http://www.free-powerpoint-templates-design.com
DEFINISI
Sirosis adalah cedera difus hati yang ditandai oleh
fibrosis dan perubahan struktur hepar yang normal
menjadi struktur nodula-nodula yang abnormal.
Hasil akhirnya adalah destruksi hepatosit dan
digantikan oleh jaringan fibrosa (Dipiro et al, 2015).
2
KLASIFIKASI SIROSIS
Macronodular dan
Micronodular Mixed
Kematian yang paling banyak terdapat pada usia 45-59 tahun yaitu se
02 banyak 261.132 kasus.
Penderita sirosis hati lebih banyak diderita oleh jenis kelamin pria dib
4
ETIOLOGI SIROSIS HEPATIK
Alkohol
Obat dan Toksin: Amiodaron, Arse
nik, Obstruksi bilier, Sirosis bilier P
rimer
Sumber : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam PAPDI Jilid III Edisi
V 5
eET
Varises esofagus
Kelebihan volume
(Price, 2005) cairan
MANIFESTASI KLINIK
HIPERTENSI VARISES ASITES
PORTAL ESOFAGUS
8
Hipertensi Portal
Akibat yang paling penting dari hipertensi
portal adalah pengembangan varises dan
rute alternatif aliran darah yang
mengakibatkan pendarahan varises akut.
Hipertensi portal didefinisikan dengan
adanya gradien lebih dari 5 mmHg antara
tekanan portal dan vena sentral (Dipiro et
al, 2015). Mekanisme primer penyebab
hipertensi portal adalah peningkatan
resistensi terhadap aliran darah melalui
hati.
9
GEJALA
•Gastrointestinal pendarahan: darah di tinja, muntah darah karena pecah spontan
dan perdarahan dari varises.
•Ascites (akumulasi cairan diperut)
• Mengurangi tingkat platelet, sel darah yang membantu membentuk gumpalan
darah atau sel darah putih, sel-sel yang melawan infeksi.
10
Varises Esofagus
Varises esofagus adalah penyakit yang ditandai
dengan pembesaran abnormal pembuluh darah
vena di esofagus bagian bawah.
11
ETIOLOGI
• Varises esofagus biasanya merupakan komplikasi sirosis.
• Beberapa keadaan lain yang juga dapat menyebabkan
varises esofagus :
– Gagal jantung kongestif yang parah.
– Trombosis. Adanya bekuan darah di vena porta atau vena splenikus.
– Sarkoidosis.
– Schistomiasis.
– Sindrom Budd-Chiari.
12
MANIFESTASI KLINIS
• Tanda-tanda dan gejala dari jangkauan perdarahan esofagus
dari ringan sampai parah dan mencakup:
– Muntah darah
– Tinja hitam seperti teh
– Kencing menjadi sedikit
– Sangat haus
– Pusing
– Syok
13
Spontaneus Bacterial Peritonitis (SBP)
14
ENSEFALOPATI HEPATIK
Ensefalopati hepatik merupakan suatu
sindrom neuropsikiatrik yang umumnya
terjadi karenakadar protein yang tinggi
di saluran pencernaan atau karena
stress metabolik akut (perdarahan
saluran pencernaan, infeksi, dan
gangguan elektrolit pada pasien
dengan portal-systemicshunting.
Gejala-gejala yang muncul umumnya
gejala neuropsikiatrik (confusion, flappi
ngtremor, koma).
15
ETIOLOGI ENSEFALOPATI HEPATIK
Racun-racun ini tidak dibuang karena
fungsi hati terganggu.
17
ASITES
Asites merupakan penimbuna
n cairan dalam rongga peritoneum akibat hip
Your Text Here
ertensi porta dan hipoalbumin (Nurdjanah, 20 You can simply impress your
09). Asites Terjadi karena kelebihan cairan dal audience and add a unique zing.
am rongga peritoneum yang mengarah ke pem
bengkakan perut. Akumulasi cairan asites me
rupakan keadaan natrium berlebih dalam tub
uh (North dan Lewis, 2009)
18
1.Kehilangan selera/nafsu makan (anorexia).
MANIFESTASI 2.Merasa mudah kenyang atau enek (Jw.) (e
arly satiety).
KLINIS ASITES 3.Mual (nausea).
4.Nafas pendek/sesak (shortness of breath)
5.Nyeri perut (abdominal pain).
6.Nyeri ulu hati atau sensasi terbakar/nyeri di
dada, pyrosis (heartburn).
7.Pembengkakan kaki (leg swelling).
8.Peningkatan berat badan (weight gain).
9.Sesak nafas saat berbaring (orthopnea).
10.Ukuran perut membesar (increased abdo
minal girth).
19
PENATALAKSANAAN
20
21
TERAPI
ASITES SBP ENSEFALOPATI PENCEGAHAN
HEPATIK REEBLIDING
22
MEKANISME KERJA TERAPI
01 Spironolakton (diuretik hema
t -k)
Antagonis aldosteron
02
Mengeluarkan natrium
& air tetapi memperta
hankan kalium
23
CASE
Inisial Pasien : Tn. MS
Berat Badan : - kg
Umur : 42 tahun
Tinggi Badan : - cm
Hepar : Sirosis
Ginjal :-
Keluhan : Perut membesar dan terus membesar sejak 1 bulan yll. Didahului dengan nyeri abdomen kanan ± 10 bulan
Yll, timbul hilang.
Diagnosis Awal : Sirosis Hepatik + Asites permagna + Anemia +
Nefrolitiasis D + Hydronefrosis D sedang
Diagnosis Akhir : Sirosis Hepatik + Asites permagna + Anemia +
Nefrolitiasis D + Hydronefrosis D sedang + Rin. Asthma + Herpes Zooster + Hipoalbumin
Riwayat penyakit :-
Riwayat pengobatan : tidak ada data
Rokok :-
Alkohol : ya
24
ANALISIS
S O A P
Subjective Objective Assessment Plan
25
Subjective
26
Objective Tanggal
No. DATA KLINIK
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Kondisi Umum Lemah Lemah Lemah Lemah Lemah Lemah Lemah Lemah Lemah Lemah
2 GCS 456 CM CM CM CM CM CM CM CM CM
3 Anemia + - - - - - -
Ichterus + + + + - - -
Dyspnoea + + + - - - -
4 Suhu (37 ±⁰0,5 C) 36 36 36 36 37 36,8 36,5 37 36,5 37
5 Nadi (80-100 x/menit) 88 100 100 80 88 80 100 100
6 RR ( 18 - 20x/menit) 23 24 20 20 20 20 16 20
8 Asites + + + + + +
9 Oedema extrimitas +/+ +/+ +/+ +/+ +/+ +/+ +/+ ±/±
29
Keterangan tambahan:
• 1/3- USG: Kesimpulan SH+Ascites, Nefrolithiasis (1,54cm) + Hidronefrosis sedang D
• 1/3- BOF: Susp.batu staghorn ginjal D
• 3/3- Analisa cairan ascites
• MN 60%
• PMN 40%
• Glukosa 113 mg/dL
• Protein 1,2
• SBP PMN >250 sel/mL
Parameter Skor Keterangan
Bilirubin 2 3-3,5
Albumin 2 3-3,5
Ascites 3 tidak terkontrol
HE 1 -
Nutrisi 1 baik
30
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN
1/3/2010 Pasien masuk IRD pada malam hari dengan keluhan perut membesar dan terus membesar sejak 1 bulan
yll. Didahului dengan nyeri abdomen kanan ± 10 bulan yll, timbul hilang. Disertai sesak nafas,dyspnoea,
dan ichterus
Diagnosa: Sirosis Hepatik + Asites permagna + Anemia + Nefrolitiasis D + Hydronefrosis D sedang
Terapi: O2 masker, Cefotaxim injeksi 3x1 gram
2/3 Pasien dipindahkan ke ruangan. Kondisi fisik pasien lemah. Terapi tetap, ditambahkan Spironolactone 1x100
mg pagi hari, Furosemide injeksi 2x1ampul (20mg/2ml) dan Salbutamol nebulizer
Pasien juga mendapatkan albumin drip 25% 100cc.
Sesak pasien berkurang, pasien mengalami batuk
5/3 Kondisi pasien lemah, terapi furosemide diganti menjadi 1x2 ampul.
Diagnosis: Sirosis Hepatik + Asites permagna + Anemia + Nefrolitiasis D + Hydronefrosis D sedang
+ Rhin. Asthma + Herpes Zooster
Mendapat terapi albumin drip 25% 100cc
Batuk sudah hilang. Terapi O2 dihentikan
Pasien melakukan terapi paracentesis
8/3 Kondisi pasien lemah, ronkhi/wheezing tidak ada, terapi salbutamol nebulizer dihentikan
9/3 Diagnosa: Sirosis Hepatik + Asites permagna + Anemia + Nefrolitiasis D + ]Hydronefrosis D sedang
+ Rhin. Asthma + Herpes Zooster + Hipoalbumin
Ditambahkan terapi albumin drip 25% 100cc
10/3 Pasien melakukan terapi paracentesis. Terapi furosemid diganti dalam bentuk per oral 1x40mg. Oe
dema ekstrimitas sudah mulai berkurang
11/3 Kondisi pasien masih lemah
32
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN
PROFIL PENGOBATAN PADA SAAT MRS
Cefotaxim iv 1 gram 3 dd 1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Spironolactone po 100 mg 1 dd 1 √ √ √ √ √ √ √ √ √
Furosemid iv 1 ampul 2 dd 1 √ √ √ //
iv 1 ampul 1 dd 2 √ √ √ √ √ //
po 40 mg 1 dd 1 √
25%, 10
Albumin iv √ √ √
0cc
Salbutamol Nebul
2 puff 3 dd 1 √ √ √ √ √ √ //
izer
O2 masker 4L 8L √ √ √ // 33
ASSASMENT
Problem Medik S/O Terapi Analisis
Asites Pasien mengalami penimbun Spironolakton Merupakan diuretik hemat
an cairan di perut kalium yang digunakan untuk
mengurangi edema
SBP (Spontaneous Bacterial Merupakan komplikasi karen Cefotaxim Merupakan antibiotik Sefalos
Peritonitis) a asites, terjadi infeksi pada porin golongan 3 yang aktif te
peritoneum karena ada bakte rhadap bakteri gram negatif
ri yang berkembang cepat. E
x : eschericia coli
34
Problem medik S/O Terapi Analisis
Hipoalbumin Penurunan albumin pasie Transfusi albumin Untuk mempertahankan t
n ekanan onkotik plasma a
(2,8 g/dl) (hipoalbumin) d gar tidak asites
an sebagai terapi parace
ntesis pasien
Rhin, asthma Salbutamol nebulizer Diberikan karena terdapat
ronkhi/wheezing sehingg
a dapat memperlebar sal
uran udara pada paru-par
u
Sesak nafas Pasien sesak nafas akiba O2 masker Pasien sesak nafas+batu
t asites k. Apabila batuk berhenti,
terapi dihentikan
35
• Direkomendasikan terapi Ferro Sulf
PLAN
at untuk mengatasi anemia
• Direkomendasi terapi asiklovir unt
uk mengatasi Virus herpes Zooster • Bila >5 mm = ESWL (getaran yan
• Terapi medikamentosa bila batu gi g memecah batu ginjal), PNL (de
njal <5 mm = bertujuan untuk meng ngan alat endoskopi), dan bedah
urangi nyeri, memperlancar aliran terbuka.
urin dengan diuretikum. • Diet kaya kalori kaya protein, ren
dah garam ( tidak lebih dari 5.2g /
hari )
• Hentikan mengkonsumsi alkohol
36
KEPADA DOKTER KEPADA PERAWAT
Pengecekan transfusi albu •Monitoring ukuran perut p
min untuk memastikan ke asien
berhasillan terapi tersebut •Cara pemasangan salbut
KIE
amol nebulizer
.
KEPADA PASIEN
39
Daftar pustaka
• Dipiro, J.T., Schwinghammer, T.L., Hamilton, C.W., 2015. Pharmacotherapy Handbook. N
ew York; McGraw-Hill.
• Blachier M et al., 2013. The burden of liver disease in Europe: a review of the available
epidemiological data. Journal of Hepatology 58: 593 -608.
• Isselbacher dkk. 2012. Harrison Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam, Alih bahasa Asdie
Ahmad H., Edisi 13, Jakarta: EGC
• North-Lewis, Penny. 2008. Drug and the Liver 1 th Edition. London. Pharmaceutical Pres
s.
• https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1860002/
• Price, Sylvia Anderson. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Ed 6. Ja
karta: EGC; 2005
40
THANK YOU
KIE APOTEKER KEPADA PERAWAT UNTUK PASIEN YANG MENDAPAT TERAPI SA
LBUTAMOL NEBULIZER
• Apoteker: sus.. ini salbutamol nebulizer nya untuk Pak MS. Apakah sudah paham un
tuk cara pemakaiannya?
• Suster : hmmm belum. Saya masih bingung. Bagaimana ya cara memasang salbuta
mol nebulizer ini ke pasien?
• Apoteker: pertama.. cuci tangan terlebih dahulu, gunakan sarung tangan. Atur posisi
pasien dengan nyaman. Lakukan penguapan selama 10-15 menit dengan menghidup
kan set nebulizer yang diarahkan ke saluran pernafasan mulai dari mulut atau hidung
. Bila sudah selesai lepas set nebulizer nya. Buka sarung tangan dan catat status sal
uran pernafasan. Terakhir cuci tangan Anda.
• Suster : untuk salbutamolnya dosisnya berapa ya?
• Apoteker : berdasarkan resep dokter salbutamol nya 2 puff dan diencerkan dengan
nacl.
• Suster : oh iyaa.. terimakasih atas penjelasan nya.. saya permisi ke ruangan pasien
• Apoteker : sama-sama..
• Pharmacist: miss ... this is salbutamol nebulizer for Mr MS. Do you underst
and how to use it?
• Nurse : hmmm not yet. I am still confused. How do I use it in patients?
• Pharmacist: wash your hands first, use gloves. Adjust the patient's position
comfortably. You must do evaporate in patient for 10 to15 minutes by turn o
n the nebulizer set directed to the respiratory tract starting from the mouth o
r nose. When it's finished, remove the nebulizer set. Open the glove and rec
ord the respiratory status. Finally wash your hands.
• Nurse : How many doses of salbutamol?
• Pharmacist: based on the doctor's prescription 2 puff salbutamol ....... and
diluted with sodium cloride
• Nurse : oh yeah ... thank you for the explanation ... excuse me miss I will go
to the patient’s room
• Pharmacist: ok you’re welcome..