dari jumlah tersebut
meninggal setiap tahunnya, meskipun sekitar tiga dari empat pasien dapat
diselamatkan dengan diagnosis dini dan tindakan segera. Angka
kelangsungan hidup di bawah lima tahun adalah 40% sampai 50%, terutama
karena terlambat dalam diagnosis dan adanya metastase. Kebanyakan orang
asimtomatis dalam jangka waktu lama dan mencari bantuan kesehatan hanya
bila mereka menemukan perubahan pada kebiasaan defekasi atau perdarahan
rektal.Penyebab nyata dari kanker kolon dan rektal tidak diketahui, tetapi
faktor resiko telah teridentifikasi, termasuk riwayat atau riwayat kanker
kolon atau polip dalam keluarga, riwayat penyakit usus inflamasi kronis dan
diet tinggi lemak, rotein dan daging serta rendah serat.Hal-hal mengenai
definisi, etiologi, patofisiologi, komplikasi, hingga proses keperawatan
kanker kolon akan dibahas pada bab selanjutnya

1
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis dat membuat rumusan


masalah yaitu sebagai berikut :
1. Apa Pengertian dari Ca colon ?
2. Bagaimanakah patofisiologis (WOC) pada Ca colon ?
3. Bagaimnakah Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Ca colon?

1.3 Tujuan

Tujuan umum penulisan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas


Sistem Gastrointestinal yang berjudul ” Askep Ca colon ”. Tujuan khusus
penulisan makalah ini adalah menjawab pertanyaan yang telah dijabarkan
pada rumusan masalah agar penulis ataupun pembaca tentang konsep Diare
serta proses keperawatan dan pengkajiannya.

2
BAB II
KONSEP DASAR TEORI

2.1 Pengertian
Kanker kolon adalah suatu bentuk keganasan dari masa
abnormal/neoplasma yang muncul dari jaringan epithelial dari colon
(Brooker, 2001 : 72).
Kanker kolon/usus besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di
dalam permukaan usus besar atau rektum (Boyle & Langman, 2000 : 805).
Kanker kolon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang tumbuh
pada kolon dan menginvasi jaringan sekitarnya (Tambayong, 2000 :
143).Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kanker
kolon adalah suatu pertumbuhan tumor yang bersifat ganas dan merusak sel
DNA dan jaringan sehat disekitar kolon (usus besar).

2.2 Etiologi
Penyebab dari pada kanker Colon tidak diketahui. Makanan - makanan
yang pasti di jurigai mengandung zat-zat kimia yang menyebabkan kanker
pada usus besar. Makanan tersebut juga mengurangi waktu peredaran pada
perut,yang mempercepat usus besar menyebabkan terjadinya kanker.

3
Makanan yang tinggi lemak terutama lemak hewan dari daging
merah,menyebabkan sekresi asam dan bakteri anaerob, menyebabkan
timbulnya kanker didalam usus besar. Daging yang di goreng dan di
panggang juga dapat berisi zat-zat kimia yang menyebabkan kanker. Diet
dengan karbohidrat murni yang mengandung serat dalam jumlah yang
banyak dapat mengurangi waktu peredaran dalam usus besar. Beberapa
kelompok menyarankan diet yang mengadung sedikit lemak hewan dan
tinggi sayuran dan buah-buahan ( e.g Mormons,seventh Day Adventists ).

Makanan yang harus dihindari :

 Daging merah
 Lemak hewan

 Makanan berlemak

 Daging dan ikan goreng atau panggang

Makanan yang harus dikonsumsi:

 Buah-buahan dan sayur-sayuran khususnya Craciferous Vegetables


dari golongan kubis ( seperti brokoli, )
 Butir padi yang utuh

 Cairan yang cukup terutama air

4
Web Of Causation
Diet rendah serat Makanan tinggi lemak Zat – zat kimia

Perubahan flora feses Menyebabkan sekresi Terpajan oleh tubuh


asam dan bakteri
anaerob
Masa transisi feses
meningkat
CA kolon

Menyebar pada tempat


tertentu pada lapisan dalam
perut

Menuju serosa dan


mesenterik fat

Mk : Nyeri
Melekat pada organ hepatomegali perut
disekitarnya

Masuk dalam sistem Menuju liver


sirkulasi

Melawati pembuluh
Bagian darah pada usus besar
peritonial
Obstruksi pada
usus besar
Peritonitis

Perubahan
kebiasaan Mual,
Perforasi muntah
usus besar defekasi

Tidak adanya
Distensi konstipasi diare nafsu makan
abdomen

Mk : gangguan Kelmahan
Mk : Nyeri pola eliminasi fisik Mk : nutrisi
BAB kurang dari
kebutuhan
5 Mk :
Intoleransi
aktifitas
2.3 Manifestasi Klinis
Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit, dan fungsi
segmen usus tempat kanker berlokasi. Adanya perubahan dalam defekasi,
darah pada feses, konstipasi, perubahan dalam penampilan feses, tenesmus,
anemia dan perdarahan rectal merupakan keluhan yang umum terjadi.
1. Kanker kolon kanan,
isi kolon berupa caiaran, cenderung tetap tersama hingga stadium
lanjut. Sedikit kecenderungan menimbulkan obstruksi, karena lumen
usus lebih besar dan feses masih encer. Anemia akibat perdarahan sering
terjadi, dan darah bersifat samara dan hanya dapat dideteksi dengan tes
guaiak (suatu tes sederhana yang dapat dilakukan di klinik). Mucus
jarang terlihat, karena tercampur dalam feses. Pada orang yang kurus,
tumor kolon kanan mungkin dapat teraba, tetapi jarang pada stadium
awal. Penderita mungkin mengalami perasaan tidak enak pada abdomen,
dan kadang – kadang pada epigastrium.
2. Kanker kolon kiri
Rectum cenderung menyebabkan perubahan defekasi sebagai
akibat iritasi dan respon refleks. Diare, nyeri kejang, dan kembung
sering terjadi. Karena lesi kolon kiri cenderung melingkar, sering timbul
gangguan obstruksi. Feses dapat kecil dan berbentuk seperti pita. Baik
mucus maupun darah segar sering terlihat pada feses. Dapat terjadi
anemia akibat kehilangan darah kronik. Pertumbuhan pada sigmoid atau
rectum dapat mengenai radiks saraf, pembuluh limfe atau vena,
menimbulkan gejala – gejala pada tungakai atau perineum. Hemoroid,
nyeri pinggang bagian bawah, keinginan defekasi atau sering berkemih
dapat timbul sebagai akibat tekanan pada alat – alat tersebut. Gejala
yang mungkin dapat timbul pada lesi rectal adalah evakuasi feses yang
tidak lengkap setelah defekasi, konstipasi dan diare bergantian, serta
feses berdarah (Gale, 2000).

6
2.4 Penatalaksanaan
Bila sudah pasti karsinima kolon, maka kemungkinan pengobatan
adalah sebagai berikut :
1. Pembedahan (Operasi)Operasi adalah penangan yang paling efektif
dan cepat untuk tumor yang diketahui lebih awal dan masih belum
metastatis, tetapi tidak menjamin semua sel kanker telah terbuang.
Oleh sebab itu dokter bedah biasanya juga menghilangkan sebagian
besar jaringan sehat yang mengelilingi sekitar kanker.
2. Penyinaran (Radioterapi)Terapi radiasi memakai sinar gelombang
partikel berenergi tinggi misalnya sinar X, atau sinar gamma,
difokuskan untuk merusak daerah yang ditumbuhi tumor, merusak
genetic sehingga membunuh kanker. Terapi radiasi merusak sel-sel
yang pembelahan dirinya cepat, antara alin sel kanker, sel kulit, sel
dinding lambung & usus, sel darah.Kerusakan sel tubuh menyebabkan
lemas, perubahan kulit dan kehilangan nafsu makan.
3. Chemotherapy memakai obat antikanker yang kuat , dapat masuk ke
dalam sirkulasi darah, sehingga sangat bagus untuk kanker yang telah
menyebar. Obat chemotherapy ini ada kira-kira 50 jenis. Biasanya di
injeksi atau dimakan, pada umumnya lebih dari satu macam obat,
karena digabungkan akan memberikan efek yang lebih bagus (FKUI,
2001 : 211).

2.5 Komplikasi

Komplikasi terjadi sehubungan dengan bertambahnya pertumbuhan pada


lokasi tumor atau melelui penyebaran metastase yang termasuk :

 Perforasi usus besar yang disebabkan peritonitis


 Pembentukan abses

7
Biasanya tumor menyerang pembuluh darah dan sekitarnya yang
menyebabkan pendarahan.Tumor tumbuh kedalam usus besar dan secara
berangsur-angsur membantu usus besar dan pada akirnya tidak bisa sama
sekali. Perluasan tumor melebihi perut dan mungkin menekan pada organ
yang berada disekitanya ( Uterus, urinary bladder,dan ureter ) dan penyebab
gejala-gejala tersebut tertutupi oleh kanker.

8
BAB III
PEMBAHASAN KASUS

KASUS
Ny. L (56 tahun) seorang IRT masuk polisi Jambi tanggal 6 maret pukul 16.00
wib dengan keluhan Sejas  3 minggu sulit BAB sampai saat ini biasanya hanya
darah segar yang keluar saat BAB. klien juga melaporkan nyeri abdomen dan
pada daerah pelepasan.klien juga mengatakan tidak ada nafsu makan,klien
mengatakan tidak bisa melakukan aktivitas berlebih. Pada pemeriksaan fisik
terdapat distensi abdomen (abdomen teraba tegang dan padat). Klien tampak
pucat dan lemah,BB menurun dari 65 menjadi 57,skala nyeri 8,TD :
140/80mmHg, RR : 24x/i, N : 78x/i, S : 37 0C. Pada pemeriksaan colok dubur
teraba masa bergranula, konsistensi padat, pada pemeriksaan sigmoidoacopy
menunjukan adanya tumor berjarak 1/2 cm dari anorektal serta sering
mengeluarkan darah. Feses tidak dapat dikeluarkan. Hasil pemeriksaan labor
menunjukkan Hb : 9,6 gr/dl, albumin : 2,6 gr/dl, G : 3,8 gr/dl.

3.1 Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan


A. Pengkajian
1. Anamnesa
 Identitas Klien:
- Nama :Ny. L
- Umur : 56 tahun
- jenis kelamin : Perempuan
 Riwayat Penyakit Sekarang
Klien mengatakan silit BAB yang keluar hanya darah segar dan
nyeri pada abdomen dan pada daerah pelepasan.
 Riwayat Penyakit Dahulu
Klien sebelumnya tidak mengalami penyakit seperti sekarang ini
 Riwayat Penyakit Keluarga

9
Di dalam keluarga klien sebelumnya tidak pernah menderita penyakit
yang sama
2. Pemeriksaan Fisik
- terdapat distensi abdomen (abdomen teraba tegang dan padat)
- klien tampak pucat dan lemah
- TD 140/80mmHg
- RR, 24x/i
- N, 78x/i
- S, 37oc
- Pada pemeriksaan colok dubur teraba masa bergranula,
konsistensi padat berjarak ½ cm dari anorektal, serta sering
mengeluarkan darah
- Feses tidak dapat dikeluarkan
- Hasil pemeriksaan lab Hb = 98,6 gr/DL
- Albumin = 2,6 gr/ DL
- G = 3,8 gr/DL

B. ANALISA DATA
No Data etiologi problem
1 Ds: Kompresi jaringan nyeri
- Klien sekunder akibat obstruksi
mengatakan nyeri
abdomen dan pada
daerah pelepasan
Do:
- abdome
n teraba tegang da
padat
- RR :
24x/i
- Skala
nyeri 8
2 DS: Obstruksi pada colon Gangguan eliminasi

10
- Klien m BAB
engatakan sejak 
3 minggu sulit
BAB sampai saat
ini biasanya hanya
darah segar yang
keluarsaat BAB
Do:
- Colok
dunur terba masa
bergranula
- Konsist
ensi padat
- berjarak
1/2 cm dari
anorektal serta
sering
mengeluarkan
darah
- feses
tidak dapat di
keluarkan
3 Ds: Intake inadekuat Gangguan nutrisi
- klien kurang dari kebutuhan
mengatakan tida tubuh
nafsu makan
Do:
- klien
tampak lemah dan
pucat
- BB
klien menurun dari

11
65 menjadi 57 kg

4 DS; Kelemahan fisik Intoleransi aktivitas


- klien
mengatakan tidak
bisa melakukan
aktivitas yang
berlebihan
Do:
- klien
tampak lemah
- klien
tidak melakukan
aktivitas yang
berlebihan
- Hb : 9,6
gr/dl
- Albumi
n : 2,6 gr/dl
- G : 3,8
gr/dl

C. NCP PRE OPERATIF

No Diagnosa tujuan intervensi rasional


1 Nyeri b.d Setelah di lakukan - kaji
- TTV M
kompresi jaringan perawatan 3x24 engetahui
sekunder akibat jam nyeri pasien tingkat
obstruksi berkurang dengan keabnormalan
Ds: KH; - observasi
pada pasien
- K 1. pasien skala, - M
lien tampak rileks lokasi, engetahui
mengatakan 2. nyeri intesitas bagaimana

12
nyeri pada abdomen dan skala nyeri
abdomen karakteristi lokasi, intesitas
dan pada k nyeri dan
daerah yang karakteristik
pelepasan dialami nyeri yang di
Do: pada pasien alami pasien
- a - atur posisi
bdomen pasien
teraba senyaman
tegang da mungkin - M
padat - ajarkan
emberikan
tehknik
- R relaksasi posisi yang
R : 24x/i dan nafas nyaman kepada
Skala nyeri dalam pasien
8 kepada - M
paien embantu dan
- berikan
mengatasi saat
tehknik datangnya nyeri
distraksi

- kolaborasi
dengan tim - M
medis engalihkan
dalam perhatian
pemberian pasien saat
obat nyeri datang
analgetik - Pe
mberian obat
analgetik sesuai
dengan indikasi
2 Gangguan Estela di lakukan - kaji - Memba
eliminasi BAB b.d perawatan selama penyebab ntu dalam
obstruksi pada 2 x 24 terganggun melakukan

13
colon d/d : jam,gangguan ya intervensi
DS: eliminasi yang eliminasi selanjutnya
- K dialami pasien BAB
lien m teratasi dengan - kaji - Menget
engatakan KH: konsisten ahui bentuk
sejak  3 1.BAB klien feses feses pasien
minggu sulit kembali norma - kaji - Menget
BAB dan tidak warna dan ahui warna dan
sampai saat terdapat darah bau feses bau feses
ini biasanya lagi normal apa
hanya darah 2.konsistensi BAB - laku tidak
segar yang klien lembek kan - Memba
keluarsaat 3.Warna BAB pemberian ntu dalam
BAB pasien kembali tindakan mempermudah
Do: normal hukna mengeluarkan
- C BAB
olok dunur
terba masa
bergranula
- K
onsistensi
padat
-
erjarak 1/2
cm dari
anorektal
serta sering
mengeluark
an darah
- feses tidak
dapat di
keluarkan

14
3 Gangguan nutrisi Setelah dilakukan - Kaji - Menget
kurang dari perawtan selama asupan ahui
kebutuhan b.d 2x24 jam nutrisi nutrisi pemenuhan
intake yang tidak paien terpenuhi pasien nutrisi yang
adekuat d/d : dengan kh: mesuk kepada
Ds: 1. nafsu pasien setiap
- k makan pasien - Beri hari
lien bertambah kan - Merang
mengatakan 2. Pasien perawatan sang dan
tida nafsu tampak rileks oral secara meningkatan
makan dan tidak pucat teratur nafsu makan
Do: lagi pasien
- k 3. BB pasien - Beri - Setiap
lien tampak meningkat(norm kan porsi pporsi yag di
lemah dan al) sedikit tapi berikan kepada
pucat sering pasien di
- B harapkan habis
B klien - Menceg
menurun - Beri ah terjadinya
dari 65 kan nausea
menjadi 57 makanan
kg dalam
keadaan
hangat - Mening
- Vari katkan nafsu
asikan makan pasien
dalam
pemberian
makanan - Menam
pada pasien bah nafsu
- Beri makan pasien
kan

15
mekanan
kesukaan
pasien yang
tidak
bertentanga
n
denganpeny - Menget
akit pasien ahui gerak
- Aus peristaltik usu
kultasi - Menget
bising usus ahui BB pasien
secara teratur
- Tim - Pemberi
bang BB an makanan
secara sesuai dengan
teratur indikasi
- Kola
borasi - Pemenu
dengan ahli han nutrisi
gizi dalam klien terpenuhi
pemberian dan sesuai
makanan dengan
- Kola indikasi
borasi
dalam
pemberian
terapi
cairan
4 Intoleransi Setelah dilakukan - Kaji - Memba
aktivitas b.d perawatan selama responn ntu mengkaji
kelemahan fisik 2 x 24 jam aktivitas respon fisiologi
d/d : aktifitas klien pasien terhadap stres
DS; kembali normal aktifitas dan

16
- k dengan KH; bila indikator
lien 1. pasien dari kelebihan
mengatakan tampak aktivitas
tidak bisa semamgat - Menuru
melakukan beraktivitas - Beri nkan stres dan
aktivitas 2. pasien kan rengsangan
yang tampak rileks lingkungan berlebihan
berlebihan 3. yang - Mening
Do: tenang katkan waktu
- k - Beta istirahat pasien
lien tampak si
lemah pengunjung
- k sesuai
lien tidak indikasi
melakukan dan
aktivitas jelaskan
yang pentingnya
berlebihan istirahat
- H dalam
b : 9,6 gr/dl proses - Mengur
- A penyembuh angi
lbumin : 2,6 an penggunaankan
gr/dl - Anj energi yang
G : 3,8 gr/dl urkan berlebihan
tekhnik - Memper
penghemata mudah dan
n energi meringankan
- Bant beban pasien
u klien dalam
dalam melakukan
melakukan aktivitas
aktiitas - Member

17
ikan posisi
nyaman sesuia
dengan
- Bant keinginan
u klien pasien
dalam posis
nyaman

D. NCP POST OPERATIF

N DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


O
1. Kerusakan Setelah dilakukan - Lihat - Memb
integritas kulit perawatan post operatif stoma/ area antu proses
b.d tak adanya selama 1 minggu, kulit penyembuhan
sfrinter stoma diharapkan gannguan peristomal / keefektifan
integritas kulit klien dapat pada tiap alat dan
membaik dengan K.H : penggantian mengidentifik
1. Mempertahan kantong, dan asi pada are –
kan integritas bersihkan. area,
kulit klien Catat iritasi, kebutuhan
2. Mengindentifi kemerahan untuk evluasi
kasi faktor ( warna gelap, lanjutan
resiko kebiru-
induvidu biruan),
3. Menunjukan kemerahan - Sesuai
peningkatan - Ukur denga
penyembuhan stoma secara penyembuahn
periodik, mis edema pasca
tiap operasi
perubahan (selama 6
kantong minggu

18
selama 6 pertama)
minggu usuran
pertama, kantong yang
kemudian di pakai harus
sekali sebulan tepat sesuai
selama 6 aliran dari
bulan. ostomo dan
kontak denga
k\ulit harus di
cegah
- Pengg
- Koson antian
g, irigasi, dan kantong yang
bersihkan sering
kantong mengiritasi
ostomi kulit dan
dengan rutin, harus
gunakan alat dihindari.
yang tepat.
- Sokon - Mence
g kulit sekitar gah iritasi
bila jaringan/
mengangkat kerusakan
dengan sehubungan
perlahan.Lak dengan
ukan penarikan
pengangkatan kantong.
kantong
sesuai
indikasi,
kemudian
cuci dengan

19
baik. - Indika
- Selidik si kebocoran
i keluhan rasa feses dengan
terbakar/ iritasi
gatal melepuh periostomal
disekitar atau
stoma. kemungkinan
infeksi
kandida yang
memerlukan
intervensi
- Memb
antu
- Konsu pemilihan
l dengan ahli produk yang
terapi/ tepat untuk
Enterostomal. kebutuhan
penyebuhan
pasien
2 Nyeri b/d faktor Setelah perawatan post - kaji - memb
fisik (kerusakan operatif diharapkan nyeri sekala nyeri, antu
kulit/jaringan) klien dapat berkurang KH lokasi, dan mengevaluasi
: karakteristik derajat
- Nyeri klien ketidak
berkurang - berika nyamanan
- Klien tanpak n tindakan - mence
rileks kenyamanan gah
- Klien dapat pengeringan
beristirahat dengan mukosa oral,
tenang dan
menurunkan
- dorong tegangan
penggunaan otot.

20
teknik - Memb
relaksasi antu pasien
untuk
istirahat lebih
efektif
- ajarka sehingga
n teknik menguirangi
distraksi nyeri
- Untuk
mengalih kan
perhatian
- selidik klien dari
i dan rasan nyeri
laporkan nya
adanya - Untuk
kekakuan otot intevensi
abdominal yang tepat
dan nyeri
tekan
- kolabo
rasi dengan
ahli medik - Menur
dalam unkan rasa
pemberian nyeri klien
obat anal
getik sesuai
indikasi
3 Gangguan Nutrisi seimbang / - Kaji - Meng
nutrisi b/d terpenuhi dengan kh : asupan nutrisi etahui
anoreksia Klien tnpak mau makan pasien. pemenuhan
nutrisi yang
masuk
kepada

21
oasien setiap
hari.
- Berika - Meran
n perawatan gsang dan
oral secara meningkatka
teratur. n nafsu
makan
pasien.
- Berika - Setiap
n porsi sedikit porsi yang
tapi sering. diberikan
diharapkan
habis.
- berika - memb
n makanan angkitkan
dalam nafsu makan
keadaan klien dan
hangat. Mencegah
terjadinya
nausea.
- Varias - Menin
ikan dalam gkatkan
pemberian selera mak
makanan. 2an pasien.
- menin
gkatkan nafsu
makan
- Berika pasien.
n makanan - Meng
kesukaan etahui gerak
pasien yang peristaltik
tidak usus.

22
bertentangan
dengan
penyakit
pasien.
- Ausku
ltasi bising - Pasien
usus. dan keluarga
- Berika mengetahui
n penjelasan pentingnya
kepada pasien nutrisi bagi
dan keluarga kesehatan
pentingnya tubuh.
nutrisi bagi
tubuh.
- Timba - Meng
ng BB secara etahui
teratur. peningkatan
BB pasien
setiap hari.
- Kolaborasikan - Pemberian
dengan ahli makanan
gizi dalam sesuai dengan
pemberian indikasi.
makanan.

BAB IV
PENUTUP

23
1.1 Kesimpulan
Kanker kolon adalah suatu bentuk keganasan dari masa
abnormal/neoplasma yang muncul dari jaringan epithelial dari colon
(Brooker, 2001 : 72).Kanker kolon/usus besar adalah tumbuhnya sel kanker
yang ganas di dalam permukaan usus besar atau rektum (Boyle & Langman,
2000 : 805).Kanker kolon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang
tumbuh pada kolon dan menginvasi jaringan sekitarnya

1.2 Saran
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi
makalah ini, agar penulis dapat berbuat lebih baik lagi di kemudian hari.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan
pembaca pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

24
Carpenito, Lynda Juall.2009. Diagnosis Keperawatan Aplikasi Pada Praktik

Klinis Edisi 9. Jakarta : EGC

Doengoes, Mariliynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta : EGC

Hillman RS, Ault KA. Iron Deficiency Anemia. Hematology in Clinical Practice.

A Guide to Diagnosis and Management. New York; McGraw Hill, 1995 :

72-85.

Lanzkowsky P. Iron Deficiency Anemia. Pediatric Hematology and Oncology.

Edisi ke-2. New York; Churchill Livingstone Inc, 1995 : 35-50.

Nathan DG, Oski FA. Iron Deficiency Anemia. Hematology of Infancy and

Childhood. Edisi ke-1. Philadelphia; Saunders, 1974 : 103-25.

Price, Sylvia. 2005. Patofisiologis : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Jakarta

: EGC

http://poetriezhuzter.blogspot.com/2008/11/asuhan-keperawatan-anemia.html

25

Anda mungkin juga menyukai