Anda di halaman 1dari 43

SIROSIS HATI DAN

HEPATITIS B
Di susun oleh :
Andri Baedowi (20360059)
Hardian Syafutra (102119101)
Pembimbing :
dr. Siti Taqwa Fitria Lubis, Sp.PD

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR SMF PENYAKIT DALAM


RUMAH SAKIT UMUM HAJI MEDAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
2021 http://www.free-powerpoint-templates-design.com
2.1 Definisi Serosis Hepatis
Sirosis hati merupakan tahap akhir proses difus fibrosis hati
progresif yang ditandai oleh distorsi arsitektur hati dan
pembentukan nodul regeneratif Gambaran morfologi dari sirosis
hati meliputi fibrosis difus, nodul regeneratif, perubahan arsitektur
lobular dan pembentukan hubungan vaskular intrahepatik antara
pembuluh darah hati aferen (vena porta dan arteri hepatika) dan
eferen (vena hepatika)

Secara klinis atau fungsional sirosis hati dibagi atas :

A Sirosis hati kompensata

B Sirosis hati dekompensata, disertai dengan tanda-


tanda kegagalan hepatoselular dan hipertensi portal
Epidemiologi Di Indonesia data prevalensi penderita
sirosis hati secara keseluruhan belum
ada.Di daerah Asia Tenggara, penyebab
utama sirosis hati adalah hepatitis B (HBV)
dan C (HCV).
Angka kejadian sirosis hati diIndonesia
akibat hepatitis B berkisar antara 21,2 -
No.3 Diseluruh dunia 46,9% dan hepatitis C berkisar 38,7 -
73,9%.

Sirosis hati merupakan penyebab kematian


terbesar ke-3 pada penderita yang berusia 45 - Di Indonesia
46 thn. Diseluruh dunia sirosis hati menempati
urutan ketujuh penyebab kematian. Penderita
sirosis hati > laki-laki,jika dibandingkan dengan
wanita rasionya sekitar 1,6 : 1.
ETIOLOGI
Penyebab Sirosis hati bermacam-macam, kadang lebih dari satu
sebab ada pada satu penderita

Steato hepatitis non


Hepatitis C kronik
alkoholik (NASH)

PenYakit hati alkoholik Hepatitis B kronik Hepatotoksik akibat


(alcoholic Liver disease/AlD) dengan/atau tanpa obat atau toksin,
hepatitis D
2.4 PATOFISIOLOGI
SIROSIS HEPATIS

HIPERTENSI PORTA

VASODILATASI ARTERIAL
SPLAKNIKUS

TEKANAN INTRAKAPILER DAN VOLUME EFEKTIFITAS DARAH


KOEFISIEN FILTRASI ARTERI MENURUN
MENINGKAT

ALTIFITAS ADH,SISTEM
PEMBENTUKAN CAIRAN LIMFE SIMPATIS, RAAS.
LEBIH BESAR DARI ALIRAN MENYEBABKAN RETENSI AIR
BALIK DAN GARAM

TERBENTUK ASITES
2.5 MANIFESTASI KLINIS
Tabel 1 Tanda Penyebab
Spider angioma /spider nevi Estradiol meningkat
Gangguan metabolisme
Palmar erytema
Tanda-Tanda Klinis Sirosis Hati dan hormon seks
Penyebabnya
Muehrche's lines hipoalbuminemia
Perjalanan penyakit sirosis hati lambat,
Terry's nails hipoalbuminemia
asimtomatis dan seringkali tidak dicurigai sampai
adanya komplikasi penyakit hati. Clubbing Hipertensi portopulmonal
Chronic proliferative
Osteoartopati Hipertrofi
penostitis
Your Text Here Ginekomastia Estradiol meningkat
Hipogonadisme Perlukaan gonad primer
Splenomegali Hipertensi portal
Asites Hipertensi portal
Ikterus Bilirubin meningkat
Asterixis/Flapping
Ensefalopati hepatikum
tremor
2.7 PENEGAKAN DIAGNOSIS

ANAMNESA PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN


FISIK PENUNJANG

Pada stadium kompensata sempurna Banyak sekali gejala khas Baku emas pada sirosis
kadang-kadang sangat sulit
menegakkan diagnosis sirosis hepatis.
pada pem.fisik seperti asites hepatis adalah biopsi
dan spider navi. Di jelaskan hati.
Pada stadium dekompensata diagnosis pada manifestasi klinis. - Laboratorium
Tidak terlalu sulit karena gejala dan - USG
tanda klinis biasanya sudah tampak
dengan adanya komplikasi
Komplikasi

1. Hipertensi Portal 3. Varises 4. Peritonitis 5. Ensefalopati


2. Asites Gastroesofagus Bakterial Spontan Hepatikum
2.9 Penatalaksanaan

SIROSIS DEKOMPENSATA
UMUM • ASITES = tirah baring, diet rendah
garam,diuretik
• Diet cukup 2000-3000 kkal/hari
• Ensefalopati hepatik = laktulosa,
& protein 75-100 g/hari neomisin, diet protein
• Konsumsi suplemen vitamin • Varises esofagus =
• Jika asites konsumsi air propanolon/isosorbid
dibatasi<1000cc/hari • Anemia = Fe, asamfolat,ternsfusi
PRC

Terapi berdasarkan etiologi


SWOT
• Stop alkohol MANIFESTASI PERDARAHAN
• Pemberian asetaminofen dan kolkisin = vitamin K, Koreksi
• Hepatitis autoimun = steroid /
prothrombin time
imunosupresif
• Hepatitis B = Interferon alfa dan TRANSOLANTASI HATI =
lamivudin memberikan harapan hidup 5
• Hepatitis C = Kombinasi interferon tahun pada 80% pasien.
dan ribavirin
2.2 Hepatitis B

1 Definisi Hepatitis B
Hepatitis adalah peradangan pada organ hati yang
disebabkan infeksi bakteri, virus, proses autoimun,
obat-obatan, perlemakan, alkohol dan zat
berbahaya lainnya. (Kemenkes RI, 2016) Hepatitis
B adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
Hepatitis B yang merusak hati dengan masa
inkubasi 15-180 hari.
Etiologi
Penyakit ini disebabkan oleh virus
hepatitis B (HBV) yang berukuran sekitar

A 42 nm. Virus ini mempunyai lapisan luar


(selaput) yang berfungsi sebagai antigen
HBsAg. Virus mempunyai bagian inti
dengan partikel inti HBcAg dan HBeAg
(Widoyono, 2011). Masa inkubasi berkisar
antara 15-180 hari dengan rata-rata 60-90
hari (Sudoyo et al, 2014).

Perubahan dalam tubuh penderita


B akibaat infeksi virus Hepatitis B terus
berkembang. Dari infeksi akut
berubah menjadi kronis, sesuai
dengan umur penderita. Makin tua
D umur, makin besar kemungkinan
menjadi kronis kemudian berlanjut
menjadi pengkerutan jaringan hati
yang disebut dengan sirosis
Epidemiologi
Infeksi Virus Hepatitis B (VHB) adalah suatu
masalah kesehatan utama di dunia pada
umumnya dan Indonesia pada khususnya.
Diperkirakan bahwa sepertiga populasi dunia
pernah terpajan virus ini dan 350-400 juta
diantaranya merupakan pengidap hepatitis B.

DI Indonesia

Di Indonesia, angka pengidap hepatitis B pada


populasi sehat diperkirakan mencapai 4.0 - 20.3%,
dengan proporsi pengidap di luar Pulau Jawa lebih
tinggi daripada di Pulau Jawa.
2.4 Patofisiologi
Sel hati manusia merupakan target organ bagi virus Hepatitis
B. Virus Hepatitis B mula-mula melekat pada resptor spesifik di
membram sel hepar kemudian mengalami penetrasi ke dalam
sitoplasma sel hepar. Virus melepaskan mantelnya di sitoplasma,
sehingga melepaskan nukleokapsid

Selajutnya nukleokapsid akan menembus sel


dinding hati. Asam nukleat VHB akan keluar dari
nukleokapsid dan akan menempel pada DNA hospes
dan berintergrasi pada DNA tersebut. Proses
selanjutnya adalah DNA VHB memerintahkan sel hati
untuk membentuk protein bagi virus baru. Virus
Hepatitis B dilepaskan ke peradangan darah, terjadi
mekanisme kerusakan hati yang kronis disebabkan
karena respon imunologik penderita terhadap infeksi
Proses replikasi virus tidak secara langsung bersifat toksik terhadap
sel, terbukti banyak carrier VHB asimtomatik dan hanya menyebabkan
kerusakan hati ringan. Respon imun host terhadap antigen virus merupakan
factor penting terhadap kerusakan hepatoseluler dan proses klirens virus,
makin lengkap respon imun, makin besar klirens virus dan semakin berat
kerusakan sel hati. . Proses berakhir dengan penghancuran sel secara
langsung oleh Limfosit T sitotoksik CD8+
Manifestasi Klinis
Gejala hepatitis akut terbagi menjadi 4
tahap Yaitu :
1. Fase Inkubasi 4. Fase konvalesen (penyembuhan)
Merupakan waktu antara masuknYa virus dan
Option D Option A Diawali dengan menghilangnya icterus
timbulnYa gejalan atau icterus. Fase inkubasi
adan keluhan lain, tetapi hepatomegaly
Hepatitis B berkisar antara 15-180 hari
dan abnormalitas fungsi hati tetap ada.
dengan rata-rata 60-90 hari
Muncul perasaan sudah lebih sehat dan
kembalinya nafsu makan.
2. Fase prodromal
Fase diantara timbulnya keluhan-keluhan FASE IMUNOTOLERANSI
Option E KRONIS
pertama dan timbulnYa gejala ikterus. 1 Sistem imun tubuh toleran
Awitannya singkat atau insidious ditandai terhadap VHB
dengan malaise umum, myalgia, artalgia,
mudah lelah, gejala saluran napas atas
FASE IMUNOAKTIF & RESIDUAL
dan anoreksia. Diare atau konstipasi
dapat terjadi. HEPATITIS B Fase clearance menandakan
KRONIS 3 pasien sudah mulai kehilangan
3. Fase Ikterus Option F KRONIS toleransi imun terhadap VHB
FASE 2&3
Ikterus muncul setelah 5-10 hari, Fase residual ditandai dengan titer HBsAg
tetapi dapat juga muncul bersamaan rendah, HbeAg Yang menjadi negative dan
dengan munculnya gejala. anti-HBe yang menjadi positif, serta
konsentarsi ALT normal
Penularan Hepatitis B
Cara penularan VHB pada anak-
anak, remaja dan orang dewasa dapat
terjadi melalui beberapa cara, yaitu kontak
dengan darah atau komponen darah dan
cairan Tubuh yang terkontaminasi melalui
kulit yang terbuka seperti gigitan, sayatan,
atau luka memar.
Hepatitis B adalah satu-
sarunya penyakit menular
seksual yang dapat di proteksi
dengan vaksin.
Virus hepatitis B Tidak
dapat melewati kulit atau barier
membran mukosa, virus
sebagian akan hancur ketika
melewati barier.
Kontak dengan virus terjadi
melalui benda-benda Yang
biasa kontak dengan darah
atau cairan tubuh manusia.
PENEGAKAN DIAGNOSIS

ANAMNESA PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN


FISIK PENUNJANG

Anamnesis umumnya tanpa


Pemeriksaan fisik didapatkan Pemeriksaan penjunjang
keluhan, perlu digali riwayat
transmisi seperti pernah
hepatomegaly terdiri dari pemeriksaan
transfuse, seks bebas, riwayat laboratorium, USG abdomen
sakit kuning sebelumnya dan Biopsi hepar
Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan utama untuk pasien
terinfeksi hepatitis B adalah mencegah progresi
penyakit, terutama sirosis, gagal hati, dan
karsinoma hepatoseluler ( HCC ). Faktor resiko
progresi Hepatitis B kronik adalah :
40% 80% 60% 50%
• Kadar DNA-VHB meningkat persisten, dan
pada beberapa pasien, alanine
aminotransferase (ALT),demikian juga terdapat
mutasi core dan precore yang dijumpai
terutama pada infeksi genotype C dan D.
• Jenis kelamin laki-laki.
• Usia lebih tua
• Riwayat keluarga karsinoma hepatoseluler
( HCC )
• Pemakaian alkohol
• Peningkatan alfa feto protein ( AFP ).
• Infeksi dengan virus hepatitis D, virus hepatitis
C, atau virus imuno-defisiensi manusia (HIV).
Lanjutan..
Penatalaksanaan Hepatitis B Kronik Di Indonesia

Penatalaksanaan hepatitis B secara umum Rekomendasi WHO 2015: Antiviral Therapies


memiliki tujuan untuk eradikasi infeksi virus
hepatitis B melalui vaksinasi, terapi, dan
pencegahan transmisi sehingga dapat
Rekomendasi AASLD 2018
meningkatkan kualitas hidup dan kesintasan
pasien yang terinfeksi.

A B

Rekomendasi PPHI 2017 obat Nukleosida untuk


Hepatitis B

Strategi pemantauan selama terapi dengan antivirus


oral (konsensus PPHI 2017) :
BAB 3
LAPORAN KASUS
STATUS ORANG SAKIT
Identitas Pribadi

Nama : Yarbani
Umur : 52 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Status Kawin : Menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : Guru
Alamat : Jl. Laksana Pasar 3
ANAMNESA PENYAKIT BAB 3
 
Keluhan Utama : BAB Hitam
LAPORAN KASUS
Telaah : Pasien datang ke IGD RS Haji Medan dan diantar
oleh keluarga dengan keluhan utama BAB Hitam sejak 1 minggu
yang lalu, pasien mengatakan bahwa buang air besarnya berwarna
hitam seperti aspal dengan konsistensi sedikit lunak.
Pasien juga mengatakan mata dan kuku jari pasien berubah warna
menjadi kuning bersamaan dengan membesarnya perut pasien.
Perutnya membesar sejak 1 bulan yang lalu. Perutnya dirasakan
semakin hari semakin membesar disertai permukaan perut yang
menegang. Perut terasa nyeri ketika dipegang, terutama perut
bagian atas.
Pasien mengatakan bahwa pasien juga merasakan mual dan
sempat 2 kali muntah sesaat sebelum masuk ke rumah sakit,
muntah yang dikeluarkan berupa ampas berwarna coklat disertai
busa, pasien juga mengeluhkan setiap kali makan pasien
merasakan mual.
Pasien juga mengatakan bahwa badannya terasa lemas, semakin
hari dirasa semakin memberat sehingga mengganggu aktifitas
pasien. Batuk dan pilek disangkal pasien.
BAB 3
LAPORAN KASUS

Pasien mengatakan bahwa pasien sudah pernah berobat


sebelumnya dan dilakukan endoskopi dengan hasil
ditemukan adanya varises esofagus. Pasien berkata
bahwa pasien belum pernah mengalami kondisi seperti
ini sebelumnya.
BAK : 4-5 x/hari, berwarna kseperti teh
BAB : 2x/hari, konsistensi sedikit lunak, warna
hitam seperti aspal
RPT : Batu Ginjal
RPO : Tidak ada
RPK : Ibu sakit liver
R.ALERGI : Tidak ada
R.Kebiasaan : Merokok
BAB 3
LAPORAN KASUS

Anamnesa Umum
Badan kurang enak : Ya- Tidur : Terganggu
Merasa Lemas : Ya - Berat badan : Menurun
Merasa kurang sehat : Ya- Malas : Tidak
Menggigil : Tidak - Demam : Tidak
Nafsu makan : Menurun- Pening : Ya
BAB 3
LAPORAN KASUS
Anamnesa organ
Cor
Dyspneu d’effort : Tidak - Cyanosis : Tidak
Dyspnea d’repos : Tidak - Angina pectoris : Tidak
Oedema : Tidak - Palpitasi cordis : Tidak
Nokturia : Tidak - Asma Cardiale : Tidak
Sirkulasi perifer
Claudicatio intermitten : Tidak - Gangguan tropis: Tidak
Sakit waktu istirahat : Tidak - Kebas- kebas : Tidak
Rasa mati Ujung jari : Tidak
Traktus respiratorius
Batuk : Tidak - Stidor : Tidak
Berdahak : Tidak - sesak nafas: Tidak
Haemoptoe : Tidak - cuping hidung : Tidak
Sakit dada saat bernafas : Tidak - Suara parau : Tidak
Traktus digestivus BAB 3
Lambung
LAPORAN KASUS
Sakit di epigastrium : Ya - Sendawa : Tidak
Rasa panas epigastrium : Ya - Anoreksia : Ya
Muntah : Ya, 3x, berwarna - Mual-mual : Ya
coklat dan berampas
Hematemesis : Tidak - Dysphagia : Tidak
Ructus : Tidak - Feotor ex ore : Tidak
Pyrosis : Tidak
Usus
Sakit di abdomen : Ya - Melena : Tidak
Borborygmi : Tidak - Tenesmi : Tidak
Defekasi : Ya, 2x/hari, Lunak - Flatulensi : Tidak
Berwarna Hitam
Obstipasi : Tidak - Haemorrhoid : Tidak
Diare : Tidak
Hati dan Saluran empedu
Sakit perut kanan : Ya - Gatal dikulit : Tidak
Kolik : Ya - Asites : Ya
Ikterus : Ya - Oedema : Tidak
Berak dempul : Tidak
Ginjal dan saluran kencing
BAB 3
Muka sembab : Tidak - Sakit pinggang : Tidak LAPORAN KASUS
Kolik : Ya - Oligouria : Tidak
Miksi : Ya, 4-5x/ hari, - Anuria : Tidak
Berwarna seperti teh
Poliuria : Tidak - Polakisuria : Tidak
Sendi
Sakit : Tidak - Sakit digerakan : Tidak
Sendi kaku : Tidak - Bangkak : Tidak
Merah : Tidak - Stand abnormal : Tidak
Tulang
Sakit : Tidak - Fraktur spontan : Tidak
Bengkak : Tidak - Deformasi : Tidak
Otot
Sakit : Tidak - kejang-kejang : Tidak
Kebas-kebas : Tidak - Atrofi : Tidak
Darah
Sakit dimulut dan lidah : Tidak - Muka pucat : Ya
Mata berkunang-kunang : Tidak - Bengkak : Tidak
Pembengkakan kelenjar : Tidak - Penyakit darah : Tidak
Merah dikulit : Tidak - Perdarahan subkutan : Tidak
Endokrin BAB 3
Polidipsi : Tidak - Pruritus : Tidak
Polifagi : Tidak - Pyorrhea : Tidak
LAPORAN KASUS
Poliuri : Tidak
Fungsi genital
Menarche : - - Ereksi : Tidak ditanyakan
Siklus Haid : - - Libido sexual : Tidak ditanyakan
Menopause : - - Coitus : Tidak ditanyakan
G/P/A : -/-/-
Susunan syaraf
Hipoastesia : Tidak - Sakit kepala : Ya
Parastesia : Tidak - Gerakan tics : Tidak
Spasme : Tidak –Paralisis : Tidak
Panca indra
Penglihatan : Normal
Pengecapan : Normal
Pendengaran : Normal
Perasaan : Normal
Penciuman : Normal
Psikis
Mudah tersinggung : Tidak - Pelupa : Tidak
Takut : Tidak - Lekas marah : Tidak
Gelisah : Tidak
Keadaan sosial
Pekerjaan : Guru
Hygiene : Baik
BAB 3
Anamnesa Penyakit terdahulu LAPORAN KASUS
Batu Ginjal
Anamnesa Pemakaian Obat
Tidak ada
Anamnesa penyakit Veneris
Bengkak kelenjar regional : Tidak Pyuria : Tidak
Luka-luka di kemaluan : Tidak Bisul- bisul : Tidak
Anamnesa Intoksikasi
Tidak ada
Anamnesa Makanan
Nasi : frek 2 x/ Hari - Sayur sayuran : Ya
Ikan : Ya- Daging : Ya
Anamnesa Family
Penyakit-penyakit family : Ibu sakit liver
Penyakit seperti orang sakit : Tidak ada
Anak : 1, Hidup: 1, Mati: -
Status Present
Keadaan Umum
Sensorium : Compos mentis
Tekanan Darah : 130/83 mmHg
Temperatur : 36,6⁰ C
Pernafasan : 20 x/ menit, reguler, thoracalabdominal
Nadi : 72x/ menit, equal,sedang

Keadaan Penyakit
Anemi : Tidak - Eritema : Tidak
Ikterus : Ya - Turgor : Baik, < 2 detik
Sianosis : Tidak - Gerakan Aktif : Menurun
Dispnoe : Tidak - Sikap tidur paksa : Tidak
Edema : Tidak
 
 

Keadaan Gizi
BB : 65 Kg
TB : 162 cm
RBW : x 100% = 104% ( Normoweight )
IMT : = = 24,7 kg/cm2 ( Normoweight )
Pemeriksaan Fisik
Kepala
Pertumbuhan rambut : Normal
Sakit kalau dipegang : Tidak
Perubahan lokal : Tidak
Muka
Sembab : Tidak Parese : Tidak
Pucat : Ya gangguan lokal : Tidak
Kuning : Ya
Mata
Stand Mata : Normal - Ikterus : Ya
Gerakan : Kesegala arah - Anemia: Tidak
Reaksi pupil : isokor - Eksoftalmos : Tidak
Ptosis : Tidak - Gangguan lokal : Tidak
Telinga
Sekret : Tidak - Bentuk : Normal
Radang : Tidak - Atrofi : Tidak
Hidung
Sekret : Tidak - Benjolan-benjolan : Tidak
Bentuk : Normal
Bibir
Sianosis : Tidak - Kering : Ya
Pucat : Tidak - Radang : Tidak
Gigi
Karies : Tidak
Jumlah : Tidak dihitung
Pertumbuhan: Tidak
Pyorroe alveolaris : Tidak
Lidah
Kering : Tidak - Beslag : Tidak
Pucat : Tidak - Tremor : Tidak
Tonsil
Merah : Tidak - Membran : Tidak
Bengkak : Tidak - Angina lacunaris : Tidak
Beslag : Tidak
Leher
Inspeksi :
Struma : Tidak - Torticolis : Tidak
Kelenjar bengkak : Tidak - Venektasi : Tidak
Pulsasi Vena : Tidak
Palpasi
Posisi trachea : Medial
TVJ : R-2 cm H­­2O
Sakit/ nyeri tekan : Tidak
Kosta servikalis : Tidak
 
Torax depan
Inspeksi
Bentuk : Fusiformis - Venektasi : Tidak
Simetris/asimetris : Simetris - Pembengkakan : Tidak
Bendungan Vena : Tidak - Pulsasi verbal : Tidak
Ketinggalan bernafas : Tidak - Mammae : Normal
Palpasi
Nyeri tekan : Tidak
Fremitus suara : Sama kuat pada thorax dextra& sinistra
Fremissement : Tidak
- Iktus : Teraba
a. Lokasi : ICS V Midclavicularis sinistra
b. Kuat angkat: -
c. Melebar :-
d. Iktus Negatif :-

Perkusi
Suara perkusi paru : Sonor dikedua lapang paru
Batas paru hati :
a. Relatif : ICS V linea midclavicularis dextra
b.Absolut : ICS VI linea midclavicularis dextra
- Gerakan bebas : 2 cm
Batas Jantung :
a. Atas : ICS III linea parasternalis sinistra
b. Kanan : ICS IV linea midsternalis dextra
c. Kiri : ICS V linea axillaris anterior sinistra 2cm ke arah medial
Auskultasi
Paru –paru Perkusi
Suara pernafasan : Vesikuler di kedua lapang paru
Suara Tambahan : Tidak ada
a. Ronki Basah :- Suara perkusi paru : Sonor di kedua lapangan
b. Ronki Kering :- paru
c. Krepitasi :- Gerakan bebas : 2 cm
d. Gesek Pleura :- Batas bawah paru :
Cor :
Heart Rate : 72 x/menit, reguler, intesitas sedang
a. Kanan : Proc. Spinosus Vertebra IX
Suara katup : (M1 > M2), (A2>A1), (P2 > P1), (A2>P2) b. Kiri : Proc. Spinosus Vertebra X
Suara tambahan :
a. Desah jantung fungsional : Tidak ada Aukultasi
b. Gesek pericardial : Tidak ada Pernafasan : Vesikuler di kedua lapang paru
Suara tambahan : Tidak ada
Thorax belakang
Inspeksi
Bentuk : Fusiformis Scapulae alta : Tidak
Simetris/tidak : Simetris Ketinggalan bernafas: Tidak
Benjolan : Tidak Venektasi : Tidak

Palpasi
Nyeri tekan : Tidak Penonjolan : Tidak
Fremitus suara: Sama kuat pada thorax dextra& sinistra
Nyeri tekan pada seluruh
lapang abdomen

Inspeksi : Membesar, simetris


Auskultasi : Double sound
Palpasi : Undulasi (+)
Perkusi : Shifting dullness (+)
Abdomen
Inspeksi
Bengkak : Ya
Venektasi : Tidak
Gembung : Ya
Sirkulasi Collateral : Tidak
Pulsasi : Tidak
Palpasi
Defens muskular : Ya
Nyeri tekan : Ya, Nyeri tekan seluruh lapang perut
Lien : Ya, teraba membesar
Ren : Tidak teraba
Hepar : Ya, Pinggir : Tajam Pemeriksaan Laboratorium
Konsistensi permukaan : Berbenjol - benjol
Nyeri tekan : Ya Dara Hasil Satuan
Perkusi h
Pekak hati : Redup Darah Rutin
Pekak beralih : Ya Hemoglobin 11,5 g/dl
Auskultasi Eritrosit 3,98 10^3/uL
Leukosit 6.190 uL
Peristaltik usus : 5 x/ menit
Hematokrit 37,1 %
6. Genitalia
Trombosit 336.000 uL
- Luka : Tidak dilakukan pemeriksaan Index Eritrosit    
- Sikatrik: Tidak dilakukan pemeriksaan MCV 93,2 F1
- Nanah : Tidak dilakukan pemeriksaan MCH 28,9 Pg
- Hernia : Tidak dilakukan pemeriksaan MCHC 31,0 %
7. Extremitas Jenis Leukosit    
Atas Kanan Kiri Eosinofil 3,0 %
Bengkak : Tidak Tidak Basofil 0,2 %
Merah : Tidak Tidak N. Stab   %
Stand abnormal : Tidak Tidak N. Seg 59,2 %
Gangguan fungsi : Tidak Tidak Limfosit 27,9 %
Tes Rumpelit : Tidak Tidak Monosit 9,7 %
Refleks Kanan Kiri LED   mm/jam
Faal Hati    
Bisep :+ + + + SGOT/AST 469 U/L
Trisep :+ + + + SGPT/ALT 83 U/L
Radio periost : + + Total Protein 8,3 g/dL
Bawah Kanan Kiri Albumin 3,8 g/dL
Bengkak : Tidak Tidak Globulin 4,5 g/dL
Merah : Tidak Tidak Fungsi Ginjal    
Eodema : Tidak Tidak KreatininA 2,1 mg/dL
Pucat : Tidak Tidak Ureum 70 mg/dL
Gangguan fungsi : Tidak Tidak Elektrolit    
Varises : Tidak Tidak Natrium 137 mEq/L
Kalium 4,5 mEq/L
Refleks
Clorida 101 mEq/L
Pemeriksaan Imunoserology

Pemeriksaan Hasil

HbsAg Positif

Pemeriksaan HIV
Pemeriksaan Hasil
Pemeriksaan

HIV R1 Non-Reactive
RESUME Status Present :

Anamnesa
Keluhan Utama : Melena Keadaan umum Keadaan penyakit Keadaan gizi
Telaah :
Melena (+) Sens : Compos Anemia : Tidak TB : 162 cm
Sklera ikterik (+) Mentis Ikterus : Ya BB : 65 kg
Perut membesar (+) TD : 130/83 Sianosis : Tidak RBW = 65 x
Nyeri tekan perut (+) mmHg Dyspnea : Tidak 100%
Nausea, Vomiting (+)
Nadi : 72 x/ menit Edema : Tidak 162 - 100
Malaise (+)
Nafas : 20 x/ menit Eritema : Tidak = 104%
BAK : 4-5 x/hari, berwarna seperti teh
BAB : 2x/hari, konsistensi sedikit lunak, warna Suhu : 36,60 C Turgor : Baik, < 2 Kesan: Normoweight
hitam seperti aspal detik IMT = 65 x 100%
RPT : Batu Ginjal Gerakan aktif : (1.62) 2
RPO : Tidak ada Menurun = 24,7% kg/cm
RPK : Ibu sakit liver Sikap tidur paksa : Kesan: Normoweight
R.ALERGI : Tidak ada
Tidak
R.Kebiasaan : Merokok
Pemeriksaan Fisik Diagnosa Banding ;
Kepala : Wajah Pucat (+), sklera ikterik (+), bibir Sirosis Hepatis Dekompensata + Hepatitis B
kering (+) Hipertensi Portal + Kolestasis
Leher : Dalam Batas Normal Sindrom Nefrotik + Pankreatitis
Thorax : Dalam Batas Normal
Abdomen : Sindrom budd-chiari + Kholesistitis
Inspeksi : Membesar, simetris CHF + Kolangitis
Auskultasi : Double sound  
Palpasi : Nyeri tekan (+), splenomegali (schaffner Diagnosis Sementara :
1), hepatomegali (kanan : 5 cm di bawah arkus costa, Sirosis Hepatis Dekompensata + Hepatitis B
kiri : 4 cm di bawah processus xiphoideus), undulasi (+).
Perkusi : Shifting dullness (+) Terapi
Extremitas : Jari tangan kanan dan kiri ikterik 1. Aktivitas : Tirah Baring
Pemeriksaan laboratorium 2. Diet : Diet kalori tinggi protein
FAAL HATI : SGOT ↑, SGPT ↑, Globulin ↑ dan diet lemak
FAAL GINJAL : Ureum ↑, Kreatinin ↑ 3. Medikamentosa :
Imunoserology : HbsAg (+)  
IVFD Dextrose 5% 20 gtt/i
Pemeriksaan Anjuran/Usulan Inj. Ranitidine 1 gr/ 12 jam
Pemeriksaan darah rutin 1nj. Ondansetron 4 gr/ 8 jam
Pemeriksaan urinalisa
Cefadroxil tab 500 mg 2x1
Pemeriksaan faal hati
Pemeriksaan HbsAg
Spironolacton tab 100 mg 1x1
Pemeriksaan IgM HBC Lactulac syr 3x1
Aspirasi cairan asites Tenofovir 300 mg 1x1
Prognosis Propanolol
Quo ad vitam : Dubia ad Bonam Curcuma tab 3x1
 DISKUSI KASUS
TEORI KASUS
ANAMNESIS ANAMNESA
Sirosis Hepatis Sirosis Hepatis
Kulit dan mata kuning Kulit dan mata kuning (+)
Mual Mual (+)
Muntah Muntah (+)
Nyeri perut kanan atas Nyeri perut kanan atas (+)
Perut membesar Perut membesar (+)
Mudah lelah Mudah lelah (+)
Nafsu makan menurun Nafsu makan menurun (+)
BB menurun BB Menurun (+)
Gatal – gatal Gatal – gatal (-)

Hepatitis B Hepatitis B
Kulit dan mata kuning Kulit dan mata kuning (+)
Demam Demam (-)
Sakit kepala Sakit kepala (+)
Mual Mual (+)
Muntah Muntah (+)
Nyeri perut kanan atas Nyeri perut kanan atas (+)
Lemas Lemas (+)
Urin pekat Urin pekat (+)
BAB dempul BAB dempul (-)
TEORI KASUS

Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Fisik


   
Sirosis Hepatis Sirosis Hepatis
Perut membesar, simetris Perut membesar, asimetris (+)
Nyeri tekan abdomen Nyeri tekan abdomen (+)
Pembesaran hati Pembesaran hati (+)
Pekak beralih Pekak beralih (+)
Double sound Double sound (+)
   
Hepatitis B Hepatitis B
Sklera ikterik Sklera ikterik (+)
Pembesaran hati Pembesaran hati (+)
Nyeri tekan epigastrium Nyeri tekan epigastrium (+)
TEORI KASUS

Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan penunjang


   
Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan laboratorium
Sirosis Hepatis Sirosis Hepatis
SGOT dan SGPT SGOT ↑, SGPT ↑
Bilirubin Bilirubin ↑
Albumin Albumin (N)
Globulin Globulin ↑
Natrium Natrium (N)
   
Hepatitis B Hepatitis B
HbsAg HbsAg (+)
SGOT dan SGPT SGOT ↑, SGPT ↑
TEORI KASUS

Diagnosis banding Diagnosis banding


• Sirosis Hepatis Dekompensata + • Sirosis Hepatis Dekompensata +
Hepatitis B Hepatitis B
• Hipertensi Portal + Kolestasis • Hipertensi Portal + Kolestasis
• Sindrom Nefrotik + Pankreatitis • Sindrom Nefrotik + Pankreatitis
• Sindrom budd-chiari + Kholesistitis • Sindrom budd-chiari + Kholesistitis
• CKD + Kolangitis • CKD + Kolangitis
TEORI KASUS

Tatalaksana Tatalaksana
Non-farmakologi Aktivitas  Tirah Baring
 Tirah baring Diet  Diet kalori tinggi protein dan
 Diet kalori tinggi protein dan diet lemak diet lemak
Medikamentosa
• IVFD Dextrose 5% 20 gtt/i
Farmakologi • Inj. Ranitidine 1 gr/ 12 jam
- Tenofovir • Inj. Ondansetron 4 gr/ 8 jam
• Cefadroxil tab 500 mg 2x1
• Spironolacton tab 100 mg 1x1
• Lactulac syr 3x1
• Tenofovir 300 mg 1x1
• Propanolol
• Curcuma tab 3x1

Prognosis Prognosis
Dubia ad Bonam Dubia ad Bonam
Thank You
Insert the Sub Title of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai