Pendahuluan
Profesi KGD
Nama Mahasiswa : Zahrotun Nisa
KOREKSI I KOREKSI II
(…………………………………………………………) (………………………..……...………………………….)
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2020-2021
A. Definisi
Sirosis Hepatis (Sirosis Hati) adalah penyakit hati kronis yang tidak diketahui penyebabnya dengan
pasti. Telah diketahui bahwa penyakit ini merupakan stadium terakhir dari penyakit hati kronis dan
terjadinya pengerasan dari hati (Sujono H, 2007).
Sirosis adalah suatu keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatic yang
berlangsung progesif yang di tandai dengan distrosi dari arsitektur hepar dan pembentukan nodulud
regenerative (Sudoyo Aru, dkk 2009)
Penyakit hati kronis ini di cirikan dengan destrosi arsitektur hati yang normal oleh lembar-lembar
jaringan ikat nodul-nodul regenerasi sel hati, yang tidak berkaitan dengan vaskulatur normal (Sylvia
A. price)
B. Etiologi
1. Sirosis Laennec
Merupakan suatu pola khas sirosis akibat penyalahgunaan alcohol kronis yang mencapai sekitar
75% atau lebih dari kasus sirosis.
2. Sirosis Pascanekrotik
Biasanya terjadi setelah nekrosis berbercak pada jaringan hati.
3. Sirosis Bilier
Kerusakan sel hati yang dimulai di sekitar duktus biliaris akan menimbulkan pola sirosis. Pola
ini merupakan penyebab 2% kematian akibat sirosis. (Price & Wilson, 2009).
(Black & Hawks,2014) berpendapat, penyebab sirosis belum teridentifikasi jelas, meskipun
hubungan antara sirosis dengan minum alkohol berlebihan telah ditetapkan dengan baik.
Negara-negara dengan insiden sirosis
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2020-2021
C. Patofisiologi
Menurut Black & Hawks tahun 2009 sirosis adalah tahap akhir pada banyak tipe cedera hati. Sirosis
hati biasanya memiliki konsistensi noduler, dengan berkas fibrosis (jaringan parut) dan daerah kecil
jaringan regenerasi. Terdapat kerusakan luas hepatosit. Perubahan bentuk hati merubah aliran
sistem vaskuler dan limfatik serta jalur duktus empedu. Periode eksaserbasi ditandai dengan stasis
empedu, endapan jauundis.
Menurut Sylvia A. Price & Lorraine M. Wilson, (2012), gangguan hematologik yang sering terjadi
pada sirosis adalah kecendrungan perdarahan, anemia, leukopenia, dan trombositopenia. Penderita
sering mengalami perdarahan hidung, gusi, menstruasi berat, dan mudah memar. Masa protrombin
dapat memanjang. Manifestasi ini terjadi akibat berkurangnya pembentukan faktor-faktor
pembekuan oleh hati. Anemia, leukopenia, dan trombositopenia diduga terjadi akibat
hipersplenisme. Limpa tidak hanya membesar (spelenomegali) tetapi juga lebih aktif
menghancurkan sel-sel darah dari sirkulasi. Mekanisme lain yang menimbulkan anemia adalah
defisiensi folat, vitamin B12, dan besi yang terjadi sekunder akibat kehilangan darah dan
peningkatan hemolisis eritrosit. Penderita juga lebih mudah terserang infeksi.
Hipertensi vena portal berkembang pada sirosis berat. Vena porta menerima darah dari usus limpa.
Jadi peningkatan di dalam tekanan vena porta menyebabkan: (1) aliran balik meningkat pada
tekanan reistan dan pelebaran vena esofagus, umbilikus, dan vena rektus superior, yang
mengakibatkan perdarahan varises (2) asites (akibat pergesaran hidrostastik atau osmotik mengarah
pada akumulasi cairan di dalam peritoneum) dan (3) bersihan sampah metabolik protein tidak tuntas
dengan akibat meningkat amonia, selanjutnya mengarah kepada esefalopati hepatikum.
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2020-2021
Kelanjutan proses sebagai akibat penyebab tidak diketahui atau penyalahgunaan alkohol biasanya
mengakibatkan kematian dari ensefalopati hepatikum, infeksi bakteri (gram negatif) peritonitis
(bakteri), hepatoma (tumor hati), atau komplikasi hipertensi porta.
Gangguan endokrin sering terjadi pada sirosis. Hormon korteks adrenal, testis dan ovarium,
dimetabolisme dan diinaktifkan oleh hati normal. Atrofi testis, ginekomastia, alopesia, pada dada
dan aksila, serta eritema palmaris (telapak tangan merah), semuanya diduga disebabkan oleh
kelebihan esterogen, dalam sirkulasi. Peningkatan pigmentasi kulit diduga aktivitas hormon
perangsang melanosit yang bekerja secara berlebihan. epatoma (tumor hati), atau komplikasi
hipertensi portal.
Patway sirosis hepatis
Multifaktor penyebab
Sirosis hepatis
- Maknutrisi
- Kolestrasis kronik
- Toksik /infeksi
- Metabolic : DM
- ALCHOL Kelainan jaringan Fungsi hati terganggu Resiko gangguan fungsi
Hati
- Hepatitis A DAN C parenkim hati
Defisit Nutrisi
Diare
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2020-2021
D. Manifestasi Klinis
1. Keluhan pasien
- Pruritis
- urin berwarna gelap
- ukuran lingkar pinggang meningkat
- turunnya selera makan
- turunnya berat badan, ikterus (kuning pada kulit dan mata) muncul belakangan
2. Tanda Klasik:
- telapak tangan merah
- pelebaran pembuluh darah
- ginekomastia bukan tanda yang spesifik
- peningkatan peningkatan waktu yang protombin adalah tanda yang lebih khas
- Ensefalopi hepatis dengan hepatis fulminan akut dapat terjadi dalam waktu
singkat dan pasien akan merasa mengantuk, delirium, kejang, dan koma dalam
waktu 24 jam
- onset enselopati hepatis dengan gagal hati kronik lebih lambat dan lemah
(Setiati, Siti. 2014).
E. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang menurut (Price & Wilson, 2012) :
1. Radiologis
b. Ultrasonografi (USG)
c. CT scan
e. Peritoneoskopi (laparoskopi)
Secara laparoskopi akan tampak jelas kelainan hati. Pada sirosis hati akan
jelas kelihatan permukaan yang berbenjol-benjol berbentuk nodul yang
besar atau kecil dan terdapatnya gambaran fibrosis hati, tepi biasanya
tumpul. Seringkali didapatkan pembesaran limpa.
2. Laboratorium
F. Penatalaksanan Medis
Penatalaksanaan pasien sirosis biasanya didasarkan pada gejala yang ada. Sebagai
contoh :
1. Antasida diberikan untuk mengurangi distress lambung dan meminimalkan
kemungkinan perdarahan gastrointestinal
2. Vitamin dan suplemen nutrisi akan meningkatkan proses kesembuhan pada sel-sel
hati yang rusak dan memperbaiki status gizi pasien
3. Pemberian preparat diuretic yang mempertahankan kalium (spironolakton)
mungkin diperlukan untuk mengurangi asites jika gejala ini terdapat dan
meminimalkan perubahan cairan serta elektrolit yang umumnya terjadi pada
penggunaan jenis diuretic lainnya.
4. Asupan protein dan kalori yang adekuat merupakan bagian yang esensial dalam
penangan sirosis bersama-sama upaya untuk menghindari penggunaan alcohol
selanjutnya.
Meskipun proses fibrosis pada hati yang sirotik tidak dapat di putar balik
perkembangan keadaan ini masih dapat dihentikan atau diperlambat dengan
tindakan tersebut. Beberapa penelitian pendahuluan menunjukan bahwa cholcicine,
yang merupakan preparat anti inflamasi untuk mengobati gejala gout, dapat
memperpanjang kelangsungan hiduppenderita sirosis ringan hingga sedang.
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2020-2021
H. Analisa Data
Data Etiologi Masalah
DS: Etiologi dan faktor resiko Defisit nutrisi
- Cepat kenyang
setelah makan
- Kram/nyeri abdomen Sirosis Hepatis
- Nafsu makan
menurun
Fungsi hati terganggu
DO:
- Berat badan menurun
minimal 10% di bawah Lemak tidak dapat
rentang ideal diemulisikan dam tidak dapat
- Bising usus hiperaktif di serap oleh usus halus
- Otot pengunyah lemah
- Otot menelan lemah
- Membran mukosa Intake kurang karena mual
pucat tidak ada nafsu makan dan
- Sariawan nyeri abdomen
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2020-2021
Defisit Nutrisi
DS: Faktor pencetus Maknutrisi, Hipervolemia
- Ortopnea Kolestrasis kronik, Toksik
- Dispnea /infeksi , Metabolic : DM ,
- Paroxysmal nocturnal Alkohol
dyspnea (PND)
DO:
- Edema anasarka atau Sirosis hepatis
edema perifer
- Berat badan
meningkat dalam Kelainan jaringan parenkim
waktu singkat hati
- JVP meningkat
- Distensi vena
jugularis Hipertensi Portal
- Terdengar suara
tambahan
- Hepatomegali Varises esofagus
- Kadar HB/HT turun
- Oliguria
- Intake lebih banyak Peningkatan hisdrostaltik,
dari output permeabilitas vaskuler
- Kongesti paru
Hipervolemia
Asietes
Distensi abdomen
Sesak
Diagnosa Keperwatan
1. Defisiy Nutrisi
2. Hipervolemia
3. Pola napas tidak efektif
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2020-2021
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
makan (mis. Pereda nyeri, antiemetic),
jika perlu
- Kolaborasi dengan ahli gizi menentukan
jumlah kalori dan jenis nutrient yang
dibutuhkan, jika perlu
- Identifikasi kemungkinan
penyebab BB kurang
- Monitor adanya mual muntah
- Monitor jumlah kalori yang dikonsumsi
sehari-hari
- Monitor berat badan
- Monitor albumin, limfosit, dan elektrolit
serum
Teraupetik
- Berikan perawatan mulut sebelum
pemberian makan, jika perlu
Sediakan makanan yang tepat sesuai
kondisi pasien (mis. Makanan dengan
tekstur halus
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2020-2021
Terapeutik
- Pertahankan kepatenan jalan napas dengan
head-tilt dengan chin-lift (jaw-thrust jika
curiga trauma servikal).
- Posisikan semi-fowler atau fowler.
- Berikan minum hangat.
- Lakukan fisioterapi dada jika perlu.
- Lakukan hiperoksigenasi sebelum
penghisapan endotrakeal.
- Berikan oksigen jika perlu.
Edukasi
- Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika
tidak kontraindikasi.
Laporan Pendahuluan Profesi KGD 2020-2021
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik, jika perlu.
Terapi Oksigen
- Bersihkan mulut, hidung, dan sisa
sekresi
- Siapkan peralatan oksigen dan siapkan
humadifier
- Monitor aliran oksigen
- Pastikan penggantian masker atau
kanul sesuai kebutuhan e
- Sediakan oksigen ketika pasien dibawa
atau dipindahkan
- . Amati tanda-tanda hipoventilasi