Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN

Gagal Ginjal Kronis/ Chronic Kidney Disease (CKD)

PRISKA DAMAYANTI
5021031079
Profesi Ners

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS FALETEHAN
SERANG-BANTEN
2021
A. Definisi
Chronic Kidney Disease (CKD) atau penyakit ginjal kronis adalah istilah
umum yang menggambarkan kerusakan ginjal atau penuruunan Glomerulus Filtration
Rate (GFR) selama 3 bulan atau lebih (Brunner & Suddarth, 2010).
CKD didefinisikan sebagai kondisi dimana ginjal mengalami penurunan
fungsi secara lambat, progresif, irreversibel, dan samar (insidius) dimana kemampuan
tubuh gagal dalam mempertahankan metabolisme, cairan, dan keseimbangan
elektrolit, sehingga terjadi uremia atau azotemia (Smeltzer, 2009).

B. Etiologi
Menurut Nurarif & Kusuma (2015) penyebab dari gagal ginjal kronis, antara lain :
1. Infeksi : pielonefritis kronik.
2. Penyakit peradangan : glomerulonefritis.
3. Penyakit vaskular hipertensif : nefroskeloris benigna, nefrosklerosisi maligna,
stenosis arteria renalis.
4. Gangguan jaringan penyambung : lupus eritematosus sistemik, poliarteritis
nodosa, sklerosis sistemik progresif.
5. Gangguan kongenital dan herediter : penyakit ginjal polikistik dan asidosis
tubulus ginjal.
6. Penyakit metabolik : diabetes melitus, gout, hiperparatiroidisme dan amiloidosis.
7. Nefropati toksik : penyalahgunaan analgesik dan nefropati timbal.
8. Nefropati obstruktif : saluran kemih bagian atas (kalkuli, eoplasma, fibrosis
retroperitoneal) dan saluran kemih bagian bawah (hipertrofi prostat, striktur
uretra, anomali kongenital apada leher kandung kemih dan uretra).

C. Klasifikasi
Tahapan penyakit gagal ginjal kronis (CKD) telah diklasifikasikan ke dalam 5
tapah oleh National Kidney Foundation (NKF) yaitu tahapan didasarkan pada laju
filtrasi glomerulus (GFR). GFR dikatakan normal jika 125 mL/min/1,73 m. Adapun
klasifikasinya antara lain :
1. Stage 1
a. GRF 90 ml/min/1,73 m2
b. Kerusakan ginjal dengan GFR normal atau meningkat
2. Stage 2
a. GRF 60-89 ml/min/1,73 m2
b. Penurunan ringan pada GFR
3. Stage 3
a. GRF 30-59 ml/min/1,73 m2
b. Penurunan moderat dalam GFR
4. Stage 4
a. GRF 15-29 ml/min/1,73 m2
b. Penurunan berat pada GFR
5. Stage 5
a. GRF < 15 ml/min/1,73 m2
b. Gagal ginjal (penyakit ginjal stadium akhir atau ESRDI)

D. Manifestasi Klinis
1. Anemia
2. Asidosis metabolik
3. Gagal jantung kongestif
4. Edema
5. Hipertensi
6. Mual muntah
7. Anoreksia
8. Kelemahan
9. Pruritis

E. Patofisiologi
Ginjal merupakan salah satu organ yang berfungsi untuk mengeluarkan sisa
metabolisme di dalam tubuh diantaranya ureum, kreatinin sehingga terjadi
keseimbangan dalam tubuh. Penyakit CKD ini diawali dengan kerusakan dan
penurunan fungsi nefron secara progresif akibat adanya gangguan fungsi ginjal.
Fungsi ginjal menimbulkan mekanisme kompensasi yang mengakibatkan terjadinya
hipertrofi struktural dan fungsional nefron yang masih tersisa. Perubahan ini
mengakibatkan heprfiltrasi yang diikuti oleh peningkatan tekanan kapiler dan aliran
darah glomerulus. Selanjutnya penurunan fungsi ini akan disertai dengan penurunan
laju filtrasi glomerulus (GFR) dan peningkatan sisa metabolisme dalam tubuh.
Faktor penyebab (infeksi saluran kemih, peradangan, penyakit
vaskuler hipertensif, penyakit kongenital/herediter, penyakit
metabolik, netropati obstruktif)

Kerusakan fungsi ginjal

Gagal Ginjal Kronis

Sekresi eriprotein menurun Kerusakan glomerulus


BUN dan Kreatinin meningkat

Produksi Hb turun Filtrasi glomerulus menurun Produksi sampah dialiran darah

GFR menurun Protein/albumin dapat Masuk ke dalam saluran


Supali nutrisi dalam darah turun melewati membran gastrointestinal
Retensi Na dan H2O glomerulus
Oksihemoglobin menurun Mual dan muntah
Tekanan kapiler naik Proteinuria

Suplai O2 kejaringan menurun Hipoalbuminemia Defisit Nutrisi


Volume inerstisial naik

Katabolisme protein dalam sel


Edema Masuk ke dalam
Perfusi Perifer Tidak
Preload ↑ Ureum meningkat kulit menyebabkan
Efektif Fatique/malaise
kulit kering dan
Beban jantung ↑ pruritus
Intoleransi Aktivitas Hipervolemia Hipertrofi ventriker kiri

COP ↓ Gangguan Integritas


Kulit /Jaringan
Risiko Penurunan Curah Jantung
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Darah : BUN, kreatinin, elektrolit (Na,K,Ca,Phospat), hematologi
(Hb,trombosit,Ht,leukosit), protein, antibody (kehilangan protein dan
immunoglobulin).
b. Urin : Warna, PH, BJ, kekeruhan, volume, glukosa, protein, sedimen, SDM,
keton, TKK/CCT.
2. Pemeriksaan EKG : untuk melihat adanya hipertropi ventrikel kiri, tanda
perikarditis, aritmia, dan gangguan elektrolit (hiperkalemi dan hipokalsemia)
3. Pemeriksaan USG : menilai besar dan bentuk ginjal, tebal korteks ginjal,
kepadatan parenkim ginjal, anatomi sistem pelviokalises, ureter proksimal,
kandung kemih serta prostate.
4. Pemeriksaan CT Scan
5. Renal biopsi
6. Pemeriksaan rontgen dada
7. Poto polos abdomen

G. Penatalaksaan Medis
1. Konservatif
a. Dilakukan pemeriksaan lab darah dan urin
b. Observasi balance cairan
c. Observasi adanya edema
d. Batasi cairan yang masuk
2. Dialisis
a. Peritoneal dialisis : biasanya dilakukan pada kasus-kasus emergency.
Sedangkan dialisis yang bisa dilakukan dimana saja yang tidak bersifat akut
adalah CAPD (Continues Ambulatori Peritonial Dialysis)
b. Hemodialisis : yaitu proses pembersihan darah dari zat-zat sampah, melalui
proses penyaringan di luar tubuh. Hemodialisis menggunakan ginjal buatan
berupa mesin dialisis. Komplikasi yang terjadi dari terapi hemodialisis
adalah ketidakseimbangan cairan, ketidakseimbangan elektrolit, infeksi.
3. Transplantasi ginjal

H. Pengkajian Keperawatan Fokus


1. Wawancara
a. Biodata : Nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan,
agama.
b. Keluhan utama : urin output sedikit sampai tidak ada BAK, gelisah, tidak
selera makan (anoreksia), mual, muntah, merasa lelah, gatal pada kulit.
c. Riwayat kesehatan sekarang
Riwayat menderita penyakit gagal ginjal kronik
d. Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat infeksi saluran kemih, penyakit peradangan pada organ ginjal,
gangguan kongenital dan herediter, nefrotik toksik dan nefrotik obstruktif.
e. Riwayat kesehatan keluarga
Mengkaji ada atau tidak salah satu keluarga yang mengalami penyakit yang
sama, bagaimana pola hidup yang biasa diterapkan alam keluarga, apakah
ada penyakit herediter atau penyakit menular pada keluarga.
f. Genogram
g. Pengobatan yang dijalani dan obat yang dikonsumsi sebelumnya
h. ADL
1) Pola nutrisi : mual muntah, anoreksia, intake cairan tidak adekuat,
peningkatan berat badan cepat, penurunan berat badan.
2) Pola eliminasi : penurunan frekuensi urine, oliguria, anuria, perubahan
warna urin, diare, konstipasi.
3) Pola aktivitas dan istirahat : kelemahan ektremitas, kelelahan,malise,
gangguan pola tidur (insomnia, gelisah atau somlen)
i. Persepsi diri dan konsep diri : perasaan tidak berdaya, tidak ada harapan
hidup, tidak ada kekuatan, ansietas, perubahan kepribadian, tidak bisa
mempertahankan fungsi peran.
j. Psikososial : adanya perubahan fungsi strutural tubuh dan adanya tindakan
dialysis yang menyebabkan penderita mengalami gangguan pada gambaran
diri. Lamanya perawatan, banyaknya biaya perawatan dan pengobatan
menyebabkan klien mengalami kecemasan, gangguan konsep diri
(gambaran diri) dan gangguan peran pada keluarga.

2. Pemeriksaan fisik
a. Ukut tanda-tanda vital
b. Inspeksi umum : konjungtiva,sklera,mukosa bibir,ujung kuku
c. Cek peningkatan JVP
d. Inspeksi luka, tanda infeksi dan pruritus
e. Auskultasi suara paru terhadap edema pulmonal
f. Ukur crt, palpasi suhu akral
g. Inspeksi distensi kandung kemih dan asites
h. Auskultasi bruit vaskuler diarea aorta, arteri renal, arteri iliaka, arteri
femoralis
i. Mengukur lingkar perut
j. Jika ada sites lakukan pemeriksaan asites menggunakan teknik ballottement
dan shifthing dullnes
k. Palpasi nyeri tekan/lepas
l. Palpasi kandung kemih terhadap distensi
m. Melakukan palpasi dalam, untuk ginjal yang normal tidak teraba
n. Inspeksi
1) Vagina : warna kulit, kebersihan, dan kelembaban, meatus uretra, labia
minora
2) Penis : warna kulit, meatus uretra
o. Inspeksi urin output : warna, jumlah, discharge, hematuria
p. Area CVA : nyeri atai tidak
q. Kaji edema ekstremitas
I. Analisa Data

No Data Analisa Data & Patoflow Masalah Keperawatan


1. Data : Faktor penyebab (infeksi saluran kemih, peradangan, Hipervolemia
Mayor penyakit vaskuler hipertensif, penyakit
- Dispnea kongenital/herediter, penyakit metabolik, netropati
- Berat badan meningkat dalam obstruktif)
waktu singkat ↓
- Edema anasarka dan/atau Kerusakan fungsi ginjal
edema perifer ↓
- Jugularis venous pressure (JVP) Gagal Ginjal Kronis
dan central venous pressure ↓
(CVP) meningkat Kerusakan glomerulus
Minor ↓
- Kadar Hb/Ht menurun Filtrasi glomerulus menurun
- Oliguria ↓
- Intake lebih banyak dari output GFR menurun
(balans cairan positif) ↓
Retensi Na dan H2O

Tekanan kapiler naik

Volume interstisial naik

Edema

Hipervolemia

2. Data : Faktor penyebab (infeksi saluran kemih, peradangan, Perfusi Perifer Tidak Efektif
Mayor penyakit vaskuler hipertensif, penyakit
- Waktu pengisian kapiler > 3 kongenital/herediter, penyakit metabolik, netropati
detik obstruktif)
- Nadi perifer menurun/tidak ↓
teraba Kerusakan fungsi ginjal
- Akral teraba dingin ↓
- Warna kulit pucat Gagal Ginjal Kronis
- Turgor kulit menurun ↓
Sekresi eriprotein menurun
Minor

- Edema
Produksi Hb turun
- Bruit femoral

Supali nutrisi dalam darah turun

Oksihemoglobin menurun

Suplai O2 kejaringan menurun

Perfusi Perifer Tidak Efektif

3. Data : Faktor penyebab (infeksi saluran kemih, peradangan, Intoleransi Aktivitas


Mayor penyakit vaskuler hipertensif, penyakit
- Mengeluh lelah kongenital/herediter, penyakit metabolik, netropati
- Frekuensi jantung meningkat obstruktif)
>20% dari kondisi istirahat ↓
Minor Kerusakan fungsi ginjal
- Dispnea setelah aktivitas ↓
- Merasa tidak nyaman setelah Gagal Ginjal Kronis
beraktivitas ↓
- Merasa lemah Sekresi eriprotein menurun
- Gambaran EKG menunjukkan ↓
aritmia Produksi Hb turun
- Gambaran EKG menunjukkan ↓
iskemia Supali nutrisi dalam darah turun
- Sianosis ↓
Oksihemoglobin menurun

Suplai O2 kejaringan menurun

Fatique/malaise

Intoleransi Aktivitas

4. Data : Faktor penyebab (infeksi saluran kemih, peradangan, Defisit Nutrisi


Mayor penyakit vaskuler hipertensif, penyakit
- Berat badan menurun minimal kongenital/herediter, penyakit metabolik, netropati
10% di bawah rentang ideal obstruktif)
Minor ↓
- Nafsu makan menurun Kerusakan fungsi ginjal
- Bising usus hiperaktif ↓
- Membran mukosa pucat Gagal Ginjal Kronis
- Serum albumin menurun ↓
BUN dan Kreatinin meningkat

Produksi sampah dialiran darah

Masuk ke dalam saluran gastrointestinal

Mual dan muntah

Defisit Nutrisi

5. Data Faktor penyebab (infeksi saluran kemih, peradangan, Gangguan Integritas Kulit /Jaringan
Mayor penyakit vaskuler hipertensif, penyakit
- Kerusakan jaringan dan atau kongenital/herediter, penyakit metabolik, netropati
lapisan kulit obstruktif)
Minor ↓
- Nyeri Kerusakan fungsi ginjal
- Perdarahan ↓
- Kemerahan Gagal Ginjal Kronis
- Hematoma ↓
Kerusakan glomerulus

Protein/albumin dapat melewati membran glomerulus

Proteinuria

Hipoalbuminemia

Ureum meningkat

Masuk ke dalam kulit menyebabkan kulit kering dan
pruritus

Gangguan Integritas Kulit /Jaringan

6. Data Faktor penyebab (infeksi saluran kemih, peradangan, Risiko Penurunan Curah Jantung
Faktor resiko : perubahan afterload, penyakit vaskuler hipertensif, penyakit
perubahan preload kongenital/herediter, penyakit metabolik, netropati
obstruktif)

Kerusakan fungsi ginjal

Gagal Ginjal Kronis

Kerusakan glomerulus

Filtrasi glomerulus menurun

GFR menurun

Retensi Na dan H2O

Tekanan kapiler naik

Volume interstisial naik

Edema

Preload ↑

Beban jantung ↑

Hipertrofi ventrikel kiri

COP ↓

Risiko Penurunan Curah Jantung

J. Rencana Asuhan Keperawatan

No Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi Aktivitas


1. Hipervolemia b.d Setelah diberikan asuhan Manajamen Hipervolemia Observasi
kelebihan asupan keperawatan selama 3x24 - Periksaa tanda dan gejala hipervolemia (mis.
cairan jam diharapkan ortopnea, dispnea, edema, suara nafas
keseimbangan cairan tambahan)
meningkat dengan kriteria - Identifikasi penyebab hipervolemia
hasil: - Monitor status hemodinamik
1. Asupan cairan - Monitor intake dan output cairan
meningkat - Monitor tanda hemokonsentrasi (mis. kadar
2. Asupan makan natrium,BUN,hematokrit,berat jenis urin)
meningkat Teraputik
3. Edema menurun - Tembang berat badan setiap hari pada waktu
4. Asites menurun yang sama
5. Berat badan membaik - Batasi asupan cairan dan garam
- Tinggikan kepala tempat tidur 30-40o
Edukasi
- Ajarkan cara membatasi cairan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian diuretik

Pemantauan Cairan Observasi


- Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
- Monitor frekuensi nafas
- Monitor tekanan darah
- Monitor berat badan
- Monitor waktu pengisian kapiler
- Monitor elastisitas atau turgor kulit
- Monitor jumlah, warna dan berat jenis urine
- Monitor kadar albumin dan protein total
- Monitor hasil pemeriksaan serum
(hematokrit,natrium,kalium,BUN)
- Monitor intake dan output

2. Perfusi Perifer Tidak Setelah diberikan asuhan Perawatan Sirkulasi Observasi


Efektif b.d penurunan keperawatan selama 3x24 - Periksa sirkulasi perifer secara menyeluruh
konsentrasi jam diharapkan perfusi (mis. pulsasi perifer,edema,pengisian kapiler,
hemoglobin,penurunan perifer meningkat dengan warna,suhu ekstremitas)
aliran arteri, penurunan kriteria hasil : - Monitor ekstremitas yang panas, kemerahan,
aliran vena 1. Denyut nadi perifer nyeri dan bengkak
meningkat Terapeutik
2. Warna kulit pucat - Hindari memasang infus dan mengambil
menurun darah pada area yang cedera
3. Pengisian kapiler - Hindari penekanan dan pemasangan
membaik tourniquet pada area yang cedera
4. Akral membaik - Lakukan pencegahan infeksi
5. Turgor kulit membaik - Lakukan perawatan kaki dan kuku
- Motivasi melakukan rehabilitasi vaskuler,
jika perlu
Edukasi
- Anjurkan berolahraga rutin
- Anjurkan minum obat pengontrol darah
secara teratur
- Ajarkan diet untuk memperbaiki sirkulasi
- Ajarkan perawatan kulit
3. Intoleransi Aktivitas Setelah diberikan asuhan Manajemen Energi Observasi
b.d ketidakseimbangan keperawatan selama 3x24 - Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
antara suplai dan jam diharapkan toleransi mengakibatkan kelelahan
kebutuhan oksigen, aktivitas meningkat dengan - Monitor kelelahan fisik dan emosional
kelemahan kriteria hasil : - Minitor pola dan jam tidur
1. Frekuensi nadi - Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama
meningkat melakukan aktivitas
2. Saturasi oksigen Tepaeutik
meningkat - Sediakan lingkungan nyaman dan rendah
3. Keluhan lelah menurun stimulus
4. Dispnea saat aktivitas - Anjurkan tirah baring
menurun - Anjurkan melakukan aktivitas secara
5. Dispnea setelah aktivitas bertahap
menurun - Gunakan latihan rentang gerak pasif atau
6. Perasaan lemah aktif
menurun - Berikan aktivitas distraksi yang
7. Tekanan darah membaik menenangkan
8. Frekuensi nafas Edukasi
membaik - Ajarkan strategi koping untuk mengurangi
9. Warna kulit membaik kelelahan
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan

4. Defisit nutrisi b.d Setelah diberikan asuhan Manajemen Nutrisi Observasi


faktor psikologis (mis, keperawatan selama 3x24 - Identifikasi status nutrisi
stres,keengganan untuk jam diharapkan status - Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
makan), nutrisi membaik dengan nutrien
ketidakmampuan kriteria hasil : - Identifikasi perlunya penggunaan selang
mencerna makanan, 1. Porsi makan yang nasogatrik
peningkatan kebutuhan dihabiskan meningkat - Monitor asupan makanan
metabolisme 2. Berat badan membaik - Monitor berat badan
3. Indeks massa tubuh - Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
(IMT)membaik Terapeutik
4. Frekuensi makan - Berikan medikasi sebelum makan misal
membaik pereda nyeri
5. Nafsu makan membaik - Berikan suplemen makanan, jika perlu
6. Membran mukosa
membaik
7. Serum albumin
meningkat
5. Gangguan Integritas Setelah diberikan asuhan Perawatan Integritas Observasi
Kulit b.d perubahan keperawatan selama 3x24 Kulit - Identifikasi penyebab gangguan integritas
sirkulasi, jam diharapkan integritas kulit (mis, perubahan sirkulasi, perubahan
kekurangan/kelebihan kulit dan jaringan status nutrisi)
volume cairan,efek meningkat dengan kriteria Terapeutik
samping terapi hasil : - Gunakan produk berbahan petrolium atau
radiasi,perubahan 1. Kerusakan lapisan kulit minyak pada kulit kering
status nutrisi menurun - Gunakan produk berbahan ringan/alami dan
(kelebihan/kekurangan 2. Elastisitas meningkat hipoalergik pada kulit sensitif
) 3. Kerusakan jaringan - Hindari produk berbahan dasar alkohol pada
menurun kulit kering
Edukasi
- Anjurkan menggunakan pelembabb (mis,
lotion,serum)
- Anjurkan minum air yang cukup
- Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
- Anjurkan meningkatkan asupan buah dan
sayur
- Anjurkan mandi dan menggunakan sabun
secukupnya
6. Risiko Penurunan Setelah diberikan asuhan Perawatan Jantung Observasi
Curah Jantung d.d keperawatan selama 3x24 - Identifikasi tanda/gejala primer penurunan
faktor resiko jam diharapkan curah curah jantung
perubahan afterload, jantung meningkat dengan - Identifikasi tanda/gejala sekunder penurunan
perubahan preload kriteria hasil : curah jantung
1. Kekuatan nadi perifer - Monitor tekanan darah
meningkat - Monitor intake dan output
2. Bradikardia menurun - Monitor berat badan setiap hari pada waktu
3. Takikardia menurun yang sama
4. Lelah menurun - Monitor saturasi oksigen
5. Edema menurun - Monitor nilai laboratorium jantung
6. Distensi vena jugularis - Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi
menurun sebelum dan sesduah aktivitas
7. Dispnea menurun Terapeutik
8. Oliguria menurun - Berikan diet jantung yang sesuai
9. Pucat/sianosis menurun - Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi
10. Tekanan darah stres
membaik - Fasilitasi pasien dan keluarga untuk
modifikasi gaya hidup sehat
- Berikan dukungan emosional dan spiritual
Edukasi
- Ajarkan pasien dan keluarga mengukur berat
badan harian
- Anjurkan pasien dan keluarga untuk
mengukur intake dan output cairan harian
- Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleran
- Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian oksigen untuk
mempertahankan saturasi oksigen >94%
- Kolaborasi pemberian antiaritmia
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. (2012). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Ed. 8. EGC:Jakarta
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnostik,
Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
PPNI (2016). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
PPNI (2016). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
Nurarif. A. H dan Kusuma. H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis dan Nanda Nic-Noc, Edisi Revisi
https://ukh.ac.id/images/file/39.pdf

Anda mungkin juga menyukai