PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Sistematika Penulisan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
peradangan, nekrosis sel hati yang luas, pembentukan jaringan ikat dan usaha
regenerasi nodul, sehingga menimbulkan perubahan sirkulasi mikro dan makro sel
hati normal dengan fibrosis yang menyebar, yang mengganggu struktur dan fungsi
hati. Sirosis, atau jaringan parut pada hati, dibagi menjadi tiga jenis: alkoholik,
paling sering disebabkan oleh alkoholisme kronis, dan jenis sirosis yang paling
umum,; paskanekrotik, akibat hepatitis virus akut sebelumnya; dan bilierm akibat
obstruksi bilier kronis dan infeksi (jenis sirosis yang paling jarang terjadi)
3. Etiologi
Menurut Black & Hawks, 2009 ada beberapa faktor yang menyebabkan sirosis
hepatis yaitu:
a. Sirosis Pascanekrosis (Makronodular) Merupakan bentuk paling umum di
seluruh dunia.Kehilangan masif sel hati, dengan pola regenerasi sel tidak
teratur. Faktor yang menyebabkan sirosis ini pasca- akut hepatitis virus (tipe B
dan C).
kerusakan sel hepatosit disekitar duktus empedu seperti dengan kolestasis atau
c. Sirosis Kardiak Merupakan penyakit hati kronis terkait dengan gagal jantung
penyalahgunaan alcohol.
4. Patofisiologi
Menurut Black & Hawks tahun 2009 sirosis adalah tahap akhir pada banyak tipe
cedera hati. Sirosis hati biasanya memiliki konsistensi noduler, dengan berkas
fibrosis (jaringan parut) dan daerah kecil jaringan regenerasi. Terdapat kerusakan
luas hepatosit. Perubahan bentuk hati merubah aliran sistem vaskuler dan limfatik
serta jalur duktus empedu. Periode eksaserbasi ditandai dengan stasis empedu,
perdarahan hidung, gusi, menstruasi berat, dan mudah memar. Masa protrombin
(spelenomegali) tetapi juga lebih aktif menghancurkan sel-sel darah dari sirkulasi.
Mekanisme lain yang menimbulkan anemia adalah defisiensi folat, vitamin B12,
dan besi yang terjadi sekunder akibat kehilangan darah dan peningkatan hemolisis
merangsang ginjal untuk menahan natrium dan air. Sebagai akibat kerusakan
natrium dan air berlanjut. Lebih banyak cairan tertahan, volume cairan asites
meningkat. Hipertensi vena porta berkembang pada sirosis berat. Vena porta
menerima darah dari usus limpa. Jadi peningkatan di dalam tekanan vena porta
menyebabkan:
a. Aliran balik meningkat pada tekanan reistan dan pelebaran vena esofagus,
infeksi bakteri (gram negatif) peritonitis (bakteri), hepatoma (tumor hati), atau
hati normal. Atrofi testis, ginekomastia, alopesia, pada dada dan aksila, serta
5. Patoflowdiagram
c. Pembesaran hati di awal penyakit (hati berlemak) pada penyakit lanjut, ukuran
d. Obstruksi asites portal: organ menjadi tempat bagi kongesti pasif kronis terjadi
e. Infeksi dan peritonit: tanda klinis mungkin tidak ada, diperlukan tindakan
dari lambung.
g. Edema
j. Eritema Palmaris
k. Spider Angioma
7. Test Diagnostik
8. Komplikasi
Menurut Black & Hawks tahun 2009, komplikasi dari serosis hepatis adalah
sebagai berikut:
a. Hipertensi Porta
sistem vena porta hal tersebut sebagai akibat peningkatan resistansi dan
dll. Patofisiologi
Aliran darah normal untuk dan dari hati bergantung pada fungsi vena porta
yang baik (70 % aliran masuk), arteri hepatik (30 % aliran masuk), dan
vena hepatik (aliran keluar) proses penyakit yang merusak hati atau
pembuluh darah utamanya atau perubahan aliran darah melalui struktur ini
akibat dari peningkatan aliran darah pada vena porta maupun peningkatan
Manifestasi Klinis
pelebaran, dan asites yang tipikal tampak ketika penyakit ahati bersamaan.
b. Asites
kondisi ini.
Patofisiologi
Sebuah proses yang mengeblok aliran darah melalui sinusoid hati ke vena
bocor langsung dari kapsul hati dan vena porta kongesti ke dalam ruang
dalam cairan asites dari sistem vena porta mengurangi tekanan onkotik di
mengumpulkan air.
Manifestasi Klinis
cairan asites banyak dan nyata, namun jika jumlah kecil atau sedang lebih
tampak bersamaan dengan cedera hati berat atau gagal hati atau setelah
Patofisiologi
bakteri, oleh hai dan dalam jumlah yang lebih kecil, oleh getah lambung
alkohol diganti oleh sulfur ), fenol dan rantai pendek asam lemak. Secara
normal, hati amonia ke dalam glutamin, yang disimpan dalam hati dan
amonia darah meningkat ketika sel hatitidak mampu membentuk fungsi ini
mungkin dikarenakan sel hati rusak dan nekrosis. Ini juga mungkin akibat
dari pintasan darah dari sistem vena porta secara langsung kedalam
sirkulasi vena sistemik (pintasan hati). Pada kasus lain, sebagaimana kadar
Manifestasi Klinis
terbangun malam hari dan mengantuk pada siang hari. Menulis dan ucapan
namun, tingkat depresi SSP umunya fluktasi. Koma akhirnya terjadi, yang
mendalam sampai tidak ada respons nyeri dan refleks kornea, benar-benar
a. Stadium 1
1) Letih
2) Gelisah
3) Iritabel
7) Perubahan kepribadian
b. Stadium 2
2) Asteriksis
4) Bingung
5) Lemah
6) Fetor hepaticus
c. Stadium 3
1) Bingung berat
d. Stadium 4
1) Koma
Prognosis
9. Penatalaksanaan
diuretik penghemat kalium (untuk asites) hindari alkohol Brunner & Suddart,
(2013).
Hawks, 2009).
a. Memberikan oksigen
d. Terapi transfusi: platelet, packed red cells, fresh frozen plasma (FFP)
i. Vitamin: zink
j. Analgetik: Oksikodon
hematemesis.Periksa tanda vital sebagai pemeriksa tanda syok. Selain itu untuk
menceah perdarahan, lindungi klien dari cedera fisik jatuh atau abrasi, dan
sintik yang kecil. Instruksikan klien untuk menghindari nafas hidung dengan kuat
dan mengejan saat BAB. Terkadang pelunak fases diresepkan untuk mencegah
diet tinggi proten untuk membangun kembali jaringan dan juga cukup karbohidrat
pasien diberikan multivitamin untuk menjaga kesehatan dan diberikan injeksi Vit
Edema dalam bentuk asites, disamping menekan hati dan memengaruhi fungsinya,
mungki juga menyebabkan nafas dangkal dan kegagalan pertukaran gas, berakibat
Posisi semi fowler, juga pengkuran lingkar perut setiap hari perlu dilakukan oleh
edema pembatasan asupan cairan klien harus dipantau ketat. Memantau asupan
dan keluaran, juga mengukur lingkar perut. 5) Menjaga integritas kulit Ketika
terinfeksi. Jika jaundis terlihat, mandi hangat-hangat kuku dengan pemakai sabun
diikuti dengan istirahat adekuat, diet tepat, memonitor gejala infeksi dan