3. Etiologi
Beberapa penyebab dari sirosis hepatis yang sering adalah :
1) Malnutrisi
2) Alkoholisme
3) Kegagalan jantung yang menyebabkan bendungan vena hepatika
4) Virus hepatitis
5) penyakit Wilson
Merupakan kelainan autosomal resesif yang diturunkan dimana
tembaga tertimbun di hepar dan ganglia basal otak.
6) Zat toksik
- Eritema palmaris
- Haemoroid
- Mimisan
5. Patofisiologi
Konsumsi minuman beralkohol dianggap sebagai faktor
penyebab yang utama. Sirosis terjadi paling tinggi pada peminum
minuman keras. Meskipun defisiensi gizi dengan penurunan asupan
protein turut menimbulkan kerusakan hati pada sirosis, namun asupan
alkohol yang berlebihan merupakan faktor penyebab utama pada
perlemakan hati dan konsekuensi yang ditimbulkannya. Namun
demikian, sirosis juga pernah terjadi pada individu yang tidak memiliki
kebiasan minum dan pada individu yang dietnya normal tapi dengan
konsumsi alkohol yang tinggi.
Faktor lain diantaranya termasuk pajanan dengan zat kimia
tertentu (karbon tetraklorida, naftalen, terklorinasi, arsen atau fosfor)
atau infeksi skistosomiastis dua kali lebih banyak daripada wanita dan
mayoritas pasien sirosis berusia 40 – 60 tahun.
Sirosis laennec merupakan penyakit yang ditandai oleh
nekrosis yang melibatkan sel-sel hati dan kadang-kadang berulang
selama perjalanan penyakit selsel hati yang dihancurkan itu secara
berangsur-angsur digantikan oleh jaringan parut yang melampaui
jumlah jaringan hati yang masih berfungsi. Pulau-pulau
jaringan normal yang masih tersisa dan jaringan hati hasil regenerasi
dapat menonjal dari bagian-bagian yang berkonstriksi sehingga hati
yang sirotik memperlihatkan gambaran mirip paku sol sepatu berkepala
besar (hobnail appearance) yang khas.
Sirosis hepatis biasanya memiliki awitan yang insidus dan
perjalanan penyakit yang sangat panjang sehingga kadang-kadang
melewati rentang waktu 30 tahun/lebih.
8. Penatalaksanaan
a. Istirahat di tempat tidur sampai terdapat perbaikan ikterus, asites,
dan demam.
b. Diet rendah protein (diet hati III protein 1gr/kg BB, 55 gr protein,
2.000 kalori). Bila ada asites diberikan diet rendah garam II (600-
800 mg) atau III (1.000-2000 mg). Bila proses tidak aktif
diperlukan diet tinggi kalori (2.000-3000 kalori) dan tinggi
protein (80-125 gr/hari). Bila ada tanda-tanda prekoma atau
koma hepatikum, jumlah protein dalam makanan dihentikan (diet
hati II) untuk kemudian diberikan kembali sedikit demi sedikit
sesuai toleransi dan kebutuhan tubuh. Pemberian protein yang
melebihi kemampuan pasien atau meningginya hasil metabolisme
protein, dalam darah viseral dapat mengakibatkan timbulnya
koma hepatikum. Diet yang baik dengan protein yang cukup
perlu diperhatikan.
c. Mengatasi infeksi dengan antibiotik diusahakan memakai obat-
obatan yang jelas tidak hepatotoksik.
d. Mempebaiki keadaan gizi bila perlu dengan pemberian asam
amino esensialberantai cabang dengan glukosa.
e. Roboransia. Vitamin B compleks. Dilarang makan dan minum
bahan yang mengandung alkohol.
9. Pencegahan
Pencegahan pada sirosis hepatis adalah:
a. Kurangi efek estrogen.
b. Berhenti merokok.
c. Ketahui status kesehatan tentang mitra seksual .
d. Gunakan suatu jarum bersih jika kamu menyuntik obat.
e. Berhati-hati sekitar produk darah di negara-negara tertentu.
f. Hindari atau membatasi alkohol.
g. Hindari pengobatan yang boleh menyebabkan kerusakan hati.
h. Hindari ekspose ke toksin lingkungan.
4. Kebutuhan sirkulasi
Kerusakan sel hepar dan peningkatan tekanan vena porta
mengakibatkan terjadinya gangguan pada fungsi limpa,
mengakibatkan terjadinya leukopenia, trombositopenia dan
anemia.
5. Kebutuhan Eliminasi
Kerusakan fungsi hepar mengakibatkan terjadinya
gangguan pada sistem pencernaan dan metabolisme, terjadi
gangguan pada gastrointestinal, menyebabkan flatulen dan
atau konstipasi.
6. Kebutuhan aktifitas
Kerusakan fungsi hepar mengakibatkan gangguan
metabolisme, produksi ATP menurun, terjadi kelemahan fisik
(patique).
c. Makanan/cairan
Gejala : Anoreksia; mual /muntah
Tanda : Penurunan berat badan atau peningkatan , penggunaan
jaringan, edema umum pada jaringan,kulit kering, Ikterik.
d. Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Nyeri tekan abdomen dengan nyeri kram pada kuadram
kanan atas; Pruritus; Neuritis perifer.
Tanda : Perilaku berhati-hati; focus pada diri sendiri.
e. Keamanan
Gejala : Pruritus
Tanda : Demam; Ikterik; Ekimosis; Angioma Spider.
f. Pernapasan
Gejala : Dispnea
Tanda : Pernapasan dangkal; Ekspansi paru terbatas; Hipoksia.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum.
b. Gangguan pola tidur b,d kurang kontrol tidur
c. Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan konsentrasi
hemoglobin
d. Resiko perfusi gastrointestinal tidak efektif b.d disfungsi hati
3. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
sekitar,suhu lingkungan, Pola tidur ( L. 05045) Identifikasi faktor pengganggu tidur ( fisik
pencahayaan, kebisingan, bau tidak membaik, dan atau psikologis)
sedap, jadwal Dengan kriteria hasil : Identifikasi makanan dan minuman yang
pemantauan/pemeriksaan/Tindakan Keluhan sulit tidur mengganggu tidur
) menurun (mis.kopi,teh,alcohol,makan mendekati waktu
Kurang kontrol tidur Keluhan sering tidur,minum banyak air sebelum tidur)
Kurang privasi terjaga menurun Identifikasi obat tidur yang di konsumsi
Restrain Fisik Keluhan tidak puas Terapeutik :
Ketiadaan teman tidur tidur menurun Modifikasi lingkungan
Tiada familiar dengam peralatan Keluhan pola tidur (mis.pencahayaan,kebisingan,suhu,matras,dan
tidur berubah menurun tempat tidur)
Ditandai dengan : Keluhan istirahat Batasi waktu tidur siang, jika perlu
Mayor (Subjektif ) : tidak cukup Fasilitasi menghilangkan stress sebelum tidur
Mengeluh sulit tidur menurun Tetapkan jadwal libur rutin
Mengeluh sering terjaga Kemampuan Lakukan prosedur untuk meningkatkan
Mengekuh tidak puas tidur akitivitas meningkat kenyamanan (mis.pijat,pengaturan
Mengeluh pola tidur berubah
posisi,terapi akupresur)
Mengeluh istirahat tidak cukup
Sesuaikan jadwal pemberian obat dan
Mayor ( Objektif ) : tidak tersedia
Tindakan untuk menunjang siklus tidur-
terjaga
Minor ( Subjektif ) : Edukasi :
Mengeluh kemampuan aktivitas menurun Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit
Minor ( Objektif ) : tidak tersedia Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
Anjurkan menghindari makanan/minuman
yang mengganggu tidur
Anjurkan penggunaan obat tiduryang tidak
mengandung supresor terhadap tidur REM
Ajarkan faktor-fakotr yang berkontribusi
terhadap gangguan pola tidur (mis.psikologis,
gaya hidup, sering berubah shift bekerja)
Ajarkan relaksasi otot autogenic atau cara
nonfarmakologi lainnya
Kolaborasi :
Kolaborasi dalam pemberian terapi obat tidur
dengan dokter
Resiko perfusi gastrointestinal tidak efektif ( D. Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi ( I.03119) :
0013) intervensi keperawatan Observasi :
Berhubungan dengan : selama 3x24 jam maka Identifikasi status nutrisi
Perdarahan gastrointestinal akut Perfusi gastrointestinal Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
Trauma abdomen (L.02010) meningkat Identifikasi makanan yang disukai
Sindroma kompartemen abdomen Dengan kriteria hasil : Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
Aneurisma aorta abdomen Nafsu makan Identifikasi perlunya penggunaan selang NGT
Varises gastroesofagus meningkat
Monitor asupan makana
Penurunan kinerja ventrikel kiri Mual menurun
Monitor berat badan
Koagulopati (mis.anemia, sel sabit, Muntah menurun
Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
koagulopati intravaskuler diseminata) Nyeri abdomen
Terapeutik :
Penurunan konsentrasi hemoglobin menurun
Lakukan oral hygiene sebelum makan
Keabnormalan masa protombin dan atau Asites menurun
Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis.
masa tromboplasti parsial Konstipasi menurun
Piramida makanan)
Disfungsi hati (mis.sirosis, hepatitis) Diare menurun
Sajikan makanan secara menarik dan suhu
Disfungsi ginjal (mis.ginjal Bising usus sesuai
polikistik,stenosis arteri ginjal, gagal membaik Berikan makanan tinggi serat untuk
ginjal)
mencegah konstipasi
Disfungsi gastrointestinal (mis. Ulkus
Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi
duodenum atau ulkus lambung,kolitis
protein
iskemik,pankreatitis iskemik) Berikan suplemen makanan, jika perlu
Hiperglikemia Hentikan pemberian makan melalui selang
Ketidakstabilan hemodinamik NGT jika asupan oral dapat ditoleransi
Efek agen farmakologis Edukasi :
Usia >60 tahun Anjurkan posisi duduk, jika mampu
Efek samping Tindakan (cardiopulmonary Ajarkan diet yang di programkan
bypass, anestesi, pembedahan lambung) Kolaborasi :
Kolaborasi pemeberian medikasi sebelum
makan (mis.pereda nyeri,antiemetic),jika
perlu
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient
yang dibutuhkan, jika perlu
Perfusi perifer tidak efektif ( D.0009) Setelah dilakukan Manjemen Sensasi perifer (I.06195) :
Berhubungan dengan : intervensi keperawatan Observasi :
Hiperglikemia selama 3x24 jam maka Identifikasi penyebab perubahan sensai
Penurunan konsentrasi hemoglobin Perfusi perifer (L.02011) Identifikasi penggunaan alat pengikat,
Peningkatan tekanan darah meningkat prosthesis,sepatu dan pakaian
Kekurangan volume cairan Dengan kriteria hasil : Periksa perbedaaan sensasi tajam atau tumpul
Penurunan aliran arteri/vena Denyut nadi perifer Periksa perbedaaan sensasi panas atau dingin
Kurang terpapar informasi tentang meningkat Periksa kemampuan mengidentifikasi lokasi
faktor pemberat (mis.merokok,gaya Penyembuhan luka dan tekstur benda
hidup meningkat Monitor terjadinya parestesi,jika perlu
monoton,trauma,obesitas,asupan Sensasi meningkat Monitor perubahan kulit
garam,imobilitas) Warna kulit pucat Monitpr adanya tromboflebitis dan
Kurang terpapar informasi tentang menurun tromboemboli vena
proses penyakit (mis.diabetes Edema perifer Terapeutik :
melitus,hiperlipidemia) menurun Hindari pemakaian benda-benda yang
Kurang aktifitas Nyeri ekstremitas berlebihan suhunya
Mayor (Objektif ) : menurun Edukasi :
Pengisian kapiler >3 detik Parastesia menurun Anjurkan penggunaan thermometer untuk
Nadi perifer menurun atau tidak teraba Kelemahan otot menguji suhu air
Akral teraba dingin menurun Anjurkan penggunaan sarung tangan termal
Warna kulit pucat Kram otot menurun saat memasak
Turgor kulit menurun Bruit fernoralis Anjurkan memakai sepatu lembut dan
Minor ( Subjektif ) : Nekrosis bertumit rendah
Parastesia Pengisian kapiler Kolaborasi :
Nyeri ekstremitas ( klaudikasi intermiten) membaik Kolaborasi pemberian analgesic, jika perlu
Minor ( Objektif ) : Akral membaik Kolaborasi pemberian kortikosteroid,jika
Edema Turgor kulit perlu
Brunner & Suddarth .Buku Ajar Keperawatan Medikal - Bedah. Vol. 2. EGC.
Jakarta.