Anda di halaman 1dari 27

KELOMPOK 1

BLOK GANGGUAN GASTROINTESTINAL,


HEPATOBILIER DAN PANKREAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS CENDERAWASIH
MEMBER OF GROUP 1

Tutor : dr. Gerson A. Warnares., M.Med,. M.Phill

Ketua : Ribka Warimilena


Sekretaris : Kezia
Anggota : Jhon Jefri Mote
Nur Syaidah Irianti Dagang
Putri Melani Viona Ayu Rozalina
Yesika Uli Rotua Putri Mas Gultom
SKENARIO
Tn. Henok (50 tahun), seorang laki-laki yang pensiunan PNS. Ia gemar minum – mi
numan berakohol kurang lebih 20 tahun. Namun pasien berhenti minu sejak 10 tahu
n
terakhir. Pasien pernah menderita Hepatitis B. Saat ini, Tn. Henok datang ke PKM
dengan keluhan BAB berwarna hitam sejak dua hari yang lalu. Ia juga mengalami
nausea dan anoreksia.

Pada pemeriksaan kepala dijumpai ikterik pada sclera dan konjungtiva pucat. Pada
pemeriksaan dada ditemukan spider naevi. Pada pemeriksaan abdomen terlihat perut
nya membesar, adanya caput medusa, hepar tak teraba, splenomegali (Schuffner 2),
shifting dullness (+), disertai kaki yang membengkak dan palmar eritema. Dokter m
enyatakan bahwa Tn. Henok menderita Cirrhosis Hepatis dan dokter menjelaskan ko
mplikasi yang mungkin serta edukasi hal-hal yang harus dihindari dan pencegahan
penularan dalam keluarga. Dokter lalu memberikan penatalaksanaan awal dan meruj
uk ke RS untuk pemeriksaan penunjang.
CLARIFYING UNFAMILIAR TERM
Nausea
•Sensasi tidak menyenangkan yang samar pada epigastrium dan abdomen, dengan kecenderungan untuk muntah.

Anoreksia
• Menurunnya atau hilangnya nafsu makan

Spider Naevi
• Arteriol yang menonjol dan kemerahan serta bercabang-cabang dengan diameter 8-10 mm. Banyak disapatkan pada
orang hamil, sirosis hepatis

Schuffner 2
• Pembesaran limpa diukur dengan menggunakan garis Schuffner, yaitu garis yang dimulai dari titiklengkung iga kiri
menuju ke umbilikus dan diteruskan sampai di spina iliaka anterior superior (Sias) kanan. Garis tersebut dibagi menjadi
8 bagian yang sama.

Shifting Dullness
• Pemeriksaan untuk menentukan adanya redup yang berpindah. Pemeriksaaan asites dengan cara perkusi dinding
abdomen dari timpani-redup, dengan meningkatkan pasien ke satu sisi, suara redup akanberpindah ke tempat yang
lebih rendah.

Cirrhosis Hepatis
• Tahap akhir proses difus fibrosis hati progresif yang di tandai oleh distorsi arsitektur hati dan pembentukan nodul
degeneratif.
DEFINING PROBLEM

1. Apa penyebab BAB berwarna hitam pada Sirosis Hepatis?


2. Apa hubungan riwayat penyakit dahulu (Hepatitis B) dengan Sirosis Hepatis?
3. Bagaimana hubungan riawayat kebiasaan (Minuman alkohol) dengan terjadinya
Sirosis Hepatis?
4. Bagaimana hubungan hasil pemeriksaan fisik dengan Sirosis Hepatis?
5. Bagaimana penegakkan diagnosis Sirosis Hepatis?
6. Apa diagnosis banding dari Sirosis Hepatis?
7. Bagimana klasifikasi dari stadium sirosis hepatis?
8. Bagaimana patogenesis dari Sirosis Hepatis?
9. Bagaimana penataaksanaan dari Sirosis Hepatis?
10. Apa prognosis dan komplikasi dari Sirosis Hepatis?
11. Bagaimana cara mengekudasi pada pasien Sirosis Hepatis?
Analysis of Problem
LEARNING OBJECT
1. Penyebab BAB berwarna hitam pada Sirosis Hepatis
2. Hubungan riwayat penyakit dahulu (Hepatitis B) dengan Sirosis Hepatis
3. Hubungan riawayat kebiasaan (Minuman alkohol) dengan terjadinya Sirosis
Hepatis
4. Hubungan hasil pemeriksaan fisik dengan Sirosis Hepatis
5. Penegakkan diagnosis Sirosis Hepatis
6. Diagnosis banding dari Sirosis Hepatis
7. Klasifikasi dari stadium sirosis hepatis
8. Patogenesis dari Sirosis Hepatis
9. Penataaksanaan dari Sirosis Hepatis
10. Prognosis dan komplikasi dari Sirosis Hepatis
11. Cara mengekudasi pada pasien Sirosis Hepatis
BAB Berwarna Hitam pada Sirosis Hepatis

BAB berwarna hitam


(melena) adalah feses yang
menunjukkan perdarahan
saluran cerna bagian atas
serta di cernanya darah pada
usus halus.

Sirosis Hepatis
Dapat disebabkan karena  Tekanan darah Vena Porta
sirosis hepatis (dengan Hepatis  tekanan darah
pecahnya varises esofagus) pada pembuluh sistemik ikut
dan gastritis. naik  varises esofagus
karena kerusakan pada V.
Gastrika Sinistra.
Hubungan Hepatitis B dengan sirosis hepatis

Hepatitis B merupakan
peradangan hepar yang
disebabkan oleh virus hepatitis
b. Menyebabkan peradangan
dengan nekrosis sel hati disertai
infiltrasi sel-sel hati dengan
histiosit.
Bila nekrosis meluas (masif)
terjadi hepatitis kronik.
Hepatitis B kronik dapat
mengakibatkan
komplikasi serius yaitu sirosis
hepatis (jaringan parut hati).
Hubungan Minum Alkohol dengan
Sirosis Hepatis

Penyakit hati akibat mengonsumsi alkohol yang


berlebih dapat memicu timbulnya lemak pada
organ hati (perlemakan hati) dan munculnya
peradangan.

Peradangan yang lama  semakin


jaringan parut terbentuk pada hepar
dan memicu terjadinya sirosis hepatis
Hubungan Hasil Pemeriksaan Fisik dengan
Sirosis Hepatis
Tanda Penyebab
Ikterik Bilirubin meningkat (sekurang-
kurangnya 2-3 mg/dl)

Spider naevi Peningkatan estrogen


Asites dan Shifting dullnes Hipertensi portal
Caput medusa Hipertensi portal
Splenomegali Hipertensi portal
Kaki membengkak Kelebihan garam dan air terakumulasi
dalam jaringan dibawah kulit
pergelangan kaki karena efek grafitasi.
Akumulasi cairan disebut edem.

Palmar erytema Gangguan metabolisme hormon seks


Anamnesis

Identitas (Nama,Umur dan Pekerjaan)

• Tn.Henock 50 tahun pensiunan PNS

Keluhan Utama

• BAB berwarna hitam, nausea dan anoreksi

Riwayat Penyakit Dahulu

• Hepatitis B

Riwayat Kebiasaan

• Gemar minum-minuman beralkohol ± 20 tahun dan berhenti sejak 10


tahun terakhir
Pemeriksaan Fisik

Kepala Dada
Ikterik pada sclera
Spider Naevi
Konjungtiva pucat

Abdomen
Caput Medusa Kaki
Splenomegali (Schuffner 2) Membengkak
Shifting dullness (+)
Diagnosis
Penyakit hatialkoholik (alcoholic Liver
Sirosis Hepatis Disease/ALD)
Hepatitis C Kronik
Hepatitis B kronik dengan atau tanpa
hepatitis
Steato hepatitis non alkoholik (NASH),
hepatitis dikatikan dengan DM,
Etiologi Malnutrisi Protein, Obesitas, Penyakit
Arteri Koroner, Pemakaian Obat
Kortikosteroid
Sirosis Bilier Primer
Definisi

Kolangitis Sklerosing Primer


Hepatitis Autoimun
Hemokromatosis herediter
Sirosis hati merupakan tahap akhir
Penyakit Wilson
proses difus fibrosis hati progresif
Defisiensi Alpha 1 - antitrypsin
yang ditandai oleh distorsi arsitektur
hati dan pembentukan nodul Sirosis Kardiak
regeneratif Galaktosemia
Fibrosis Kistik
Hepatotoksik akibat obat atau toksin
Tanda-Tanda Klinis Serosis Hepatis dan Penyebabnya
Tanda Penyebab
Spider angioma atau spider nevi Estradiol meningkat
Palmar Erytema Gangguan metabolimes hormon seks
Perubahan Kuku
Muehrche’s lines Hipoalbuminemia
Terry’s nails Hipoalbuminemia
Clubbing Hipertensi Portopulmonal

Osteoartopati Hipertrofi Chronic Proliferative periostitis


Kontraktur Dupuytren Proliferasi fibroplastik dan gangguan
deposit kolagen
Ginekomastia Estradiol meningkat
Hipogonadisme Perlukaan gonad primer atau supresi fungsi
hipofise atau hipotalamus
Ukuran hati : besar, normal, mengecil Hipertensi portal
Splenomegali Hipertensi portal
Asites Hipertensi portal
Caput Medusae Hipertensi portal
Murmur Cruveilhier-Baungarten (bising Hipertensi portal
daerah epigastrium)
Fetor hepaticus Diamethyl sulfide meningkat
Ikterus Bilirubin meningkat 2-3 mg/dl
Asterixis/Flapping Tremor ensefalopati
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Laboratorium
lainnya
Jenis Pemeriksaan Hasil Serologi Virus Hepatitis
Aminotransferase : ALT dan AST Normal atau sedikit • HBV : HbSAg, HBeAg,
meningkat Anti HBc, HBV-DNA
• HVC : Anti HCV, HCV-
Alkali fosfatase/ALP Sedikit meningkat RNA
Gamma-glutamil transferase: Korelasi dengan ALP, Auto antibodi
GT spesifik khas akibat alkohol (ANA,ASM,Anti-LKM) untuk
sangat meningkat autoimum hepatitis
Saturasi trasferin dan
Bilirubin Meningkat pada SH lanjut feritinin untuk
prediksi penting mortalitas hemokromatosis
Albumin Menurun pada SH lanjut Ceruloplasmin dan Copper
Globulin Meningkat terutama IgG
untuk penyakit Wilson
Alpa 1-antitrypsin
Waktru Prothrombin Meningkat/penurunan
produksi faktir V/VII dari AMA untuk sirosis biler
hati primer
Antibodi ANCA untuk
Natrium darah Menurun akibat
peningkatan ADH dan kolangitis sklerosis primer
Aldosteron

Trombosit Menurun (hipersplenism)


Leukosit dan Netrofil Menurun (hipersplenism)
Anemia Makrositik, normositik dan
mikrositik
Pemeriksaan Penunjang

Endoskopi
Pemeriksaan pencitraan
Gastroskopi dilakukan untuk
Ultrasonografi (USG) untuk mendeteksi
memeriksa adanya varises esofagus
SH cukup spesifik bila penyebab jelas
dan gaster pada penderita SH

Baku Emas untuk diagnosis SH

Biopsi hati melalui perkutan

Transjugular

Laparoskopi atau dengan


biopsi jarum halus
Klasifikasi Stadium Sirosis
Hepatis
Gejala klinis belum ada Gejala dan tanda klinis jelas

Sirosis
Sirosis
Dekompens
Kompensata
ata
Klasifikasi Stadium Sirosis Hepatis

Stadium Kompensasi Mortalitas 1 Tahun


Stadium 1 Terkompensasi, tanpa 1% per tahun
varises esofagus

Stadium 2 Kompensasi, dengan 3-4%


varises

Stadium 3 Dekompensasi dengan 20%


asites

Stadium 4 Dekompensasi dengan 57%


perdarahan
gastrointestinal

Stadium 5 Infeksi dan gagal 67%


ginjal
Patogenesis Sirosis Hepatis
Etiologi Sirosis Kerusakan
Hepatis (Kronik) sel hepatosit

Pembentuka Aktivasi sel


n ECM ↑ stellate hati

Fibrosis Terbentuk jaringan ikat


difus, pembentukan
Hepar nodul degeneratif

Sirosis
Hepatis
Penatalaksanaan SH Kompensata

Non-
Medikamentosa
Medikamentosa
Terapi sesuai etiologi: hepatitis B Diet seimbang 35-40
kronis, hepatitis C, NASH, sirosis kkal/KgBB ideal dengan
alkoholik, autoimun, dsb protein 1,2-1,5 g/KgBB/hari;
Bila perlu, terapi defisiensi besi. Dapat Aktivitas fisik untuk mencegah
diberikan tambahan zink sulfat 2x200 mg
PO untuk memperbaiki nafsu makan ,
inaktivitas dan atrofi otot.
keram otot. sesuaikan dengan toleransi pasien;

Bila perlu, dapat diberikan


Stop konsumsi alkohol dan
antiprutitus: kolestiramin,
antihistamin, atau agen topikal; merokok;

Suplementasi vitamin D (atau Pembatasan obat-obatan hepatotoksik dan


nefrotoksik: OAINS, isoniazid, asam valproat,
analognya) pada pasien eritromisin, amoksisilin/klavulanat, golongan
berisiko tinggi osteoporosis. aminoglikosida (bersifat nefrotoksik pada sirosis),
Penatalaksanaan SH Dekompensata
PROGNOSIS
Prognosis tergantung pada luasnya kerusakan hati/kegagalan
hepatoselular, beratnya hipertensi portal dan timbulnya komplikasi lain.
Prognosis sirosis hati dapat diukur dengan kriteria ChildTurcotte-Pugh,
KOMPLIKASI
Komplikasi sirosis hepatis menurut Tarigan (2001) adalah:

1. Kegagalan hati (hepatoselular)


2. Hipertensi portal
3. Coma/ ensefalopaty hepatikum
4. Peritonitis bakterial spontan
5. Sindrom hepatorenal
6. Hepatoma (mengarah ke kanker hati primer)
EDUKASI

1. Hindari alkohol
2. Bed rest
3. Makan lemak secukupnya
4. Diet rendah garam
5. Berolahraga
Kesimpulan
Sirosis hepatis adalah tahap akhir proses difus fibrosis hati progresif yang di
tandai oleh distorsi arsitektur hati dan pembentukan nodul degeneratif.. Tanda dan gejal
a yang dialami pasien adalah Pada pemeriksaan kepala dijumpai ikterik pada sclera dan
konjungtiva pucat. Pada pemeriksaan dada ditemukan spider naevi. Pada pemeriksaan
abdomen terlihat perutnya membesar, adanya caput medusa, hepar tak teraba, splenom
egali (Schuffner 2), shifting dullness (+), disertai kaki yang membengkak dan palmar
eritema.

Pada pemeriksaan penunjang (Tidak disebut dalam skenario), Sirosis Hepatis di tu


njang dengan pemeriksaan laboratorium USG dan Endoskopi. Pada Sirosis Hepatis terd
apat 2 stadium yaitu Sirosis Kompensata dan Sirosis Dekompensata, pada skenario pasi
en mengalami Sirosis Hepatis stadium Dekompensata. Tatalaksana dari Sirosis
Hepatis terdapat 2 tatalaksana yaitu Tatalaksana pada Sorosis Kompensata dan pada
Sirosis Dekompensata, akan tetapi pada pasien diberikan penatalaksaan SH Dekompen
sata, prognosis sirosis hati dapat diukur dengan kriteria Child Turcotte-Pugh. Komplik
asi pada Sirosis Hepatis dapat berupa Kegagalan hati (hepatoselular)
Hipertensi portal, Coma/ ensefalopaty hepatikum, Peritonitis bakterial spontan,
Sindrom hepatorenal dan Hepatoma (mengarah ke kanker hati primer).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai