Dosen Pengampu :
M Iqbal Sutisna, S.Kep., Ners., M.Kep
Disusun Oleh :
1121113 Devis Alvi Liandi
1121108 M Putra Ripandi
mengakibatkan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan inflamasi pada sel-sel
hati yang menghasilkan kumpulan perubahan klinis, bikomia serta seluler yang khas.
Sampai saat ini sudaj teridentifikasi lima tipe hepatitis virus yang pasti yaitu: hepatitis
A, B, C, D dan E.
B. ETIOLOGI
berikut
1. Hepatitis A
Hepatitis A disebabkan oleh virus hepatitis A yang merupakan virus RNA dari
family enterovirus. Virus hepatitis A terutama menyebar melalui tinja. Penyebaran ini
2. Hepatitis B
Hepatitis B disebabkan oleh virus hepatitis B yang merupakan virus DNA yang
berkulit ganda. Virus hepatitis B ditularkan melalui darah atau produk darah.
Penularannya tidak semudah virus hepatitis A. Penularan biasa terjadi diantara para
pemakai obat yang menggunakan jarum suntik secara bersamaan, atau diantara mitra
seksual (baik heteroseksual maupun pria homoseksual). Selain itu pula bisa terjadi pada
ibu hami yang terinfeksi hepatitis B bisa menularkan virus kepada bayi selama proses
persalinan. Hepatitis B bisa ditularkan oleh orang sehat yang membawa virus hepatitis B.
3. Hepatitis C
Hepatitis C disebabkan oleh virus hepatitis C yang merupakan virus Rna kecil
terbungkus lemak. Menyebabkan minimal 80% kasus hepatitis akibat tranfusi darah.
Virus hepatitis C ini sering ditularkan melalui pemakai obat yang menggunakan jarum
bersama-sama. Jarang terjadi melalui hubungan seksual. Untuk alasan yang belum jelas,
4. Hepatitis D
Hepatitis D disebabkan oleh virus hepatitis D yang merupakan virus RNA detektif
5. Hepatitis E
C. KLASIFIKASI
Kerusakan hati yang terjadi biasanya meliputiserupa pada semua tipe hepatitis virus.
Cedera dan nekrosis sel hati ditemukan dengan berbagai derajat. Ketika memasuki tubuh,
verus hepatitis menyebabkan cedera dan kematian hepatosit yang biasa dengan cara
membunuh langsung sel hati atau dengan cara mengaktifkan reaksi imun serta inflamasi ini
selanjutnya akan mencederai atau menghancurkan hepatosit dengan menimbulkan lisis pada
sel-sel yang terinfeksi atau yang berada disekitarnya. Kemudian, serangan antibody
langsung pada antigen virus menyebabkan destruksi lebih lanjut sel-sel hati yang
D. MANIFESTASI KLINIK
Tanda dan gejala yang muncul pada orang dengan hepatitis sebagai berikut
7. Splenomegali ringan
8. Limfadenopatik
E. KOMPLIKASI
3. Sirosis hepatis
gangguan metabolism
Ketidakseimbangan nutrisi
kaborhidrat, protein & lemak
kurang dr kebutuhan
Obstruksi
kerusakan konjugasi
Gangguan ekskresi empedu
Glikogenesis menurun
Perubahan Kenyamanan
Bilirubin dan kemih berwarna
Intoleransi aktifitas
Resiko gangguan fungsi hati gelap
G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk mengetahui penyakit
Meningkat pada kerusakan sel hati dan pada kedaan lain terutama infark
miokardium
2. Bilirubin direk
3. Bilirubin indirek
7. Kolesterol serum
Menurun pada kerusakan sel hati, meningkat pada obstruksi duktusi ductus biliaris
H. ASUHAN KEPERAWATAN
a. Pengkajian Keperawatan
1. Keluhan utama
Penderita datang untuk berobat dengan keluhan tiba-tiba tidak nafsu makan,
malaise, demam (lebih sering pada HVA). Rasa pegal linu dan sakit kepala pada
HVB, dan hilang daya rasa lokal untuk perokok (Brunner & Suddarth, 2015).
Data tergantung pada penyabab dan beratnya kerusakan atau gangguan hati.
a. Aktivitas / istirahat
b. Sirkulasi
Tanda : Bradikardia
c. Elimnasi
berulangnya hemodialisis.
d. Makanan dan cairan
Tanda : asites
e. Neurosensori
f. Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Kram abdomen, nyeri tekan pada bagian kuadran kanan atas,mialgia,
g. Pernapasan
h. Keamanan
i. Seksualitas
Gejala: Riwayat diketahui atau mungkin terpajan pada virus bakteri atau
halotan: terpajan pada kimia toksik (contoh: karbon tetraklorida, vinil klorida):
b. Diagnosa Keperawatan
Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan NANDA NOC dan NIC (Nurarif,
2015). Diagnosa keperawatan yang dapat terjadi pada pasien dengan hepatitis yaitu:
1. Hipertermia b.d invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadapt inflamasi
hepar.
3. Nyeri akut b.d pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi hati dan
kebutuhan oksingen.
5. Resiko gangguan fungsi hati b.d penurunan fungsi hati dan terinfeksi virus hepatitis.
6. Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d gangguan metabolism kaborhidrat lemak dan protein, kurang
penerimaan terhadap diagnostic dan asupan diet yang tepat (Nurarif, 2015).
c. Intervensi Keperawatan
Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Perencanaan
Keperawatan Tujuan (SLKI) Intervensi (SIKI) Rasional
(SDKI)
1. Defisit nutrisi Status Nutrisi Manajemen 1) Untuk mengetahui
Defisit nutrisi Setelah dilakukan nutrisi bagaimana status
berhubungan dengan intervensi Observasi nutrisi pasien
gangguan metabolik keperawatan selama 1) Identifikasi 2) Untuk mengetahui
ditandai dengan 1x24 jam maka status nutrisi apakah pasien
mual, muntah dan status
2) Identifikasi mempunyai alergi
anoreksia nutrisi membaik
dengan kriteria alergi makanan makanan
hasil : 3) Monitor asupan 3) Untuk mengetahui
1) Mual makanan porsi makan pasien
berkurang Therapetik 4) Untuk memnuhi
1) Berikan nutrisi yang baik
2) Nafsu makan
membaik makanan tinggi 5) Agar pasien tau
3) Frekuensi kalori rendah
diet yang baik
lemak
makan 6) Agar pasien bisa
Edukasi
membaik makan tanpa ada
1) Ajarkan diet
4) Porsi makan keluhan
yang
habis dprogramkan
5) Mual Kolaborasi
berkurang 2) Kolaborasi
pemberian
medikasi sebelum
makan
2. Nyeri akut Manajemen Nyeri
Tingkat Nyeri 1) Untuk mengetahui
Nyeri akut Observasi
Setelah dilakukan prinsip-prinsip
berhubungan dengan intervensi 1) Identifikasi nyeri
pembengkakan hepar keperawatan selama lokasi, 2) Untuk mengetahui
ditandai dengan nyeri 1x24 jam maka
karakteristik, rentang nyeri
tekan kuadran kanan tingkat
atas durasi, pasien
nyeri menurun
dengan kriteria frekuensi, 3) Untuk mengetahui
hasil : kualitas, nyeri non verbal
1) Nyeri 2) i n t ens t 4) U U n u k
I d e n t i fik f a kt o r
berkurang
2) Tidak meringis a s nyeri me n g e ta h u
a si p e m b e r
kesakitan skala nyeri i dan peringan
at
3) Tidak 3) Identifikasi
nyeri
kesulitan tidur nyeri non verbal
5) Untuk menguragi
4) Tanda-tanda 4) Identifikasi
rasa nyeri dengan
vital dalam faktor yang
diberikan therapy
rentang normal memperberat
non farmakologi
dan
6) Agar tau
memperingan
lingkungan apa
nyeri
yang menjadi nyeri
semakin
bertambah